Semua Bab BERONDONG: Bab 41 - Bab 50

61 Bab

41

"Tajir juga cowok lo" sindir Elang ketika Maya berjalan melewatinya. Elang yang sedang mencuci mobilnya, lebih tepatnya hanya membersihkan dari debu-debu yang menempel saja. Karena biasanya Elang mencuci mobilnya di car wash supaya bersih mengkilap seperti baru.Maya baru saja tiba diantarkan oleh seorang lelaki menggunakan mobil hitam yang entah merek apa."Kenapa? Cemburu?" ketus Maya."Idih, ngapain cemburu. Mobil gue banyak noh digarasi" sombong Elang dengan penuh percaya diri.Maya melengos tidak menjawab ucapan Elang."Mau makan apa buat nanti malem?" teriak Maya dari dalam rumah."Gak usah masak!" jawab Elang dengan teriakan juga.Elang berniat untuk mengajak Maya makan diluar. Sudah lama Elang tidak makan-makanan siap saji direstoran. Sekaligus menghilangkan penat dikepalanya."Mas Elang, musiknya kecilin toh, udah sore. M
Baca selengkapnya

42

"Dengerin gue dulu May!" teriak Elang agar Maya mau mengehentikan langkahnya.Setelah turun dari mobil, Maya langsung berjalan cepat menuju kamarnya. Bunyi hentakan langkah kaki yang sedang menaiki tangga sangat menggema diruangan berlantai dua tersebut.Elang tidak menyerah begitu saja. Elang menyusul Maya menaiki tangga dengan berlari."Lo sebenernya pengen apa si dari gue?!" tanya Maya dengan penuh emosi.Maya berdiri dipijakan tangga terakhir memandang Elang yang berada dipijakan tangga yang tidak jauh darinya. Dadanya kembang kempis menahan lelah dan emosi yang tercampur."Tega lo ya, boongin gue!!" kedua mata Maya berkaca-kaca. Maya sangat kecewa atas perbuatan Elang kepada dirinya."May, tenangin diri lo dulu. Gue bisa jelasin" Elang memegang kedua bahu Maya. Manik mata Maya menatap Elang dengan nyalang. Berbanding terbalik dengan tatapan Elang yang penuh rasa bersa
Baca selengkapnya

43

Jika siswa normal biasanya berangkat menuju sekolah pukul 06.00 atau paling lambat pukul 06.30. Berbeda sekali dengan Roney dan Elang, pukul 07.00 baru selesai memakai baju. Belum lagi aktivitas nangkring di kaca  lalu sarapan. Membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Tidak jarang mereka berdua berangkat ke sekolah pukul 08.00 kurang.Seperti sekarang ini, Elang sedang memukul-mukulkan kaos kakinya ke lantai untuk menghilangkan debu. Sembari menunggu Roney yang sedang membuang hajatnya. Aktivitas Roney yang satu ini, tidak membutuhkan waktu sedikit. Kisaran 15 menit sampai 30 menit, Roney baru keluar dari persemediannya.Dipandanginya kaos kaki abu-abu yang sudah bolong dibagian kelingking dan berwarna coklat dibagian telapak kakinya. Elang meringis iba. Bukan karena Elang tak punya uang. Namun, Elang tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Selagi masih bisa dipakai, okelah. Lagipula tidak akan ada yang tahu bahwa kaos ka
Baca selengkapnya

44

"Kok elo tiap hari disini sih?" Rere menyesap rokoknya sembari melihat Maya yang sedang tiduran di sofa lepek. Matanya di tempeli timun yang sudah lumayan peot. Maya menemukannya di dalam kulkas. Sayang kalau ditimunin.Maksudnya dianggurin.Rere baru saja tiba dikontrakannya, lebih tepatnya kontrakan Maya. Karena yang setiap bulan membayarnya tetaplah Maya. Walaupun Maya jarang sekali unjuk hidung dikontrakannya tersebut."Gue hampir tiap sore kesini. Pas lo gak ada"Rere tidak membantahnya. Karena Rere pun menyadari kalau Maya sering mengunjungi kontrakan yang tiap hari ditempatinya. Terbukti, di saat malam hari ataupun pagi hari, keadaannya sudah berubah menjadi rapih. Semua pakaian kotor Rere pun Maya urus.Tapi, laundry. Rere hanya menikmati kehidupannya saja. Kerja, kerja, kerja dengan uang yang tidak seberapa. Bahkan untuk menyewa rumah saja
Baca selengkapnya

45

Rere mengetuk-ngetukkan kukunya yang panjang ke meja. Ia gelisah sekaligus tidak sabar menunggu kedatangan Elang. Rere mengajak Elang untuk menemuinya di Indoapril dekat sekolahnya Elang. Karena mau ketemuan di cafe pun percuma, tidak ada cafe yang buka di pagi hari."Ehhh..." Rere terkejut karena bunyi derit kursi yang di tarik. Ternyata pujaan hatinya."Gapapa kan kamu bolos, yang?" tanya Rere saat melihat Elang menggunakan celana abu-abunya. Baju sekolahnya ditutupi oleh jaket levis-nya."Udah biasa" jawab Elang singkat.Elang mengamati penampilan Rere yang sedikit berantakan. Tidak seperti biasanya yang selalu tampil bermake up. Pagi ini terlihat lebih pucat."Kamu abis darimana Re?" tanya Elang yang membuat Rere terkesiap.Rere baru sadar bahwa dia berpenampilan acak-acakan. Sungguh, Rere merutuki dirinya sendiri karena kebodohannya
Baca selengkapnya

46

"Gak masuk aja, Tor?" tawar Maya pada Riantoro a.k.a Toro yang sedang duduk di kursi bambu depan kontrakan."Ngga usah Tan, gue disini aja" tolak Toro dengan halus."Kalo masuk ke--yang lain mah, hehe" jeda Toro diakhiri cengiran naughty-nya."Gue mau" lanjut Toro diakhiri jilatan sensual dibibirnya.Maya menggerling sebal. Semua pria sama saja. Kalau gak buaya, ya... otaknya hanya berisi tentang selangkangan wanita.Maya dan Toro baru saja pulang dari puskesmas. Luka di lengan Maya terusik kembali. Sehingga, mau tak mau Maya harus menjahit kembali lukanya ke tukang jahit yang merangkap jadi kang suntik juga.Maya tidak bisa melakukannya sendiri. Jadi, dia meminta bantuan Toro untuk mengantarkannya ke Puskesmas yang paling jauh. Karena yang dekat tidak ada."Issh, otak lo... " Maya melengos masuk ke kontrakan meninggalkan Toro.Wa
Baca selengkapnya

47

Maya berjalan sambil tertawa dengan Toro. Mereka memasuki cafe Brazillian untuk menemui Elang. Tanpa sengaja Maya melihat Elang sedang menatap mereka dari kejauhan, membuat Maya berbisik pada Toro."Lo duduk di meja sebelah aja ya" titah Maya.Toro mengacungkan jempolnya "Oke Tan!"Maya menghirup udara disekitarnya dengan rakus. Jantungnya kini berdebar tidak karuan saat Elang terus menatapnya.Kanget bat gue ma dia woy!"Ada apa?" tanya Maya bersamaan dengan pantatnya yang mendarat di kursi.Elang yang berada dihadapannya tidak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari Maya. Itu membuat Maya sangat gugup. Namun, Maya mencoba mengontrolnya."Leher lo kenapa?" Elang menyipitkan matanya saat melihat leher Maya yang melepuh."Ohh,. Ini.." Maya langsung menutupi lehernya dengan telapak tangannya."Tan
Baca selengkapnya

48

Kau rindukuJiwaku indah memanggil dirimuMataku terbangun untuk menantiMenantimuJangan pernah kau ragukan cinta yang sesungguhnyaItu bisa menghancurkan semuaBukan begitu Aku sungguh masih sayang padamuJangan sampai kau meninggalkan akuBegitu sangat berharga dirimuBagikuDan kupastikan saja dihatimuKan kukorbankan semuanya untukmuSungguh kuberharap kaupun begituPadakuđŸŽ¶ đŸŽ¶"Ngena banget ya menn" Elang menghentikan petikan gitarnya.Roney yang sedang sibuk menggambar bangunan pun hanya melirik sekilas. Nadya yang berada disamping Roney juga terkesan tidak peduli dengan alunan gitar yang baru saja dimainkan Elang.
Baca selengkapnya

49

"Re, kamu dimana?" Elang bertanya pada kekasihnya sambil mengendarai mobil Honda Jazz putihnya.Oh, Elang tidak berbicara dengan Rere secara langsung. Tidak ada Rere di dalam mobilnya. Hanya sambungan telepon yang menghubungkan mereka berdua.Tidak mungkin juga Elang menanyakan keberadaan Rere jika wanitanya ada disampingnya. Ada-ada saja."Hai, sayang. Tumben pagi-pagi udah nanyain aku aja" ucap Rere terdengar serak.Elang menebak pasti Rere baru bangun tidur."Kamu baru bangun?"Rere mengangguk tidak sadar dari seberang sambil menguap "Iya yang. Tenggorokanku juga lagi gak enak. Kayanya mau batuk deh" "Aku otewe kesitu Re. Jangan kemana-mana ya. Gak kerja kan?"Tidak sulit bagi Elang untuk mengendalikan setir mobil dengan satu tangan. Menyetir sambil menyantap bakwan, tahu pocong, tahu isi, pisang gor
Baca selengkapnya

50

"Re, bajunya pake" Rere pura-pura tuli. Ia dengan santai memakan ayam goreng berbalut tepung tanpa tergubris dengan ucapan Elang yang sejak tadi menyuruhnya tanpa henti. "Enak banget yang. Kamu mau aku suapin. Sini aaaaaa..." Rere sudah menyiapkan nasi dan ayam siap menyuapkannya pada Elang. Lagi-lagi Elang teringat dengan keromantisan mahluk berinisial Roney dan Nadya yang pernah melakukan adegan suap menyuap.Namun Elang tidak tergoda sama sekali untuk mengikuti jejak romantisnya master Roney. Walaupun wanitanya sepertinya akan lebih romantis. "Melorot nanti handuk kamu" ucap Elang sambil memakan nasi bagiannya. "Gapapa dong yang. Cuma ada kamu doang inih" Rere menjilati crispy  yang menempel dijari-jarinya. "By the way, aku masih ngambek loh ya" Rere memicing kesal pada Elang. Walaupun Elang disambut baik namun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status