Bianca tidak tahu mengapa langkah kakinya bisa berhenti di sini. Ujung sepatu pantofel setinggi empat sentinya beradu dengan lantai ubin menciptakan suara yang menggema dalam bangunan sepi dan kotor itu. Keringat dingin mengalir hingga tungkai kakinya yang kini bergetar.Cukup merasa takut, namun mencoba menegarkan hatinya yang mulai goyah untuk berlari kembali ke mobilnya.Bianca meninggalkan mobil kantornya di luar, cukup jauh dari tempatnya sekarang. Ia melakukannya bukan tanpa alasan. Eric-lah yang memberikan perintah itu, dan Bianca tidak bisa mengingkari karena nyawa Maudy bergantung pada dirinya.Awal mula, Eric memang memberinya pilihan. Namun setelah pria itu mengirim alamat yang harus Bianca datangi, membuat Bianca tidak memiliki pilihan lain selain datang sendiri tanpa memberitahu Morgan, Pak Anwar, ataupun polisi yang paling bisa melindunginya. Ya, karena selain alamat, Eric juga mengirimkan sebuah foto yang langsung membuat Bianca sesak melihatnya.
Baca selengkapnya