Beranda / Romansa / Terjerat Gadis Manja / Tidak Tenang Dalam Sekapan

Share

Tidak Tenang Dalam Sekapan

Penulis: R U M B L E
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Drrt drrt …

Morgan tersentak dari lamunan saat tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia menegakkan tubuhnya sebelum menerima panggilan yang berasal dari anak buahnya itu.

“Halo, ada apa?”

“Saya hanya ingin memberi informasi, Bos. Nona Bianca baru saja pergi menggunakan mobil kantor dengan tergesa-gesa.”

“Pergi? Kalian tidak membuntutinya?” Morgan merasakan detak jantungnya berpacu dengan cepat. Firasat buruk kembali menggelayuti dadanya hingga membuatnya sedikit sesak. Ia tahu ada hal yang disembunyikan Bianca, tapi bodohnya Morgan tidak berusaha mencari tahu. Dan bukan tidak mungkin jika firasat buruk Morgan disebabkan karena ada sesuatu yang akan terjadi pada Bianca.

“Kami sudah membuntuti Nona Bianca, tapi …”

“Tapi?”

“Tapi kami kehilangan jejak. Jalanan terlalu ramai karena telah memasuki waktu makan siang. Kami sekarang sedang berusaha mengejar mobil nona Bian

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Gadis Manja   Video Penyulut Emosi

    Tak diduga, tiba-tiba Morgan berdiri, lalu menyambar kunci mobil di atas meja kaca dan membuat Reynald dan Vyan terkejut.“Lo mau kemana?” tanya Reynald. Meski tanpa bertanya-pun, Reynald dan Vyan sudah tahu apa yang akan dilakukan Morgan dengan kunci mobilnya.“Jangan gegabah, Morgan. Lo nggak boleh menyetir dengan keadaan yang-”“LALU APA GUE HARUS DUDUK DIAM di sini SEMENTARA GUE NGGAK TAU APA YANG DILAKUKAN SI KURANG AJAR ITU KE BIANCA?!”Ucapan Vyan langsung terpotong oleh teriakan Morgan yang penuh emosi. Sudah cukup lama Morgan menahan diri untuk tidak tersulut namun berakhir gagal. Ia tidak menemukan cara yang tepat untuk menenangkan hatinya sementara pikiran mengenai keselamatan Bianca terus terbayang di otaknya.“Elo-” Vyan, yang memiliki tingkat temperamen tinggi seperti Morgan, berniat untuk membalas teriakan Morgan dengan emosi yang tercetak jelas di wajahnya yang memerah. Sedetik sebelum

  • Terjerat Gadis Manja   Secercah Harapan Untuk Baby

    Reynald memelankan laju mobilnya saat mobil di depannya berhenti di tepi laut. Ia tidak berniat keluar dari mobil, meskipun ia melihat dari temaram lampu, Morgan keluar dari mobilnya dengan wajah dan pakaian sama-sama kusut. Ia membiarkan Morgan dengan dunianya sendiri, sibuk dengan ponsel ataupun putus asa yang menguasainya hingga ia berulang kali berteriak.Bukannya Reynald tidak perduli. Lebih tepatnya, Reynald tidak ingin mengganggu Morgan. Mungkin dengan bertindak seperti itu, Morgan mampu menumpahkan emosinya dan bisa lebih tenang.Sudah nyaris satu jam, namun tidak ada petunjuk yang berarti. Tidak untuk anak buah Morgan, ataupun Morgan sendiri yang mengemudikan mobilnya di seluruh penjuru kota. Tapi nihil. Eric dan Candra sangat rapi menyimpan Bianca dan mungkin Maudy di suatu tempat yang tidak terendus. Dan juga, nomor ponselnya yang tidak terdaftar sangat sulit untuk di lacak.Pengamatan Reynald terhadap Morgan harus berakhir tatkala ponselnya berdering

  • Terjerat Gadis Manja   Empat Kata Ungkapan Cinta

    Ketakutan kembali menyergap dada Bianca. Hal yang jauh lebih menakutkan daripada terkurung di ruangan gelap selama beberapa jam adalah ketakutan bahwa Morgan kembali tidak memedulikannya, mengabaikannya, dan mungkin berniat meninggalkannya.Hal yang membuat Bianca mendapat setitik kekuatan untuk berdiri di atas tungkai kakinya yang masih bergetar dan lemah, mencoba berdiri dan menggapai punggung Morgan yang sudah berlalu.“K-kak Morgan ... Morgan ...”Pria itu hilang tertelan pintu, bersamaan dengan suara Bianca yang tercekat di tenggorokannya.Bahkan Morgan tidak berbalik meskipun Bianca yakin suaranya cukup terdengar di telinga Morgan.Detik itu pula, Bianca kembali terjatuh. Rasa sakit di perutnya kembali menyiksa, menjadikan kesakitan Bianca bertambah ribuan kali lipat. Kesakitan yang melibatkan fisik dan hatinya. “Akh ...”“Bianca!”***“Ini gawat, Ayah!”“Apa ya

  • Terjerat Gadis Manja   Lawan Walau Sakit

    Saat Bianca sibuk dengan tangisannya di dalam, maka tidak jauh berbeda dengan Morgan yang baru saja menutup pintu. Langkah kaki pria itu terasa berat, ia mengacak rambutnya hingga berantakan dan mengerang tertahan.Morgan terlalu kecewa, namun ia tidak memiliki ide bagaimana caranya agar ia bisa menghilangkan rasa kecewa itu.Padahal di sisi lain, Morgan juga amat khawatir oleh keadaan Bianca.“Apa Kak Bianca masih belum sadar?” –bahkan pertanyaan Adian tidak ia hiraukan. Morgan terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.Adian memang memutuskan untuk tidak menengok Bianca sebelum Kakak-nya itu terbangun. Adian tidak ingin mengganggu ketenangan Bianca, karena ia sudah hafal jika Kakak-nya itu akan terus gelisah jika berada di Rumah Sakit.Dan ia-pun tidak sakit hati oleh sikap Morgan yang mengabaikannya. Sejak awal Adian sudah memaklumi kakak iparnya itu pasti sangat terpukul, jauh lebih banyak daripada yang Adian rasakan.Jik

  • Terjerat Gadis Manja   Selamat Tinggal, Bianca

    Vyan pernah merasakannya. Merasakan dirinya tidak dipercayai oleh gadis yang ia cintai. Merasakan dirinya seolah tidak berguna dan tidak tampak di mata gadis itu.Karenina. Tidak perlu dijelaskan betapa tertutupnya Karen atas semua masalahnya, tanpa membiarkan Vyan menengok ataupun mengulurkan tangan untuk membantu sedikitpun. Gadis itu terlampau tegar, meski kenyataannya ia tidak lebih dari gadis lemah yang berpura-pura tegar.Dan apa yang dihadapi Morgan saat ini, sangat mirip dengan apa yang Vyan hadapi beberapa waktu yang lalu.Sama-sama sakit hati, sama-sama emosi, dan sama-sama menutup diri dengan kabut kekecewaan.Tapi Vyan berharap, Morgan tidak menyesal seperti yang ia rasakan tadi pagi. Melihat Karen-nya menderita telah mengubah kekecewaan Vyan menjadi abu. Terbakar habis dan digantikan oleh perasaan sesal yang teramat karena telah membiarkan orang yang ia cintai menderita sendirian.Dan Vyan tidak ingin kekecewaan

  • Terjerat Gadis Manja   Karenina dan Bianca

    Bianca ...Morgan berbalik. Dan detik berikutnya ia merasakan pasokan udaranya menipis dan dadanya sakit bukan main.Bianca berjongkok di sudut ruangan, memeluk dirinya sendiri, dengan pakaian rumah sakit yang dipenuhi bercak darah. Matanya basah, dan Morgan mampu melihat aliran deras cairan bening di mata rusa itu.“Bianca ...” panggil Morgan lirih. Melangkah mendekati istrinya lalu berlutut. Menyamakan tingginya dengan gadis yang kini menatap dirinya. Sejenis tatapan yang membuat dada Morgan diremas dengan kuat.Tatapan sendu bercampur takut. Membuat Morgan tidak berpikir panjang untuk maju, menarik gadis itu ke pelukannya hingga tenggelam di dadanya.Dan tangisan Bianca tumpah tak terkendali. Bahunya terguncang cukup keras, tubuhnya yang gemetar mampu dirasakan oleh lengan Morgan yang melingkari tubuhnya. Bianca meremas ujung kemeja Morgan, sebuah isyarat agar Morgan tidak lagi meninggalkannya seperti beberapa jam yang lalu.

  • Terjerat Gadis Manja   Cahaya Putih Misterius

    [Still FLASHBACK ...]Karen merintih kesakitan dan Bianca memekik shock. Darah segar mulai mengalir, membasahi bagian depan blouse biru muda yang dikenakan Karen, menimbulkan aroma anyir yang menyengat.“Karen! Sadarlah!”Karen ambruk dan Bianca dengan sigap membawa Wanita itu ke pangkuannya. Tangisan Bianca pecah melihat Karen meringis menahan sakit, bulir-bulir keringat di dahinya dan bibirnya yang mulai memucat. Tangannya gemetar menggenggam tangan Karen yang berlumuran darah, mencoba menguatkan Wanita itu dengan pikiran kacau tak tentu arah.Sementara itu, Eric berdecak sebal. “Lagi-lagi lo ngancurin rencana gue, Karenina!” geramnya yang mampu di dengar Bianca namun Wanita itu sama sekali tak perduli.Dan Eric lalu berlari keluar untuk kabur menyelamatkan diri sebelum seseorang menyadari teriakan Karen.Bianca terisak semakin parah. Ia ingin berteriak meminta tolong, namun suaranya hilang entah kemana. Kepalanya m

  • Terjerat Gadis Manja   Percobaan Pembunuhan

    Sejak awal, Vyan selalu mensugesti dirinya untuk menerima apa pun risiko yang harus ia terima setelah mendapatkan Karenina dalam dekapannya.Ia tahu, dan bahkan hafal di luar kepala, jika Karenina bukanlah sosok perempuan remaja kebanyakan yang menghabiskan waktu untuk bergossip, bersolek, merawat diri di salon, ataupun bersikap manja kepada pasangannya.Tapi, mungkin itu pula yang membuat Vyan bertekuk lutut pada sosok gadis bernama Karen itu. Vyan terlanjur terpesona dengan kepribadian Karen, dan mungkin juga kekurangan gadis itu.Tidak ada satu hal-pun yang tidak membuat Vyan terpesona dari diri Karenina. Hanya saja, Vyan juga tidak menampik jika ia merasa kesal ketika Karen selalu mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.Jujur saja, Vyan merasa marah. Marah untuk siapa? Vyan-pun tidak tahu. Ia hanya tidak suka melihat Karen menderita karena pengorbanannya.“Janji kalo ini terakhir kalinya.” Sisa-sisa amarah

Bab terbaru

  • Terjerat Gadis Manja   PELET LIDAH

    “Kami hanya makan siang. Astaga! Kau bahkan bisa menghabiskan waktu semalaman dengan adikku. Bertemu dia sepanjang pagi, sedangkan aku hanya bertemu saat makan siang. Come on, gorila,” sahut Gregory mulai ngedumel juga.Jawaban yang diterima Gregory hanya Ethan yang memeletkan lidahnya pada pria itu. Ethan lalu membawa Megan pergi begitu saja dan meninggalkan Gregory bersama para tamu undangan yang tidak menyadari kepergian yang punya acara ulang tahun. Gregory terpaksa menjadi tuan rumah pengganti untuk sementara sampai semua tamu itu pamit undur diri dengan sederet pesan untuk Ethan.“Kenapa aku merasa sedang jadi asisten pribadi gorila itu ya?” keluh Gregory pada Alex, setelah kesekian kalinya dia menerima titipan ucapan selamat ulang tahun dari para tamu yang berpamitan pulang.“Tuan, Yuna mendekat kesini,” bisik Alex cepat saat melihat Yuna berdiri di antara para tamu undangan yang akan berpamitan pada Gregory.“Hmm,” sahut Gregory lalu melanjutkan perannya melepas kepergian para

  • Terjerat Gadis Manja   Derita Sang Jomblo

    “Berjanjilah ini terakhir kalinya kalian melibatkan diri dalam situasi yang berbahaya seperti kemarin.”Maudy meremas lembut kedua telapak tangan dalam genggamannya. Sangat bersyukur mengetahui dirinya masih mampu menatap pemilik telapak tangan itu tanpa harus kehilangan salah satunya. “Tante percaya, Morgan ataupun Vyan, mereka pasti bisa memperbaiki kehancuran karena si keparat itu.”Bianca mengangguk. Ia mengusap pipinya yang basah. Di otaknya terlintas sosok Morgan yang tengah tersenyum menenangkan kepadanya. “Aku-pun percaya. Sangat percaya. Kita harus memperbaiki hidup kita setelah ini.”“Ya, itu benar.” Karen menanggapi. “Setelah itu aku akan hidup tanpa bayang-bayang Pak Candra. Bahkan aku nggak sudi panggil dia ayah.”“Ibu juga akan mengurus surat cerai secepatnya.”Bianca dan Karen sontak saling berpandangan dan terkejut. Keterkejutan mereka tentu beralasan kare

  • Terjerat Gadis Manja   Dua Bogem Saja Tidak Cukup

    “T-tante Maudy ...”Suara itu terdengar, bersamaan dengan pintu yang terbuka dan memperlihatkan tiga orang di sana. Sementara itu, Maudy dan Vyan yang terkejut, lantas terpaku pada seseorang yang duduk di atas kursi roda, mengenakan baju rumah sakit yang sama seperti milik Maudy dan dengan mata berkaca-kaca.“B-Bianca ...”(Flashback)“Bolehkah aku mengunjungi Karen bersama Kak Nesha? Aku harus tau keadaan sepupuku.”Morgan sempat terkejut sebelum mengembalikan ekspresi datarnya. “Tapi.”“Maaf Bi, sepertinya belum bisa sekarang Karen perlu perawatan intensif untuklukanya dan ia belum diperbolehkan untukbanyak berbicara terlebih dahulu. Mungkin kamu bisa menemuinya besok atau lusa,” ujar Reynald menginterupsi.“Reynald benar, Bi.” Nesha menambahkan setelah ia melihat raut kecewa Bianca. Ia sangat paham dengan kekhawatiran Bianca, namun seperti yang Reynald ka

  • Terjerat Gadis Manja   Rasa Disekap

    Morgan berjongkok, meraih rahang Candra dengan ujung jarinya. Candra sama sekali tidak melawan karena tengah berperang melawan rasa sakit, namun matanya menyiratkan kebencian yang hanya dibalas Morgan dengan kekehan.“Gimana rasanya disekap dalam ruangan kotor ini? Dengan tangan terikat dan ancaman di depan mata lo, hm?” tanya Morgan, mempertahankan nada rendah dalam suaranya. Terdengar menusuk dan cukup membuat Candra kehilangan sedikit demi sedikit keberaniannya.“C-cukup menyenangkan. A apa kau ingin balas dendam atas istrimu? Cih!” Tapi rupanya Candra tidak ingin terlihat lemah. Ia masih sempat memberikan decihan, sementara Morgan mulai dikuasai emosi.Sial! Kalau saja Morgan tidak ingat jika dirinya tidak boleh menjadi pembunuh mungkin Morgan akan melenyapkan nyawa pria itu dengan tangannya sendiri. Berani beraninya ia membicarakan Bianca di depan Morgan!“Sepuluh kali lipat.” Morgan mencengkeram rahang Candra deng

  • Terjerat Gadis Manja   Berperan Layaknya Tokoh Antagonis

    “Apa yang mereka omongin? Kayaknya super penting,” gumam Nesha yang mampu didengar oleh Bianca. Bedanya, Bianca sama sekali tidak ambil pusing dengan urusan dua pria itu.“Aku juga nggak tau, Kak ...”“Ah ya, Bi, gimana Karen? Aku dengar dia terluka.”Detik berikutnya, Bianca harus kembali murung, mengingat ia belum bertemu Karen kembali setelah insiden penyerangan tadi malam. Dan jujur saja, Bianca ingin menemui Karen, memastikan gadis itu baik-baik saja dan mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikannya.“Aku ... aku belum ketemu sama dia kak Morgan yang ngelarang, katanya aku harus memulihkan kondisiku dulu dan nggak perlu cemas karena Karen sudah berhasil di operasi. Tapi ... tapi tetap saja. Aku merasa bersalah udah bikin dia terluka.”“Aku setuju tentang Morgan yang ngelarang kamu.” Nesha duduk di sisi Bianca, meraih tangan kanan Bianca yang terbebas dari selang infuse dan me

  • Terjerat Gadis Manja   Bicara Sebagai Sesama Wanita

    “K-kamu … kamu menyembunyikannya dariku?”Bianca menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Sungguh, ia tidak bermaksud menyembunyikan kehamilannya dari Morgan. Ia ingin memberitahu Morgan, namun waktu masih belum mengizinkannya. Toh Bianca tidak memiliki satu alasanpun mengapa ia harus menyembunyikan calon buah hati mereka.“T-tidak … A-aku nggak m-menyembunyikannya … a-aku … t-tadi malam mau b-bilang-”Semuanya berjalan terlalu cepat. Bianca yang berusaha menjelaskan semuanya, lalu Morgan yang tiba-tiba mendekati Bianca dan membawa gadis itu dalam pelukan eratnya. Bianca kehilangan kemampuan bicara, tubuhnya menegang dan matanya mengerjab bingung. Semakin bingung ketika ia mendengar isakan dari samping telinganya.Apa Morgan menangis?Tangan Bianca mengambang di udara. Ia ingin membalas pelukan Morgan, tapi Morgan tiba-tiba melepas pelukannya. Membuat wajah sembabnya terlih

  • Terjerat Gadis Manja   Mual Mengidam Manja

    “A-aku ... -Ugh!” Morgan semakin bingung ketika Bianca tidak berucap dan justru menutup mulutnya dengan telapak tangan. Gadis itu tampak gelisah tanpa bisa Morgan ketahui penyebabnya.“Hey ada apa? Jangan bikin aku takut-”“Toilet!” Bianca kembali menutup mulutnya setelah menyerukan satu kata yang membuat kernyitan muncul di dahi Morgan.“A-apa?” tanya Morgan. Otaknya penuh dengan tanda tanya besar, terlebih melihat Bianca yang tiba-tiba turun dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi sambil membawa stand infuse-nya.Morgan terdiam bengong. Beberapa detik kemudian, ia tersentak saat mendengar suara muntah dari toilet di ujung ruangan. Morgan lantas menghampiri Bianca yang berjongkok di depan closet seraya memuntahkan isi perutnya.“Bianca,” Bianca menoleh mendengar panggilan Morgan. Wajah pucatnya terlihat jelas oleh Morgan yang langsung menghampiri Bianca dan memijat pelan tengk

  • Terjerat Gadis Manja   Percobaan Pembunuhan

    Sejak awal, Vyan selalu mensugesti dirinya untuk menerima apa pun risiko yang harus ia terima setelah mendapatkan Karenina dalam dekapannya.Ia tahu, dan bahkan hafal di luar kepala, jika Karenina bukanlah sosok perempuan remaja kebanyakan yang menghabiskan waktu untuk bergossip, bersolek, merawat diri di salon, ataupun bersikap manja kepada pasangannya.Tapi, mungkin itu pula yang membuat Vyan bertekuk lutut pada sosok gadis bernama Karen itu. Vyan terlanjur terpesona dengan kepribadian Karen, dan mungkin juga kekurangan gadis itu.Tidak ada satu hal-pun yang tidak membuat Vyan terpesona dari diri Karenina. Hanya saja, Vyan juga tidak menampik jika ia merasa kesal ketika Karen selalu mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.Jujur saja, Vyan merasa marah. Marah untuk siapa? Vyan-pun tidak tahu. Ia hanya tidak suka melihat Karen menderita karena pengorbanannya.“Janji kalo ini terakhir kalinya.” Sisa-sisa amarah

  • Terjerat Gadis Manja   Cahaya Putih Misterius

    [Still FLASHBACK ...]Karen merintih kesakitan dan Bianca memekik shock. Darah segar mulai mengalir, membasahi bagian depan blouse biru muda yang dikenakan Karen, menimbulkan aroma anyir yang menyengat.“Karen! Sadarlah!”Karen ambruk dan Bianca dengan sigap membawa Wanita itu ke pangkuannya. Tangisan Bianca pecah melihat Karen meringis menahan sakit, bulir-bulir keringat di dahinya dan bibirnya yang mulai memucat. Tangannya gemetar menggenggam tangan Karen yang berlumuran darah, mencoba menguatkan Wanita itu dengan pikiran kacau tak tentu arah.Sementara itu, Eric berdecak sebal. “Lagi-lagi lo ngancurin rencana gue, Karenina!” geramnya yang mampu di dengar Bianca namun Wanita itu sama sekali tak perduli.Dan Eric lalu berlari keluar untuk kabur menyelamatkan diri sebelum seseorang menyadari teriakan Karen.Bianca terisak semakin parah. Ia ingin berteriak meminta tolong, namun suaranya hilang entah kemana. Kepalanya m

DMCA.com Protection Status