Home / Urban / Sang Penguasa, Mr. Levon / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Sang Penguasa, Mr. Levon: Chapter 71 - Chapter 80

240 Chapters

Pria Bertopeng

Levon tersenyum licik saat melihat meja yang ditempati mereka masih tersisa satu kursi kosong. Levon menoleh pada Jack yang ada di sampingnya.“Jack! Bawakan segelas whisky nomor satu untukku. Di meja itu masih ada satu kursi yang kosong. Aku akan berpura-pura mabuk dan duduk di tempat itu. Kau juga harus berakting agar mereka percaya,” kata Levon dengan suara lirih.“Tuan tenang saja, itu keahlianku,” respon Jack. Lalu, ia berjalan memesan segelas whisky dengan dosis alkohol yang paling tinggi.Tak butuh waktu lama, Jack datang membawa segelas whisky dan menyodorkan pada Levon, “Ini, Tuan.”“Terima kasih, Jack.” Levon tidak meminum segelas whisky itu, melainkan hanya berkumur-kumur dan membuangnya kembali ke gelas.Jack mengembalikan gelas itu, lalu mengikuti Sang Tuan dari belakang. Levon mulai berakting dengan berjalan gontai ke arah meja dimana Rose berada. “Halo Tuan dan Nona,&
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

Memanfaatkan Kebodohan Levon

Rose yang tepat berada di samping Levon, mundur ke sisi meja lainnya karena ketakutan. Ketiga anak buahnya tanpa disuruh mendekat dan siap menghajar pria bertopeng. Rose dan Frankie tidak sadar bahwa pria bertopeng itu adalah Levon. Meskipun terlihat marah, Levon tetap menyamarkan suaranya dengan suara besar sedikit serak. Melihat ketiga orang suruhan Rose mendekat, tatapan mata Levon semakin menyala dengan menggertakkan giginya pada mereka. Namun, itu tak bertahan lama. Di detik berikutmya ia langsung menangis dan meracau kembali. “Aku akan bunuh anjingku karena mereka mengejekku.” Levon meracau dengan menangis sejadi-jadinya, membuat semua orang yang tadinya ketakutan, kini menertawakan Levon. Ketiga orang suruhan Rose pun juga menghentikan langkahnya dan tertawa lepas. Levon langsung duduk kembali dengan kepala ambruk di atas meja. “Dasar, pria gila,” kata Rose dengan senyuman sinis sambil duduk kembali di samping pria bertopeng. Le
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more

Kesepakatan Dengan Pria Bertopeng

Tiga puluh menit kemudian, Levon berpura-pura sudah sadar sepenuhnya. Ia mengangkat kepala dan merentangkan kedua tangannya. Levon juga berpura-pura terkejut, mendapati dirinya duduk di meja bersama dengan orang yang tidak dikenalnya. Ia mengedarkan pandangan ke setiap arah club malam, tidak melihat satu pun pengunjung selain mereka. “Maaf, Tuan, Nona. Pasti aku mabuk.” Levon berdiri dan hendak ingin pergi, tetapi Rose langsung memegang tangannya. “Tunggu, jangan keburu-buru. Duduklah,” pinta Rose dengan senyuman terbaiknya. “Ya, duduklah dulu anak muda,” sambung Frankie menerbitkan senyuman kepura-puraan. Levon menurut, ia duduk kembali dengan memasang wajah cemas, “Apakah aku berbuat masalah saat aku mabuk?” tanya Levon ragu-ragu. “Ow tidak-tidak!  Justru kami merasa kasihan dengan hidupmu. Kami sudah mendengar masalahmu. Jadi kami menyuruh pengunjung lainnya pulang hanya demi dirimu,” respon cepat Rose sambil mengusap tangan Le
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more

Terpaksa Membunuh

Pyaaarrrr, pyarrrr, pyaaarrrrr ... Ketiga peluru itu hanya mengenai botol minuman karena secepat kilat Levon menunduk dan berlindung di bawah kolong meja bartender. “Cepat, habisi dia!” titah Rose kepada ketiga anak buahnya sambil menggebrak meja. “Kau akan mati, Gerald!” teriak Rose menakut-nakuti Levon. Ketiga orang itu pun mendekati meja bartender. “Itu akibat jika kau menolak tawaran kami, Bodoh!” teriak Frankie dengan wajah begitu semringah. Dengan kecerdikannya, Levon merangkak menuju sudut meja bartender dan menerjang ke salah satu di antara mereka yang terdekat darinya. Dengan keahlian bela dirinya, Levon berhasil mengecoh satu orang dan mengambil pistol dari tangannya. Ia juga menempatkan orang itu di depan tubuhnya sebagai perlindungan. Dan benar saja, Saat kedua orang lainnya bersamaan menarik pelatuk pistol, peluru itu melesat sempurna di dada temannya. Tak mau membuang kesempatan, Levon memuntahkan peluru ke arah kedua orang itu d
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more

Rencana Pembunuhan Amelia

Ahhhh ....” Rose meraung saat pria bertopeng sudah pergi. Ia mengibas gelas yang ada di atas meja hingga berjatuhan ke lantai. “Sial, sial. Malam ini sungguh sial. Pria bertopeng itu sudah mengacaukan semuanya. Dia juga sudah membunuh Aron.”Sementara itu Frankie terengah dengan wajah memerah, giginya bergemelatuk menahan rasa sakit. Peluru yang masih menancap di lengannya menjalur ke seluruh tubuh. “Lupakan pria bertopeng itu sejenak, bawa aku ke rumah sakit.”Pemilik club malam ini juga meringis kesakitan, ia menyelonjorkan kakinya di lantai, “Aku juga tidak kuat menahan rasa sakit ini.”“Sebentar, Pa. Aku harus membereskan ini dulu. Malam ini kita terpaksa mengalah, kita tidak boleh melaporkan peristiwa pembunuhan ini kepada polisi. Pria bertopeng itu mempunyai rekaman cctv yang memperlihatkan kejahatan kita.” Rose begitu geram karena pertama kalinya ia kalah dengan seseorang. Lalu di detik berikutnya ia m
last updateLast Updated : 2021-10-24
Read more

Bukan Adegan Ranjang

Berita tentang peristiwa yang terjadi di pabrik perusahaan LEO Group menjadi trending topic di seluruh Negara. Banyak yang menunggu jawaban mengapa itu bisa terjadi? Apakah banyak para pengkhianat yang berkeliaran disana?  Hubert dan beberapa karyawan lainnya sedang di interogasi di ruangan khusus penjara. Dan pada akhirnya ada tiga orang yang mengakui kejahatannya. Mereka adalah petugas pengecekan karyawan pabrik sebelum masuk, petugas pengawas cctv, dan karyawan yang hendak menjalankan aksi memotong pipa kondensat. Ketika ditanya siapa yang menyuruh mereka? Jawabannya adalah mereka sendiri yang ingin menghancurkan pabrik yang berada di New York. Alasan dibalik itu, karena mereka tidak puas dengan jabatan yang sekarang. Berhubung sudah ada tiga orang sudah mengakui kejahatan, karyawan lainnya yang ditangkap dibebaskan sementara. Petugas kepolisian terus menyelidiki kasus ini sampai benar-benar ditemukan bukti yang akurat. ****Hari ini Le
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Sebuah Nasehat Untuk Levon

Mendengar jawaban dari Levon, membuat Amelia dan Pulisic terkejut.“Apakah kau tidak bercanda Leo? Sadarlah tujuan awalmu menikahi Rose. Kau Azmir Levon Leonardo, Sang Penguasa yang disegani seluruh dunia. Kau tidak mungkin terpengaruh oleh wanita iblis seperti Rose.” Amelia menggeleng-gelengkan kepala. Ia tak percaya Levon mengatakan itu. Apakah sepupunya itu sudah dikuasai Rose?Tapi itu tidak mungkin! Amelia menjawabnya sendiri dalam hatinya. Levon pasti bercanda dan mengerjai dirinya.“Kau orangnya tidak sabaran, Amelia.” Tatapan serius dari Levon berubah menjadi senyuman indah dan tatapan gemas pada Amelia. “Dengarkan dulu, baru mengocehlah.”“Aku takut saja kau telah ... ah lupakan saja. Aku akan mendengar penjelasanmu, katakanlah,” respon Amelia tidak sabar dan mempertahankan kontak mata drngan Levon.“Aku tidak ingin mereka tamat. Sebelum mereka tersiksa di dalam penjara, aku ingin membe
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Rose Menemui Amelia

Saat jam istirahat, Rose pergi ke ruangan Amelia.“Nona! Bisakah kita berbicara sebentar?” tanya Rose pada Amelia yang duduk di kursi kerjanya, sedangkan dirinya duduk di kursi depan meja kerja Amelia.“Ah tentu saja. Lagian ini sudah jam istirahat,” jawab Amelia sambil merapikan beberapa dokumen di atas meja kerjanya. “Ada apa, Rose? Tampaknya kau terlihat gelisah.”“Aku menganggapmu sahabatku. Aku ingin curhat mengenai masalah yang sedang kuhadapi,” ucap Rose menatap Amelia dengan tatapan sedih. Dari tatapannya, Rose sangat membutuhkan teman curhat dan bisa menceritakan semua masalahnya.Amelia memicingkan mata sebentar. Mungkin ini maksud dari Levon, Rose menemuinya untuk menjalankan rencana liciknya. Apa rencana licikmu, Rose? Batin Amelia bertanya-tanya.“Tentu aku adalah sahabatmu, apalagi kita sesama wanita,” respon Amelia mengulas senyuman di bibir. “Janganlah bersedih, Rose.
last updateLast Updated : 2021-10-26
Read more

Teror Sudah dimulai

Rose mempercepat langkah menuju ruangannya dengan tatapan kesal dan penuh kecurigaan pada Levon. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat sosok gagah yang berdiri di depan pintu ruangannya. Sosok itu tak lain adalah suaminya sendiri, Azmir Levon.Levon tersenyum menatap lembut pada Rose, tetapi Rose menatapnya bingung dan bagai mikir. Bagaimana mungkin Levon ada di depan ruangannya? “Hai, Sayang.” Levon membuyarkan lamunan Rose.Rose mendekati Levon dengan tatapan kesal, “Bagaimana kau berada disini, Lev? Aku mencarimu, dan saat kutanya pada karyawan lainnya kau tidak ada di kantor? Kemana kau pergi?” Rose memberondong pertanyaan pada Levon penuh selidik. “Aku? Aku sedang keluar menemui seseorang,” jawab Levon menunduk sambil menghela napas. Ia menampilkan wajah cemas. “Menemui seseorang? Siapa?” tanya Rose penuh penekanan karena Levon tampak terlihat tidak senang menemui seseorang
last updateLast Updated : 2021-10-27
Read more

Sebuah Hadiah

Levon mendaratkan tubuhnya di sofa ruangan CEO. Ia terus saja tertawa, membuat Amelia dan Pulisic bingung.“Apa yang membuatmu tertawa, Leo?” tanya Amelia yang berada di samping Levon. Amelia senang melihat sepupunya tertawa. Itu artinya Levon mendapat berita bagus atau sesuatu yang membuatnya tertawa.Saat Levon hendak menjawab, tiba-tiba ada ponsel di atas meja Ceo yang berdering. Levon tersenyum miring menoleh ke sumber suara, “Itu yang membuatku tertawa.”Levon memberi isyarat pada Pulisic agar mengambil ponsel itu, sedangkan Amelia semakin penasaran melihat seringai yang tampak pada wajah sepupunya.Pulisic memberikan ponsel itu pada Sang Tuan. Dan saat menatap layar ponsel, Levon meneyeringai, “Tebakanku benar, ini nomornya Rose!”Satu jam yang lalu saat Levon kembali dari mansion menuju kantor, ia berhenti di toko ponsel dan membeli sebuah ponsel beserta sim card. Lalu, ia mengirim pesan itu pada nomornya
last updateLast Updated : 2021-10-28
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status