Home / Romansa / My Fierce Secretary / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of My Fierce Secretary : Chapter 21 - Chapter 30

57 Chapters

BAB DUA SATU ~EXPLANATION

BAB DUA SATU Explanation Pagi hari yang cukup mengecewakan. Pagi-pagi sekali Alessia sudah bangun lebih awal. Perempuan itu bahkan sudah mandi dan rapi dengan setelan kantor yang membuatnya terlihat siap untuk pergi ke kantor. Masalahnya, begitu Alessia membuka pintu kamar. Ia dikejutkan dengan pernyataan Alby yang melarang ya untuk pergi bekerja. Alas aya pun sangat konyol, demi keselamatan katanya. Alessia memanyunkan bibir, pertanda kesal setelah dia susah payah mencoba membujuk Alby tetapi tetap tidak pria itu Indahkan. Oh, ayolah.. Dia Alessia Mikhayla. Hal semacam ini bukan hal baru untuknya. Pistol dan adegan ekstrim lainnya sudah menjadi mainan Alessia sejak lama, tapi, kenapa Alby justru mengaitkan hal itu sebagai ancaman? “Alby kau tidak bisa seenaknya melakukan ini padaku.” Lagi. Protesan Alessia tidak Alby dengarkan. “Kau tidak seharusnya terus membantahku, Ale. Aku yang bertanggung jawab atas dirimu mulai saat ini.” “Sekar
Read more

BAB DUA DUA ~Falling in love?

BAB DUA DUA ~Falling in love? Alessia mengepalkan kedua tangan sembari menutup matanya. Pernyataan-pernyataan yang Rey katakan sedikit mengusik pikiran Alessia. Apalagi, ketika Rey juga sudah mengetahui tentang sosok Elena. Wanita cantik yang pernah membuat Alessia kehilangan kendali melihat kedekatan antara dia dan Alby. Ya, Tuhan.. Kenapa semuanya semakin sulit? "Anda ingin langsung pulang, Ms?" Suara Edgar membuat Alessia membuka matanya. Melirik Edgar dari kaca spion sebelum mengalihkan pandangan keluar jendela. "Central Park." "Sorry?" Alessia berdeham tidak minat, "Aku tahu kau mendengarnya." Setelahnya Edgar memilih diam seraya membelokkan stir ke tempat tujuan yang Alessia sebutkan. Tak butuh waktu lama mobil mereka sampai di central Park. Alessia sendiri langsung berlalu turun tanpa menunggu Edgar mencari tem
Read more

BAB DUA TIGA ~Pleasant

BAB DUA TIGA  Pleasant "Aku kehilangan jejaknya." Arabella menaikkan satu alisnya, memberinya tatapan heran. "Menurutmu dia sudah tahu keberadaannya terlacak?" Keira menyesap honey milknya santai sembari mengedarkan pandangan ke arah Girls Knight. "Aku tidak tahu. Tapi ku rasa kemungkinan dia meminta bantuan lain untuk menghilangkan jejaknya." Ini ma berupa kemungkinan, karena sepengetahuannya, Vegan sulit menyembunyikan diri dari kadar pelacakannya. Terbukti ketika dia baru saja keluar dan Keira langsung menerima signal dirinya. "Bergabung dengan seseorang?" sahut Velove menebak. "Itu bisa saja terjadi. Masalahnya adalah kita tidak tahu apa yang mereka rencanakan. Targetnya pun sudah pasti bukan hanya Alessia, ini mencakup kita semua." "Hal itu sudah pasti. Tapi, apa malam penembakan itu kau melihat wajah mereka?" Sontak pertanyaan Velove membuat Alessia tersadar. Sejak tadi, pkirian Alessia sibuk berkelana. Perem
Read more

BAB DUA EMPAT ~Cinta? Bullshit!

BAB DUA EMPAT ~Cinta? Bullshit! Barcelona, Spanyol—Eropa | At 08:35 AM Alby mengusap sisi kepala Alessia untuk membangunkannya. Alih-alih terusik Alessia malah semakin merapatkan selimutnya, menikmati elusan halus di kepalanya. Alby tersenyum geli, merundukkan kepalanya dan berbisik tepat di samping telinga Alessia. "Bangun, Darling." Alessia tidak merasa terganggu sama sekali. Wanita itu hanya menguap sembari memutar badannya, membelakangi Alby. Alby menggeleng pelan, "Alessia.." "Lima menit, By. Aku masih mengantuk." gumam Alessia pelan. Melihat itu Alby memerhatikan Alessia lekat-lekat. Alessia memang ratunya tidur, tetapi Alby tidak pernah menyangka jika Alessia bisa semenyebalkan ini. Biasanya wanita itu akan terbangun ketika ruangannya terang, tapi untuk kali ini Alessia bahkan tidak repot untuk bangun dan malah menutup wajahn
Read more

BAB DUA LIMA ~Aussage

BAB DUA LIMAAussage"Kau masih lama?"Pertanyaan Alby sontak membuat Alessia menengadah. Wanita itu sedari pagi memang mengabaikan Alby dan lebih berfokus pada desainnya. Mengingat hari ini adalah hari terakhir penyerahan rancangan bangunan setelah kemarin rapat terselenggara.Alessia menopang pipi, sudut bibirnya sedikit terangkat sambil menatap Alby lekat. "Jangan katakan kau merindukan ku, Mr. Stevano?"Alby menyandarkan tubuhnya pada pinggiran meja. Tatapannya sedari tadi tidak lepas dari Alessia yang sejak pagi mengabaikannya. "Kau ingin jawaban jujur?""Tentu saja.""Well, harus ku akui aku memang merindukan mu, Ms. Alessia."Alessia menyeringai, binar matanya berkilat geli. "Oh, apa kau baru saja mengatakan perasaan mu, Sir?"Alby mengulas senyum, "Sungguh tidak elit kalau ini caraku, Ms. Alessia. Bukankah kau sudah mengenalku dengan baik?"Kali ini Alessia benar-benar memutar kursi berhadapan dengan Alby
Read more

BAB DUA ENAM ~Datum

BAB DUA ENAM Datum "Wake up, Ale." Arabella meraih selimut Alessia dan membuangnya ke sembarang arah. Wanita itu bahkan sudah meniban tubuh mungil Alessia dan memaksanya untuk bangun. Sulit. Membangunkan ratu tidur itu memang membutuhkan tenaga ekstra. Kesabaran sangat dibutuhkan di sini. Sejak kembalinya Alessia siang tadi mereka belum sempat bertukar kabar dan ketika Keira melihat bahwa Alessia sudah sampai di New York, mereka akhirnya bergegas menemui Alessia di penthouse Alby. Alessia mengumpat kesal, merasa sesak begitu Arabella dan Keira masih setia diam di atas tubuhnya. "Kalian mengganggu waktu tidurku, Girls." "Oh, kami tidak peduli, Baby." kekeh Keira duduk di samping kiri Alessia. Mereka mengelilingi Alessia dengan berbagai tatapan. Alessia tahu apa yang membawa mereka sampai mengganggu tidurnya. Hanya saja, bukankah terlalu berlebihan. "Kalian pergi berdua tanpa Zavier. Ah, apa kalian berkencan di sana, Ale?
Read more

BAB DUA TUJUH ~Truth

BAB DUA TUJUH  Truth Alessia menumpukan kepala dilipatan tangannya. Setelah pembicaraan singkat dengan Michael, Alessia memang sedikit terkejut. Pasalnya, Alessia mengenal baik Ayahnya yang sangat keras kepala sepertinya. Michael tidak akan mengatakan hal seperti tadi jika bukan karena dia sengaja mengalah dengannya. Alessia mendengus. Mengalah? Pertanyaannya ... Kenapa tiba-tiba? Bukankah Zavier sudah menjebaknya masuk kedalam permainan bisnis mereka? Lalu untuk apa Michael mengalah? Mengakui kekalahannya? "Apa kau lelah, Ms. Alessia?" Seruan Logan seketika membuat Alessia mengangkat wajahnya dan mendapati Logan tersenyum manis di depan mejanya. Sentym lelaki itu masih sama, menyebalkan menurutnya. Alessia menegakkan tubuhnya lalu menggeleng, tampak tidak tertarik. "Tidak. Dan juga, tidak perlu formal denganku." ucap Alessia membuat Logan mengangguk. Padahal, sekali pun Alessia memintanya untuk tidak formal, kadan
Read more

BAB DUA DELAPAN ~Trust me

BAB DUA DELAPAN Trust me "Aku sudah menyepakati hal itu sedari lama." Alby mengangguk paham. Memerhatikan Alessia lekat-lekat ketika wanita itu bercerita. Setelah pertemuan tidak sengaja dengan Rey yang telah menjelaskan posisi Alessia, akhirnya mau tidak mau Alessia menceritakan segalanya kepada Alby. Menceritakan mulai dari latar belakang Alessia dan perjodohan para tetua, hingga kesepakatan konyol dengan Michael ayahnya. Alessia merasa lega. Ada perasaan nyaman ketika Alessia bisa dengan jujur mengakui siapa dirinya dan tak perlu lagi menyembunyikan apapun. Alby sudah tahu rahasia terbesarnya juga mengetahui bahwa dirinya memiliki musuh. Alessia rasa mungkin Alby memang seorang yang tepat untuk membantunya sampai akhir, mengingat pria itu sudah mengetahui seluruh cerita hidupnya. Well, meski belum sepenuhnya semua sebenarnya. Alessia menaikkan satu alis ketika manik birunya bersitatap dengan Alby. Dan Alessia baru menyadari kalau sedari tad
Read more

BAB DUA SEMBILAN ~Angry girl

BAB DUA SEMBILAN Angry girl Alby menatap Elena datar. Kemarin ketika ia mendapat telepon mengenai Elena yang tersandung kasus dengan perusahaan kosmetik yang di bintanginya, membuat Alby lantas memaksa Elena untuk kembali ke New York. Sehabis makan siang Alby lalu mengunjungi Elena ketika wanita itu sampai di New York dua jam yang lalu. "Aku baru sampai, Al. Kenapa kau terus menatapku begitu?" keluh Elena dengan wajah memelas. Tentu saja. Setelah perjalanan panjangnya dari perancis ke New York membuat sendi-sendinya lelah. Dan ketika dirinya sudah disini Alby langsung menghakiminya dengan tatapan datarnya? Oh, yang benar saja! Alby menatap Elena bosan, "Berapa kali kontrak kerja yang kau batalkan dan harus mengganti rugi dua kali lipat dari bayaranmu? Ini bukan hanya sekali, dua kali, El. Kapan kau bisa bertanggung jawab atas pekerjaanmu sendiri?" omel Alby membuat Elena memanyunkan bibir. Memang sejak awal keputusannya memilih terjun
Read more

BAB TIGA PULUH ~Bastard boy

BAB TIGA PULUHBastard boyAlby menatap Jean serius. Pagi ini Jean memberikan data tentang Elena ketika Alby sampai di gedung Stevano international. Ketika semalaman Alby meminta data Elena yang sempat membuat Jean kesulitan akhirnya hari ini selesai juga.Alby mengambil dokumen yang di berikan Jean lalu mulai membacanya. Data itu lengkap sesuai dengan yang Alby inginkan. Isinya ada beberapa kegiatan yang sempat Elena lakukan juga mengenai keseharian wanita itu. Alby terus membaca karena sampai di tengah dokumen semuanya masih baik-baik saja. Tidak ada yang salah."Bellenzo?" gumam Alby membaca kontrak kerja sama yang Elena batalkan. "Perusahaan milik De Hill?""Saya dengar dalam dua bulan terakhir CEO Hill corporate sudah mengambil alih perusahaan itu, Tuan."Alby menautkan jemarinya, "De Hill disini adalah Vegan? Bandit narkoba di pasar gelap?""Setelah dia keluar dari penjara, kini dia menghilang tanpa jejak. Akuisisi perusahaan Be
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status