Home / Romansa / My Fierce Secretary / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of My Fierce Secretary : Chapter 41 - Chapter 50

57 Chapters

BAB EMPAT SATU~Ich liebe Sie

BAB EMPAT SATU~Ich liebe Sie"Sejauh ini masih normal, tapi dia tidak boleh mengkonsumsi obat-obatan. Takutnya itu akan menghambat pemulihan daya tahan tubuh dalam dirinya." Smith menatap Alby dengan tersenyum, "Beberapa waktu ini tubuhnya masih akan lemah, dan sebisa mungkin jangan biarkan dia stres.""Sarafnya tidak terganggu 'kan, Dok?" tanya Keira ingin tahu.Smith mengulas senyum ramah, "Sepertinya tidak. Kalian mengatasinya dengan cepat hingga menghambat penyebaran obat itu menyebar lebih luas." ucapnya.Mereka semua bernapas lega. Akhirnya ketakutan-ketakutan yang sempat membayangi mereka terjawab sudah. Smith lalu beralih kearah Alby, menatap keponakannya itu dengan senyum kecilnya. "Apa Ayahmu sudah tahu mengenai ini, Al?"Alby menggeleng tidak tahu. "Entahlah, Uncle. Tapi kurasa kau sudah tahu jawabannya mengingat siapa dia?"Smith mengangguk membenarkan. Lalu pria setengah baya itu memberesi perlengkapan dokternya dan berdiri. "Ja
Read more

BAB EMPAT DUA~Because I'm Stevano

BAB EMPAT DUA~Because I'm StevanoAlessia masih meringkuk malas di bawah gelungan selimut. Sinar matahari yang terpancar dari celah jendela sama sekali tidak mengusik ketenangan tidur wanita itu. Alby merundukkan kepala lalu mengusap sisi kepala Alessia pelan. "Bangun, Ale." sapanya.Alessia membuka matanya perlahan, mengerjap lalu menguap malas. Tubuhnya sudah pulih setelah beberapa hari terkahir ini dia hanya makan dan tidur saja tanpa melakukan apapun. Wanita itu mengerjap lagi —memperhatikan tubuh Alby yang terlihat bercahaya di bawah pantulan sinar matahari. Alby terlihat lebih tampan dengan kaos putih polos dilapisi jaket hitam dan celana jeans. Alessia mengernyit menyadari Alby tidak menggunakan pakaian casualnya. "Mau kemana?"Alby mencium kening Alessia lembut membuatnya kembali menutup matanya, menikmati perhatian pria itu yang tidak Alby tutup-tutupi dan menunjukkan pada Alessia secara terang-terangan. Jantung Alessia masih saja berdebar padahal
Read more

BAB EMPAT TIGA~Always wrong

BAB EMPAT TIGA~Always wrongAlby membuka pintu kamar Alessia setelah wanita itu menyuruhnya masuk. Alby melangkah pelan sambil memperhatikan kamar Alessia yang rapi dengan aroma lavender memenuhi indera penciumannya. Alby meraih foto di meja rias Alessia, Seorang anak perempuan tengah tersenyum dengan giginya yang ompong. Di sebelah gadis itu ada anak laki-laki yang tengah mencium sang gadis dengan wajah ceria. Alby menebak kalau itu foto Alessia denga Zavier, Alby tersenyum menyadari bahwa Alessia sejak kecil pun sudah secantik itu."Ceritakan bagaimana kau bisa menjenguk Mommy tanpa sepengetahuanku." ucap Alessia tanpa menoleh. Alby memperhatikan Alessia yang masih membenahi beberapa koleksi tas brandednya. Melihat itu Alby tersenyum."Kau sendiri sejak kapan hobi mengoleksi barang-barang branded itu?""Aku bertanya lebih dulu, By." gerutu Alessia.Alby terkekeh pelan lalu duduk di pinggiran kasur. Mengedarkan pandangan, tampak menilai. "Seperti
Read more

BAB EMPAT EMPAT~Forget me

BAB EMPAT EMPAT~Forget meMONTENO CORPORATE, NYC, USA | AT 10:39 AM.Alessia duduk tenang dengan menyilangkan kaki, sementara matanya menatap misterius pria di depannya. Tanpa senyuman. Dan penuh tuntutan. "Sudah lama aku tidak mendengar kabarmu, Rey. Apa kau sudah mulai sembuh?" tanya Alessia menghentikan pergerakan Rey menuang wine untuk mereka.Rey meletakkan botol winenya lalu menatap Alessia dengan senyuman menawan, sayangnya, Alessia tidak pernah peduli akan itu. Rey mengambil gelasnya dan menyesap isinya santai. "Ya, sudah lama sekali kau tidak mengunjungiku seperti ini. Dan, seperti yang kau lihat, aku sudah baik-baik saja."Alessia lalu tersenyum manis, membuat Rey sempat terpana beberapa saat. Setelah lama Alessia tidak pernah tersenyum padanya kini, wanita itu tersenyum padanya. Sangat cantik.Alessia meraih gelasnya, menyentuh pinggiran gelas dengan gerakan melingkar lalu meminum isinya. Rey masih memperhatikan Alessia dengan tatapan pe
Read more

BAB EMPAT LIMA~I'm your's Mr. Stevano

BAB EMPAT LIMA~I'm your's Mr. StevanoRey kira, jatuh cinta adalah suatu hal yang mudah untuk di lakukan. Tapi ternyata hal itu sangat sulit di lakukan bahkan sebelum dia pernah merasakan rasanya di cintai kembali. Kata jatuh cinta sama sulitnya dengan melupakan.Rey pikir dengan terus berusaha membuat Alessia melihatnya, seiring waktu wanita itu akan bisa menerimanya. Tetapi nyatanya tidak, semakin dirinya mengejar Alessia, wanita itu akan semakin menjauhinya. Bahkan tidak segan menyakiti hatinya dengan banyak kata-kata sarkas lainnya."Jangan memaksa hatimu untuk langsung beralih. Semua perasaan membutuhkan proses, mencintai dan melupakan juga sama, sama-sama perlu waktu. Kau tidak perlu langsung mendoktrin pikiranmu sendiri."Rey menatap wanita cantik di sebelahnya dengan tatapan bersalah. "Maaf jika aku pernah menyakitimu, Em. Dan aku tidak bermaksud menjadikanmu pelarianku." Rey tersenyum getir, "Kau juga boleh mengataiku pria menyedihkan."Em
Read more

BAB EMPAT ENAM~Escape

BAB EMPAT ENAM~EscapeAlessia mengabadikan moment matahari terbit dengan matanya. Sinar matahari mulai menyapa kulit tubuhnya membuat Alessia menutup matanya. Indah dan.. Hangat. Persis dengan sosok Alby baginya.Albyazka..Alessia membuka matanya menyadari dia sudah menyerahkan diri pada pria itu. Namun, Alessia tidak menyesalinya. Ia tahu Alby mencoba keras menahan gairahnya hanya karena menghormatinya. Dan semalam, itu murni karena Alessia juga menginginkan pria itu menjadi yang pertama untuknya.Aku mencintaimu..Pikiran Alessia kembali menggumamkan pernyataan cinta Alby padanya. Benak Alessia menghangat sekaligus lega karena ternyata cintanya berbalas. Alessia sempat berpikir kalau Alby hanya mempermainkan persaannya, tapi ternyata tidak. Alessia bahagia tapi juga merasa sedih karena harus meninggalkan Alby dengan cara seperti ini. Dering ponsel di saku celana Alessia membuat wanita itu tersadar. Velove."Kau dimana?"Alessia sem
Read more

BAB EMPAT TUJUH~Mission

BAB EMPAT TUJUH~Mission Velove membagikan sebuah kartu nama untuk Keira dan Alessia. "Ara dan aku akan mengecoh mereka, sementara itu kau harus mengambil kalung permata Paul dan menukarnya dengan yang palsu." terang Velove mulai menjelaskan, kemudian ia menoleh ke arah Keira. "Kau yang paling penting, Kei. Pasang alat penyadap itu dengan benar dan letakkan kamera di manapun yang bisa kau jangkau." Mereka mengangguk mengerti. Dan ketika Velove dan Arabella mulai masuk ke gedung dimana mereka akan membuat kekacauan. Alessia menyelinap dari gedung belakang dan menukar pakaiannya dengan seragam pelayan. Sementara Keira meretas cctv dan keamanan gedung itu hingga semuanya mati. "Waktunya sepuluh menit dari sekarang, Girls." ucap Keira melalui micro earpiece di telinganya. Keira lalu bergegas berdiri di posisinya. Melihat mobil Vegan berhenti, para penjaga langsung membuka pintu mobil dan aksi mereka siap di mulai. Keira berjalan di bagian paling belakang m
Read more

BAB EMPAT DELAPAN~Fear of losing

BAB EMPAT DELAPAN~Fear of losingDOR! DOR!!Dua tembakan secara berurutan itu membuat Alessia terjatuh. Melihat banyak darah yang membanjiri kemeja Vegan yang putih berubah menjadi merah. Lutut Alessia lemas."Finish.." ucap seseorang membuat Alessia mendonggakan wajah. Pria itu tersenyum padanya lalu mengangkat tubuh Alessia kemudian meraih tali yang akan membawa mereka naik ke helikopter."Alby.. Bagaimana bisa kau ada disini?" tanya Alessia tidak percaya mendapati Alby lagi-lagi menyelamatkannya.Tembakan demi tembakan terdengar mengarah ke arah mereka, sementara Alby hanya tersenyum sambil terus mendekapnya erat. Mencoba menghindar sebelum mereka akhirnya sampai di dalam helikopter dengan Logan yang menyetirnya. Alessia melihat ke bawah dan mendapati anggota yang lain sudah meringkus mereka.Alessia mengembuskan napas berat, menoleh dan tepat saat itu juga Alby langsung menyerang bibirnya —menciumnya penuh rasa lega. Alessia mendes
Read more

BAB EMPAT SEMBILAN~Better late than nothing at all

BAB EMPAT SEMBILAN~Better late than nothing at all"Dokter tidak mengizinkanku banyak bergerak, Ale. Aaa.." ucap Alby membuka mulutnya ketika Alessia menyuruhnya makan. Melihat sikap Alby yang manja, membuat Alessia mendengus geli sebelum mneyendokkan makanan ke arahnya."Yang sakit perutmu, tapi kau seolah sakit seluruh badan saja." balas Alessia mencibir. Kembali menyuapi Alby yang dengan senang hati menerima suapannya."Aku Ingin pulang, bagaimana kalau kita kembali ke New York nanti malam?"Alessia tidak menjawab dan malah memanggil perawat, Alby lalu menutup bibir Alessia dengan tangan besarnya sambil tersenyum. "Kau ini.. Seharusnya kau mendukungku, Darling.""Makan saja minta di suapi, sok-sok'an ingin kabur. Istirahat yang benar, setelah pulih baru kita pulang." balas Alessia membereskan peralatan makan Alby ketika makanannya sudah habis.Alby dengan tiba-tiba meraih tangan Alessia hingga jatuh di kasurnya. Meletakkan kepalanya di pu
Read more

BAB LIMA PULUH~Call me baby

BAB LIMA PULUH Call me baby Alessia duduk lesehan di taman rumah sakit dengan Alby yang menidurkan kepalanya di pangkuan Alessia. Matahari sedang tenggelam, hingga langit di sana mulai berubah warna. Hangat, nyaman sekaligus menenangkan. Rasanya, sungguh menyenangkan. Apalagi saat ini mereka sedang bersantai ria. Menikmati kebersamaan setelah berhasil melewati badai yang cukup panjang, yang cukup menegangkan. Tanpa Alessia sadari, Alby sejak tadi terus menatapnya, mengagumi bagaiamana ketika ia memejamkan mata dan tenggelam dalam lamun nya sendiri. Alessia menikmati semua ini. Setelah smuayang terjadi dan serangakaian kejadian yang membawanya sampai di titik ini, Alessia merasa dia mulai menyadari penting hadirnya Alby do hidupnya. Lelaki yang bersedia turun tangan untuk meneyelamatkannya. Lelaki yang mau mengorbankan diri untuknya. Ah, ternyata rasanya di cintai semenyenangkan ini ya? Alessia baru paham dan sadar kalau itu indah. Kesunyian di
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status