Semua Bab Serendipity in Magnanimous: Bab 51 - Bab 60

75 Bab

51.Ditilang Kakak Ipar

"Ingat, pulang entar sama gue pokoknya."Titan masih ingat perkataan Tristan saat mereka makan berdua di kantin tadi. Katanya, dia harus pulang bareng sama Tristan pokoknya. Titan mah mau-mau aja. Malah dia semangat banget sampai-sampai tidak bisa tidur di jam terakhir karena keasikan mikirin cowok satu itu. Padahal, jam terakhir itu hukumnya sudah wajib buat tidur siang bagi Titan."Keapa lo senyam-senyum sendiri? Merinding gue lihatnya." Rheva melirik Titan yang dari tadi terus senyum-senyum tak jelas. Lebar banget pula senyumnya, si guru Kesenian sampai heran melihat senyum selebar bulan sabit itu."Nungguin bel pulang, harus semangat dong," ujarnya tanpa menghilangkan senyum itu."Nggak kram apa muka lo kelamaan
Baca selengkapnya

52.Mendekatkan Diri ke Calon Mertua

Hari ini seperti biasanya, Tristan datang berkunjung ke rumah Titan. Melaksanakan aksinya melakukan pendekatan yang berkedok mengajar. Dia sudah beneran macam guru les privat, bedanya sih cuma masalah imbalan dan jam kerja. Kalau les privat biasanya seminggu dua kali, Tristan justru datang hampir tiap hari. Tristan juga sukarela mengajar Titan, sekalian modus gitu.Tristan mah asalkan bisa dapat hati Titan, dia sudah pasti senang banget. Mungkin dia bisa jingkrak-jingkrak kesenangan, tapi kali ini ada yang agak berbeda. Dia berkunjung ke rumah Titan yang mana semua anggota keluarganya sedang lengkap di sana. Mereka sekeluarga rupanya sedang makan malam saat ia datang."Kamu yang kemarin bantuin ngurung Aldo kan ya?" Aditama bertanya memastikan begitu ia melihat Tristan yang sudah dipersilahkan istrinya bergabung makan.
Baca selengkapnya

53. Ke Sekolah Bareng Calon Pacar

Raihan menghembuskan napas dengan kasar. Ia akhirnya berhasil juga menendang keluar makhluk tengil satu itu dari rumahnya.Siapa namanya tadi? Tristan, ya?Cowok yang sedang gencar-gencarnya mendekati Titan, adiknya. Kelihatan sekali kalau bocah satu itu ingin diberi lampu hijau.Tapi yah, sorry-sorry aja. Yang ada mah malah kena tilang!Tampilannya berantakan, seragam kucel. Tas sekolahnya kelihatan enteng sekali, yang mana seharusnya terisi oleh buku-buku. Eh, tapi si Titan adiknya itu juga tasnya enteng banget sih. Semua buku pada ditinggal di sekolah rata-rata. Barang-barang Titan pun rasanya selalu berada pada tempat yang tidak semestinya.Raihan mendengus. Ba
Baca selengkapnya

54.Dag Dig Dug Serrr

Titan menyeret langkahnya malas-malasan menuju lantai dua, niatnya ingin kembali ke kelas. Ia benar-benar capek sehabis pelajaran olahraga yang mewajibkan mereka bermain sepak bola.Keringat menetes di sepanjang dahinya, belum lagi tenggorokannya yang sudah kering keronta minta dialiri air yang ada manis-manisnya gitu. Cuaca tadi juga sangat tidak mendukung, matahari seolah dengan senangnya memanggang semua murid XII IPA 4 di tengah lapangan, namun sekarang, setelah jam pelajaran melelahkan itu berakhir, justru barulah awan bergerak menyembunyikan matahari di baliknya. Sering terjadi nih yang beginian entah sehabis olahraga maupun sehabis upacara.Berita baiknya, sehabis ini akan diadakan rapat guru sehingga mereka akan punya jam kosong sampai waktu istirahat pertama yang kurang lebih masih 45 menit lagi.
Baca selengkapnya

55.Pesta Kebun

26 Oktober 2018.Tepatnya peringatan hari pernikahan Dinda Azulla Mahendra dan Aditama Mahendra yang ke-23. Karena kebetulan sedang ada di Bandung, maka mereka mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakannya. Perayaan ini akan menjadi pesta kebun yang diadakan di halaman belakang rumah keluarga mereka berhubung halamannya yang memang cukup luas.Halaman belakang dihias dengan balon-balon berwarna putih dan hijau yang ditempel di sepanjang dinding halaman. Kursi dan meja bundar dilapis kain putih dengan pita hijau yang sederhana. Deretan menu makanan dijejer rapi di atas meja panjang yang dipesan dari pihak catering dan diletakkan di samping kolam ikan. Tidak ada panggung kecil atau apapun karena acara ini memang disusun sederhana dan privat.Yang diundang tentu han
Baca selengkapnya

56.Pengakuan Titan

Raihan tiba-tiba ditarik Titan menjauh dari teman-temannya dan diseret masuk ke dalam rumah, padahal acara sedang ramai-ramainya di belakang sana. Sekarang, mereka berada di ruang keluarga. Cukup jauh agar tidak bisa didengar siapapun di halaman belakang sana.Ia menghela napas begitu tahu pasti apa yang akan dikatakan Titan selanjutnya. Ini akan menjadi rumit, pastinya."Kenapa ada Kak Nana di sini?""Karena gue ngundang dia, Dek.""Kenapa harus diundang? Yang harusnya jadi tamu di sini kan temen bukan mantan.""Memangnya mantan nggak bisa jadi temen?" Raihan menjawab setenang mungkin."Ya nggak bisalah, Kak! Lihat sendiri kan dia
Baca selengkapnya

57.Hipoglikemia

Tristan mengendarai motornya gila-gilaan di tengah gelapnya malam. Ia membelah jalanan Kota Bandung ketika jam sudah menunjukkan lewat tengah malam. Dirinya yang tadi sedang bermain gitar dengan galaunya di kamar, berusaha menenangkan pikiran setelah melewati hari yang terasa begitu berat baginya. Tiba-tiba panggilan telepon dari Rheva mengusik kegiatannya.Rheva terdengar sangat panik, mengatakan kalau Titan ditemukan pingsan di kamarnya sekitar setengah jam yang lalu dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Sementara Rheva sendiri tidak bisa menjenguk saat itu, katanya baru saja bertengkar dengan papanya dan benar-benar dilarang untuk keluar rumah.Mendengar itu, jantung Tristan langsung berdegup keras. Pikirannya tambah kalut namun untungnya masih bisa berpikir apa yang harus dilakukan. Ia mengambil kunci motor dan jaket, langsung berk
Baca selengkapnya

58.Our Background

"Jadi, Titan udah tiga tahun suka sama Raihan? Kakaknya sendiri?"Sekarang, hanya ada Aldo dan Tristan yang menjaga Titan subuh-subuh begini. Kesempatan ini langsung digunakan Tristan untuk mengorek informasi dari masalah yang mengganjalnya."Iya," jawab Aldo singkat.Ia sudah menduga, cepat atau lambat Tristan pasti akan tahu perihal ini. Sekarang, mungkin waktu yang tepat bagi Tristan untuk mengetahui semuanya. Ia percaya, cowok yang sudah terlanjur naksir berat sama adiknya ini, berhak untuk tahu segalanya."Alasan Raihan pergi ke luar kota selama tiga tahun, itu buat ngejauhin dia dari Titan?"Aldo menghela napas, lalu sekali lagi mengangguk.
Baca selengkapnya

59.Hati Ini Sakit

Setelah sehari ijin sekolah karena sakit, akhirnya Titan kembali masuk. Ia sudah merasa jauh lebih baik, katanya. Sehingga meskipun seisi rumah menyuruhnya untuk tetap beristirahat, namun ia bersikeras ingin sekolah.Tentu jika kondisinya sedang berbeda, Titan akan dengan sangat senang hati jika disuruh begitu. Secara, kapan lagi coba seisi rumah kompak menyuruhnya untuk bolos? Tapi hari ini ada seseorang yang ingin ia lihat, seseorang yang ingin ia pastikan kehadirannya di kala ia sedang sakit kemarin.Tristan.Jika benar itu bukan mimpi, jika benar cowok itu memang masih peduli padanya, berarti Tristan masih mau menerimanya seperti sedekat dulu, namun jika itu hanya ada dalam angan-angannya seorang, tentu Tristan akan menjauhinya semenjak tahu kebenarannya.
Baca selengkapnya

60.He's Not Losing That Easy

Seharian itu, Titan benar-benar kehilangan keceriaannya. Melihat Tristan bersama perempuan lain berhasil membuatnya sedih, kesal, dan berbagai perasaan lainnya ia rasakan sekaligus. Apa daya, Titan sadar ia tak boleh egois. Dia yang sudah menolak Tristan dengan kenyataan pahit, oleh karena itu dirinya harus membiarkan cowok itu bebas untuk mengejar kebahagiannya sendiri, dengan orang lain tentunya.Titan benar-benar murung, sibuk dengan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia terus melamun di kelas, tidak bisa tidur sama sekali. Ketika mengobrol dengan Rheva pun, kelihatan jelas kalau ia tidak memperhatikan lawan bicaranya itu.Suasana mendung di hati sahabatnya tidak membuat Rheva ingin mengasihaninya. Rheva tahu Titan memang harus lebih menderita lagi daripada ini. Hal yang memang ia pantas dapatkan karena terlalu bodoh.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status