Home / Pendekar / Sang Penguasa / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Sang Penguasa: Chapter 131 - Chapter 140

369 Chapters

Masalah di Restoran II

Dua orang muda-mudi tengah duduk di satu meja, dihadapan mereka banyak makanan hangat dan minuman beraroma wangi yang siap disantap. Keduanya kemudian menikmati hidangan itu, namun beberapa saat kemudian mereka mendengar suara keributan di luar. "Apa itu, tuan muda?" tanya gadis yang di samping pemuda itu. "Tidak perlu dipikirkan, nona Lian. Itu suara anggota sekte Bambu Kuning, mungkin ada yang mencoba menerobos ke tempat ini dan mereka menghentikannya." Pemuda itu tersenyum tipis lalu meminta sang gadis kembali menikmati makanan dihadapannya. Suara tersebut bertambah besar, membuat kedua muda-mudi itu terganggu. Sang gadis tampak risih sementara sang pemuda mengerutkan keningnya. "Kenapa mereka begitu ribut?!" gumam sang pemuda dalam hatinya.
last updateLast Updated : 2021-11-17
Read more

Undangan Makan

Setelah rombongan sekte Bambu Kuning dan rombongan Fang menyampaikan pembelaan mereka, pria paruh baya itu menetapkan pihak sekte Bambu Kuning yang bersalah. Hal itu diperkuat dengan cara penjelasan anggota sekte tersebut yang terbata-bata sementara Fang menjelaskan dengan santai tanpa kesulitan.Lei Han Feng mendengus kesal, dari awal ia sudah menyadari pihaknya yang salah, namun ia tetap membenarkan untuk mengambil keuntungan dari Fang dan Li Jianchen. Merasa kesal juga malu, akhirnya Lei Han Feng mengajak rombongannya meninggalkan restoran Lima Warna.Setelah rombongan anggota sekte Bambu Kuning tidak terlihat lagi, pria paruh baya itu mendekati rombongan Fang dan menanyakan identitasnya."Anak muda, siapa namamu?""Anda bisa memanggilku Fang, senior. Sementara ini ad
last updateLast Updated : 2021-11-17
Read more

Pengejaran

Alunan musik klasik yang dibawakan para penghibur begitu menyentuh di hati membuat Fang dan yang lainnya larut dalam buaiannya. Suara merdu dari sang penyanyi menambah kesempurnaan makan malam rombongan Fang kali ini begitu berharga."Ini pertama kali diriku mendengarkan musik yang begitu indah," Li Jianchen tersenyum lebar dari balik topengnya. Ia sudah hidup selama lima belas tahun, telah mendengarkan dan melihat banyak pertunjukkan musik di istana, namun belum ada yang sesempurna ini. Tidak salah jika manajer Zhou sangat membanggakan mereka."Benar, saudara Li. Aku pun merasakan hal yang sama. Mendengar alunan musik dan suara merdu ini mengingatkan ku pada masa laluku." Fang menimpali.Sementara di sisi lain, manajer Zhou tengah tersenyum sumringah. Ia sangat senang bisa memuaskan tamu undangannya ini.
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Pengejaran II

Fang dan Li Jianchen berlari sekuat tenaga meninggalkan lokasi pertarungan. Keduanya sesekali menoleh ke belakang memastikan anggota sekte Bambu Kuning tidak mengejar mereka. Pelarian berlangsung cukup lama, hingga mereka mencapai lokasi jurang yang dimaksudkan oleh pendekar yang membantu mereka."Ini-ini Jurang Abadi yang terkenal itu." Li Jianchen mengerutkan keningnya dibalik topeng. Rasa kagum juga takut bercampur aduk di dalam hatinya. Li Jianchen mengetahui jurang ini dari peta yang ia pelajari juga dari cerita-cerita yang pernah ia dengar.Jurang Abadi adalah jurang yang paling terkenal di Kekaisaran Yang. Jurang yang dipenuhi kabut asap ini juga menjadi lokasi yang sangat jarang didekati manusia bahkan pendekar sekalipun.Suara-suara aneh mulai terdengar dari dalam jurang, membuat Fang maupun Li Jianchen mer
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Jatuh ke Dalam Jurang

Dua anggota sekte Bambu Kuning lainnya terkejut melihat dua rekannya jatuh ke Jurang Abadi. Kejadian itu sangat cepat, bahkan tidak lebih dari satu kedipan mata membuat mereka tidak sempat bereaksi untuk menyelematkan mereka keduanya."Ah Bao, Guan Ping!" Teriak mereka bersamaan. Namun, itu tidak berlangsung lama sebab tatapan keduanya kembali terarah pada Fang dan Li Jianchen."Kurang ajar! Kalian akan ikut bersama mereka ke alam seberang."Tujuan yang awalnya hanya ingin menangkap Fang dan Li Jianchen berubah. Anggota sekte Bambu Kuning itu sudah memutuskan untuk membuat keduanya agar bisa membalaskan dendam rekannya yang jatuh ke jurang.Serangan mereka menjadi lebih cepat dan kuat dari sebelumnya. Satu tendangan yang mengarah ke dada Fang melesat dengan mulus, membua
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Kematian yang Tertunda

Fang dan Li Jianchen saling berpandangan, tidak ada lagi teriakan yang dilepaskan mereka. Keduanya tersenyum tipis lalu memandang ke arah bawah secara bersamaan, tapi belum menemukan tanda-tanda mereka akan tiba di dasar jurang. "Saudara Fang, maafkan aku yang selama ini selalu menyulitkanmu." Li Jianchen tersenyum tipis, terlihat kesedihan di wajahnya. "Saudara Li, aku juga minta maaf padamu karena tidak bisa menjagamu dengan baik." Fang membalas senyuman itu. Perasaan asing mulai memenuhi kepalanya. "Tampaknya kali ini aku benar-benar tidak akan selamat." gumamnya pelan. Ia kemudian mengingat kejadian-kejadian yang hampir merenggut nyawanya mulai dari pertarungan bersama Lan Xuefeng berhadapan dengan siluman Beruang Darah sampai percobaan pembunuhan yang dilakukan Lima Topeng Setan, anggota kelompok Gagak Pembu
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Kenyataan Pahit

Saat di perjalanan, mereka berbincang santai dan salah satu isi pembicaraan adalah tentang identitas sang pria sepuh. Ia bernama Jiang Qindai, seorang pendekar yang pernah mengarungi dunia persilatan di Kekaisaran Yang. Jiang Qindai tidak memberitahukan usianya, tapi ia mengatakan sudah berada di tempat ini setidaknya selama seratus tahun terakhir.Fang dan Li Jianchen terkejut, tapi tidak berniat mencari tahu lebih jauh kebenarannya."Senior Jiang, mana rumah yang Anda maksud sebelumnya?" Li Jianchen mengerutkan keningnya ketika mereka berhenti di depan sebuah gua."Apa kau buta? Memangnya kau tidak lihat rumah di depanmu?" Jiang Qindai mendengus kesal juga menggertakkan giginya tidak terima dengan pertanyaan Li Jianchen."Senior, tapi aku benar-benar tidak melihat rumah apapun di sini." Li Jianchen menggosok matanya, memastikan tidak salah lihat.Fang mendekati Li Jianchen lalu berbisik pelan yang membuat pemuda itu membuka mulutnya lebar-lebar.
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Cerita Masa Lalu

Hari ke hari berlalu membuat Fang dan Li Jianchen lebih akrab bersama Jiang Qindai. Awalnya mereka hanya mengobrol sebatas pengalaman di dunia persilatan.Fang menceritakan dari awal dirinya mengembara dan melakukan pertarungan yang membuatnya bertaruh nyawa. Sementara Li Jianchen tidak banyak bercerita melainkan lebih banyak diam karena pengalamannya di dunia persilatan memang baru seumur jagung.Saat giliran Jiang Qindai yang bercerita, Fang dan Li Jianchen mendengarkannya dengan seksama.Jiang Qindai muda bukanlah orang yang baik, ia mempelajari ilmu sesat serta sering membuat keonaran yang mengakibatkan ia diburu oleh sekte-sekte aliran putih maupun pihak istana kekaisaran Yang."Aku sudah banyak membunuh orang-orang baik manusia biasa maupun pendekar yang tidak bersalah." Wajah Jiang Qindai berubah menjadi sedih."Suatu hari aku memutuskan untuk menebus dosa dengan menyerahkan diriku pada pihak istana. Kaisar yang memimpin saat itu menyambutku
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Kemampuan Yang Disembunyikan

Suatu hari, saat Fang tengah melatih Li Jianchen ilmu pedang, Jiang Qindai mendekati mereka dan menanyakan alasan keduanya berlatih padahal tidak ada gunanya lagi karena mereka tak bisa meninggalkan tempat ini."Kami hanya menghabiskan waktu sebelum meninggal di sini senior. Kalau tidak demikian, apalagi yang harus kami lakukan." Fang tersenyum kecut sementara Li Jianchen mengangguk pelan."Fang'er permainan pedangmu lumayan juga, tapi masih jauh dari sempurna." Jiang Qindai melirik ke arah Fang."Sementara dirimu Jianchen'er, kau tidak cocok mempelajari ilmu pedang milik Fang'er. Ilmu yang dipelajarinya sangat lembut bagai air yang mengalir. Sementara ku lihat dirimu sangat keras dan memainkan pedang untuk mendominasi serta mengalahkan lawan dengan cepat." Jiang Qindai mengalihkan perhatiannya pada Li Jianchen.Hampir sebulan ketiganya bersama, membuat mereka semakin akrab. Ketiganya hidup layaknya teman. Bercanda dan bertukar pikiran bukanlah sesuatu ya
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Berburu

Semilir angin berhembus ke dalam gua tempat rombongan Fang tinggal membawa rasa dingin yang menusuk hingga ke tulang belulang. Suara kokok ayam hutan juga saling bersahutan menandakan hari sudah pagi.Seperti hari-hari biasanya, Fang dan yang lainnya menghabiskan waktu mereka makan, berlatih atau hanya sekedar bercerita. Namun, hari ini sedikit berbeda. Jiang Qindai yang pertama bangun sudah menunggu Fang dan Li Jianchen di luar gua.Fang dan Li Jianchen tidak menggunakan topeng mereka lagi setelah tiga hari di tempat itu membuat Jiang Qindai mengenali wajah mereka."Senior," sapa Fang dan Li Jianchen serempak."Ayo ikut aku! Kita akan berburu hari ini sebab persediaan makanan kita hampir habis." Tanpa banyak basa-basi Jiang Qindai mengajak kedua pemuda itu berburu hewan
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
37
DMCA.com Protection Status