Beranda / Pendekar / Sang Penguasa / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Sang Penguasa: Bab 121 - Bab 130

369 Bab

Masalah di Perjalanan

"Dinginnya pagi, ditemani embun-embun yang seolah tak mau pergi, ditambah seekor ikan bakar juga seguci arak, aku merasakan surganya dunia." Ujar Fang santai dan bahagia."Saudara Fang, kau tidak merasa bersalah sedikitpun setelah berkata demikian di depanku?" Li Jianchen mengerutkan keningnya, mempertanyakan hati nurani pendekar muda dihadapannya itu.Bagaimana Fang bisa berkata seperti itu, dihadapan seorang remaja seperti Li Jianchen yang hingga saat ini belum boleh mencicipi arak yang katanya minuman para lelaki tangguh itu."Kenapa aku harus merasa bersalah, itu sudah takdirmu saudara Li." Fang tertawa kecil."Uh, bukankah arak ini begitu enak." ucapnya lagi.Entah mengapa, Fang sangat senang membuat Li Jianchen kesal pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-12
Baca selengkapnya

Ying Zhi Dao vs Perampok

Pertarungan berat sebelah terjadi, pendekar Ying Zhi Dao melawan kawanan perampok. Sebenarnya ada empat prajurit lain dari keluarga Chu, tapi Ying Zhi Dao meminta mereka untuk menjaga kareta kuda tuan mereka, lagipula para pengawal itu bukanlah dari kalangan pendekar melainkan manusia biasa. Sementara perampok yang menjadi lawan kali ini berasal dari dunia persilatan dan paling rendah berada di tingkat Pendekar Perak Kelas Dua.Ying Zhi Dao bergerak dengan cepat, pedang ditangannya bagai dewa kematian untuk lawan. Satu tebasan berhasil membuat dua lawan terluka, namun Ying Zhi Dao tidak menghentikan gerakannya. Ia kembali mengincar yang lain, saat dalam jarak serangnya, Ying Zhi Dao menusuk anggota perampok itu dan membuatnya mati dalam satu serangan."Tidak akan ada satupun yang bisa meloloskan diri dari genggamanku. Akan ku tunjukkan akibat mengganggu Ying Zh
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-13
Baca selengkapnya

Ikut Campur

Dalam pertukaran puluhan jurus, pemimpin perampok berhasil mendaratkan tiga serangan ke Ying Zhi Dao dan dua diantaranya cukup serius, sebaliknya Pendekar Pedang Biru itu tak mampu mendaratkan satupun serangan. Sebenarnya dengan perbedaan kekuatan antara keduanya, Ying Zhi Dao bisa mengalahkan pemimpin perampok tanpa kesulitan, tapi situasinya menjadi berbeda setelah ia menggunakan jurus andalannya.Jurus itu menyedot tenaga dalamnya berjumlah besar berbeda dengan pemimpin perampok yang belum terlalu banyak terkuras tenaga dalamnya karena sebelumnya dibantu anak buahnya."Menyerah saja pendekar Ying. Aku akan memberikan kematian tanpa sakit padamu." Pemimpin perampok tersenyum penuh kemenangan."Dalam mimpimu," Ying Zhi Dao meludah."Keras kepala!" Pemimpin perampok itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-13
Baca selengkapnya

Damai

Pertarungan yang memang tak diinginkan akhirnya benar-benar tidak terjadi, pemimpin perampok meninggalkan lokasi pertarungan tanpa mendapatkan hasil apapun. Sementara Fang bernapas lega setelah batang hidung pemimpin perampok tidak lagi kelihatan.Li Jianchen yang kebingungan pun menanyakannya, "Saudara Fang, kenapa kau tidak memilih bertarung dengannya?""Saudara Li, mungkin dikesempatan lain aku tidak akan membiarkan orang-orang seperti mereka hidup. Tapi kali ini kondisinya berbeda, aku tidak bisa sembarang melakukan pertarungan." Fang mengerutkan keningnya dibalik topeng. Wajahnya juga tidak begitu baik. Kondisi tubuhnya memaksanya tak banyak pilihan."Aku mengerti saudara Fang." Li Jianchen mengangguk pelan, memahami maksud perkataan rekannya itu.Keduanya lalu mengalihkan perhatian pada pendekar di belakang mereka, Ying Zhi Dao yang kini masih terbaring tak berdaya. Mereka berlari dan mendekatinya."Pendekar, Anda tidak apa-apa?" Li Jianchen
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-14
Baca selengkapnya

Menemukan Desa Pertama

Fang dan Li Jianchen melanjutkan perjalanan mereka hingga matahari mulai condong ke barat. Keduanya memutuskan untuk berhenti setelah langit sepenuhnya menjadi gelap."Saudara Fang, apakah kau serius kita akan bermalam di tempat seperti ini?" Li Jianchen memandangi area sekelilingnya. Hutan yang gelap, pepohonan yang besar serta semak belukar yang mungkin ada hewan buas ataupun hewan mematikan di dalamnya.Ditambah suara kicauan burung serta lolongan serigala terdengar dengan jelas di telinga yang kapan saja bisa menyerang mereka. Desir angin dingin juga tak berhentinya menerpa membuat bulu kuduk siapa saja akan merinding saat merasakannya."Kenapa saudara Li, Anda tidak mau?" Fang menyipitkan matanya lalu tertawa kecil."Bukan begitu, saudara Fang… tapi kan Anda
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-14
Baca selengkapnya

Desa Tugu Kecil

Desa Tugu Kecil adalah sebuah desa kecil, mungkin yang terkecil pernah Fang temui setelah pengembaraannya. Di sisi lain, Li Jianchen juga merasakan hal yang sama."Sepertinya desa ini baru di dirikan, Saudara Fang." Li Jianchen berpendapat. Ia adalah seorang putra mahkota Kekaisaran Yang, sudah kewajibannya untuk mempelajari letak geografi wilayah kekuasaan mereka. Tapi seingat Li Jianchen, ia tidak pernah mendengar atau membaca tentang desa ini. Sebab itulah ia mengambil kesimpulan demikian."Mungkin saja, saudara Li. Tapi aku merasakan ada yang sedikit aneh di tempat ini." Fang menceritakan kekhawatirannya namun ditanggapi dengan santai oleh Li Jianchen."Saudara Fang, kau terlalu kaku. Jangan berpikir yang tidak-tidak, aku tak merasakan apa yang kau katakan." ucap Li Jianchen menyangkal.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-14
Baca selengkapnya

Siluman Rubah Ekor Sembilan

Meskipun terlihat santai, tapi tetap saja di hati Fang ada sedikit keresahan sebab saat ini ia tengah dalam kondisi yang tidak dapat bertarung dengan segenap kemampuannya. Di sisi lain, Li Jianchen belum bisa diandalkan.Udara menjadi dingin saat senyuman pemilik kedai hilang sepenuhnya. Mie yang dihidangkan di hadapan Fang dan Li Jianchen berubah menjadi gumpalan cacing sesuai yang dikatakan Fang sebelumnya. Minuman yang berada di dalam cangkir bambu itu juga berubah warna menjadi merah pekat dan mengeluarkan aroma amis khas darah.Kedai tempat Fang dan Li Jianchen beristirahat juga bangunan-bangunan lain yang mereka temui di Desa Tugu Kecil pun berubah menjadi hutan belantara."Jadi, ini hanyalah ilusi? Dari awal kami sudah masuk dalam jebakanmu." Senyum kecut juga wajah berkerut menghiasi muka Fang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-15
Baca selengkapnya

Pertarungan Antar Hewan Gaib

"Aaauuunnnggg!" Raungan Rubah Ekor Sembilan menggema di udara dan tengah menatap tajam ke satu arah. Perasaan marah dan benci menjadi satu terukir di wajahnya yang sedang memandangi dua sosok di hadapannya."Gggrrroooaaarrr!" Hewan lainnya membalas raungan Rubah Ekor Sembilan. Sosok itu tidak lain adalah Raja Monyet Taring Ganas, Kong Guan.Di sampingnya juga terdapat hewan gaib lainnya, seekor harimau yang tengah memandang ke arah Rubah Ekor Sembilan dengan tatapan membunuh. Sosok tersebut tidak lain adalah Harimau Cambuk Api, Xiao Laohu."Aaauuummm!" Xiao Laohu meraung keras membuat beberapa pohon di sekitar tempat itu tumbang ke tanah.Xiao Laohu dan Kong Guan adalah hewan kontrak Fang yang ditugaskan untuk menjaga dirinya dari kejauhan oleh sang kakek. Kedua hewan it
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-15
Baca selengkapnya

Kota Permata Hitam

Kota Permata Hitam merupakan salah satu kota besar yang ada di kekaisaran Yang. Kota ini dikuasai oleh sekte Bambu Kuning, salah satu sekte besar aliran hitam. Tujuh puluh lima persen kegiatan di kota tersebut diatur oleh anggota sekte tersebut. Bahkan walikotanya merupakan bagian dari sekte Bambu Kuning.Tidak jauh dari gerbang kota, terlihat dua orang yang menggunakan topeng tengah berjalan santai menelusuri jalanan kota itu. Meskipun memakai topeng, tapi keduanya tidak terlalu menarik perhatian sebab banyak orang-orang yang melakukan hal serupa dengan mereka. Bagi para pendekar yang berasal dari sekte aliran hitam, topeng bukanlah sesuatu yang tabuh."Saudara Fang, apakah kita benar-benar akan beristirahat di kota ini?" tanya pria bertopeng lainnya. Dari suaranya, terdengar jelas bahwa ia merupakan seorang pemuda.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-16
Baca selengkapnya

Masalah di Restoran

Fang memesan kamar, sementara Li Jianchen menunggu di kursi yang telah disediakan untuk para pengunjung. Setelah bernegosiasi masalah harga permalam, keduanya mendapatkan sebuah kamar yang besar, cukup untuk mereka berdua. Keduanya pun diantarkan oleh pelayan ke kamar yang dimaksud."Saudara Fang, sebaiknya kita cari makan juga. Aku lapar!" Li Jianchen mengelus perutnya yang mulai berkeriuk. Fang mengangguk, ia mengatakan akan mencari restoran setelah melihat kamar inap mereka."Silahkan masuk, tuan-tuan." Ujar pelayan itu mempersilahkan. Fang memberikan dirinya satu koin emas sebagai tip membuat gadis itu berteriak semangat. Sementara Li Jianchen sudah masuk terlebih dahulu.Setelah gadis pelayan meninggalkan kamar mereka, Fang mendekati Li Jianchen yang tengah berdiri memeriksa sekelilingnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
37
DMCA.com Protection Status