Home / Pernikahan / Bukan Gadis Biasa / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bukan Gadis Biasa: Chapter 31 - Chapter 40

72 Chapters

Bag 31. Ada Gue di Sini.

*****"Gue abis dari rumah sakit. Ya jadi bareng aja kesini!""Lo juga tau soal Nuca?""Tau, ya ... sebenernya, gue nggak nyangka kalo Cia kayak gitu!""Ya, mau gimana lagi, dia baiknya keterlaluan sih!" Gevin mengernyit bingung."Terlalu baik?""Iya, dia udah cerita kan, kalo Nuca itu anak angkatnya Cia ..." "Udah kok, dia udah cerita." Gevin tersenyum dengan cerah, jadi, Nuca bukan anak kandung Cia!"Dia udah percaya sama lo berarti!" Rio ikut tersenyum, "bagus lah, kalo dia seneng sama lo. Tapi inget, sekali aja lo bikin Cia nangis, lo berurusan sama kita!" Gevin mengangguk sambil tersenyum."Tenang aja, nggak akan!" Cia kembali mendekati keduanya setelah panggilan berakhir."Kenapa, Ci?" tanya Rio."Biasalah, Bang Feri. Yo, ini jual aja!" Cia menunjuk mobil Ferrari yang tadi mereka bicarakan."Apa! Kenapa di jual?" Cia tak menjawab, dan kembali menaiki Hoverboar
last updateLast Updated : 2022-07-27
Read more

Bag 32. Lo Cuma Salah Paham.

*****    Rio berjalan dengan langkah pelan, mendekati seorang cowok yang tampak sedang berdiri dalam diam, menatap sebuah mobil yang ada tak jauh di hadapannya. "Lo udah liat sendiri!" Rio berdiri di samping cowok itu. "Lo nggak bilang ...""Yang jelas, lo udah tau sekarang, gue juga udah tepatin janji gue. Sekarang, tinggal lo. Lo harus tepat in janji lo, pergi sejauh mungkin dari sini, dan jangan sampe gue ataupun Cia liat lo lagi!" "Tapi ...""Gibran! Lo liat, Cia udah bahagia sekarang, tanpa lo, tanpa Vier. Dia udah punya kebahagiaan dia yang baru, gue tau, lo ngelakuin semua ini karena Vier, tapi Cia nggak menginginkan itu, gue nggak bisa bantu lo lebih dari ini.""Gue tau, Yo. Thanks udah bantu gue buat liat dia. Walaupun dia pasti benci banget sama gue." Rio menepuk bahu Gibran pelan."Gue tau, mungkin, Cia masih belum bisa maafin Vier, dan karena lo sahabatnya, Cia nggak pengen punya masalah sam
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Bag 33. Kalian Beneran Pacaran?

******      Kian meletakan sebuah buku di depan Cia. Membuat Cia meliriknya dengan malas, dalam hati, dia berpikir, entah kenapa Kian tak pernah kapok sudah di maki olehnya setiap kali gadis itu mendekatinya."Buku, lo. Gue udah tulis materi kemarin. Gue nggak ada maksud apa-apa kok. Gue cuma berharap, lo bisa punya temen!" Tak tau kenapa, Cia akhirnya mengambil buku itu."Thanks!" Dan memasukkannya kedalam tas miliknya. Kian tersenyum senang."Nanti siang, gue ikut lo makan siang di kantin ya." Cia mengernyit bingung. Bukankah berlebihan jika Kian kini malah ingin dekat dengannya, padahal Cia sudah berbaik hati tidak membentaknya tadi."Ogah!" Kian diam sesaat, lalu melirik ke arah lain, membuat Cia menoleh dan saat itu, dia bisa melihat tatapan-tatapan tak suka dari siswi lain. "Lo di bully?" "Itu ...""Ikut aja kalo lo mau!" Kian tersenyum senang."Makasih, Cia!" Cia tak menjawab, dan kembali fokus pad
last updateLast Updated : 2022-07-29
Read more

Bag 34. Awal Yang Baik.

*****      Dava berjalan dengan langkah malas ke arah parkiran, sekolah sudah berakhir, dan dia berniat langsung pulang. Namun, saat dirinya sudah menaiki sepeda motornya dan keluar dari gerbang, Dava melihat Gevin dan Cia tampak berdebat di tepi jalan. Membuat cowok itu segera memarkirkan sepeda motornya."Cia?" Cia dan Gevin menoleh bersamaan. "Dav, belum pulang?" Gevin bertanya seperti biasa, seakan tidak terjadi apapun. Cia mengalihkan tatapannya."Kalian ngapain di sini?""Nggak, lo sendiri?""Gue mau balik, tapi liat kalian di sini, gue jadi kesini.""Kita nggak kenapa-napa kok, biasa lah. Namanya juga pacaran.""Yakin? Ci?" Cia menoleh, lalu mendekati Dava."Gue balik bareng lo!""Sayang ...""Eee, Vin. Kayaknya gue nggak bisa bantu. Gue duluan ya!" Gevin akhirnya pasrah, "nih, pake punya gue!" Cia mengambil alih helm milik Dava dan memakainya. Dava langsung tancap g
last updateLast Updated : 2022-07-30
Read more

Bag 35. Kepercayaan.

******* Gevin memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya, baru saja dia ingin masuk kedalam rumah, Kevin hampir bertabrakan dengannya. "Baru pulang?" Tanya Kevin. Gevin menatap sang Kakak yang memakai baju santai, bukan jas seperti biasanya."Lo mau kemana?" Kevin menoleh, lalu menatap mobilnya."Mau ke bengkel, kamu mau anter, nanti pulang pakai mobil kamu!" Gevin awalnya malas."Ogah! Lo aja sana sendiri!" Kevin menghela napasnya."Ya sudah. Kamu ganti baju dan istirahat saja di rumah, nanti malam Nenek datang. Jangan membuatnya marah lagi,""Apa! Nenek mau dateng?""Kamu belum tau?" Gevin menggeleng cepat, "Papa bilang, Nenek akan menginap beberapa hari, kamu harus ada di rumah beberapa hari kedepan!""Ah elah, kenpa mendadak banget sih!""Saya nggak tau, sudah saya mau pergi!""Tunggu brho! Gue ikut.""Ya sudah!"*****"Ini, Ci?" Cia mengangguk, lalu segera turun dari mobil Dava."Oi, Ci!" Seorang pria menyapa Cia."Eh, Lim. Mana yang lain?""Lagi di dalem.""Ya udah, gue masuk
last updateLast Updated : 2022-07-31
Read more

Bag 36. Cia Itu ... Keren.

*****    Dava menatap tidak percaya dengan apa yang dia lihat, lagi dan lagi dia di buat takjub oleh apa yang Cia lakukan. "Ini semua, punya lo?" Dava menatap Cia lagi dan lagi."Lo nggak tau?" Gevin bertanya heran. Dava menggeleng, lalu kembali menatap sebuah bangunan besar bertuliskan castroom."Lo ..." Dava menatap Rio bingung. "Bukannya, lo itu ..." Rio mendekati Dava, dan mengulurkan tangannya."Gue Rio!""Dava ... tapi, bukannya lo yang waktu itu?" Cia sudah masuk ke ruangannya, tanpa perduli apa yang terjadi di luar."Iya, gue yang waktu itu!" Rio melangkah kembali ke sebuah meja yang menjadi meja kerjanya, sudah lebih dari 3 tahun ini, meja itu menjadi tempat dirinya bekerja."Tapi kata Gevin, lo itu ...""Gue juga baru tau kemarin! Ternyata, Rio itu orang kepercayaannya Cia, makannya dia loyal banget sama Cia, bahkan waktu kita tanyain soal hubungan dia sama Cia waktu itu." Gevin menjelaskan.
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

Bab 37. Monster Kecil.

*******"Waaah." Mata kedua pria yang berdiri tak jauh dari arena latihan tampak berbinar. Bahkan mereka sempat lupa caranya bernapas."Dia ... Cia, kan?" Gevin tampak lebih tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Dava pun begitu, sosok Cia yang biasanya tampak urakan, terlihat hebat saat di arena latihan. Gerakan dan juga kelincahan seorang Elcia yang dia tunjukkan saat menghajar preman-preman di depan Gerbang hari itu, ternyata bukan gerakan sembarangan. Gevin melihat sendiri bagaimana Cia bertarung melawan para preman saat itu, ya walaupun pada akhirnya Cia terluka parah setelahnya."Gue ..." Dava terdiam, tak menyelesaikan ucapannya, matanya memerah dan jantungnya berdetak dengan kencang, Gevin meliriknya sekilas, cowok itu tau arti dari tatapan yang Dava tunjukkan, kagum sekaligus iri. Dava tampak ingin bersaing dengan adiknya, dia ingin menyamai langkahnya, dia ingin bisa berdiri di sisinya. Tidak, dia bahkan berharap bisa berdiri di depannya. "Lo liat, dia keren banget."
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

Bag 38. Basket.

******"Tolong bantu gue cari pemain basket cewek!" Suara Kian lantang, terdengar di seluruh penjuru kelas, kedua tangannya menggenggam lengan Cia dengan erat dan ...'Gemetaran?' "Huh!?""Tolong, kali ini aja!" Kian memaksa, Cia memutar bola matanya jengah, menarik tangannya dengan kasar, membuat Kian tersentak dan hampir jatuh. Untungnya gadis itu segera berpegangan pada meja. Cia mendekatkan wajahnya, berucap dengan suara rendah dan tajam, sambil matanya menatap Kian tanpa berkedip."Jangan mimpi!" Setelah itu, pergi dari kelas. Kian terduduk lemas di kursinya, menangis sesenggukan dan bingung harus berbuat apa. Beberapa gadis di kelas, setelah melihat Cia pergi, mereka mendekati Kian, berkata dengan sinis."Burung jelek kayak lo, mau terbang sama phoenix! Lo lagi sekarat ya, sampe ngebayangin hal yang aneh-aneh." Kian yang tengah menangis, semakin menangis. Dia, memang burung jelek, dia tidak bisa di bandingkan den
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

Bag 39. Pertandingan Persahabatan.

******"So.sorry!" Gadis yang mengenakan seragam berwarna merah muda itu jatuh terduduk. Dia baru saja menabrak seorang siswa yang berjalan berlawanan arah dengannya."It's ok, cantik. Kenapa buru-buru?" Mendengar pertanyaan itu, si gadis segera bangun, membersihkan bagian belakang roknya lalu mengatakan dengan sangat cepat."Pertandingan basketnya bentar lagi mulai!" Tanpa permisi, si gadis segera berlari melewati murid itu begitu saja. Siswa yang tadi di tabrak menatap punggung gadis itu dengan heran. "Ada team Cheers pasti cantik-cantik, siapa tau bisa dapet satu." Siswa itu berjalan menuju lapangan basket yang berada di dalam gedung 3. Sampai di tempat itu, suasananya sungguh sangat ramai, tidak dia sangka bahwa pertandingannya melawan sekolah lain. Siswa itu segera menghubungi teman-temannya untuk datang menonton."Pasti seru!" Sang siswa duduk di bangku yang berada di tengah, agar bisa menikmati pertandingan dengan lebih
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

Bag 40. Jenius.

******"T.t.three point!" Seruan itu terdengar dari arah bangku penonton, seketika ruangan menjadi hening, bahkan pembawa acara tidak bersuara sedikitpun. Apa yang terjadi?2 hari sebelum pertandingan....'Syarat kedua, maksud kamu ... kamu ingin kami menyembunyikan identitasmu?' Marlin melihat Cia bingung. Kenapa murid pembuat onar ini sombong sekali, memangnya kenapa dengan identitasnya?'Benar, Bu. Saya tidak ingin identitas saya ketahuan.' ucapan Cia dengan santai. Seina menatap Cia lalu berkata.'Kita bisa atur itu, tapi emangnya lo bisa main basket?' Cia tersenyum.'Kalo mau, lo bisa tanding satu lawan satu, atau mungkin satu tim lawan gue?' Siena menatap Cia dengan bingung.'Apa! Lo mau tanding sama tim kita sendirian?''Kalo lo penasaran?''Nggak adil kalo lo lawan satu tim kita, jadi tanding satu lawan satu sama gue.''Ok!'*'Hebat bahkan Kak Seina nggak cetak gol sama sekali.' Komentar salah satu anggota team.'Tapi Cia juga nggak masukin satu bola pun.' Komentar yang lain
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status