Home / Mystery/Thriller / Dendam Pendekar Peniru / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dendam Pendekar Peniru: Chapter 41 - Chapter 50

62 Chapters

Bab 41 Perguruan Menjadi Es Abadi

 Banny dan Fera langsung menuju ke hutan tersebut, dangan sosok Boyot. Selalu berada di samping Banny, dan tiba-tiba saja maju dengan. Kelajuan penuh, bersemangat ingin membantai perguruan tersebut. Setelah Boyot tiba di atas perguruan tersebut, dengan kekuatan penuh pula. Dan Boyot berubah bentuk menjadi 20 meter, dan mengeluarkan jurus dikuasainya."Jurus Cekaran Maut!" Teriak Boyot. WUSSS! DARRRR! Terjadi ledakan dari serangan Boyot, hal tersebut membuat Fera terkejut. Kebanyakan murid dari perguruan raja tanah, hancus menjadi debu. Di mana serangan Boyot mengandungi racun, yang sangat mematikan. Dulu saja masa kerajaan mereka di serang, oleh kawanan iblis. Sempat terpukul mundur, oleh kerajaan harimau lelembut. Fera coba melihat Banny, seakan mencari jawapan. Tetapi Banny malah tersenyum, seperti tiada apa-apa ter
Read more

Bab 42 Kemarahaan Fera

 Ternyata Banny seorang pendekar yang melarikan diri, dan ingin menyeksa pendekar itu."Hoiii! setan kecil, mau lari ke mana, aku ingin mengirimkan dirimu, ke alam baka!" teriak Banny. Tetapi melihat pendekar tersebut, malah mengunakan ilmu meringankan diri. Membuat Banny langsung mengeluarkan jurus Esnya, agar pendekar itu mati."Jurus pemecah Es!" teriak Banny. WUSSSS! DUARRR! ARKKKK! Terdengar teriak murid dari perguruan raja tanah, pendekar tersebut terpental. 200 meter dan melanggar sebatang pokok, seketika murid itu memuntahkan darah segar. HURKKK! HURKKK!"Celaka apakah ini akhri dari hidupku, percaya atau tidak, suatu hari dirimu akan mati, di bunuh oleh aliansi, perguruan golongan hitam!" Teriak pendekar tersebut. "Cihhh, mulut mu busuk binatang, jika memang bergitu aku nantikan," balas Banny makian pendekar tersebut. Setelah selesai berkata, Ban
Read more

Bab 43 Terbakar Amarah

"Sialan, jika wanita marah bisa mati aku," Banny berkata dalam hatinya, kerana jika Fera mendengar mati benaran .  Setelah hal tersebut, Fera kambali menyerang kumpulan tersebut, dengan aura membunuhnya menguap-guap.  Meja yang ada di sekitar Fera, semuanya terpental terkena energi Fera, dan berterika mengeluarkan jurusnya. "Tebasan pemotong langit!" Teriak Fera mengeluarkan jurus pedangnya, yang pernah dia pelajari dulu.  Akan tetapi ketua dari kumpulan tersebut, kanuragannya sama dengan Fera, sehingga serangan tersebut. "Kubah energi neraka!" Teriak ketua kumpulan itu.  DARRR! BURMMM!  Dengan senang di tahan oleh ketua lawannya, sehingga terjadi letupan, di antara kubah dan tebasan pedang Fera.  Ketua lawannya terpental sejauh 30 meter, semantara Fera terpental 5 meter, dari tempat pertarungan tersebut.  Kerana Banny telah menyambar Fera, jika Banny tidak menolongnya, bisa sa
Read more

Bab 44

"Tebasan pedang dewa pemecah gunung!" Teriak Fera mengeluarkan serangan mematikan, yang dirinya pelajari dari perguruan tapak dewa. Dampak dari serangan Fera, akan menghancurkan sebahagian dari rumah makan itu, sehingga Banny tidak mengambil resiko dari dampak tersebut."Kubah energi api," bisik Banny mengeluarkan kubah dari energi apinya, seketika energi berwarna merah bara, menyelimuti dirinya. Tetapi jika kubah energinya, di gunakan masa pertarungan, bisa menjadi pelindung dan juga menjadi senjata, di mana kubah itu akan. Menyerang balik ke penyerang Banny, sehingga Banny mau mencobanya nanti, bila akan terjadi pertarungan untuk dirinya.DARRR! BURMMM! ARKKKK! Terjadi ledakan dari serangan Fera dan perisai lawannya, akan tetapi kekuatan Fera lebih besar, sehingga mereka kalah kekuatan. Benar saja tempat Fera bertarung, hancur dan asap hitam meninggi langit, sehingga banyak orang lari tunggang langgang.
Read more

Bab 45 Tertekan Aura Boyot

 Setelah beberapa minit, akhrinya mereka telah tiba, di depan rumah inap itu, dan serenta Banny dan Fera memasuki rumah tersebut. Dan di depan mereka pula, terlihat lelaki umuran 30an,  menjaga ketenteraman dan keyamanan yang inap di sana, tetapi melihat Banny dan Fera. Mukanya berubah dengan penuh kebencian dan kemarahan, akan tetapi di depannya tersebut, datang sebagai tamu dengan terpaksa melayan."Mohon maaf, apa memang di sini masih ada kosong," tanya Banny dengan sopan di sertai membongkan badanya, kerana dia pendatang. Harus memiliki kesopanan, itu gaya hidup Banny, tetapi sebaliknya bila bertarung, Banny akan menjadi gila, dan teriakan musuh dan menerima luka. dari pertarungannya hiburan yang sulit di lukiskan dengan kata-kata, mendengar perkataan Banny, membuat lelaki penjaga tersebut berkata."Cihhh, pendekar golongan hitam ternyata, rupanya binatang seperti kalian memiliki sopan santun juga ya," m
Read more

Bab 46 Teman Baru

"Boyot tarik kembali aura kehadiran mu itu." Perintah Banny dengan mengeluarkan energi hangat, membuat Donny Dan Fera sedikit terbebas."Ya ya aku tarik kembali, ini juga tuan memanggil ku kucing," balas Boyot dengan menarik kembali aura kehadirannya, membebaskan Donny dan Fera. Dan hal tersebut membuat mereka berfikir seratus kali, untuk membully Boyot atau Banny, dan setelah pertekaran kecil itu. Donny tersenyum dan terlihat di wajahnya sedikit ketakutan, akan misteri akan jati diri Banny, dan kembali berkata tentang ruang untuk mereka tidur."Ehhh, maaf sampai lupa, disini masih ada kosong 2 ruang," Jelas Donny dan berjalan menuju ruang, di mana nanti tempat Banny dan Fera tidur. Akan tetapi ruang Banny dan Fera berbeda, kerana Banny menghormati Fera, akan tetapi jika gila Banny kumat bisa saja Banny berbuat nekad. Setelah mereka masing-masing masuk ruang inap, Fera langsung tidur merehatkan dirinya, tetapi berbeza
Read more

Bab 47 Kumpulan kereta kencana

 Melihat hal tersebut, Donny hanya terdiam dan berfikir, kebenaran hubungan antara mereka berdua, di mana kegilaan pasangan itu.  Ternyata mirip, gila akan pertarungan, gila akan minum arak, dan Donny berfikir berapa banyak arak Banny, sehingga seperti tidak habisnya. "Donny perguruan apa yang akan kita temukan?" Tanya Banny dengan tersenyum, seperti tiada apa-apa yang berlaku di antara dirinya dan Fera. "Jika kita mengunakan jalur utara, berdekatan dengan kampung ini, kita akan temukan perguruan kantalan darah," Balas Donny dengan santai, kerana dirinya pernah menjadi pendekar kelana.  Sehingga dirinya sering bertemu atau terjumpa, sering juga dia terlibat dengan pertarungan, dan juga sering melarikan diri. "Memangnya sudah berapa perguruan yang telah kau bantai?" Tanya Donny penasaran, akan pertarungan yang telah Banny lalui. "Perguruan tongkorak hitam, Kekelawar iblis, dan juga perguruan raja tanah yang telah aku jadi
Read more

Bab 48 Bukan Alam Manusia

Bukannya marah mendapat makian itu, tetapi Banny malah memetik daun dari batang pokok tersebut, dan mengalirkan energinya. Setelah selesai mengalirkan energinya, daun tersebut di selimuti energi berwarna hitam, memandangkan Banny mengunakan energi aslinya. Dan Banny langsung menyerang kembali kumpulan tersebut, memgunakan serangan angin dipandu dengan serangan daun energi. Akan tetapi lawannya telah mengatahui serangan Banny, terlihat berwaspada akan serangan mengejutkan tersebut. Wusss! Sring! Tring! Tring!  Serangan Banny bisa di tahan oleh mereka, mengunakan pedang mereka sehingga serangan tersebut sia-sia, tanpa mengoreskan luka sedikit pun."Ahahaha, setan alas, serangan mu tidak meninggalkan jejak di wajah kami, jangan modal sembunyi binatang." Tawa ketua kumpulan tersebut, di sertai makian."Hihihi ternyata kalian kuat juga ya, tidak mengapa, aku hanya ingin bermain bersama kalian," kekekah Ba
Read more

Bab 49 Murid Gagak Merah

Setelah mencabut 1 jari, tidak lupa juga Banny  mengalirkan energi regenasinya, agar luka bekas jari yang di cabutnya sembuh, tetapi tanpa jari baru.  Dan seterusnya Banny berpindah ke pendekar lain, dan melakukan hal yang lain, tanpa mengunakan tenaga dalam yang banyak, Banny mencabut tangan lelaki itu.  Ahhhhhh!   Kembali terdengar teriak membuat mangsanya yang lain ketakutan, termasuk kumpulan pembawa kereta kencan, merasakan kengerian cara Banny membunuh.  Banny kembali mengalirkan energinya, agar lelaki mangsanya tadi tidak mati, setelah beberapa minit, akhirnya pendekar yang sebanyak 46 itu.  Telah habis Banny bantai tetapi tanpa mati, hanya saja terlihat tanpa kaki tanpa kedua tangan, pemandangan itu membuat rombongan kerera kencana.  Memuntahkan isi perut dan merasakan mual, merasakan kesian akan penderitaan kesemua pendekar itu, ketua dari pengawal kereta kencana itu.  Langs
Read more

Ban 50 kelakuan Banny dan Boyot

"Ah! Alam siluman? Bagaimana bisa kau mengatahinya?" Tanya Fera dengan nada terkejut, sembari mengelak serangan murid gagak."Ahahahhma, aku dan bocah sialan itu telah melakukan janji darah, walaupun aku tidak bersamanya, aku bisa mengatahuinya," balas Boyot tanpa melihat Fera. Awalnya Boyot melawan 300 orang, malah kedatangan Fera dan Donny, lawannya menjadi 400 orang, awalnya Boyot yang ingin bermain. Tapi kerana merasakan aura kehadiran Banny masih jauh, dengan tidak rela pula, Boyot harus mengabisi mereka semua, dengan serangan mematikan."Auman Harimau Kelaparan!" Teriak Boyot mengeluarkan jurus dari gurunya dulu, jurus ama mematikan sehingga Fera dan Donny menjauh. Wusss! Krikkk! Ahhhhh! Terdengar teriak dari murid perguruan gagak merah, Boyot tersenyum seperti menikmati teriak itu, serangan tadi membunuh sekitar 100 murid.  Yang sisanya terlihat takut dan mencoba melarikan diri, tetapi Boyot bukan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status