Aku tengah duduk di ayunan besi bersama Kamal, saat tiba-tiba setangkai mawar terulur padaku dari belakang. Senyum ini langsung merekah saat menghidu aroma maskulin yang sangat kusuka darinya. "Mas ...." Aku menoleh, tersenyum. Begitu juga dengan Mas Fandi. "Assalamu'alaikum, Bidadariku," salamnya, lalu mengecup pipiku dan kepala Kamal yang ada di pangkuan. "Wa'alaikumsalam," sahutku sembari menerima bunga pemberiannya. "Mas datang dari tadi?" tanyaku saat menyadari dia sudah berganti pakaian santai. "Hem, lumayan. Lima belas menitan yang lalu." Mas Fandi mengitari ayunan, lalu ikut duduk di sampingku. Mengambil Kamal dan memindahkan ke pangkuannya. "Papapapa," celoteh Kamal sembari menepuk-nepuk pipinya. Mas Fandi tertawa saat melihat putra kami meniup-niup udara sampai bibirnya bergetar. Dengan gemasnya dia
Last Updated : 2021-11-02 Read more