"Ngapain kamu ada di sini?" Suara mama Maya sontak mencuri perhatian orang-orang yang semeja dengan mereka. Lirikannya tajam dan sinis mengarah kepada Bhara yang kikuk, bingung harus ikut bicara atau tidak.Cepat-cepat Maya berdiri dan menggandeng lengan ibunya, "Ma ... kita ngobrol di luar dulu, yuk. Malu di sini jangan ngomong kenceng-kenceng," bisiknya membujuk.Mama Maya menuruti permintaan puterinya, mereka keluar dari ballroom, Bhara diam-diam menyusul tapi cuma berani memandang dari jarak dua meter."Itu Bhara yang dulu, kan? Anak miskin di kampus kamu yang dulu itu? Kamu masih berhubungan sama dia?" Sang Mama bertanya tanpa basa-basi.
Read more