Home / Romansa / LOVELY MAN / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of LOVELY MAN: Chapter 11 - Chapter 20

55 Chapters

PERMOHONAN MAAF

"Maya! Maya!" panggil Bhara sambil tetap mengekor.Maya bergeming, diangkatnya rok gaun malamnya tinggi-tinggi agar langkahnya lebih cepat."Maya! Kamu nggak bisa pura-pura nggak dengar aku terus, Maya! Aku lagi ngomong sama kamu! Maya!" Bhara mulai kehabisan kesabaran. "Maya, dengar aku!" Dengan agak kasar, diraihnya tangan Maya lalu dia balikkan tubuh gadis itu.Wajah Maya sudah basah dengan air mata yang mengalir sampai dagu, dia tutupi setengah muka dengan tangan kanan. "Ngapain kamu?! Kamu mau ledekin aku?! Hiks, kamu senang kan sekarang, Bhar?!" amuk Maya sambil sesenggukan hebat. "Kamu pasti senang liat aku kayak gini! Kamu pasti ketawa dalam hati kamu! O ... kamu hebat, kamu sekarang direktur! Di-rek-tur! Sedangkan aku? Ha ha!" Polah Maya mulai aneh, akal sehatnya sedikit terguncang. "Kamu liat aku! Siapa aku ini, Bhara?! Artis gagal! Aku emang nggak berbakat, aku ini tolol! Aku nggak punya talenta apa pun!! Hancur semua, hancur! Silakan, Bhara ... silak
Read more

DILEMA

Sejenak Maya tertegun menerima pertanyaan seperti itu dari Bhara. Namun sedetik kemudian bibirnya mengumbar senyum tipis, "Kamu mau tau jawabannya? Aku bakal kasih tau nanti, setelah janji yang kita buat selesai." Suaranya begitu rendah, halus, seperti embusan angin malam yang menerpa pipi Bhara saat ini.Sebetulnya Bhara ingin memaksa, dia ingin tahu jawabannya saat ini, tapi menyimpan sebuah rahasia untuk waktu yang belum diketahui barangkali akan menyenangkan, pikirnya. Seperti teka-teki seru yang akan ada masanya untuk dipecahkan. Butuh waktu, tapi mungkin sepadan."Oke, aku akan tunggu hari itu datang," balas Bhara bersikap setawar mungkin, menyembunyikan rasa penasaran dalam hati terdalam.***Saat pintu lift terbuka, Alisa segera berdiri untuk menyapa Bhara yang baru tiba. "Selamat pagi, Pak!" sapanya agak canggung mengingat apa yang terjadi di acara premier film tempo hari."Pagi." Bhara cuma membalas sekenanya."Pak, ada yang mau sa
Read more

PERTAMA KALI

Aku mau ketemu kamu ...Hanya membaca satu pesan singkat berisi empat kosa kata yang dikirim oleh Maya sudah mampu menciptakan getar hebat di dada Bhara. Dua minggu sudah berlalu, film yang dibintangi Maya sudah turun layar dengan pendapatan nyaris minus, tapi Bhara tidak menyesal sama sekali, dia kini sudah dekat dengan tujuannya. Sesi promosi dan tetek bengek lainnya selesai sudah, Maya kini kembali seperti semula, tidak banyak jadwal dan siap menjumpai Bhara untuk menuntaskan urusan mereka.Bhara menutup ponsel pintarnya, pesan itu belum dia balas. Sebentar dia teguk air mineral untuk menstabilkan degup jantung yang mendadak tidak menentu. Setelah agak tenang, barulah dia kirim pesan balik kepada Maya: Ketemu di rumah aku aja, aku kirim alamatnya ...***"Kamu mau ke mana?"Wajah Maya seketika terperangah tatkala dia buka pintu dan ternyata Dev sudah berada di depan pintunya, berniat untuk menekan bel, sebelum didahului ol
Read more

CUKUP SAMPAI DI SINI

Wajah Maya langsung pucat pasi. "Itu siapa? Kamu ada janji ketemu orang lain?" tanyanya sambil celingak celinguk untuk mencari tempat persembunyian."Kenapa kamu harus panik? Kamu bisa diam aja di sini, biar aku liat siapa yang datang, aku sih nggak ada janji sama siapa-siapa selain kamu." Bhara menyahut singkat."Kalau ada orang liat aku di rumah kamu ...." Maya mendesis cemas."Jangan berlebihan, artis baru. Udah tenang aja di sini, aku keluar sebentar."Maya menurut, dia menanti dengan tenang di dalam kamar Bhara, sedang Bhara mengecek monitor untuk melihat siapa yang datang.Tak ada siapa-siapa di monitor. Bhara hendak kembali ke kamar tapi bel berbunyi lagi. "Sial! Mau main-main, ya?!" gerutunya sembari berjalan cepat ke pagar untuk melihat langsung siapa yang sedang mengerjai dirinya.Begitu pagar tinggi dia buka, sebuah pukulan telak menghantam pipi Bhara sampai dia terjungkal ke belakang. "Brengsek!" pekiknya yang bahkan belum siap s
Read more

HIDUP DALAM BAYANG-BAYANG

"Kenapa kamu bengong di situ?" hardik Bhara tanpa melihat lurus ke arah Alisa yang sejak tadi dia perhatikan dari ekor matanya sedang berdiri di ambang pintu.Alisa mendekat sambil menggosok kedua tangan di depan rok kerjanya. Bhara berpaling sebentar dari monitor laptopnya."Saya mau mengajukan cuti, Pak."Tangan Bhara berhenti mengetik untuk fokus mendengar permintaan Alisa. "Cuti apa?""Iya ... sepupu saya nikah di kampung minggu depan. Saya mau pakai cuti tahunan buat itu. Kebetulan jadwal Bapak juga nggak sibuk minggu depan makanya saya pikir sesuai." Alisa menjelaskan dengan gugup."Saya nggak diundang?" Bhara menopang dagu, memasang wajah menggemaskan."Emang Bapak mau datang?""Nggak boleh? Ada larangan pacar kamu nggak boleh datang?"Kalau saat ini Alisa tengah makan, sudah pasti seluruh makanan di mulutnya tersembur keluar dan tersedak. "Bapak ngomong apa sih? Kita kan bukan--""Santai aja, kali," potong Bhara.
Read more

DATANG KEMBALI

"Silakan dimakan, Nak Bhara ... tambah lagi tuh nasinya," ujar tante Alisa ketika mereka makan malam bersama.Para laki-laki dewasa di rumah itu sudah sejak tadi makan lalu pergi ke kedai untuk bermain catur, sedang anak-anak tengah asyik menonton TV di ruang depan. Sejak pagi, baru sekarang rumah keluarga Alisa terlihat agak tenang.
Read more

WAKTUNYA MEMBAYAR BALIK

"Siapa dia?" tanya Maya saat dilihatnya Luna, ekspresinya terlihat seperti orang terancam."Dia bakal mulai tinggal di sini mulai sekarang. Nanti aku ceritakan. Kamu mau ngomong, kan? Ayo." Bhara mengajak Maya untuk ikut bersamanya. "Luna, kamu makan aja apa yang ada, ya. Jangan sungkan. Itu kamar kamu di atas, sebelah kanan, nanti sisa koper Om bawain."
Read more

RAHASIA MAYA

Luna melirik agak sinis ketika dia lihat Maya datang kembali, tapi kali ini dengan barang-barang serta beberapa koper.
Read more

DIPERGOKI

Tali gaun biru yang dikenakan Alisa beberapa kali jatuh ke lengannya, dengan muka kecut dan malu, beberapa kali pula tangannya memperbaiki. Dasar gaun murahan! Bisa tenang dikit nggak sih?! Jangan bikin malu! pekiknya dalam hati.Damar yang duduk santai di hadapannya mencoba bersikap seolah tidak tahu apa-apa, takut malah membuat Alisa risih bila dia ungkit soal pakaiannya.
Read more

OBSESI

"Semalam kenapa tanya aku ada di mana?"
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status