Beranda / Romansa / LOVELY MAN / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab LOVELY MAN: Bab 41 - Bab 50

55 Bab

KELAHIRAN SEORANG MONSTER

Berulang kali Bhara bertanya, tak kunjung ada tanggapan dari Maya. Gadis itu masih merengut sambil menyusun pakaiannya yang baru disetrika ke dalam lemari."Sayang ... kamu masih marah soal yang kemarin? Hm? Aku tau aku salah, tapi udahan dong marahnya ..." bujuk Bhara sambil mengekor tiap langkah Maya. Mulut Maya masih diam membisu. "May ... aku lagi ngomong, loh." Suara Bhara berubah lebih tegas. "Aku kan udah bilang, aku nggak bisa mengabaikan Alisa kayak gitu aja. Dia lagi kena musibah, May. Aku ini bosnya, atasannya, udah tugas aku memastikan dia baik-baik aja."Maya masih diam seribu bahasa. Bhara nekat mendekapnya dari belakang lalu memberinya satu ciuman di pipi, Maya langsung menghindar, lantas melempar lirikan tajam.
Baca selengkapnya

SENTUHAN YANG DINGIN

Rapat baru saja berakhir menjelang jam makan siang. Seperti hari-hari biasa, Damar dan beberapa rekan kerjanya naik ke atas rooftop gedung kantor untuk merokok sambil mengopi, menikmati pemandangan dan embusan angin sepoi-sepoi.
Baca selengkapnya

KEKACAUAN YANG DITAKUTKAN

Sebulan telah berlalu sejak mutasi Damar ke Bali meninggalkan Alisa yang tiap hari uring-uringan. Kata maaf pun rasanya tak cukup diucapkan Bhara, dia telah gagal memenuhi janjinya, walau sampai sekarang dia masih kerap berjanji akan membawa Damar kembali suatu hari nanti.Luna sendiri melanjutkan studi di rumah, dan tak lupa didampingi psikolog anak yang rutin mengecek kondisi psikisnya, tentu Bhara tak mau kejadian percobaan bunuh diri kembali terulang. Urusan asusila yang menjeratnya masih dalam tahap lanjutan, Bhara telah menugaskan anak-anak buahnya untuk mencari preman jalanan bernama Bimo. Untuk sesaat semua terasa tenang, setenang permukaan laut sebelum terjadi gelombang besar.***"Kamu cantik banget." Bha
Baca selengkapnya

UPAYA TERAKHIR

"Aku nggak akan ikut sama Mama! Aku tetap tinggal sama Bhara!" tegas Maya enggan menurut perintah keluarganya.
Baca selengkapnya

KESEPAKATAN BHARA DAN DAMAR

"Ini bukan buat liburan, Maya ... kenapa kamu malah bawa banyak bikini kayak gitu?" gerutu Bhara sambil memandang heran Maya yang tengah sibuk menyusun pakaiannya ke dalam koper, dan memang rata-rata yang dia bawa adalah baju renang.
Baca selengkapnya

LUMPUR

Senyum tipis tersungging di wajah tampan Bhara setelah dilihatnya kehadiran Alisa kembali di belakang meja kerjanya. Gadis itu berdiri tegak lalu menyapa dengan wajah berseri-seri, "Selamat pagi, Pak! Baru balik bulan madu dari Bali, ya?!" tanyanya bermaksud berkelakar.
Baca selengkapnya

TOMMY

Maya terbangun dari tidur singkatnya di sofa usai telinganya menangkap suara pintu terbuka. Bhara akhirnya pulang setelah jarum pendek jam menunjuk angka 2. Sudah lewat pukul dua dini hari.
Baca selengkapnya

TOLONG CINTAI AKU LAGI

Lebih dari dua menit sudah Alisa mondar-mandir di depan TV, jam dinding klasik sudah berdentang tanda sudah lewat tengah malam. Bukan baru kali ini saja dia menunggu kepulangan Damar dengan hati resah, malah bisa dikatakan malam-malamnya hanya diisi dengan resah dan gelisah saja sejak hari pernikahan mereka. Padahal dokter kerap kali meminta dia untuk menghindari stres, tapi bagaimana bisa dia menghindari stres jika dia dihadapkan dengan situasi seperti ini setiap hari.Tepat saat Alisa baru meletakkan pantat di atas sofa, didengarnya suara pintu gerbang terbuka. Sesegera mungkin dia berlari untuk membukakan pintu. Dan tepat seperti dugaannya, Damar baru pulang, dengan kemeja agak acakadut dan berbagai aroma yang menguar dari tubuhnya."Aku mulai capek sama tingkah kamu, Mas," kritik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status