Berulang kali Bhara bertanya, tak kunjung ada tanggapan dari Maya. Gadis itu masih merengut sambil menyusun pakaiannya yang baru disetrika ke dalam lemari."Sayang ... kamu masih marah soal yang kemarin? Hm? Aku tau aku salah, tapi udahan dong marahnya ..." bujuk Bhara sambil mengekor tiap langkah Maya. Mulut Maya masih diam membisu. "May ... aku lagi ngomong, loh." Suara Bhara berubah lebih tegas. "Aku kan udah bilang, aku nggak bisa mengabaikan Alisa kayak gitu aja. Dia lagi kena musibah, May. Aku ini bosnya, atasannya, udah tugas aku memastikan dia baik-baik aja."Maya masih diam seribu bahasa. Bhara nekat mendekapnya dari belakang lalu memberinya satu ciuman di pipi, Maya langsung menghindar, lantas melempar lirikan tajam.
Baca selengkapnya