Home / Thriller / Terjerat Skandal Istri Bos / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Terjerat Skandal Istri Bos: Chapter 21 - Chapter 30

111 Chapters

21. Keputusan Tangguh

Steve baru pulang ke rumah pukul tujuh tiga puluh malam. Begitu ia membuka pintu, ia sudah melihat Linda dan Tangguh tengah makan berdua sambil berbincang."Sayang, kamu olah raga atau jalan-jalan, kenapa lama sekali?" tanya Linda sambil berdiri menyambut suaminya. Karena hari ini catring masakan soup iga, sehingga tangannya tidak perlu di cuci terlebih dahulu untuk menyambut suaminya. "Eh, iya, tadi aku ada urusan penting sedikit. Ini aku belikan baso untuk kamu dan Tangguh, tapi karena kalian sudah makan, bisa disimpan saja, siapatahu nanti malam lapar," kata Steve sambil berjalan ke dapur untuk mencuci tangan. Tiba-tiba saja perasaan Tangguh tidak menentu, ia merasa sedikit bersalah karena makan terlebih dahulu di meja makan majikannya, seharusnya ia menunggu Steve tadi, tapi karena pertempuran Depok-Pasar Minggu bersama Linda, perutnya menjadi sangat lapar. "Pak, maaf ya, kalau saya makan duluan, tadinya saya ingin menunggu Pak Steve
Read more

22. Alat Penyadap

"Putus? Apa maksud kamu? Kita putus? Heh ... jangan harap!" Linda berbalik badan meninggalkan Tangguh yang terdiam di tempatnya. Wanita itu berlari masuk ke dalam rumah sambil menangis. Hatinya hancur berkeping-keping mendengar penuturan Tangguh. Ia telah salah menilai pemuda itu selama ini. Linda mengira bahwa Tangguh berbeda dari pria di luar sana, tetapi tidak, Tangguh sama saja. Hanya bisa melukai hatinya setelah puas memakainya. Yah, pemuda itu memang tidak bisa disalahkan karena dialah yang menggodanya. Jika sekarang ada orang yang patut dipersalahkan, hanya dialah orang satu-satunya. Bukan Tangguh apalagi Steve. Linda menangis cukup lama di dalam kamar, hingga akhirnya memutuskan untuk memasukkan beberapa helai baju ke dalam tas jinjing. Ia mengirimkan pesan pada Steve.'Pa, aku ke rumah ibu ya. Mungkin menginap dua hari. Tidak perlu dijemput, aku mau menenangkan diri.'SendLinda memesan taksi online. Lima menit berselang, sebua
Read more

23. Ada yang Rindu

Suara itu tiba-tiba saja menghilang.Shit!Pasti baterai alat penyadap itu habis dan harus segera aku isi daya. Apa itu tadi? Linda? Ya Tuhan, ada banyak nama Linda di Jakarta ini, kenapa jantungku terasa seperti ditusuk? Apa karena nama wanita yang disebut Tangguh mirip dengan nama istriku? Tidak mungkin, Linda dan Tangguh tidak akan mengkhianatiku. Ini harus benar-benar aku pastikan. Nama Linda yang keluar dari bibir Tangguh, pasti bukan Linda istriku. Steve terus saja berbicara pada hatinya sendiri. Hingga malam begitu larut, pria dewasa itu masih belum bisa memejamkan mata. Di kepalanya sibuk memikirkan nama Linda yang disebut oleh Tangguh. Ingin rasanya tidak percaya, tetapi hatinya yang lain berkata selidiki saja. Steve menuliskan pesan pada Linda.'Kapan mau dijemput, Sayang?'Hanya ceklis satu dan itu tandanya ponsel istrinya tidak aktif. Mungkin sedang di-charger mengingat ini sudah pukul satu malam.Keesokan pagi
Read more

24. Ingin Hamil

Tangguh menemani Steve berbincang dengan Darwis hingga pukul satu malam. Pemuda itu berusaha biasa saja padahal bagian tubuhnya yang lain merindukan Linda. Kilatan cumbuan singkat yang tadi ia berikan pada Linda masih membekas di pikirannya dengan sangat jelas. Tangguh selalu suka bagaimana saat Linda meremas rambutnya dengan gemas. "Tangguh, Pak Darwis mau pulang, apa yang sedang kamu lamunkan?" tegur Steve saat memperhatikan Tangguh yang melamun. "Eh, tidak, Pak, i-ini saya baru dapat telepon dari Rucita, katanya pihak keluarga laki-laki akan membawakan uang untuk pesta pernikahan, mm ... jadi mungkin bulan depan saya akan ijin sekitar tiga harian," terang Tangguh dengan sebenarnya. Pagi tadi adiknya memang menelepon , memberitahukan bahwa pihak keluarga calon mempelai laki-laki akan membawakan uang hantaran untuk pesta pernikahan. Tentu ia harus berada di sana dan pasti akan merindukan Linda karena hal itu. Tangguh tidak berbohong
Read more

25. Cerai?

Tubuh kekar dan berkeringat Tangguh kembali menyatu dengan Linda, dan wanita itu merasakan getaran puas pemuda itu di dalam miliknya. Sempurna, begitulah rasa yang bisa diteriakkan Linda di dalam hatinya setelah dua jam mereka bertempur dan akhirnya Tangguh selalu berhasil memuaskannya berkali-kali. Untuk beberapa saat Tangguh terdiam, lalu dengan pelan dan hati-hati mengangkat wajahnya dari bahu Linda dan menatap wanita itu. "Kamu begitu sempurna, Sayang," bisik Tangguh dengan suara serak yang begitu terdengar seksi di telinga Linda. Wanita itu bersemu merah, bahkan saat tatapan hangat milik Tangguh menyapu seluruh wajah, lalu turun ke leher dan kini dada wanita itu.Tangguh bergerak kembali dan Linda hanya bisa menahan gemetar atas sensasi yang terlalu kuat biasa diberikan Tangguh padanya. Pemuda itu menyentuhnya dengan sangat lembut dan penuh cinta. Rasa yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Tangguh tidak hanya menguasai hasrat di tubuhnya, tetap
Read more

26. Pertengkaran Steve dan Linda

"Apa? Cerai? Kamu jangan sembarangan bicara, Sayang! Aku tidak mau mendengar kalimat itu lagi. Kamu tahu'kan siapa aku?!" Steve menatap dalam bola mata Linda yang menantangnya. Ada kekuatan serta kekuasaan di sana yang membuat Linda tidak bisa berkutik. Steve akan menjadi sangat berbahaya tanpa bisa kita tebak. "Aku tahu dan aku bosan! Aku manusia, aku wanita, aku ingin punya anak, aku ingin dipuaskan dan kamu itu suami egois!" Linda tidak mau kalah berdebat. Ia menunjuk dada suaminya, lalu berjalan dengan penuh kemarahan keluar dari kamar.Brak!Suara pintu dibanting membuat Tangguh yang tengah menikmati sarapannya menjadi tersedak.Huk! Huk!Ia mengambil air yang sudah disediakan Linda, lalu meneguk ya dengan cepat. Kedua kakinya melangkah ke pintu depan untuk melihat suara gaduh yang terjadi. Nampak punggung Linda keluar dari pagar, lalu disusul Steve yang berlari menyusul istrinya. Tangguh menutup pintu, lalu berlari menyusul
Read more

27. Kemarahan Steve

"Bang, ini saya kasih ongkosnya, istri saya tidak akan pergi ke mana-mana," ketus Steve sambil memberikan dua lembar uang merah pada sopir taksi online. Tangannya mencengkeram kuat lengan Linda hingga wanita itu meringis kesakitan. Tangguh ingin menolong, ia tidak tegas melihat Linda yang sorot matanya seakan meminta tolong padanya. "Pak, itu ... Bu Linda ke ....""Jangan ikut campur, Tangguh! Selesaikan saja pekerjaanmu!" tukas Steve marah dan menarik kasar tangan Linda untuk masuk ke dalam rumah. "Lepas! Kau menyakitiku, Steve!" teriak Linda tidak terima, namun sayang, ucapannya hanya bagaikan angin lalu, Steve menggotong Linda bak karung beras; membawanya ke dalam rumah. Tak lupa mengunci pintu dan bergegas masuk ke dalam kamar.Brak!"Aw!" Linda memekik kaget sekaligus kesakitan saat tubuhnya terhempas di kasur dengan kuat."Tidak ada perceraian Linda!" ujar Steve dengan suara penuh penekanan. Pria dewasa itu melepas satu per
Read more

28. Ancaman Linda

"Sayang, syukurlah kamu sudah sadar. Maafkan aku ya, aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Sayang, tadi kata dokter kamu sepertinya hamil dan dokter tadi minta kamu periksa urin besok pagi." Wajah Steve berbinar dengan intonasi penuh semangat. Linda yang baru saja siuman, tentu menanggapi ucapan Steve biasa saja. Kepalanya masih sedikit pusing dan juga organ kewanitaannya masih terasa begitu perih. Kenapa bisa perih? Karena Steve tidak benar-benar bercinta dengannya, tetapi lebih kepada memperkosanya. "Aku lapar," lirih Linda dengan suara lemas. Tok! Tok!"Permisi, Pak, Bu, ini saya," suara Tangguh di luar sana membuat hati Linda berdebar sekaligus membuncah senang. Ingin sekali ia berlari memeluk Tangguh dan meminta pemuda itu untuk membawanya pergi jauh dari Steve, tapi keadaan sangat tidak memungkinkan karena ada banyak hal yang menjadi pertimbangannya."Masuk," kata Steve mempersilakan. Tangguh membuka pintu kamar perlahan dengan sebela
Read more

29. Terapi Penyembuhan

Edisi Malam Jum'atSelamat Membaca Keesokan harinya, Linda sudah bisa turun dari tempat tidur, walau jalannya masih tertatih;paling tidak untuk ke kamar mandi, ia tidak perlu bantuan Steve lagi. Dengkuran Steve begitu nyaring walau matahari pagi sudah mulai naik. Linda baru saja keluar dari kamar mandi setelah mandi dan membersihkan organ kewanitaannya dengan air hangat. Ia menoleh ke arah Steve, lalu memutar bola mata malas. Hilang sudah rasa cintanya. Tak ada lagi yang tersisa untuk suaminya, apalagi kejadian semalam membuatnya semakin mantap menjatuhkan perasaannya pada Tangguh. Begitu ingat nama Tangguh, Linda berjalan keluar dari kamar dengan perlahan, lalu ia berdiri tegak di depan teras rumah sambil menghirup udara pagi yang teramat segar. Gembok pagar sudah terbuka dan begitu ia menoleh ke belakang, memanjangkan lehernya untuk melihat rumah Tangguh. Wanita itu mengulum senyum saat mendapati lampu rumah yang sudah padam. I
Read more

30. Rekaman Video

Sudah tiga hari Steve dirawat di rumah sakit. Linda dan Tangguh bergantian menunggui Steve di rumah sakit. Tidak ada gelagat yang berbeda dari keduanya, semua aman terkendali seperti biasa. Steve sangat beruntung memiliki istri yang sayang padanya dan juga pekerja yang totalitas membantunya dengan sepenuh hati. Pria dewasa itu tersenyum begitu hangat melihat Linda yang tengah merapikan pakaiannya di dalam tas, karena dokter mengatakan hari ini Steve sudah boleh pulang. Ada masalah sedikit dengan ginjal Steve, tetapi sudah lebih baik. Baju dress yang dikenakan Linda berleher rendah, belahan dadanya sedikit muncul dan sangat menantang. Steve yang biasanya dua hari sekali mandapat jatah ranjang, tentulah sangat tergoda untuk mencumbu Linda kembali di kamar mereka. "Apa kamu sedang menggodaku, Sayang?" Steve meraih pinggang istrinya dengan tangan kanan, karena tangan kirinya masih tertancap jarum infus. Linda berjengkit kaget dengan perlakuan Steve
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status