Home / Thriller / Terjerat Skandal Istri Bos / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terjerat Skandal Istri Bos: Chapter 11 - Chapter 20

111 Chapters

11. Dimabuk Asmara

Terjerat Skandal Istri Bos 11     “Apa?” Tangguh memekik dengan kedua bola mata hampir saja terlempar dari tempatnya.    “Ha ha … aku hanya bercanda, Guh. Mana mungkin kita nekat melakukan semua itu. Untuk sementara seperti ini saja aku tidak keberatan,” kata Linda sambil mengeratkan pelukannya pada Tangguh. Pemuda desa yang sudah terperosok dalam cinta buta itu pun hanya bisa tersenyum tipis, lalu mendaratkan satu kecupan di bibir kekasihnya.     “Mau ke mana?” tanya Linda saat Tangguh mengurai tangannya, lalu menyeret tubuhnya yang kekar untuk turun dari tempat tidur Linda.
Read more

12. Berkeringat pun tidak

Linda mencoba bersikap biasa saja, tetapi berbeda dengan Tangguh yang wajahnya mendadak kaku dan berkeringat. Mobil Steve memasuki pekarangan rumah. Itu tandanya jika ia memarkirkan mobilnya ke depan bengkel, maka Linda akan terlihat berada di sana bersama dirinya. "Aku akan bersembunyi di balik mobil ini. Kau buat suamiku sedikit menjauh, apa kau paham?" titah Linda sudah berjalan di balik-balik mobil rongsokan suaminya. Sandal yang ia gunakan juga sudah ia lepas dan ia pegang erat, agar gerak langkahnya nanti tidak dicurigai oleh Steve.Beruntunglah Steve langsung menuju bengkel, tidak mencari Linda ke dalam rumah. Tangguh berusaha memperbaiki air wajahnya dengan berdeham beberapa kali. Lalu juga ia berpura-pura keluar dari bengkel sambil mencuci tangan. "Hai, Tangguh, bagaimana kerjamu hari ini?" sapa Steve sambil meletakkan topinya di atas meja kecil yang nampak berdebu. Hidung Steve membaui aroma nasi Padang yang cukup kental menusuk hidungnya.
Read more

13. Steve ke Dokter

"Jadi menurutmu, pola hidup masa muda yang membuat kejantananku tidak bisa bekerja maksimal?" tanya Steve pada Dokter Hadi; merupakan dokter spesialis kulit dan kelamin yang juga salah satu kenalannya. "Ya, aku menyarankan agar kamu hentikan rokok, tidak minum bir, tidak begadang, dan banyak makan buah. Memang berproses, tidak bisa cepat. Aku memang bisa memberikanmu resep obat kuat, tapi aku khawatir akan ginjalmu. Jadi aku hanya berikan vitamin saja ya," terang Dokter Hadi sambil menuliskan resep untuk Steve. Pria bule itu terdiam beberapa saat, lalu berkata, "aku mau resep obat kuat itu, aku akan mencobanya. Tidak perlu banyak, tiga pil cukup. Ayolah, Di," rengek Steve dengan wajah memelas. Dokter Hadi menghela napas. Di satu sisi ia kasihan dengan masalah Steve, di sisi lain ia juga mengkhawatirkan kondisi ginjal temannya itu. Apalagi Steve sudah tidak muda. Usianya hampir lima puluh tahun. "Aku yakin tidak apa-apa, ayolah!" rengek Steve la
Read more

14. Kencan

"Linda, baju kamu kenapa? Kena oli?" Linda terdiam beberapa saat, lalu matanya turun ke arah dada, di mana noda oli ulah tangan Tangguh tercetak di sana. "Em ... ini ... aku menyenggol kaleng oli yang diletakkan Tangguh di sembarang tempat. Pada saat aku mau mengangkatnya, malah tanganku terkena kotorannya, Pa. Ini tadi pegang baju karena tidak sadar kalau tangan kena oli," jawab Linda berusaha meyakinkan suaminya. Steve hanya mengerutkan kening sambil tersenyum tipis melihat kekonyolan Linda."Ya sudah, ganti baju sana," kata Steve pada Linda. Wanita itu pun berjalan masuk ke kamar, maksud hati ingin segera mandi agar bau oli bisa hilang dari tubuhnya. Sebelum ia menutup pintu, ia menoleh pada suaminya."Papa jangan lupa ingatkan Tangguh, kalau meletakkan barang-barang seperti itu jangan sembarangan. Hati-hati merokok juga jangan di dalam bengkel," ujar Linda dengan suara ketus. Seakan-akan ia tidak menyukai kebiasaan pemuda yang menumpang di rumahnya.
Read more

15. Kekesalan Linda

Begitu mobil Steve berhenti di depan pagar rumahnya, Tangguh yang tidak benar-benar pergi dan tengah merokok di teras rumah, tentu saja langsung berlari untuk membukakan di pagar.Steve sempat menurunkan kaca mobil untuk menyapa Tangguh. Pemuda itu tersenyum lalu melirik sedikit Linda yang tengah berwajah masam dengan kedua tangan terlipat di dadanya. Seketika itu juga, Tangguh merasa ada yang tidak beres dengan Linda. Wanita itu keluar lebih dahulu dari mobil dan berjalan dengan tergesa untuk masuk ke dalam rumah. Tangguh melihatnya dan secara otomatis membuat pemuda itu semakin penasaran. Selesai Tangguh mengunci pagar kembali, kakinya mendekat pada Steve yang berdiri di depan mobil sambil bersandar pada bibir kap. Lelaki tua itu tengah berusaha menyalakan api untuk mengisap rokok, tetapi gagal. Tangguh membantu menyalakan rokok Steve dengan korek gas yang ia punya. Pria itu hanya tersenyum, mengisap dalam rokoknya, lalu membuangnya ke
Read more

16. Mencuri Waktu

"Tangguh, buka!" Linda tersentak kaget, lalu dengan tubuh yang berbalut selimut, lalu bersembunyi di dalam kolong tempat tidur."Sebentar, Pak," jawab Tangguh sambil merapikan pakaian dalam Linda yang berserakan, lalu ia masukkan ke dalam kolong. Tangguh menenangkan detak jantungnya yang sangat cepat. Cklek!"Ada apa, Pak?" tanya Tangguh berpura-pura menggosok matanya seolah baru bangun tidur. "Tangguh, apa kamu melihat Linda? Istriku itu sepertinya marah padaku dan saat aku bangun tidur, aku tidak menemukannya di kamar," tanya Steve dengan wajah panik. "Oh, saya tidak lihat, Pak. Apa mungkin Bu Linda ke warung, Pak? Apa mau saya bantu cari? Atau gini deh, Bapak cari ke mana, biar saya juga cari ke lain tempat. Kita berpencar. Kenapa tidak mencoba menelepon Bu Linda?" Tangguh sengaja mengeraskan suaranya dengan maksud hati agar Linda mendengar dan bisa mencari jalan keluar dari rumahnya."Istriku tidak membawa HP. Ponselnya
Read more

17. Toko Obat Kuat Online

Steve tersenyum sembari melambaikan tangan pada Linda dan juga Tangguh yang beranjak pergi keluar dari pekarangan rumah. Pria itu masuk kembali ke dalam rumah dan memilih langsung berbaring di tempat tidur. Kepalanya masih saja terasa pening sehingga ia memutuskan untuk tidur. Steve terbangun dan ia melihat jam di dinding yang sudah berada di angka dua belas. "Sayang, apa kau sudah pulang?" serunya dari kamar. Pria itu masih menggosok mata sembari meluruskan pinggangnya yang pegal. Kesadarannya belum benar-benar pulih karena kepala yang masih terasa berat. "Sayang," panggilnya lagi saat tidak mendengar sahutan Linda. Steve turun dengan malas dari tempat tidur, lalu berjalan keluar kamar untuk mencari istrinya. "Oh, belum pulang ternyata," gumam Steve saat mengintip dari jendela ke dalam bengkel yang masih sepi.Steve merasa sedikit aneh karena tidak biasanya Linda berbelanja cukup lama. Ini sudah dua jam dan mereka belum kembali. Steve m
Read more

18. Kopi untuk Steve dan Permen untuk Tangguh

Dewasa 21+  Linda bolak-balik melirik gudang yang sepi. Ke mana Tangguh? Pikirnya. Linda ingin mengirimkan pesan, tetapi ia khawatir suaminya membaca pesannya dan malah mengetahui semuanya. Ingin bertanya pada Steve, tetapi ia juga ragu. Linda terpaksa kembali berpura-pura fokus pada ponselnya. Membuka aplikasi market place dan memilih aneka barang. Ia tinggal lapor Steve untuk melakukan pembayaran atas semua barang belanjaannya. Linda membeli beberapa baju tidur seksi, baju kaus pria, dan juga setengah lusin dalaman pria. Kalau barang ini dibayar oleh Steve, nanti dia curiga. Linda mengurungkan niatnya membayar belanjaan menggunakan uang suaminya. Linda membayar menggunakan aplikasi Mbanking miliknya dengan saldo yang masih penuh tentu saja. "Sayang, sedang apa?" tanya Steve menghampiri Linda duduk di atas tempat tidur. "Ini, aku berbelanja beberapa baju daster dan lingerie. Sudah lam
Read more

19. Kecurigaan Steve

"Ya ampun, kamu luar biasa, Guh. Kapan-kapan kita perlu mencobanya. Melakukan hal semenarik ini dalam perjalanan Jakarta-Bandung. Aku yakin, begitu kita sampai Dago, kamu baru tuntas." Linda tak kuasa untuk tidak tertawa sambil menutup mulutnya, sedangkan Tangguh hanya bisa menyeringai sambil merasakan bulir keringat membasahi kening leher, dan seluruh anggota tubuhnya.Melihat tawa Linda yang lebar, membuat hati pemuda itu membuncah senang, sekaligus merasa sedikit risau. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Linda, lalu mengusap pundak polos wanita itu dengan lembut."Apakah aku bersalah melakukan ini semua, Guh?" Tangguh menatap heran pada Linda  sambil mengerutkan keningnya. "Yang membuat kekasihku ini merasa bersalah adalah karena kamu juga sangat menikmatinya. Linda mengigit bibir bawahnya."Masa sih?" Linda menyeringai dengan wajah merona. Tangguh mengangguk pasti, lalu meraih Tangan Linda untuk dikecupnya. "Di sini sayalah
Read more

20. Depok-Pasar Minggu

"Waw, kue bolu," seru Steve saat memasuki rumah dan mencium aroma lezat perpaduan mentega, terigu, dan juga vanili. Pria itu berjalan ke dapur dan mendapati istrinya yang memakai apron penuh dengan butiran terigu. Ditambah noda coklat di pipi Linda yang membuat penampilan istrinya semakin cantik bila berada di dapur. "Istriku cantik sekali," puji Steve tiba-tiba memeluk pinggang istrinya dari belakang. Linda terlonjak kaget, lalu segera berbalik untuk menatap suaminya. "Aku bosan dan sepertinya membuat kue bisa membantuku menghilangkan sakit kepala ini," kata Linda kembali berbalik memunggungi Steve untuk menuangkan adonan ke dalam loyang. "Apa kamu tidak mau ke dokter? Ayo, aku temani," ajak Steve. "Tidak usah, Pa, aku hanya butuh mengalihkan keinginan mendesahku dengan membuat kue." Ada sebuah sindiran dalam kalimat yang diucapkan Linda dan Steve tahu itu. Istrinya menyinggungnya telak. Pria itu hanya bisa menelan lu
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status