Beranda / Romansa / For Husband / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab For Husband: Bab 21 - Bab 30

74 Bab

21

POV Bella             Setelah kunjungan orang tua kami ke rumah. Aku lihat Mas Rengga sibuk bekerja, hingga kadang lupa dengan jam makan. Aku tidak mau banyak bertanya. Yang nanti malah mengganggu fokusnya untuk bekerja. Sesekali aku datangi ruang kerjanya, untuk mengingatkan waktu makan. Walau kadang merasa sepi dan kesusahan. Karena sebelumnya, dia tidak pernah benar-benar meninggalkanku.             Hampir satu minggu ini, aku terlelap tanpanya disisiku, dan bangun tanpanya. Aku pikir dia benar-benar sibuk. Pagi hari ini, aku lihat dia masih tertidur nyenyak di sampingku. Aku ulas senyum, mengusap rambutnya. Beberapa menit aku habiskan dengan memandangi wajahnya. Sebelum aku ketahuan olehnya. Lalu menciumku dengan liar.             “Aku rindu padamu sayang,” katanya. Setelah melepas pagutan pan
Baca selengkapnya

22.

POV Bella             Aku rasakan banyak cairan yang keluar dari selangkanganku. Ketika usai menuntaskan aktivitas panasku dengan Mas rengga. Namun aku tak dapat membedakan, itu sperma yang mengalir atau malah air ketubanku yang pecah. Karena setelahnya kontraksiku datang kian hebat dan panjang. Aku sudah tak dapat fokus. Ketika Mas Rengga mengingatkanku tentang makan siang. Karena sakit yang kian menjadi.             Aku merasa kepala bayi yang sudah mendekati liangku, terasah perih dan panas. Ketika Mas Rengga memeriksa, aku hanya dapat mengerang sakit. Lalu dengan mudah dia memindahkanku ke ruang pemeriksaan.             “Mas jangan tinggalkan aku,” ujarku pelan. Tak mampu mengeluarkan suara. Dia diam, hanya terus menggenggam tanganku. Dan menatap mataku dalam. Mengusap rambutku yang sudah bera
Baca selengkapnya

23.

POV Bella.            Aku mendengar suara tangisan, tidak hanya satu namun ada tawa yang lain. Aku hampiri suara itu. Lalu kutemukan dua anak-anak berlarian, berkejaran mengelilingi taman. Aku langkahkan kakiku mendekat, seperti sadar salah satu dari mereka menerjangku. Aku rendahkan badanku, menyamakan dengan tinggi mereka.            “Mama Ares nakal,” adunya, dengan mata yang mengerjap lucu, air mata sudah hilang darinya. Kemudian tak lama anak lain datang menghampiriku. Ikut menerjangku dari samping.            “Mama Ares enggak nakal kok,” katanya dengan cengirang lebar.            Aku pandangi mereka, sangat mirip dengan orang yang kukenal.          
Baca selengkapnya

24.

POV Bella             Setelah kepergian Dokter Andre. Aldo terpaksa aku berikan pada Kara. Karena suster sudah datang, untuk membantuku mandi.             Seusai Mas Rengga pamit menemui Dokter Andre tadi. Dia belum kembali lagi ke ruanganku.             Mas Rengga memang agak berubah. Setelah umur kehamilanku memasuki bulan ke-8. Dia tidak lagi menyuruhku untuk memakai dress tipis. Namun intensitas bercinta kami yang seakan tiada habisnya.             Ketika itu, aku begitu cemas dengan kondisi kandunganku. Tetapi sepertinya tidak ada yang perlu dicemaskan, sebab tidak sampai berpengaruh pada kandunganku. Karena aku yang sudah tidak bisa banyak bergerak. Maka sisa bercinta kami biasanya, dirapihkan oleh bibi.    
Baca selengkapnya

25.

POV Bella             “Kamu capek?” Tanya Mas Rengga, ketika sampai dikamar.             “Capek tapi aku menikmatinya Mas,” jawabku, sambil merapihkan tempat tidur.             Aku rasakan lengan hangat melingkari perutku. Aku tegakkan badanku. Lalu dia mulai menyerukkan wajahnya ke leherku.             “Maafkan Mas ya. Yang kurang ada waktu untuk kalian,” Kata Mas Rengga. Semakin mengeratkan pelukannya. Aku usap tangannya yang melingkar disekitar perutku.             “Kamu bekerja keras untuk kami Mas. Terimakasih untuk selalu meluangkan waktunya,” ucapku lembut.             “Aku berusaha. Aku juga tidak mau me
Baca selengkapnya

26.

POV Rengga             Saat ini aku sedang menikmati kebersamaanku bersama keluarga kecilku. Setelah puas bermain dengan Bella. Kami lanjutkan dengan mandi bersama, yang bukan hanya mandi.             Walau dia bilang capek. Namun dia selalu kembali antusias jika berkaitan dengan kedua jagoan kami. Dengan tetap dibantu Kara dan Andin, yang mengawasi. Kami main disekitar taman belakang rumah.              Aldo dan Ares dengan cepat merangkak. Menggapai setiap rerumputan, daun ataupun bunga yang dilihat mereka. Sedangkan kami berdua hanya mengawasi mereka dari kejauhan. Sesekali aku bangkit, mengikuti  Aldo dan Ares yang membuat kedua baby sisternya kewalahan.              Beruntunglah Dokter Ani merekomendasikan mereka be
Baca selengkapnya

27.

POV Rengga             Seperti janjiku, akan mengusahakan pulang lebih awal. Beberapa pekerjaan yang tersisa. Aku selesaikan secepat mungkin dan sisanya akan aku bawa pulang. Meeting terakhir baru saja selesai, dengan hasil yang memuaskan. Untuk keperluan pekerjaan diluar kota atau luar negeri. Aku serahkan pada asisten yang sudah ditugaskan papa, untuk membantuku.             Karena aku tidak ingin berjauhan, apalagi meninggalkan Bella dan anak-anak. Karena soal pekerjaan. Bagiku mereka lebih penting, dari pertemuan-pertemuan bisnis yang masih dapat diwakilkan. Mengetahui perkembangan anak-anak, serta update kesehatan Bella jauh lebih penting buatku. Aku masih dalam perjalanan, ketika Andre tiba-tiba menelpon.             “Ya Dre?” balasku seadanya.     &n
Baca selengkapnya

28.

POV Rengga             Setelah drama tangisan Bella beberapa hari yang lalu. Aku mulai menyeleksi tamu-tamu yang membuat janji, apalagi itu perempuan. Kalau jadinya seperti ini. Mungkin lebih baik menyertakan Ria kedalam ruangan. Sebagai saksi mata, selama jalannya pertemuanku dengan Renita.             Penyesalanku bertambah besar, kala keesokan harinya Bella sakit. Dan hanya bisa melakukan aktivitas diatas tempat tidur. Setelah diperiksa Andre, penyebab imunnya menurun. Adalah faktor strees dan tekanan pikiran.             Mengetahui faktornya berawal dariku. Rasa bersalah juga penyesalan, seakan menikamku. Hingga beberapa hari, sampai hari ini. Aku menahan semua hasratku, untuk menyentuhnya.             Saat ini aku sedang menunggun
Baca selengkapnya

29.

POV Bella            Saat ini aku sedang mengawasi kedua jagoanku. Bermain di taman sisi selatan rumah. Sambil menunggu guru les yang akan mengajari mereka berenang. Minggu lalu, mereka sempat diajari oleh Mas Rengga. Karena Mas Rengga juga belum tahu, kapan lagi bisa mengajari. Akhirnya aku berinisiatif memanggil guru les renang kerumah. Hal tersebut  disetujui olehnya.            Hari ini Ibu dan Mama akan mampir ke rumah. Katanya sudah pada kangen dengan si kembar. Ketika bibi mengantar seorang pria, sekitar awal 20-an. Aku pastikan, dia adalah guru berenang anak-anakku. Aku jabat tangannya lalu mempersilahkan duduk. Bibi dengan sigap mengantarkan minum juga camilan.            “Oh ya, sebelumnya saya hanya berkomunikasi dari lembaga saja. Belum mengenal anda secara langsung. Perkenalkan nama saya Bella
Baca selengkapnya

30.

POV Bella             Kami sedang piknik didekat hutan buatan belakang rumah, Ketika aku rasakan kontraksi mendatangiku. Sudah seharian ini, terjadi kontraksi yang masih dalam intensitas rendah. Subuh tadi, selesai bercinta dikamar mandi dengan Mas Rengga kontraksi itu datang. Mungkin bayiku akan lahir besok atau 2 hari lagi. Mengingat intensitas kontraksi yang masih rendah.              Aldo dan Ares begitu menikmati waktu bersama dengan Papa mereka. Mas Rengga dibuat kewalahan dengan tingkah mereka, yang kian aktif.              Setelah aku amati, Aldo selain lebih manja dan rewel. Dia juga terlihat menyebalkan. Lihat sekarang saja, dia sedang menggoda Ares. Dengan merebut dan memainkan mainan Ares. Padahal mereka sudah punya mainan yang sama. Aku hanya dapat menggelengkan kepala. Seda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status