Share

26.

Penulis: Demina07
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-04 11:26:09

POV Rengga

            Saat ini aku sedang menikmati kebersamaanku bersama keluarga kecilku. Setelah puas bermain dengan Bella. Kami lanjutkan dengan mandi bersama, yang bukan hanya mandi.

            Walau dia bilang capek. Namun dia selalu kembali antusias jika berkaitan dengan kedua jagoan kami. Dengan tetap dibantu Kara dan Andin, yang mengawasi. Kami main disekitar taman belakang rumah.

             Aldo dan Ares dengan cepat merangkak. Menggapai setiap rerumputan, daun ataupun bunga yang dilihat mereka. Sedangkan kami berdua hanya mengawasi mereka dari kejauhan. Sesekali aku bangkit, mengikuti  Aldo dan Ares yang membuat kedua baby sisternya kewalahan.

             Beruntunglah Dokter Ani merekomendasikan mereka be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • For Husband   27.

    POV Rengga Seperti janjiku, akan mengusahakan pulang lebih awal. Beberapa pekerjaan yang tersisa. Aku selesaikan secepat mungkin dan sisanya akan aku bawa pulang. Meeting terakhir baru saja selesai, dengan hasil yang memuaskan. Untuk keperluan pekerjaan diluar kota atau luar negeri. Aku serahkan pada asisten yang sudah ditugaskan papa, untuk membantuku. Karena aku tidak ingin berjauhan, apalagi meninggalkan Bella dan anak-anak. Karena soal pekerjaan. Bagiku mereka lebih penting, dari pertemuan-pertemuan bisnis yang masih dapat diwakilkan. Mengetahui perkembangan anak-anak, serta update kesehatan Bella jauh lebih penting buatku. Aku masih dalam perjalanan, ketika Andre tiba-tiba menelpon. “Ya Dre?” balasku seadanya. &n

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • For Husband   28.

    POV Rengga Setelah drama tangisan Bella beberapa hari yang lalu. Aku mulai menyeleksi tamu-tamu yang membuat janji, apalagi itu perempuan. Kalau jadinya seperti ini. Mungkin lebih baik menyertakan Ria kedalam ruangan. Sebagai saksi mata, selama jalannya pertemuanku dengan Renita. Penyesalanku bertambah besar, kala keesokan harinya Bella sakit. Dan hanya bisa melakukan aktivitas diatas tempat tidur. Setelah diperiksa Andre, penyebab imunnya menurun. Adalah faktor strees dan tekanan pikiran. Mengetahui faktornya berawal dariku. Rasa bersalah juga penyesalan, seakan menikamku. Hingga beberapa hari, sampai hari ini. Aku menahan semua hasratku, untuk menyentuhnya. Saat ini aku sedang menunggun

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • For Husband   29.

    POV Bella Saat ini aku sedang mengawasi kedua jagoanku. Bermain di taman sisi selatan rumah. Sambil menunggu guru les yang akan mengajari mereka berenang. Minggu lalu, mereka sempat diajari oleh Mas Rengga. Karena Mas Rengga juga belum tahu, kapan lagi bisa mengajari. Akhirnya aku berinisiatif memanggil guru les renang kerumah. Hal tersebut disetujui olehnya. Hari ini Ibu dan Mama akan mampir ke rumah. Katanya sudah pada kangen dengan si kembar. Ketika bibi mengantar seorang pria, sekitar awal 20-an. Aku pastikan, dia adalah guru berenang anak-anakku. Aku jabat tangannya lalu mempersilahkan duduk. Bibi dengan sigap mengantarkan minum juga camilan. “Oh ya, sebelumnya saya hanya berkomunikasi dari lembaga saja. Belum mengenal anda secara langsung. Perkenalkan nama saya Bella

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • For Husband   30.

    POV Bella Kami sedang piknik didekat hutan buatan belakang rumah, Ketika aku rasakan kontraksi mendatangiku. Sudah seharian ini, terjadi kontraksi yang masih dalam intensitas rendah. Subuh tadi, selesai bercinta dikamar mandi dengan Mas Rengga kontraksi itu datang. Mungkin bayiku akan lahir besok atau 2 hari lagi. Mengingat intensitas kontraksi yang masih rendah. Aldo dan Ares begitu menikmati waktu bersama dengan Papa mereka. Mas Rengga dibuat kewalahan dengan tingkah mereka, yang kian aktif. Setelah aku amati, Aldo selain lebih manja dan rewel. Dia juga terlihat menyebalkan. Lihat sekarang saja, dia sedang menggoda Ares. Dengan merebut dan memainkan mainan Ares. Padahal mereka sudah punya mainan yang sama. Aku hanya dapat menggelengkan kepala. Seda

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-12
  • For Husband   31.

    POV Rengga Keesokan harinya si kembar beserta pengasuh di antar kerumah Mama. Mama sudah menelpon sejak 2 hari yang lalu sebenarnya. Bahwa beliau ingin cucu-cucunya menginap. Segala kebutuhannya selama beberapa hari kedepan disiapkan. Mulai dari pakaian, asi dalam botol dan mainannya. Setelah mereka siap, segera diantar oleh Pak Hadi kerumah Mama. Karena saran dari Andre, yang meminta agar Bella banyak berjalan kaki. Sekarang aku dan Bella sedang berjalan-jalan didekat kebun apel belakang rumah. aku lingkarkan tanganku disekitar pinggangnya. Kami berjalan perlahan, sambil sesekali menikmati pemandangan pepohonan. “Bell,” panggilku pelan. “Ya Mas,” dia menyahut singkat. Seraya mengamati buah-bauh apel yang sudah waktunya panen. &nb

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-12
  • For Husband   32.

    POV Rengga Saat ini semua sudah berkumpul diruang pemeriksaan. Mama dan Ibu bergiliran menggendong Amira. Bahkan Papa dan Ayah antusias untuk menggendongnya. Semua tersenyum dan tertawa bahagia. Sedangkan Aldo sedang tidur disebelah Bella. Dan Ares ada dalam pangkuanku. Aldo memang lebih manja dan rewel daripada Ares. Dia sedari tadi merajuk disisi Mamanya. Ingin dipeluk hingga tertidur. Berniat aku pindahkan, namun Bella mencegah. Hem, memang Aldo sangat mirip denganku, seperti duplikat. Lalu Ares, dia lebih tenang, pendiam seperti Mamanya. Walau kebanyakan wajahku menurun padanya. Tapi dari sifat, sangat dominan ke Bella. Ketika hari sudah larut, orang tua kami beranjak ke kamar. Aldo dan Ares juga ikut tidur bersama Kakek Nenek nya. Dan Amira sedang menyusu d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-12
  • For Husband   33.

    POV Bella Sekarang aku bersama Amira, sedang berkunjung ke rumah Dokter andre. Lebih tepatnya mengunjungi Kirana. Karena Dokter Andre tidak berada di rumah. Sejak Kirana menjengukku waktu itu. Dia akan main ke rumah 2 minggu, atau seminggu sekali. Hanya untuk bermain dengan Aldo dan Ares. Dia lebih suka menggendong Amira. Tetapi sejak kandungannya semakin besar. Kirana tidak lagi berkunjung, karena pergerakannya yang sudah terbatas. Dia mengandung bayi kembar, maka wajar jika pada diusia kandungan 28 minggu. Dia sudah tidak bisa banyak bergerak. Bahkan sekarang saja, aku agak kawatir. Melihat dia berjalan tertarih menghampiriku. “Amira cantik,” senyumnya menyapa Amira. “Maaf ya kalau agak

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • For Husband   34.

    POV Rengga Sebenarnya aku sudah tergoda. Semenjak mengetahui pakaian yang digunakan Bella. Dengan dress floral off shoulder, begitu memanjakan mataku. Bayangkan payudaranya hampir tumpah. Lalu dress tersebut, juga hanya menutupi sedikit paha dan bokongnya. Memang orangku sangat paham, dengan seleraku. Dalam memilihkan baju untuk Bella. Aku sudah meminum obatnya. Dan aku lihat Bella juga sudah meminum obatnya. Tepat setelah masuk kamar. Akuu peluk dia dari belakang. Menghirup aroma tubuhnya yang selalu memabukkan untukku. “Mas kenapa?” tanyanya polos. Aku diam, menciumi leher dan tengkuknya. Tanganku sudah aktif meremas kedua payudara besarnya. “Ehm Masssh,” desah Bella. Aku tarik tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13

Bab terbaru

  • For Husband   74.

    POV Bella Pagi hari sebelum matahari menampakkan cahayanya. Mas Rengga sudah membangunkanku dengan cara kesukaannya. Berjalan pelan ke tepi pantai. Kami bertelanjang kaki menikmati air laut. Yang menjilat kaki kami seiring deburnya yang menepi. Lalu sedikit menjauh, duduk diatas pasir. Tanpa meminta, Mas Rengga sudah mengerti. Dengan menarikku perlahan untuk duduk dengan nyaman. Sweternya sudah membukus setengah badanku. Melindungi dari terpaan hawa dingin dipagi hari. Semalam, dengan telaten dia membereskan pakaian kami, ke dalam lemari yang sudah disediakan. Dan diluar dugaanku, dia bertahan tanpa menyentuhku. Walau setiap kali bersama, dia hampir lepas kendali. Posisiku begitu nyaman,

  • For Husband   73.

    POV Bella Hari selanjutnya, aku dikejutkan dengan kehadiran Dokter Brian saat makan siang. Mas Rengga juga memilih makan siang dirumah. Padahal jarak antara kantor kerumah ini, lebih jauh. Setelah berbincang santai dengan dokter Brian. Aku mulai paham, alasan kenapa dia datang. Bayangan yang memaksa hadir dalam pikiranku tersebut. Menjadi ketakutan tersendiri untukku. Setiap kali melihat ranjang dari sofa, yang berada bersebrangan. Selalu mengingatkanku, pada pesan Renita. Kemudian ulasan bayangan Rengga dan Renita. Bergumul dibawah selimut yang sama. Dengan tanpa satu helai kain yang menutupi tubuh mereka. Agaknya sering kali mengganggu pikiran dan mempengaruhi moodku. Selama sisa kami berad

  • For Husband   72.

    POV Rengga Andre datang setelah 15 menit kami menunggu. Aku silahkan dia memeriksa kondisi Bella, yang masih belum sadar. Aku was-was, menunggu hasil pemeriksaan Bella. Melihat raut wajah tenang Andre. Kini terasa tampak lebih mengkawatirkan. Dia sudah merapihkan alatnya, memasukkan kedalam tas. “Apakah Bella pernah punya riwayat gangguan kecemasan?” tanya Andre tenang. Pertanyaan Andre jelas tidak biasa. Mengingat Bella selalu tampak tenang, diam juga ceria. “Dia pernah mengalami sedikit trauma dibangku SMA Dok. Apakah ada hubungannya dengan keadaannya saat ini?” tanya Ibu cemas. Andre masih terlihat mengamati Bella yang belum sadar. “Sejauh ini. Itu diagnosa yang bisa saya berikan. Mung

  • For Husband   71.

    71 POV Bella Setelah perjalanan yang cukup lama. Karena dihadang kemacetan jakarta. Akhirnya kami sampai dikedai es krim. Yang biasa aku kunjungi bersama Mas Rengga. Dia membantuku turun dari mobil. Sedangkan kedua anak lelakiku, sudah gesit menarik kedua tanganku. “Hati-hati Aldo, Ares ingat kondisi Mama,” kata Mas Rengga dengan nada tegas. Aku usap kedua puncak kepala mereka. Berusaha mencairkan suasana, dengan senyuman lembut. Sedangkan Amira sudah digendong Mas Rengga, mengikuti dari arah belakang. “Papa hanya kawatir sayang,” ucapku menenangkan. Setelah kami sudah duduk didepan kedai.

  • For Husband   70.

    POV Rengga Dilorong menuju ruang praktek Andre. Aku lihat, Renita sudah mengirimkan nama ruangan, tempat Mamanya dirawat. Apakah tepat, jika aku mengajak Bella untuk ikut menjenguk Mamanya Renita. Aku baru saja dimaafkan. Aku tidak mau lagi diacuhkan oleh Bella. Batinku cemas. Aku berjalan menghampiri Bella, duduk disebelahnya. “Maaf ya lama,” kataku sebelum mencium keningnya. “Em Mas, jangan menciumku seenaknya seperti itu,” ujarnya. Sambil mengusap bekas ciumanku. Aku abaikan itu, biar saja semua orang melihat. Orang sekitar akan tahu. Jika wanita yang tengah minum air disebelahku ini, adalah istriku. Te

  • For Husband   69.

    POV Rengga Aku masih menggendong Arlan yang sempat rewel. Karena mulai tumbuh gigi, membuatnya tidak nyaman. Yang berakibat pada terpotongnya jam tidurku. Ayah sempat menengok ke kamar. Kemudian pergi, setelah mengetahui Arlan sudah ada dalam gendonganku. Beliau hanya tersenyum singkat. Lalu berlalu kembali ke kamarnya. Semenjak aku tak lagi menyentuh Bella, alias puasa diatas ranjang. Aku akan tertidur lebih malam dari biasanya, dan jarang sekali bisa nyenyak. Hal tersebut juga dikarenakan anak-anak. Yang mungkin terbangun dimalam hari. Jika ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman. Setelah jam lewat tengah malam, Arlan baru terlelap. Aku kembali ke kamar, mendapati Bella yang tengah tertidur. Masih sambil menyusui Arga. Aku lihat putraku satu ini masih men

  • For Husband   68.

    POV Rengga Pagi ini aku merasa agak lega. Sebelum berangkat ke kantor, Bella ternyata masih memperhatikan penampilanku. Sudah beberapa hari ini, dia tak lagi menyiapkan setelan kantorku. Tetapi dari semua itu, dia masih peduli padaku. Walau tetap mengunci mulutnya. Hanya dengan berbicara pada orang lain saja. Aku dapat mendengarkan suaranya. Sebagai ganti ciuman, aku hanya puas dengan mengusap kepalanya. Aku sudah memesan rangkaian bunga mawar merah kesukaannya. Yang akan dikirimkan ke rumah. Aku harap dia dapat sedikit terkesan oleh perhatianku ini. Tidak banyak pertemuan hari ini. Jadi aku dapat langsung pulang. Setelah selesai berdiskusi bersama Reno. Mengenai beberapa file kerja sama yang harus aku pelajari.

  • For Husband   67.

    POV Bella Aku tengah berbaring, sambil menyusui Alex. Ketika Mas Rengga masuk kamar. Setelah beberapa saat lalu, aku dengar suara mobilnya berhenti. Setelah meletakkan tas kerjanya disofa. Dia mendekat, dengan seulas senyum dibibirnya. Selanjutnya mencium Alex, lalu beralih mencium keningku. Kehangatan memenuhi dada, saat dia mencium keningku lama. Seakaan melepas rindu diantara kami. Atau mungkin, hanya aku yang berpikir seperti itu. Karena seharian ini, pikiranku terus dipenuhi olehnya. Walau aku sudah berusaha mengalihkan pikiranku. Dengan lebih sibuk, mengurus anak-anak. Namun tak dapat dipungkiri, pikiranku masih tersita olehnya. Awalnya aku puas membuatnya berharap. Bahwa aku akan tetap mau dicium. Dan memberikan ciumanku, sebelum dia berangkat ke kantor. Aku ta

  • For Husband   66.

    POV Bella Akhirnya kami kembali ke Jakarta. Aku tidak sabar untuk berjumpa dengan anak-anak. Aku lihat jam dipergelangan tangan. Mungkin mereka masih disekolah saat ini. Hem, aku ingin memasakkan mereka makanan kesukaannya. Aku lihat Mas Rengga yang tidur di kursi depan. Dengan Arga yang juga lelap bersandar di dadanya. Dia seperti kurang tidur semalam. Karena dia berada diruang kerja, setelah selesai makan malam. Hem biar saja, aku memang sengaja mendiamkannya. Tidak aku hiraukan perkataan maafnya. Kali ini, aku tidak akan semudah itu memaafkannya. Dia harus diberi pelajaran. Supaya bisa mengendalikan keganasan burung besarnya itu. Seenaknya saja memperlakukanku. Dikira aku hamil besar seperti ini, karena perbuatan siapa. Aku akan membuatnya tersiksa lebih dala

DMCA.com Protection Status