author-banner
Demina07
Demina07
Author

Novel-novel oleh Demina07

For Husband

For Husband

Perjodohan tiba-tiba antara Arabella Swastika dan Rengga Aditama. Mendapat tanggapan yang berbeda dari keduanya. Rengga Aditama seorang pewaris dengan kecenderungan yang tidak diketahui banyak orang termasuk keluarganya sekalipun. Sempat frustasi oleh paksaan menikah dari Mamanya. Akhirnya menyetujui rencana tersebut setelah melihat foto gadis yang akan di jodohkan dengannya. Sekilas perhatian Rengga teralih pada gadis dalam foto tersebut. Membuat dirinya benar-benar tertarik dan antusias dengan rencana perjodohan tersebut. Lain halnya dengan Arabella yang lebih di kenal dengan sebutan Bella. Terkejut bahkan ingin menentang rencana orang tuanya. Namun setelah pertemuan pertama dengan Rengga. Berhasil mengubah pikiran Tika akan sebuah perjodohan. Berpikir mungkin inilah saatnya untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Dengan menerima perjodohan ini. Rencana pernikahan berjalan, tanpa diketahui oleh Bella. Bahwa Rengga memiliki sebuah kecenderungan seksual yang menyimpang. Hal ini menjadi tantangan dan kepuasan tersendiri untuk Rengga. Stelah mengetahui perasaanya berkembang untuk Bella. Rengga sering kali menjadi bimbang dan plin plan akan sikapnya. Di satu sisi dia ingin menadapatkan kepuasan dengan terus membuat Tika hamil tapi juga tidak tega untuk menyakiti Bella. Sedangkan Bella, dengan segala sikap baik hatinya. Mampu menerima Rengga apa adanya tanpa mengetahui penyimpangan seksual suaminya. Akankah Bella bisa bertahan atau Rengga memilih untuk menekan kecenderungannya. Hingga sembuh dari penyimpangan tersebut.
Baca
Chapter: 74.
POV Bella Pagi hari sebelum matahari menampakkan cahayanya. Mas Rengga sudah membangunkanku dengan cara kesukaannya. Berjalan pelan ke tepi pantai. Kami bertelanjang kaki menikmati air laut. Yang menjilat kaki kami seiring deburnya yang menepi. Lalu sedikit menjauh, duduk diatas pasir. Tanpa meminta, Mas Rengga sudah mengerti. Dengan menarikku perlahan untuk duduk dengan nyaman. Sweternya sudah membukus setengah badanku. Melindungi dari terpaan hawa dingin dipagi hari. Semalam, dengan telaten dia membereskan pakaian kami, ke dalam lemari yang sudah disediakan. Dan diluar dugaanku, dia bertahan tanpa menyentuhku. Walau setiap kali bersama, dia hampir lepas kendali. Posisiku begitu nyaman,
Terakhir Diperbarui: 2022-01-02
Chapter: 73.
POV Bella Hari selanjutnya, aku dikejutkan dengan kehadiran Dokter Brian saat makan siang. Mas Rengga juga memilih makan siang dirumah. Padahal jarak antara kantor kerumah ini, lebih jauh. Setelah berbincang santai dengan dokter Brian. Aku mulai paham, alasan kenapa dia datang. Bayangan yang memaksa hadir dalam pikiranku tersebut. Menjadi ketakutan tersendiri untukku. Setiap kali melihat ranjang dari sofa, yang berada bersebrangan. Selalu mengingatkanku, pada pesan Renita. Kemudian ulasan bayangan Rengga dan Renita. Bergumul dibawah selimut yang sama. Dengan tanpa satu helai kain yang menutupi tubuh mereka. Agaknya sering kali mengganggu pikiran dan mempengaruhi moodku. Selama sisa kami berad
Terakhir Diperbarui: 2022-01-02
Chapter: 72.
POV Rengga Andre datang setelah 15 menit kami menunggu. Aku silahkan dia memeriksa kondisi Bella, yang masih belum sadar. Aku was-was, menunggu hasil pemeriksaan Bella. Melihat raut wajah tenang Andre. Kini terasa tampak lebih mengkawatirkan. Dia sudah merapihkan alatnya, memasukkan kedalam tas. “Apakah Bella pernah punya riwayat gangguan kecemasan?” tanya Andre tenang. Pertanyaan Andre jelas tidak biasa. Mengingat Bella selalu tampak tenang, diam juga ceria. “Dia pernah mengalami sedikit trauma dibangku SMA Dok. Apakah ada hubungannya dengan keadaannya saat ini?” tanya Ibu cemas. Andre masih terlihat mengamati Bella yang belum sadar. “Sejauh ini. Itu diagnosa yang bisa saya berikan. Mung
Terakhir Diperbarui: 2022-01-02
Chapter: 71.
71 POV Bella Setelah perjalanan yang cukup lama. Karena dihadang kemacetan jakarta. Akhirnya kami sampai dikedai es krim. Yang biasa aku kunjungi bersama Mas Rengga. Dia membantuku turun dari mobil. Sedangkan kedua anak lelakiku, sudah gesit menarik kedua tanganku. “Hati-hati Aldo, Ares ingat kondisi Mama,” kata Mas Rengga dengan nada tegas. Aku usap kedua puncak kepala mereka. Berusaha mencairkan suasana, dengan senyuman lembut. Sedangkan Amira sudah digendong Mas Rengga, mengikuti dari arah belakang. “Papa hanya kawatir sayang,” ucapku menenangkan. Setelah kami sudah duduk didepan kedai.
Terakhir Diperbarui: 2022-01-02
Chapter: 70.
POV Rengga Dilorong menuju ruang praktek Andre. Aku lihat, Renita sudah mengirimkan nama ruangan, tempat Mamanya dirawat. Apakah tepat, jika aku mengajak Bella untuk ikut menjenguk Mamanya Renita. Aku baru saja dimaafkan. Aku tidak mau lagi diacuhkan oleh Bella. Batinku cemas. Aku berjalan menghampiri Bella, duduk disebelahnya. “Maaf ya lama,” kataku sebelum mencium keningnya. “Em Mas, jangan menciumku seenaknya seperti itu,” ujarnya. Sambil mengusap bekas ciumanku. Aku abaikan itu, biar saja semua orang melihat. Orang sekitar akan tahu. Jika wanita yang tengah minum air disebelahku ini, adalah istriku. Te
Terakhir Diperbarui: 2022-01-02
Chapter: 69.
POV Rengga Aku masih menggendong Arlan yang sempat rewel. Karena mulai tumbuh gigi, membuatnya tidak nyaman. Yang berakibat pada terpotongnya jam tidurku. Ayah sempat menengok ke kamar. Kemudian pergi, setelah mengetahui Arlan sudah ada dalam gendonganku. Beliau hanya tersenyum singkat. Lalu berlalu kembali ke kamarnya. Semenjak aku tak lagi menyentuh Bella, alias puasa diatas ranjang. Aku akan tertidur lebih malam dari biasanya, dan jarang sekali bisa nyenyak. Hal tersebut juga dikarenakan anak-anak. Yang mungkin terbangun dimalam hari. Jika ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman. Setelah jam lewat tengah malam, Arlan baru terlelap. Aku kembali ke kamar, mendapati Bella yang tengah tertidur. Masih sambil menyusui Arga. Aku lihat putraku satu ini masih men
Terakhir Diperbarui: 2022-01-02
Angga & Ana

Angga & Ana

Bagaimana jika dua orang yang tidak saling mengenal harus terjebak dalam pernikahan. Dengan di atur oleh oleh kedua keluarga akankah mereka sanggup untuk menolak. “Besok kalian akan menikah, makanya kami sepakat untuk mempertemukan kalian terlebih dulu,” ucapan Indira tersebut sontak membuat Angga dan Ana terkejut. Angga menajamkan matanya kemudian menatap Ana yang juga menatapnya tak kalah sengit. Ana “Ma yang bener dong aku mau dinikahin besok,” kataku terus mengikuti kemana Mamanya berberes. “Beneran sayang, yang bilang bohongan siapa si,” balas Mama tanpa menatap kearahku. Kemudian aku beranjak mendudukan diri dikursi meja makan, menahan kesal. Masih menghunus pandangan kearah mama yang tengah memasak makan malam. Angga “Ma, Angga nggak mau ya nikah sama tuh bocah,” kataku setelah sampai diruang tamu kediaman keluargaku. “Siapa yang kamu panggil bocah?” Tanya Indira. “Dia bentar lagi lulus kok,” seraya meletakan segelas kopi dimeja . “Lihat kan anaknya lucu gitu Mama suka banget,” Katanya lagi dengan mata berbinar. Bagaimana kelanjutan kisah Angga dan Ana. Simak ceritanya.
Baca
Chapter: 37.
Sambil mengobrol, ibu dan menantu tersebut menyiapkan makan malam. Seperti sebuah reuni, Indira benar-benra bersuka cita menyambut kedatangan putra dan menantunya. Karena ini kunjungan pertama mereka setelah resmi menikah. Walau sempat tertunda, namun tak melunturkan kebahagiaan Indira. “Angga masih mandi An?” “Iya Ma,” Mulai menata hidangan dimeja makan. Henri, Papa Angga mulai bergabung dimeja makan. Melihat dihadapannya sudah tersaji berbagai makanan menggugah selera. Melengkungkan senyum tipis, melihat perempuan beda generasi tengah berbincang ria. Sudah seperti teman lama. Padahal seingatnya, Indira baru mengenal Ana. Tapi mereka bisa langsung akrab seperti ini. &nb
Terakhir Diperbarui: 2022-01-01
Chapter: 36.
“Aku sudah sampai, kamu dimana An?” Sebuah pesan masuk, membuat Ana tidak lagi fokus pada obrolan Vita dan Tasya. Yang sibuk menceritakan bimbingan beberapa waktu lalu. “Gue balik dulu ya guys, kak Angga udah sampai katanya,” ujar Ana lalu membawa tasnya. Jangan lupa draft yang sudah penuh coretan Pak Hari. Tadi Ana sempat sedikit bercerita sikap dosen pembimbing pada para sahabatnya. Yang kemudian mendapat reaksi beragam dari mereka. Sekilas lebih banyak keterkejutan, beda dengan Rama yang datar saja mendengar cerita itu. Tidak memberi komentar lebih, tetapi menatap sedikit lama ke arah Ana. Yang jelas disadari oleh gadis itu. &
Terakhir Diperbarui: 2022-01-01
Chapter: 35.
Vita sudah berpesan untuk menunggu di lobi apartemen saja. Padahal niatnya Ana ingin mengendarai mobilnya sendiri. Sebelumnya mereka kurang setuju jika hari ini mencari bahan. Karena pastinya mereka hanya akan sempat membeli bahan penelitian. Tidak sekaligus bisa hang out menjernihkan pikiran yang sudah kusut oleh proses penelitian dan bimbingan. Ana masih bersiap, setelah berendam air hangat dengan aroma terapi. Sedikit meringankan pikiran yang sebelumnya penat disebabkan Angga. Memakai dress selutut berlengan panjang. Dengan bahan yang dingin sungguh terasa nyaman memeluk kulitnya. Memakai make up natural seperti biasa, dia melirik lipstik baru yang belum pernah dipakai. Memakai lipstik warna marun yang cocok dengan hitam rambutnya. Memindahi penampilannya di depan cermin. &
Terakhir Diperbarui: 2021-12-26
Chapter: 34.
Mendengar dering panggilan, Angga hanya melirik ponselnya yang tergeletak dinakas. Tanpa ada niat untuk melihat dari mana panggilan itu berasal. Ponsel itu kembali berdering, mendengus malas. Akhirnya Angga meraih ponselnya dengan penampilan yang masih berantakan. Kancing kemeja belum terpasang sempurna, apalagi dasi. Dasinya masih terlipat rapi diatas ranjang. Menggeser tanda hijau, sambil berlalu keluar dengan jas dan tas kerja di tangannya. Dia lebih terlihat seksi dengan tampilan berantakan seperti itu. ”Iya Dinar,” sapanya selagi berjalan mendekati meja makan. Meletakkan tas kerja dan jasnya di kursi. Ana melirik Angga yang masih berantakan, sambil menerima telpon. Melanjutkan pekerjaannya, menata hidangan di meja makan. Ana tinggal menunggu air
Terakhir Diperbarui: 2021-12-26
Chapter: 33.
Menyelesaikan pekerjaan yang tersisa, Angga sesekali melirik Ana yang sudah terlelap. Tidak pernah terbayang jika Ana akan bermalam dikamarnya. Yang bahkan sebelumnya gadis itu tidak pernah tinggal setelah menyelesaikan urusannya. Bibirnya sedikit melengkung, ditengah kesunyian hanya ditemani suara ketikan keyboard. Hampir tengah malam ketika Angga selesai, membereskan berkas-berkasnya. Menatanya dimeja untuk besok dibawa ke kantor. Melangkah mendekati ranjang, Angga seakan belum percaya dengan pemandangan ini. Dengan lelap Ana tidur, menghadap ke arahnya. Angga bergerak naik, ikut bergabung disamping Ana. Berhadapan tepat, mereka berada dalam balutan selimut yang sama. Angga tidak bisa menjelaskan euforia dalam hatinya. Meski dalam diam, dia terus menatap istrinya lekat. Memastikan bahwa sosok didepan matanya ini nyata, bukan hayalan.
Terakhir Diperbarui: 2021-12-25
Chapter: 32
Mengartikan apa yang dia rasakan. Ana menikmati ritme detakan ini. Ikut menghangatkan suasana antara keduanya. Sampai kilasan para wanita yang dibawa Angga ke apartemen. Mengganggu pikiran sekaligus menyentil hatinya. Mendorong dada itu sampai tercipta jarak antara keduanya. Pandangan mereka saling menumbuk. Sungguh ada banyak tanya dalam hati Ana. Yang selama ini hanya berlalu, tanpa ingin diungkapkan. Berpikir semua itu bukan menjadi urusannya. Tapi setelah Angga menjelaskan demikian. Seakan menganggap kehadirannya adalah penting bagi kehidupan laki-laki itu. Membuatnya memikirkan kembali semua sikap acuhnya selama ini. “Apakah Nabila hanyalah sebatas mantan kekasih?” Tanya Ana seraya menaikkan salah satu alisnya. Mencoba tidak menunjukan keingintahuan yang mencolok.
Terakhir Diperbarui: 2021-12-25
Anda juga akan menyukai
AKIBAT ORANG KETIGA
AKIBAT ORANG KETIGA
Romansa · Demina07
114.6K Dibaca
Gara - Gara Resleting
Gara - Gara Resleting
Romansa · Demina07
114.1K Dibaca
Perawan 200 Juta
Perawan 200 Juta
Romansa · Demina07
112.6K Dibaca
DMCA.com Protection Status