Beranda / Semua / Sang Panglima Perang / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Sang Panglima Perang: Bab 71 - Bab 80

290 Bab

Kelicikan Dong Shuo

    Ketegangan di antara mereka berdua berakhir saat penasihat Dong Shuo masuk ke dalam ruangan itu. Dia memberitahukan kepada kaisar kalau tugasnya untuk menangkap pejabat daerah yang berkhianat telah selesai dilaksanakan.    Setelah selesai berbicara, Dong Shuo malah tersungkur dan terbatuk mengeluarkan bercak darah di mulutnya. Hal itu membuat kaisar penasaran apa yang terjadi padanya. Dong Shuo terdiam dan bangkit berdiri dengan wajah ragu seolah menyimpan sesuatu yang tak ingin dia katakan di hadapan kaisar.    “Penasihat, apa kau ingin menyembunyikan sesuatu dari kaisarmu?!”    Akhirnya Dong Shuo membuka mulutnya dengan mengatakan kalau dia terluka di perjalanan saat menangkap pejabat daerah. Sekumpulan rakyat menyerangnya dengan alasan bahwa mereka mendengar rumor tentang dirinya adalah orang dibalik semua kejahatan pejabat daerah.    “Dan juga …
Baca selengkapnya

Tiba Di Perbatasan Utara

    Mereka berkumpul kembali melingkari Zhang Yuan dan dengan kompaknya mengerahkan kelompok prajurit untuk menyerang Zhang Yuan secara bersamaan hingga akhirnya Zhang Yuan terkepung dan tak bisa bergerak di tengah formasi penguncian target dari pasukan tombak.    Zhang Yuan tersenyum dan mengakui mereka menang. Dia bangga dengan kemajuan kemampuan pasukannya. Dengan begini, meski mereka hanya berjumlah sedikit, tapi di bawah komandonya pasti akan memukul takut mental musuh.    “Persiapkan diri kalian! Kita akan berangkat besok bersama dengan pasukan jenderal Jing Lei ke perbatasan Utara.”***    Saat ini seluruh pasukan Zhang Yuan sudah berkumpul di depan gerbang istana untuk menerima titah langsung dari kaisar. Di samping mereka berbaris rapi dan padat pasukan Jenderal Jing Lei yang begitu banyak dan terlihat gagah berani dibandingkan dengan seratus prajurit muda
Baca selengkapnya

Menyerang Pasukan Wei

    Meski sudah mendapat perintah dari Jing Lei tapi Zhang Yuan sendiri masih merasa ada yang ganjil di situasi seperti itu, “jenderal Jing Lei, karena prajuritku belum pernah turun langsung ke medan perang yang sebenarnya, bagaimana kalau membiarkan prajuritmu menyerang terlebih dahulu?”    “Bukankah tadi kau sangat menyombongkan prajuritmu, kenapa sekarang malah kau terlihat takut?”    Zhang Yuan hanya bisa menerima dan membiarkan Jing Lei tersenyum remeh untuk sementara waktu. Bukannya khawatir dengan nyawa prajuritnya, tapi dia sedang mempersiapkan rencana cadangan jika ada hal mengejutkan yang akan diberikan pasukan Wei.    Waktu untuk menyerang telah tiba, Jing Lei memerintahkan beberapa prajuritnya untuk menyiram minyak tanah ke gulungan alang-alang kering yang telah mereka siapkan dan menggulingkannya ke lokasi perkemahan pasukan Wei. Pasukan pemanah m
Baca selengkapnya

Masuk Ke Dalam Jebakan

    Pertarungan terjadi antara Zhang Yuan dan jenderal kerajaan Wei. Serangan tebasan dilayangkan pada Zhang Yuan hingga membuatnya harus menangkis beberapa kali tanpa melawan balik. Musuh kali ini tak bisa diremehkan, kecepatan gerak Zhang Yuan bisa diimbangi dengan kemampuan jenderal Wei.    Tebasan demi tebasan dilayangkan oleh Zhang Yuan, tapi bisa ditangkis dan dihindari hingga akhirnya salah satu lengan jenderal Wei berhasil tersayat oleh pedangnya. Hal ini membangkitkan kegeraman sang musuh, Zhang Yuan kembali diserang secara membabi buta dan berakhir dengan lengan yang tersayat. Pertarungan ini mendapatkan hasil seimbang, jenderal Wei adalah lawan tangguh.     Keduanya menjeda pertarungan mereka, mengumpulkan kembali kekuatan sebelum menyerang lagi. Sedangkan pasukan yang lain masih terus bergelut dalam pertarungan mereka masing-masing.    Sekali lagi Zhang Yuan dan jenderal kerajaan Wei memu
Baca selengkapnya

Pengkhianat Dalam Pasukan

    Siang hari itu, Zhang Yuan masih memikirkan hal aneh yang terjadi dalam penyerangan semalam. Pandangan matanya tertuju ke kumpulan pasukan yang beristirahat di tengah hutan, tapi ada satu wajah yang tidak berada di sana. Dia berdiri dan berjalan di sekitar hutan, menjauhi area pasukan mereka.    Dugaannya benar saat melihat seorang prajurit bawahan Wu Chen mengendap-ngendap dengan wajah misterius, memperhatikan sekelilingnya. Zhang Yuan bersembunyi di balik batang pohon besar untuk melihat tindakan apa yang akan dilakukan prajurit itu.    Dahi Zhang Yuan mengerut saat melihat seekor merpati menghampiri lelaki tersebut dan dengan segera mengikatkan gulungan kertas kecil di kaki merpati lalu menerbangkannya. Begitu lelaki itu pergi, Zhang Yuan melemparkan batu kecil ke arah burung yang belum jauh dari pandangan matanya.    Diambilnya surat di kaki merpati. Apa yang tertulis di dalam surat itu
Baca selengkapnya

Membunuh Jenderal Guan Gong

    Zhang Yuan tersenyum picik sambil menarik kembali pedang yang tertusuk hingga membuat Guan Gong bertekuk lutut di hadapannya, “darah yang mengalir di tubuhku memberikan semangat yang sudah lama dilupakan oleh musuh. Jenderal Guang Gong, karena kau sudah mau mati, maka biar aku memberitahu satu rahasiaku.”    “Aku adalah anak kedua jenderal Zhang Jin … Zhang Yuan!”    Mata Guan Gong membelalak besar, “ti-tidak mungkin! Bukankah kau sudah lama meninggal?”    “Benar! Di mata kalian aku sudah meninggal, jadi sekarang aku akan menjadi malaikat pencabut nyawamu!” Zhang Yuan mengangkat pedangnya lagi dan menebaskan dengan kuat ke arah Guan Gong.    Darah Guan Gong terpancar di wajah Zhang Yuan. Kali ini tatapannya tak memandang kasih. Sudah cukup pengalaman mengajarkan untuk tidak membiarkan musuh yang sekarat hidup lagi, kare
Baca selengkapnya

Pengkhianat Dalam Pasukan

    Zhang Yuan mendekati Jing Lei dan menyodorkan selembar kertas kecil ke hadapannya, “tadinya aku sudah memiliki saksi mata dalam hal ini, tapi sayang sudah dihancurkan oleh komandan Wu Chen. Semoga ini bisa membantumu.”    Mata Wu Chen membelalak melihat kertas pesan di tangan Jing Lei. Wajahnya menjadi pucat bercampur kegeraman saat melemparkan pandangan ke arah Zhang Yuan yang menatapnya dengan wajah datar.    “Wu Chen! Jadi selama ini kau yang menyebabkan semua rencana kami gagal?!” Jing Lei geram memandang Wu Chen sembari memegang pedang yang masih tersarung di pingganggnya.    “Ini jebakan! Aku sama sekali tidak pernah menulis pesan kepada jenderal Guan Gong.”    Jing Lei mendekatinya dan menempelkan kertas itu di bidang datar Wu Chen, “kau lihat sendiri ini tulisan tangan siapa!”    Begitu Wu Chen m
Baca selengkapnya

Festival Duanwu

    Sejak saat itu nama Zhang Yuan sebagai panglima perang Yang Guang terkenal di seluruh kerajaan. Keberanian dan kehebatannya dalam berperang membawa dia begitu cepat naik ke puncak lebih tinggi. Namun bagi Zhang Yuan semua yang dia dapatkan tidak sempurna karena nama baik keluarga belum dibersihkan, dan juga baju zirah sang ayah masih menggantung di luar sana.***    Hari ini adalah perayaan festival Duanwu, kaisar telah memerintahkan penasihat kerajaan Dong Shuo untuk merayakan secara besar-besaran di jalur perdagangan kelautan. Dia meminta agar semua rakyat bisa ikut berpartisipasi dalam pengadaan lomba perahu naga. Hal ini juga bisa membangun keserasian dirinya sebagai penguasa kerajaan dan semua rakyatnya.    Selain itu kaisar Qin Huang juga turut hadir dan turun langsung untuk meresmikan perayaan tersebut. Hal ini dia lakukan agar bisa berinteraksi dengan para rakyat meski faktanya ada Batasan yang tak boleh
Baca selengkapnya

Tindakan Rahasia Jing Lei

    “Lain kali aku tidak akan membawamu, Liu Bai.” Zhang Yuan melepaskan telapak tangannya yang membumkam di mulut Liu Bai lalu membuka pelan pintu kamar untuk melihat ke arah mana Dong Shuo pergi.    “Apa itu penasihat Dong Shuo? Sedang apa dia di sini?”    “Kau tunggu di sini, aku akan ke sana.” Zhang Yuan menutup kembali pintu kamar dan membiarkan Liu Bai di dalam kamar itu sendirian.    Zhang Yuan mengikuti Dong Shuo dari belakang secara diam-diam hingga akhirnya mereka masuk ke dalam ruang kamar dan meninggalkan dua orang pengawal di depan pintu. Rencana Zhang Yuan untuk mendengar pembicaraan gagal. Dia kembali menemui Liu Bai dan segera keluar dari dalam penginapan menuju ke area sekitar kapal perdagangan.    Dengan menggunakan kain penutup wajah Zhang Yuan dan Liu Bai berhasil masuk ke dalam kapal perdagangan. Mereka mengendap-ngendap dan b
Baca selengkapnya

Identitas Yang Terbongkar

    Mata Zhang Yuan melotot mendengar nama aslinya diucapkan. Dia menoleh pelan dan memaku saat melihat senyuman sarkas di wajah Jing Lei. Ini jelas adalah suatu ancaman baginya untuk membiarkan Jing Lei hidup. Tidak disangka ancamannya malah mendapatkan balasan yang sangat besar.    “Ada apa, Zhang Yuan? Kenapa kau terdiam?”    “Apa yang kau bicarakan jenderal Jing Lei?”    “Berhentilah berpura-pura. Kau pikir aku tidak tahu siapa sebenarnya dirimu?”    “Jika kaisar tahu kalau kau sebenarnya masih hidup, maka kau tidak akan selamat Zhang Yuan. Seharusnya kau berterima kasih padaku karena mau menutup mulut agar tidak memberitahukan identasmu yang sebenarnya!”    Rahang Zhang Yuan mengeras menahan geram, memikirkan kalau selama ini Jing Lei sudah merencanakan dan memilih waktu yang tepat agar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
29
DMCA.com Protection Status