Home / All / Sang Panglima Perang / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Sang Panglima Perang: Chapter 61 - Chapter 70

290 Chapters

Demonstrasi Perang

    Masing-masing dari mereka dilatih oleh Zhang Yuan sendiri. Teknik menggunakan pedang, tombak, tameng, dan memanah. Zhang Yuan mengelompokkan pasukan pemanah dengan memilih beberapa di antara mereka yang memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi dan pengetahuan berhitung, sebab untuk mengenai target tembakan harus mampu menghitung jarak dan posisi target berada.    Untuk kelompok pedang dan tombak, dia memilih beberapa di antara mereka yang memiliki fisik dan ketahanan tubuh yang kuat. Sedangkan sisa dari kelompok itu dikhususkan untuk menjadi penyerang dan pelindung barisan.    Melalui latihan yang diajarkan Zhang Yuan setiap hari, prajurit yang dulunya belum memiliki kemampuan untuk bertarung, sekarang telah menjadi prajurit yang bisa diandalkan. Meski belum pernah turun langsung ke medan perang, tapi dia yakin kalau mereka semua adalah prajurit terbaik yang bisa membuat pedang musuh bergetar.   
Read more

Masalah Di Dalam Kerajaan

    Sebulan lebih pelatihan itu berlangsung hingga akhirnya utusan kerajaan memanggil Zhang Yuan untuk menghadiri rapat kerajaan. Di dalam aula istana semua pejabat-pejabat kerajaan telah berbaris rapi menurut golongan pangkat mereka. Ada pun Zhang Yuan, meski berada di golongan ke lima tapi barisannya berbeda dari pejabat yang lain. Dia berada di samping posisi Jing Lei, di mana ada pada barisan terpisah dari pejabat kerajaan.    Laporan hari ini memberitahukan kalau jalur perdagangan laut ada masalah. Dikarenakan logam yang seharusnya menjadi alat transaksi pertukaran barang dengan orang barat mengalami kendala. Semua logam yang berada di dalam peti telah dicuri oleh sekelompok perampok sebelum sampai ke tangan penasihat kerajaan. Dan hal ini justru menjadi masalah bagi penasihat sebab dia lalai dengan tanggung jawabnya.    Jalur perdagangan laut menjadi sumber penghasilan terbesar dan sangat berpengaruh di kerajaan Song
Read more

Jamuan Makan

    “Kau dan para menteri lainnya menolak pendapat dan baktiku pada kerajaan, sementara baktimu pada kerajaan tidak begitu nyata. Apa kau pantas berdiri di sini dan menentang pendapatku?” lanjut Zhang Yuan mengukir senyuman menakutkan di wajahnya saat bertatapan langsung dengan sang menteri.    Aula istana menjadi hening, suasana semakin menegang mendengar perkataan Zhang Yuan. Baru kali ini mereka melihat keberanian Zhang Yuan yang sebenarnya. Pantas saja musuh di medan perang berhasil dia kalahkan, bahkan jenderal Murong yang tak bisa disentuh oleh musuh bisa dia kalahkan bahkan hanya dengan sekali ayunan pedang sudah mebuat ketopong perangnya terlepas dari kepala.    “Huh! Kau masih terlalu muda untuk mengetahui masalah di istana, panglima Yang Guang. Musuh yang terlihat di medan perang tidak sama dengan musuh yang terlihat di dalam kerajaan.”    Zhang Yuan berbalik dan mem
Read more

Mata-mata Dari Penasihat

    “Tuan penasihat, tidak apa-apa. Jangan menghukumnya,” sela Zhang Yuan menghentikan beberapa orang pengawal yang kini sudah bersiap untuk menyeret tangan pelayan wanita itu.    “Jika aku tidak mendisiplinkan budakku, maka aku tidak berani lagi bertemu denganmu, Tuan panglima. Aku malu sebab pelayanan di rumahku buruk,” Dong Shuo mendekati Zhang Yuan dan menatapnya dengan wajah bersalah.    “Tidak Tuan penasihat, justru aku sangat senang dengan undangan ini. Tidak perlu menghukum pelayan lemah ini, biarkan saja dia.”    “Ah, aku mengerti. Kalau begitu, pelayan kecil ini aku serahkan pada Tuan Yang Guang saja. Biar kau saja yang memutuskan.” Perkataan itu membuat Zhang Yuan terdiam memikirkan maksud dari Dong Shuo.    Dia tersenyum kecil, melirik pelayan wanita itu dan berterima kasih pada Dong Shuo atas pemberian satu pelayan wa
Read more

Mengecoh Para Perampok

    Hari ini tepat jadwal pengiriman hasil logam dari wilayah Kanguan, dan Zhang Yuan mengambil kesempatan untuk mencari tahu daerah mana yang selalu menjadi titik perampokan berlangsung. Begitu mendapatkan hasilnya, dia memerintahkan Liu Bai untuk membawa beberapa peti kayu dan 10 orang prajurit untuk menemaninya melewati daerah yang sering terjadi perampokan.     Semua sesuai dengan rencana Zhang Yuan, pengawalan peti kayu untuk memancing perampok keluar baru dimulai. Mereka melewati sebuah desa kecil sebelum lokasi perampokan dilewati. Namun Zhang Yuan merasa ada yang ganjal dengan desa tersebut. Di sepanjang jalan rakyat hidup santai dan seperti biasa, tidak ada ketakutan atau kecemasan di wajah mereka.     “Tuan panglima, berapa hari yang diberikan kaisar untuk menangkap para perampok itu?” bisik Liu Bai penasaran.     “Tiga hari. Jika dihitung sekarang, tinggal dua hari lagi.”  &nb
Read more

Bukti Dari Perampok

    “Kalau bukan karena kebodohan kaisar yang tidak mengetahui apa yang dilakukan pejabatnya terhadap kami, mana berani hal serendah ini kami lakukan!”    Zhang Yuan memilih diam setelah bertanya lebih lanjut apa maksud dari perkataannya. Ternyata yang mendorong mereka merampok adalah tingkat kemiskinan. Semua hasil perkebunan mereka dibeli oleh pejabat yang mengawasi desa dengan harga rendah dan dijual kembali di pasar perdagangan laut, bukan hanya itu saja, mereka tidak mengizinkan rakyat berdagang di sana. Bahkan para nelayan ditekankan untuk membayar pajak yang sangat tinggi.    Awalnya mereka memang sudah tak tahan dengan penindasan itu dan mengirim beberapa orang untuk melaporkan hal ini ke pusat, tapi sayang malah diancam balik dengan beberapa mayat yang berusaha melaporkan hal itu. Bahkan jika masih ada yang ingin melaporkan lagi, maka seluruh wanita di desa akan dijual sebagai budak.  
Read more

Bukti Kejahatan

    Kedua orang yang tersisa sama sekali tidak menyalahkan Zhang Yuan atas kematian sahabat-sahabatnya, sebab mereka sudah tahu seperti apa konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan. Perjalanan dilanjutkan kembali karena tak ingin kematian para sahabat mereka berakhir dengan sia-sia.    Di lain sisi, semua pejabat istana telah berkumpul untuk menunggu Zhang Yuan kembali membawa pemimpin para perampok. Suasana begitu tegang sebab sudah tengah hari belum juga ada kabar tentang kedatangan Zhang Yuan.    Sepasang mata yang saling memandang dengan lainnya di tengah keheningan itu melukiskan senyuman kecil yang tersembunyi. Sedangkan kaisar sendiri terlihat gelisah sebab perjanjiannya dengan Zhang Yuan akan segera berakhir, dan lelaki yang dia kagumi itu pasti mendapatkan hukuman.    Sementara di dalam kota, beberapa kuda berlarian dengan cepat, membela keramaian jalan di sekitar mereka. Zhang Yuan mem
Read more

Hadiah Dari Kaisar

    Semua menteri merasa penasaran akan apa yang ada di tangan kaisar hingga membuat ekspresinya begitu seram untuk dilihat.     “Lancang! Berani-beraninya ada orang yang berkhianat di dalam kerajaanku?!” bentak Qin Huang memukul meja dengan tangannya sendiri. Dia dengan cepat melemparkan tumpukan kertas laporan ke arah Dong Shuo yang sejak tadi hanya terdiam.     “Lihat! Bagaimana bisa kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi terhadap rakyatku?! Apa ini yang kau maksudkan semua rakyat di dalam pemerintahanku hidup dengan baik? Hm!”     Semua menteri yang hadir berlutut dengan cepat sembari berucap menenangkan emosi Qin Huang yang telah pecah. Sedangkan Dong Shuo sendiri memilih untuk memungut semua lembaran kertas itu dan melihat satu persatu coretan yang tertulis di sana.     “Yang mulia, aku sama sekali tidak tahu perbuatan pejabat daerah ini. Maafkan atas kelalaian yang s
Read more

Perpustakaan Kerajaan

    Keduanya duduk saling berhadapan di tengah meja yang sudah tersajikan makanan dan beberapa botol arak. Pengelola bordil juga memberikan pelayanan terbaik sebab sebelum masuk Jing Lei telah menyodorkan 1 tael emas kepadanya.    Belum lama duduk di dalam sana, beberapa wanita bordil masuk ke dalam ruangan dengan pakaian yang minim dan bersiap untuk melayani mata mereka dengan beberapa tarian. Musik terdengar lembut di telinga, pandangan mata Zhang Yuan memang tak bisa menolak keindahan di depannya.    “Aku pernah mengenal seorang lelaki muda yang kehidupannya hanya dihabiskan di rumah bordil bersama dengan wanita-wanita dan arak yang ada di dalamnya.” Perkataan Jing Lei membuat fokus Zhang Yuan teralihkan. Dia terdiam sejenak untuk menunggu cerita itu berlanjut.    Jing Lei melanjutkan ceritanya dengan mengenalkan lelaki yang dia maksud adalah anak kedua dari jenderal pengkhianat Zhang
Read more

Rahasia Penulis Sejarah Kerajaan

    Tujuan awalnya untuk melihat riwayat Jing Lei dan sejarah kejayaan kerajaan Song, membawanya ke sesuatu hal yang sangat penting. Ada perbedaan besar antara sejarah kehidupan ayahnya dan sejarah kerajaan Song. Selain tulisan tangan yang berbeda, peristiwa sang ayah yang melakukan tindakan pengkhianat dengan meloloskan sekian banyak logam untuk diserahkan pada kerajaan Wei, dan menyebabkan kematian pasukannya secara masal tertulis di buku sejarah kerajaan Song, sedangkan di buku sejarah ayahnya memang sama tapi dengan tulisan yang berbeda.    Hal ini memang terlihat biasa saja jika dibaca oleh orang lain, tapi bagi Zhang Yuan ini menyimpan arti lain baginya. Pengelolaan logam saat itu ditangani oleh penasihat Dong Shuo, tapi kenapa dia tidak bisa mengetahui hal ini dan malah diungkapkan oleh Jing lei. Apa ada persekongkolan di antara mereka berdua.    Zhang Yuan keluar dari dalam sana dan bertanya tentang siapa yang bert
Read more
PREV
1
...
56789
...
29
DMCA.com Protection Status