Beranda / Semua / Sang Panglima Perang / Tindakan Rahasia Jing Lei

Share

Tindakan Rahasia Jing Lei

Penulis: Cristi Rottie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

    “Lain kali aku tidak akan membawamu, Liu Bai.” Zhang Yuan melepaskan telapak tangannya yang membumkam di mulut Liu Bai lalu membuka pelan pintu kamar untuk melihat ke arah mana Dong Shuo pergi.

    “Apa itu penasihat Dong Shuo? Sedang apa dia di sini?”

    “Kau tunggu di sini, aku akan ke sana.” Zhang Yuan menutup kembali pintu kamar dan membiarkan Liu Bai di dalam kamar itu sendirian.

    Zhang Yuan mengikuti Dong Shuo dari belakang secara diam-diam hingga akhirnya mereka masuk ke dalam ruang kamar dan meninggalkan dua orang pengawal di depan pintu. Rencana Zhang Yuan untuk mendengar pembicaraan gagal. Dia kembali menemui Liu Bai dan segera keluar dari dalam penginapan menuju ke area sekitar kapal perdagangan.

    Dengan menggunakan kain penutup wajah Zhang Yuan dan Liu Bai berhasil masuk ke dalam kapal perdagangan. Mereka mengendap-ngendap dan b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Panglima Perang   Identitas Yang Terbongkar

    Mata Zhang Yuan melotot mendengar nama aslinya diucapkan. Dia menoleh pelan dan memaku saat melihat senyuman sarkas di wajah Jing Lei. Ini jelas adalah suatu ancaman baginya untuk membiarkan Jing Lei hidup. Tidak disangka ancamannya malah mendapatkan balasan yang sangat besar. “Ada apa, Zhang Yuan? Kenapa kau terdiam?” “Apa yang kau bicarakan jenderal Jing Lei?” “Berhentilah berpura-pura. Kau pikir aku tidak tahu siapa sebenarnya dirimu?” “Jika kaisar tahu kalau kau sebenarnya masih hidup, maka kau tidak akan selamat Zhang Yuan. Seharusnya kau berterima kasih padaku karena mau menutup mulut agar tidak memberitahukan identasmu yang sebenarnya!” Rahang Zhang Yuan mengeras menahan geram, memikirkan kalau selama ini Jing Lei sudah merencanakan dan memilih waktu yang tepat agar

  • Sang Panglima Perang   Tempat Rahasia

    Dong Shuo terdiam sambil memperhatikan dengan baik apakah Zhang Yuan benar-benar mabuk atau hanya berpura-pura, tapi begitu wajah Zhang Yuan semakin mendekat dengan mulut yang dimajukan paksa, Dong Shuo memundurkan tubuhnya. “Tu-tuan penasihat, maaf, panglima Yang Guang mabuk berat,” sambung Liu Bai menarik tangan Zhang Yuan untuk menjauh dari Dong Shuo. Mereka berdua akhirnya bisa lolos dalam kecurigaan Dong Shuo dan kembali ke dalam kamar dengan napas yang terengah-engah seperti baru habis berlari. Belum saja menstabilkan pernapasannya, Liu Bai telah menanyakan pertanyaan yang membuat pikirannya kembali bingung atas tindakan Jing Lei yang meloloskan dia begitu saja. “Lain kali kita harus lebih berhati-hati,” ucap Zhang Yuan mengalihkan pembicaraannya dengan meneguk segelas teh. “Bagaimana kalau masalah ini kita laporkan saja

  • Sang Panglima Perang   Bukti Logam Ilegal

    Semua barang yang masuk dicatat dalam pembukuan dan dihitung banyaknya logam yang ada dalam peti. Ini adalah satu-satunya bukti yang bisa dia gunakan untuk diserahkan pada kaisar tentang penggelapan logam. Malam hari adalah waktu yang tepat untuk masuk ke dalam sana dan mengambil pembukuan yang mencatat semua kejahatan mereka. Begitu mendapatkan kesempatan di saat semua orang yang menjaga tertidur, Zhang Yuan mendekati dua orang yang berjaga dari arah lain dan memukul tengkuk leher mereka hingga tak sadarkan diri. Dia masuk ke dalam gua dengan berhati-hati agar tidak diketahui oleh orang lain. Di sana bukan hanya menjadi tempat penyimpanan logam, tapi telah menjadi pabrik untuk mendaur ulang logam dan mencetaknya seperti bata kecil dengan simbol kotak di bagian belakang. Semua alat pendaur ulang, mulai dari tungku pembakaran dan wadah pencetak lengkap berada di dalam sana. Ini sudah sepe

  • Sang Panglima Perang   Rahasia Logam Terungkap

    “Jenderal Jing Lei yang memerintahkan kami.” Mendengar hal itu Zhang Yuan menarik pedangnya dan mengeluarkan buku catatan di balik pakaiannya, “yang mulia, aku memiliki bukti lain.” Sementara kaisar membaca semua catatan di buku tersebut, Zhang Yuan menceritakan kalau beberapa hari yang lalu dia telah mengawasi pergerakan Dong Shuo dan Jing Lei. Mereka berdua melakukan transaksi secara diam-diam dengan pedagang Barat tepat setelah festival berakhir. “Panggilkan penasihat dan jenderal Jing Lei sekarang juga!” pinta kaisar Qin Huang membanting kasar buku yang dia pegang ke atas meja. Zhang Yuan kembali melanjutkan kalau semua hal itu berhubungan dengan pemimpin di wilayah Kanguan. Dia melihat sendiri kalau pengiriman hasil logam sengaja dipisahkan untuk markas rahasia dan untuk hasil yang akan dikirimkan ke istana.

  • Sang Panglima Perang   Kenyataan Tentang Jing Lei

    Bukannya mendapatkan pujian karena sudah membongkar kejahatan, tapi justru dihukum dan dimasukan bersama dengan Jing Lei. Zhang Yuan sendiri tak habis pikir dengan pemikiran kaisar dan rencana licik Dong Shuo. Bagaimana bisa dia berhasil lolos padahal bukti yang ada di tangannya sudah jelas. Beberapa orang pengawal kerajaan masuk, membawa Jing Lei dan Zhang Yuan ke dalam penjara. Di dalam sana Zhang Yuan masih terdiam dalam pemikirannya sendiri. Semua rencana yang sudah dia susun bisa dihancurkan begitu saja oleh Dong Shuo. Dalam diamnya, tawa Jing Lei mengetuk kesadaran Zhang Yuan. Kedua mata kini saling menatap di antara tiang-tiang penjara kayu yang memisahkan ruang tahanan. “Tertawalah sepuasmu, Jing Lei, karena setelah ini kau bahkan tak akan bisa melakukannya!” Zhang Yuan berjalan mendekati pembatas ruang penjara dan mencengkeram kuat tiang kayu yang ada di hadapannya. &

  • Sang Panglima Perang   Hukuman Untuk Jing Lei

    “Tidak ada lagi yang perlu kau lakukan. Semua upayaku untuk menghancurkan Dong Shuo sudah kau hancurkan!” “Tidak! Pasti masih ada cara lain.” “Jangan membuang tenagamu, Dong Shuo tidak akan mudah untuk kau kalahkan. Kubuh pertahanannya sangat kuat.” Jing Lei kembali melanjutkan kalau satu-satunya cara untuk melemahkan kepemimpinan Dong Shuo adalah dengan menyerang satu-persatu kubuh pertahanannya dan mendapatkan token pasukan kerajaan Song agar Zhang Yuan bisa menjadi lebih kuat untuk menandinginya. Mendengar semua penjelasan dari Jing Lei, Zhang Yuan diam dalam penyesalan karena terlalu terburu-buru dalam menentukan musuhnya hanya karena dendam dalam hati. Kalau saja waktu itu dia lebih memilih untuk berbicara dengan Jing Lei, mungkin saja tak akan ada kejadian seperti ini. Kebenaran lain juga terungkap kalau seseorang mister

  • Sang Panglima Perang   Pengadilan Di Istana

    “Yang mulia, hal yang ingin aku bicarakan adalah mengenai pengkhianatan jenderal besar Zhang Jin!” Zhang Yuan kembali melanjutkan perkataannya dengan menghubungkan masalah Jing Lei dengan masalah pengkhianatan tersebut. Logam yang digunakan jenderal Zhang Jin sangat persis dengan logam yang dikelola oleh Jing Lei. Dia sangat yakin kalau jenderal Zhang Jin tidak melakukan hal serendah itu. Mendengar perkataan Zhang Yuan, beberapa pejabat istana tidak menyetujui sebab bukti yang ada telah menetapkan kalau Zhang Jin sendiri yang menandatangani dokumen pengiriman logam dan memalsukan tanda tangan kaisar sebagai tanda persetujuan perdamaian. “Jenderal Jing Lei, apa pengkhianatan jenderal Zhang Jin adalah rencanamu?” Jing Lei menoleh ke arah Zhang Yuan dengan senyuman kecil di wajahnya, “yang mulia, penggelapan logam pada awalnya adalah r

  • Sang Panglima Perang   Pengakuan Identitas Zhang Yuan

    “Namaku sebenarnya adalah … Zhang Yuan, anak kedua dari jenderal besar Zhang Jin!” Terjadi kegemparan di dalam ruang istana saat mendengar perkataan Zhang Yuan secara tegas. Semua orang menjadi cemas karena selama ini Zhang Yuan telah melakukan kejahatan besar karena telah membohongi kaisar. Ada pun beberapa dari mereka sangat membenci keberaniannya mempermainkan kaisar. Hal yang sama juga terjadi pada Dong Shuo saat mendengar sendiri identitas Zhang Yuan. Dia tidak menyangka kalau anak dari musuh bebuyutannya masih hidup, terlebih telah menjadi sekuat ini. Pikirnya Zhang Yuan akan mati saat berada di wilayah Kanguan karena fisiknya yang lemah, tapi tidak menyangka kalau Zhang yuan bahkan bisa selamat dari kematian. Semua orang juga tahu kalau Zhang Yuan sudah meninggal di wilayah Kanguan, tapi tidak menyangka kalau dia bisa selamat setelah dikabarkan jatuh dari tebing. Itu berarti ma

Bab terbaru

  • Sang Panglima Perang   Ma Jun Dan Permaisuri Berhasil Lolos

    Semua orang terperangah melihat kaisar Qin Huang yang seharusnya tak boleh ada di situasi berisiko seperti ini. Perintah untuk menangkap permaisuri Xun Yan dan Ma Jun segera dilakukan oleh prajurit yang dipimpin He Qianfan. Namun sayang tindakan itu berakhir gagal sebab kerumunan rakyat yang berlari dari arah berlawanan, menghalangi pasukan He Qianfan yang berusaha mengejar Ma Jun dan Xun Yan. Sementara itu Zhang Yuan justru terdiam melihat pemandangan di depan mata. Ma Jun dan Xun Yan berlari begitu cepat, hingga berhasil bergabung dengan pasukan musuh. Sedangkan Qin Huang terlarut dalam kegeraman, dia memerintahkan jenderal memimpin pasukan dan menangkap kembali kedua tahanan kerajaan yang meloloskan diri dengan cara apa pun. “Panglima Zhang, kau berani meloloskan tahanan kerajaan!? Apa perintahku sama sekali tidak kau anggap!?” Qin Huang menatap geram ke arah Zhang Yuan. Zhang Yuan menundukkan wajah dan mengakui kesalahan. Namun emo

  • Sang Panglima Perang   Dua Nyawa Untuk Keselamatan Banyak Nyawa

    Pesan yang tertulis di atas kertas membangkitkan kegeraman. Ekspresi Zhang Yuan berubah, kertas dicengkeram kuat hingga tangannya bergetar. “Ada apa panglima Zhang?” tanya jenderal ikut merasa penasaran melihat ekspresi Zhang Yuan. “Mereka meminta kita untuk menyerah. Jika tidak, akan ada kiriman tubuh tak bernyawa lagi setiap dua jam!” “Sialan! Mereka benar-benar tidak manusiawi!” umpat jenderal menahan geram, “apa panglima Zhang punya rencana lain?” Zhang Yuan terdiam sejenak. “Mau mengancamku? Baik!” Zhang Yuan memerintahkan Chen Changyi untuk membawakan pesan ke pihak musuh menggunakan ancaman balik dengan menggunakan nyawa Ma Jun dan permaisuri. Suasana menjadi semakin tegang ketika dua jam berlalu. Kali ini tubuh tak bernyawa seorang wanita muda dan anak kecil yang dikirimkan oleh seekor kuda. Namun Zhang Yuan masih tetap tidak memberi perintah penyerangan hingga menimbulkan perdebatan dengan jenderal.

  • Sang Panglima Perang   Siaga!

    “Jenderal, kau mencariku?” Pertanyaan Zhang Yuan tak dijawab. Dilihatnya ke mana tujuan arah pandangan mata jenderal. Di ruangan lain, tampak Ma Jun tengah diinterogasi dengan paksaan dan siksaan agar pertanyaan dari seorang prajurit dijawab. Jeritan memekik setiap kali satu layangan cambukkan mengoyak tubuh Ma Jun. “Dia sangat gigih!” jenderal menoleh ke samping lalu melanjutkan perkataan, “sejak tadi dia meminta untuk berbicara denganmu, panglima Zhang.” Zhang Yuan mengangguk singkat lalu berjalan meninggalkan jenderal menuju ke ruangan dimana Ma Jun sementara disiksa. Dengan wajah lebam dan tubuh terluka seperti itu, Ma Jun masih begitu gigih. Ekspresi wajahnya berubah saat kedatangan Zhang Yuan disadari. “Tinggalkan kami berdua.” Tak peduli seperti apa ekspresi Ma Jun padanya, Zhang Yuan hanya diam dalam tatapan dingin. Kini di dalam sana hanya tersisa Zhang Yuan dan Ma Jun. Dua pasang mata saling menatap lama

  • Sang Panglima Perang   Mati Lebih Damai

    Terasa nyeri hebat dipunggung akibat benda pipih dan tajam. Nyeri semakin bertambah saat benda yang telah menembus daging ditarik kembali. Zhang Yuan berbalik. Ditatapnya wajah ketakutan dari perempuan yang memegang belati berdarah. “Kak Zhang!” seru Liu Bai dengan suara lantang. Dia berlari cepat dari kejauhan diikuti beberapa prajurit di belakang menuju ke arah Zhang Yuan. “Tangkap dia!” pintah Liu Bai dengan wajah panik memeriksa luka tusukan di punggung Zhang Yuan. Sementara Liu Bai memeriksa punggung Zhang Yuan yang terluka, Zhang Yuan memerintahkan para prajurit untuk melepaskan perempuan yang menusuknya. “Liu Bai, aku tidak apa-apa. Luka ini sama sekali tidak berpengaruh bagiku.” “Tidak bisa! Melukai pejabat penting kaisar hukumannya adalah kematian! Bunuh dia!” bantah Liu Bai memandang serius ke arah prajurit. “Liu Bai! Sudahku bilang jangan mengikutiku!” bisik Zhang Yuan menetapkan sorot mata tajam menata

  • Sang Panglima Perang   Ma Jun Dan Permaisuri Ditangkap

    “Ma Jun….” seorang prajurit muncul dari belakang prajurit lainnya, “kau terlalu menyulitkan panglima Zhang. Berikan dia waktu lebih lama untuk memikirkan tawaranmu.” Sosok yang muncul dan berucap menyela Ma Jun menjadi pusat perhatian semua orang. Jika tidak mengenali suara, Zhang Yuan tentu tak tahu kalau yang berbicara adalah permaisuri Xun Yan. Memakai pakaian lelaki, tatanan rambut lelaki, wajah tanpa riasan telah mengubah penampilan keagungan Xun Yan. “Permaisuri Xun Yan, akhirnya kau muncul juga. Aku memang sengaja menunggumu.” Sudut mulut Zhang Yuan melengkung kecil. “Zhang Yuan, aku sedang mengandung keturunan kaisar. Jika nyawa mereka sama sekali tidak bisa memaksamu, bagaimana dengan keturunan kaisar? Apa kau mau membinasakan keturunan kaisarmu!?” “Baik! Kalau begitu, aku ingin lihat seperti apa cara permaisuri membinasakan keturunan kaisar. Apakah dengan racun? Atau kau ingin menusuk perutmu sendiri dengan pedang?"

  • Sang Panglima Perang   Ancaman Ma Jun

    Lama menunggu pergerakkan di dalam hutan, akhirnya bayangan salah satu prajurit seratus muncul menunggangi kuda dengan membawa informasi keadaan di dalam hutan. Tak menyangka perangkap yang ditujukan untuk menyerang pasukan musuh malah harus dibatalkan sebab Ma Jun menjadikan rakyat yang disanderanya sebagai tameng. Liu Bai dan kedua komandan tidak berani mengambil risiko, mereka menunggu Zhang Yuan untuk memberikan perintah. Zhang Yuan mendengus remeh, ”lakukan penyerangan! Perintahkan komandan Liu Bai melindungi para sandera dari jauh, sedangkan ketiga komandan lainnya jalankan perintah sesuai rencana!” Suara keributan dari dalam hutan terdengar. Dentingan pedang berirama tak beraturan memberikan berita secara tak langsung bahwa pertempuran sedang terjadi di dalam sana. Semakin lama keributan yang berasal dari dalam hutan terdengar begitu jelas, hingga bayangan prajurit seratus muncul di depan mata. Dengan langkah berhati-hati mereka b

  • Sang Panglima Perang   Pesan Penting

    Seminggu berlalu pekerjaan penggalian pun di luar dugaan, kedua pasukan yang ditugaskan menggali di dua titik berbeda telah bertemu. Perintah untuk memblokir jalur sungai yang mengalir ke desa wilayah musuh dilaksanakan. Dengan menggunakan batu-batu besar sebagai landasan dilapisi batu-batu kecil dan tumpukan tanah, akhirnya pekerjaan ini selesai. Kabar dari He Qianfan memberitahukan bahwa terjadi masalah besar di istana. Permaisuri Xun Yan dikabarkan sedang mengandung keturunan kaisar. Hal ini menyebabkan hukuman eksekusi untuk sementara ditiadakan sampai permaisuri melahirkan. Namun di malam beberapa hari berikutnya permaisuri menghilang dari istana. He Qianfan juga memberitahukan kalau kaisar menitipkan pesan pada Zhang Yuan apa pun yang terjadi jangan biarkan Ma Jun atau permaisuri keluar dari wilayah kerajaan. Disodorkannya lembaran kertas yang baru saja selesai Zhang Yuan baca ke depan Liu Bai. Sementara Liu Bai, Peng Boqin dan Chao Jiming mel

  • Sang Panglima Perang   Penggalian Jalur Sungai

    Mendengar pertanyaan Zhang Yuan, wajah jenderal menjadi canggung. Dia memberikan penjelasan kalau rakyat hanya ingin membantu meringankan dan melayani prajurit agar mereka bisa beristirahat dan pulih secepatnya. “Dengan kondisi rakyat yang sudah seperti ini, bagaimana bisa jenderal membebankan mereka untuk melayani kita?!” Zhang Yuan kesal. Disampaikannya masukan agar semua prajurit yang tidak terluka mengambil bagian dalam pekerjaan rakyat. “Tapi panglima Zhang, jika harus memerintahkan prajurit melakukan tugas rakyat, mereka bisa kewalahan jika sewaktu-waktu musuh datang menyerang. Lagipula aku yang memimpin peperangan ini, panglima Zhang hanya datang untuk membantu saja. Semua keputusan ada di tanganku!” bantah jenderal memasang wajah tak suka. “Seperti apa hasil dari kepemimpinanmu dalam perang ini, kau tentu lebih tahu!” Ditatapnya jenderal dengan wajah dingin lalu melanjutkan perkataan, “jika jenderal bisa lebih baik dalam memimpin

  • Sang Panglima Perang   Sungai

    Setelah berjam-jam menunggangi kuda mengikuti tepi jalur sungai, Zhang Yuan menghentikan perjalanannya. Beristirahat di depan perapian sambil memegang batang kayu yang ujungnya tertancap seekor ikan. Aroma lezat dari ikan segar yang telah matang tak menyia-nyiakan waktu selama satu jam menangkap ikan di sungai. Suara ringkikan kuda dari kejauhan melengkungkan sudut mulut Zhang Yuan. Wajah Liu Bai terlihat begitu kesal ketika dia turun dari kuda. “Kak Zhang, kau ke mana lagi? Aku mencarimu sejauh ini dan kau ternyata sedang menikmati makanan enak di sini?” “Bukankah aku bilang akan menunggumu di tepi sungai?” jawab Zhang Yuan santai, melihat ke depan sungai lalu menoleh ke arah Liu Bai lagi. “Kemarilah dan cicipi ikan buatanku,” lanjut Zhang Yuan mendekatkan ikan yang telah masak ke hidungnya. Liu Bai tersenyum penuh semangat duduk di sisi Zhang Yuan lalu mengambil sedikit daging ikan. “Kak Zhang ternyata sangat hebat dalam ha

DMCA.com Protection Status