Beranda / Semua / Sang Panglima Perang / Kenyataan Tentang Jing Lei

Share

Kenyataan Tentang Jing Lei

Penulis: Cristi Rottie
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-13 05:12:38

    Bukannya mendapatkan pujian karena sudah membongkar kejahatan, tapi justru dihukum dan dimasukan bersama dengan Jing Lei. Zhang Yuan sendiri tak habis pikir dengan pemikiran kaisar dan rencana licik Dong Shuo. Bagaimana bisa dia berhasil lolos padahal bukti yang ada di tangannya sudah jelas.

    Beberapa orang pengawal kerajaan masuk, membawa Jing Lei dan Zhang Yuan ke dalam penjara. Di dalam sana Zhang Yuan masih terdiam dalam pemikirannya sendiri. Semua rencana yang sudah dia susun bisa dihancurkan begitu saja oleh Dong Shuo.

    Dalam diamnya, tawa Jing Lei mengetuk kesadaran Zhang Yuan. Kedua mata kini saling menatap di antara tiang-tiang penjara kayu yang memisahkan ruang tahanan.

    “Tertawalah sepuasmu, Jing Lei, karena setelah ini kau bahkan tak akan bisa melakukannya!” Zhang Yuan berjalan mendekati pembatas ruang penjara dan mencengkeram kuat tiang kayu yang ada di hadapannya.

&

Cristi Rottie

Musuh terbesar dalam hidup adalah diri sendiri. Dalam hal ini, bagaimana kita berperang melawan keinginan diri yang tak baik dan semua tindakan atau perilaku buruk yang harus kita ubah. Seseorang yang berhasil mengalahkan diri sendiri akan menjadi pemenang dalam hidup. Selamat membaca, dan terima kasih karena masih setia menunggu bab selanjutnya diupdate.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Panglima Perang   Hukuman Untuk Jing Lei

    “Tidak ada lagi yang perlu kau lakukan. Semua upayaku untuk menghancurkan Dong Shuo sudah kau hancurkan!” “Tidak! Pasti masih ada cara lain.” “Jangan membuang tenagamu, Dong Shuo tidak akan mudah untuk kau kalahkan. Kubuh pertahanannya sangat kuat.” Jing Lei kembali melanjutkan kalau satu-satunya cara untuk melemahkan kepemimpinan Dong Shuo adalah dengan menyerang satu-persatu kubuh pertahanannya dan mendapatkan token pasukan kerajaan Song agar Zhang Yuan bisa menjadi lebih kuat untuk menandinginya. Mendengar semua penjelasan dari Jing Lei, Zhang Yuan diam dalam penyesalan karena terlalu terburu-buru dalam menentukan musuhnya hanya karena dendam dalam hati. Kalau saja waktu itu dia lebih memilih untuk berbicara dengan Jing Lei, mungkin saja tak akan ada kejadian seperti ini. Kebenaran lain juga terungkap kalau seseorang mister

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Sang Panglima Perang   Pengadilan Di Istana

    “Yang mulia, hal yang ingin aku bicarakan adalah mengenai pengkhianatan jenderal besar Zhang Jin!” Zhang Yuan kembali melanjutkan perkataannya dengan menghubungkan masalah Jing Lei dengan masalah pengkhianatan tersebut. Logam yang digunakan jenderal Zhang Jin sangat persis dengan logam yang dikelola oleh Jing Lei. Dia sangat yakin kalau jenderal Zhang Jin tidak melakukan hal serendah itu. Mendengar perkataan Zhang Yuan, beberapa pejabat istana tidak menyetujui sebab bukti yang ada telah menetapkan kalau Zhang Jin sendiri yang menandatangani dokumen pengiriman logam dan memalsukan tanda tangan kaisar sebagai tanda persetujuan perdamaian. “Jenderal Jing Lei, apa pengkhianatan jenderal Zhang Jin adalah rencanamu?” Jing Lei menoleh ke arah Zhang Yuan dengan senyuman kecil di wajahnya, “yang mulia, penggelapan logam pada awalnya adalah r

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Sang Panglima Perang   Pengakuan Identitas Zhang Yuan

    “Namaku sebenarnya adalah … Zhang Yuan, anak kedua dari jenderal besar Zhang Jin!” Terjadi kegemparan di dalam ruang istana saat mendengar perkataan Zhang Yuan secara tegas. Semua orang menjadi cemas karena selama ini Zhang Yuan telah melakukan kejahatan besar karena telah membohongi kaisar. Ada pun beberapa dari mereka sangat membenci keberaniannya mempermainkan kaisar. Hal yang sama juga terjadi pada Dong Shuo saat mendengar sendiri identitas Zhang Yuan. Dia tidak menyangka kalau anak dari musuh bebuyutannya masih hidup, terlebih telah menjadi sekuat ini. Pikirnya Zhang Yuan akan mati saat berada di wilayah Kanguan karena fisiknya yang lemah, tapi tidak menyangka kalau Zhang yuan bahkan bisa selamat dari kematian. Semua orang juga tahu kalau Zhang Yuan sudah meninggal di wilayah Kanguan, tapi tidak menyangka kalau dia bisa selamat setelah dikabarkan jatuh dari tebing. Itu berarti ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Sang Panglima Perang   Pengorbanan dan Keberhasilan

    Kabar tentang identitas asli dari panglima perang Yang Guang sudah tersebar ke seluruh istana, bahkan ke kerajaan tetangga juga. Hati para rakyat akan kekaguman terhadap jenderal Zhang Jin yang dulu telah menghilang, kini muncul kembali dan dimiliki oleh Zhang Yuan. Meski pada awalnya dia dikenal sebagai lelaki muda yang tak berbakat dan tak bermoral, tapi sekarang dia telah membuktikan kalau kepribadiannya yang dulu telah tiada. Sekarang sosok lelaki muda pemberani yang mampu membuat pedang musuh bergetar dan mendapatkan pengakuan dari kaisar sendiri terlahir kembali di dalam kerajaan Song. Zirah sang jenderal besar—Zhang Jin yang bergelantungan di depan gerbang istana diturunkan oleh Zhang Yuan sendiri. Sekarang tidak ada siapa pun yang bisa menghalangi untuk mengambil kembali kehormatan ayahnya yang dipajang begitu lama di atas sana. Meski sang kaisar telah memerintahkan papan roh ayah dan kakaknya dilet

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • Sang Panglima Perang   Jing Lei Dieksekusi

    Zhang Yuan mengangguk pelan, meski masih bingung kenapa harus mencari kebenaran di dua kerajaan itu. Dia berdiri kembali dan turun dari atas panggung eksekusi. Pandangan mata Zhang Yuan kembali terpaku pada pemandangan mengerikan dan menyedihkan di depan matanya. Suasana ini sangat persis seperti saat orang tuanya dieksekusi. Pedang besar yang mengudara dengan cepat memisahkan anggota tubuh Jing Lei dalam hitungan detik. Adegan itu terpantul dalam manik hitamnya, menembus dasar hati yang pernah dilukai dengan bayangan peristiwa yang sama. ‘Darah yang mengalir saat ini akan ditebus oleh Dong Shuo dan semua kubu pertahanannya. Aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan kalian, Ayah, jenderal Jing Lei!’ batin Zhang Yuan mengeraskan rahangnya beriring dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Zhang Yuan berbalik, menerobos masuk ke dalam kerumunan orang-orang dan mena

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • Sang Panglima Perang   Desa Pertama Kerajaan Huan

    Zhang Yuan menolak keras keinginan Liu Bai yang nantinya akan membahayakan nyawa. Dia tak mau kalau ada orang lagi yang meninggal di depan mata hanya karena membelanya. Namun karena Liu Bai memaksa, Zhang Yuan hanya bisa memintanya menjadi pengawas di dalam pasukan Song, melaporkan semua gerak-gerik Dong Shuo yang dilakukan secara diam-diam.*** Sesuai dengan perkataan Jing Lei sebelum dieksekusi, saat ini Zhang Yuan telah bersiap untuk berangkat ke kerajaan Huan terlebih dahulu. Dengan penampilan baru dan gayanya yang khas seperti di masa lalu, Zhang Yuan keluar dari kediaman. Rambut yang biasanya hanya diikat begitu saja tanpa memedulikan kerapian sekarang telah tertata layaknya seorang anak dari keluarga terpandang. Ditambah lagi berewok halus dan kumis yang menutupi wajah mudanya telah dipangkas hingga menunjukan rupa wajah Zhang Yuan yang sebenarnya. Menunggu malam dan waktu yang sunyi, Zhang Yuan bar

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Sang Panglima Perang   Gadis Dalam Penyamaran

    Mendengar hal itu, Zhang Yuan masih tak percaya kalau ayahnya memiliki hubungan seperti yang mereka katakan dengan jenderal dari kerajaan musuh. Jing Lei juga tidak menyinggung mengenai hal ini, dan malah menyuruhnya mencari kebenaran pengkhianatan Dong Shuo di dua kerajaan. Tak ada lagi informasi yang bisa dia dapatkan dari pembicaraan orang-orang di sekitar, Zhang Yuan memilih kembali ke kamar dan hendak memanggil pelayan untuk membayar semua pesanan makanannya. Namun kejadian tadi terulang lagi, pelayan lelaki memberitahukan kalau semua pesanan makanan telah dibayar oleh seorang pemuda yang berjalanan menaiki tangga. Zhang Yuan mengerutkan dahinya, sebab pemuda dermawan itu adalah orang yang pernah membayar makanannya di kedai pinggir jalan. Meski begitu, dia tetap saja memberikan uang kepada pelayan penginapan untuk membayar apa yang dia makan. Penasaran seperti apa rupa pemuda baik

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • Sang Panglima Perang   Putri Dan Pangeran Kerajaan Huan

    “Terima kasih atas pertolonganmu, Tuan…” sang gadis menghentikan perkataan, berharap Zhang Yuan memberitahukan namanya. “Panggil saja aku Liu Bai.” Zhang Yuan terpaksa memakai nama lain untuk menutupi identitasnya sebagai panglima Yang Guang dari kerajaan Song yang telah dikenal di kerajaan Huan. “Tuan Liu Bai, karena kau sudah menolongku, maka izinkan aku mengundangmu ke kediamanku sebagai ucapan terima kasih.” Mendapati tawaran yang bisa membantu dia melewati gerbang penjagaan kerajaan Huan, Zhang Yuan menyetujui perkataan sang gadis. Mereka kembali melanjutkan perjalanan saat kedua gadis itu menaiki kereta. Sesampainya di depan gerbang penjagaan Zhang Yuan yang menunggangi kuda di depan kereta yang dinaiki kedua gadis itu, dihadang oleh prajurit Huan. Namun begitu tirai jendela dibuka oleh sang gadis, terlihat wajah

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23

Bab terbaru

  • Sang Panglima Perang   Ma Jun Dan Permaisuri Berhasil Lolos

    Semua orang terperangah melihat kaisar Qin Huang yang seharusnya tak boleh ada di situasi berisiko seperti ini. Perintah untuk menangkap permaisuri Xun Yan dan Ma Jun segera dilakukan oleh prajurit yang dipimpin He Qianfan. Namun sayang tindakan itu berakhir gagal sebab kerumunan rakyat yang berlari dari arah berlawanan, menghalangi pasukan He Qianfan yang berusaha mengejar Ma Jun dan Xun Yan. Sementara itu Zhang Yuan justru terdiam melihat pemandangan di depan mata. Ma Jun dan Xun Yan berlari begitu cepat, hingga berhasil bergabung dengan pasukan musuh. Sedangkan Qin Huang terlarut dalam kegeraman, dia memerintahkan jenderal memimpin pasukan dan menangkap kembali kedua tahanan kerajaan yang meloloskan diri dengan cara apa pun. “Panglima Zhang, kau berani meloloskan tahanan kerajaan!? Apa perintahku sama sekali tidak kau anggap!?” Qin Huang menatap geram ke arah Zhang Yuan. Zhang Yuan menundukkan wajah dan mengakui kesalahan. Namun emo

  • Sang Panglima Perang   Dua Nyawa Untuk Keselamatan Banyak Nyawa

    Pesan yang tertulis di atas kertas membangkitkan kegeraman. Ekspresi Zhang Yuan berubah, kertas dicengkeram kuat hingga tangannya bergetar. “Ada apa panglima Zhang?” tanya jenderal ikut merasa penasaran melihat ekspresi Zhang Yuan. “Mereka meminta kita untuk menyerah. Jika tidak, akan ada kiriman tubuh tak bernyawa lagi setiap dua jam!” “Sialan! Mereka benar-benar tidak manusiawi!” umpat jenderal menahan geram, “apa panglima Zhang punya rencana lain?” Zhang Yuan terdiam sejenak. “Mau mengancamku? Baik!” Zhang Yuan memerintahkan Chen Changyi untuk membawakan pesan ke pihak musuh menggunakan ancaman balik dengan menggunakan nyawa Ma Jun dan permaisuri. Suasana menjadi semakin tegang ketika dua jam berlalu. Kali ini tubuh tak bernyawa seorang wanita muda dan anak kecil yang dikirimkan oleh seekor kuda. Namun Zhang Yuan masih tetap tidak memberi perintah penyerangan hingga menimbulkan perdebatan dengan jenderal.

  • Sang Panglima Perang   Siaga!

    “Jenderal, kau mencariku?” Pertanyaan Zhang Yuan tak dijawab. Dilihatnya ke mana tujuan arah pandangan mata jenderal. Di ruangan lain, tampak Ma Jun tengah diinterogasi dengan paksaan dan siksaan agar pertanyaan dari seorang prajurit dijawab. Jeritan memekik setiap kali satu layangan cambukkan mengoyak tubuh Ma Jun. “Dia sangat gigih!” jenderal menoleh ke samping lalu melanjutkan perkataan, “sejak tadi dia meminta untuk berbicara denganmu, panglima Zhang.” Zhang Yuan mengangguk singkat lalu berjalan meninggalkan jenderal menuju ke ruangan dimana Ma Jun sementara disiksa. Dengan wajah lebam dan tubuh terluka seperti itu, Ma Jun masih begitu gigih. Ekspresi wajahnya berubah saat kedatangan Zhang Yuan disadari. “Tinggalkan kami berdua.” Tak peduli seperti apa ekspresi Ma Jun padanya, Zhang Yuan hanya diam dalam tatapan dingin. Kini di dalam sana hanya tersisa Zhang Yuan dan Ma Jun. Dua pasang mata saling menatap lama

  • Sang Panglima Perang   Mati Lebih Damai

    Terasa nyeri hebat dipunggung akibat benda pipih dan tajam. Nyeri semakin bertambah saat benda yang telah menembus daging ditarik kembali. Zhang Yuan berbalik. Ditatapnya wajah ketakutan dari perempuan yang memegang belati berdarah. “Kak Zhang!” seru Liu Bai dengan suara lantang. Dia berlari cepat dari kejauhan diikuti beberapa prajurit di belakang menuju ke arah Zhang Yuan. “Tangkap dia!” pintah Liu Bai dengan wajah panik memeriksa luka tusukan di punggung Zhang Yuan. Sementara Liu Bai memeriksa punggung Zhang Yuan yang terluka, Zhang Yuan memerintahkan para prajurit untuk melepaskan perempuan yang menusuknya. “Liu Bai, aku tidak apa-apa. Luka ini sama sekali tidak berpengaruh bagiku.” “Tidak bisa! Melukai pejabat penting kaisar hukumannya adalah kematian! Bunuh dia!” bantah Liu Bai memandang serius ke arah prajurit. “Liu Bai! Sudahku bilang jangan mengikutiku!” bisik Zhang Yuan menetapkan sorot mata tajam menata

  • Sang Panglima Perang   Ma Jun Dan Permaisuri Ditangkap

    “Ma Jun….” seorang prajurit muncul dari belakang prajurit lainnya, “kau terlalu menyulitkan panglima Zhang. Berikan dia waktu lebih lama untuk memikirkan tawaranmu.” Sosok yang muncul dan berucap menyela Ma Jun menjadi pusat perhatian semua orang. Jika tidak mengenali suara, Zhang Yuan tentu tak tahu kalau yang berbicara adalah permaisuri Xun Yan. Memakai pakaian lelaki, tatanan rambut lelaki, wajah tanpa riasan telah mengubah penampilan keagungan Xun Yan. “Permaisuri Xun Yan, akhirnya kau muncul juga. Aku memang sengaja menunggumu.” Sudut mulut Zhang Yuan melengkung kecil. “Zhang Yuan, aku sedang mengandung keturunan kaisar. Jika nyawa mereka sama sekali tidak bisa memaksamu, bagaimana dengan keturunan kaisar? Apa kau mau membinasakan keturunan kaisarmu!?” “Baik! Kalau begitu, aku ingin lihat seperti apa cara permaisuri membinasakan keturunan kaisar. Apakah dengan racun? Atau kau ingin menusuk perutmu sendiri dengan pedang?"

  • Sang Panglima Perang   Ancaman Ma Jun

    Lama menunggu pergerakkan di dalam hutan, akhirnya bayangan salah satu prajurit seratus muncul menunggangi kuda dengan membawa informasi keadaan di dalam hutan. Tak menyangka perangkap yang ditujukan untuk menyerang pasukan musuh malah harus dibatalkan sebab Ma Jun menjadikan rakyat yang disanderanya sebagai tameng. Liu Bai dan kedua komandan tidak berani mengambil risiko, mereka menunggu Zhang Yuan untuk memberikan perintah. Zhang Yuan mendengus remeh, ”lakukan penyerangan! Perintahkan komandan Liu Bai melindungi para sandera dari jauh, sedangkan ketiga komandan lainnya jalankan perintah sesuai rencana!” Suara keributan dari dalam hutan terdengar. Dentingan pedang berirama tak beraturan memberikan berita secara tak langsung bahwa pertempuran sedang terjadi di dalam sana. Semakin lama keributan yang berasal dari dalam hutan terdengar begitu jelas, hingga bayangan prajurit seratus muncul di depan mata. Dengan langkah berhati-hati mereka b

  • Sang Panglima Perang   Pesan Penting

    Seminggu berlalu pekerjaan penggalian pun di luar dugaan, kedua pasukan yang ditugaskan menggali di dua titik berbeda telah bertemu. Perintah untuk memblokir jalur sungai yang mengalir ke desa wilayah musuh dilaksanakan. Dengan menggunakan batu-batu besar sebagai landasan dilapisi batu-batu kecil dan tumpukan tanah, akhirnya pekerjaan ini selesai. Kabar dari He Qianfan memberitahukan bahwa terjadi masalah besar di istana. Permaisuri Xun Yan dikabarkan sedang mengandung keturunan kaisar. Hal ini menyebabkan hukuman eksekusi untuk sementara ditiadakan sampai permaisuri melahirkan. Namun di malam beberapa hari berikutnya permaisuri menghilang dari istana. He Qianfan juga memberitahukan kalau kaisar menitipkan pesan pada Zhang Yuan apa pun yang terjadi jangan biarkan Ma Jun atau permaisuri keluar dari wilayah kerajaan. Disodorkannya lembaran kertas yang baru saja selesai Zhang Yuan baca ke depan Liu Bai. Sementara Liu Bai, Peng Boqin dan Chao Jiming mel

  • Sang Panglima Perang   Penggalian Jalur Sungai

    Mendengar pertanyaan Zhang Yuan, wajah jenderal menjadi canggung. Dia memberikan penjelasan kalau rakyat hanya ingin membantu meringankan dan melayani prajurit agar mereka bisa beristirahat dan pulih secepatnya. “Dengan kondisi rakyat yang sudah seperti ini, bagaimana bisa jenderal membebankan mereka untuk melayani kita?!” Zhang Yuan kesal. Disampaikannya masukan agar semua prajurit yang tidak terluka mengambil bagian dalam pekerjaan rakyat. “Tapi panglima Zhang, jika harus memerintahkan prajurit melakukan tugas rakyat, mereka bisa kewalahan jika sewaktu-waktu musuh datang menyerang. Lagipula aku yang memimpin peperangan ini, panglima Zhang hanya datang untuk membantu saja. Semua keputusan ada di tanganku!” bantah jenderal memasang wajah tak suka. “Seperti apa hasil dari kepemimpinanmu dalam perang ini, kau tentu lebih tahu!” Ditatapnya jenderal dengan wajah dingin lalu melanjutkan perkataan, “jika jenderal bisa lebih baik dalam memimpin

  • Sang Panglima Perang   Sungai

    Setelah berjam-jam menunggangi kuda mengikuti tepi jalur sungai, Zhang Yuan menghentikan perjalanannya. Beristirahat di depan perapian sambil memegang batang kayu yang ujungnya tertancap seekor ikan. Aroma lezat dari ikan segar yang telah matang tak menyia-nyiakan waktu selama satu jam menangkap ikan di sungai. Suara ringkikan kuda dari kejauhan melengkungkan sudut mulut Zhang Yuan. Wajah Liu Bai terlihat begitu kesal ketika dia turun dari kuda. “Kak Zhang, kau ke mana lagi? Aku mencarimu sejauh ini dan kau ternyata sedang menikmati makanan enak di sini?” “Bukankah aku bilang akan menunggumu di tepi sungai?” jawab Zhang Yuan santai, melihat ke depan sungai lalu menoleh ke arah Liu Bai lagi. “Kemarilah dan cicipi ikan buatanku,” lanjut Zhang Yuan mendekatkan ikan yang telah masak ke hidungnya. Liu Bai tersenyum penuh semangat duduk di sisi Zhang Yuan lalu mengambil sedikit daging ikan. “Kak Zhang ternyata sangat hebat dalam ha

DMCA.com Protection Status