Kabar tentang identitas asli dari panglima perang Yang Guang sudah tersebar ke seluruh istana, bahkan ke kerajaan tetangga juga. Hati para rakyat akan kekaguman terhadap jenderal Zhang Jin yang dulu telah menghilang, kini muncul kembali dan dimiliki oleh Zhang Yuan. Meski pada awalnya dia dikenal sebagai lelaki muda yang tak berbakat dan tak bermoral, tapi sekarang dia telah membuktikan kalau kepribadiannya yang dulu telah tiada. Sekarang sosok lelaki muda pemberani yang mampu membuat pedang musuh bergetar dan mendapatkan pengakuan dari kaisar sendiri terlahir kembali di dalam kerajaan Song.
Zirah sang jenderal besar—Zhang Jin yang bergelantungan di depan gerbang istana diturunkan oleh Zhang Yuan sendiri. Sekarang tidak ada siapa pun yang bisa menghalangi untuk mengambil kembali kehormatan ayahnya yang dipajang begitu lama di atas sana.
Meski sang kaisar telah memerintahkan papan roh ayah dan kakaknya dilet
Zhang Yuan mengangguk pelan, meski masih bingung kenapa harus mencari kebenaran di dua kerajaan itu. Dia berdiri kembali dan turun dari atas panggung eksekusi. Pandangan mata Zhang Yuan kembali terpaku pada pemandangan mengerikan dan menyedihkan di depan matanya. Suasana ini sangat persis seperti saat orang tuanya dieksekusi. Pedang besar yang mengudara dengan cepat memisahkan anggota tubuh Jing Lei dalam hitungan detik. Adegan itu terpantul dalam manik hitamnya, menembus dasar hati yang pernah dilukai dengan bayangan peristiwa yang sama. ‘Darah yang mengalir saat ini akan ditebus oleh Dong Shuo dan semua kubu pertahanannya. Aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan kalian, Ayah, jenderal Jing Lei!’ batin Zhang Yuan mengeraskan rahangnya beriring dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Zhang Yuan berbalik, menerobos masuk ke dalam kerumunan orang-orang dan mena
Zhang Yuan menolak keras keinginan Liu Bai yang nantinya akan membahayakan nyawa. Dia tak mau kalau ada orang lagi yang meninggal di depan mata hanya karena membelanya. Namun karena Liu Bai memaksa, Zhang Yuan hanya bisa memintanya menjadi pengawas di dalam pasukan Song, melaporkan semua gerak-gerik Dong Shuo yang dilakukan secara diam-diam.*** Sesuai dengan perkataan Jing Lei sebelum dieksekusi, saat ini Zhang Yuan telah bersiap untuk berangkat ke kerajaan Huan terlebih dahulu. Dengan penampilan baru dan gayanya yang khas seperti di masa lalu, Zhang Yuan keluar dari kediaman. Rambut yang biasanya hanya diikat begitu saja tanpa memedulikan kerapian sekarang telah tertata layaknya seorang anak dari keluarga terpandang. Ditambah lagi berewok halus dan kumis yang menutupi wajah mudanya telah dipangkas hingga menunjukan rupa wajah Zhang Yuan yang sebenarnya. Menunggu malam dan waktu yang sunyi, Zhang Yuan bar
Mendengar hal itu, Zhang Yuan masih tak percaya kalau ayahnya memiliki hubungan seperti yang mereka katakan dengan jenderal dari kerajaan musuh. Jing Lei juga tidak menyinggung mengenai hal ini, dan malah menyuruhnya mencari kebenaran pengkhianatan Dong Shuo di dua kerajaan. Tak ada lagi informasi yang bisa dia dapatkan dari pembicaraan orang-orang di sekitar, Zhang Yuan memilih kembali ke kamar dan hendak memanggil pelayan untuk membayar semua pesanan makanannya. Namun kejadian tadi terulang lagi, pelayan lelaki memberitahukan kalau semua pesanan makanan telah dibayar oleh seorang pemuda yang berjalanan menaiki tangga. Zhang Yuan mengerutkan dahinya, sebab pemuda dermawan itu adalah orang yang pernah membayar makanannya di kedai pinggir jalan. Meski begitu, dia tetap saja memberikan uang kepada pelayan penginapan untuk membayar apa yang dia makan. Penasaran seperti apa rupa pemuda baik
“Terima kasih atas pertolonganmu, Tuan…” sang gadis menghentikan perkataan, berharap Zhang Yuan memberitahukan namanya. “Panggil saja aku Liu Bai.” Zhang Yuan terpaksa memakai nama lain untuk menutupi identitasnya sebagai panglima Yang Guang dari kerajaan Song yang telah dikenal di kerajaan Huan. “Tuan Liu Bai, karena kau sudah menolongku, maka izinkan aku mengundangmu ke kediamanku sebagai ucapan terima kasih.” Mendapati tawaran yang bisa membantu dia melewati gerbang penjagaan kerajaan Huan, Zhang Yuan menyetujui perkataan sang gadis. Mereka kembali melanjutkan perjalanan saat kedua gadis itu menaiki kereta. Sesampainya di depan gerbang penjagaan Zhang Yuan yang menunggangi kuda di depan kereta yang dinaiki kedua gadis itu, dihadang oleh prajurit Huan. Namun begitu tirai jendela dibuka oleh sang gadis, terlihat wajah
Mengetahui kebenaran yang ada di depan mata, Zhang Yuan memberanikan diri untuk masuk ke dalam sarang musuh yang sebenarnya. Apalagi ajakan dari sang pangeran merupakan satu cara agar dia bisa mencari tahu semua tentang kerajaan Huan. Namun tidak menutup kemungkinan akan ada risiko besar yang harus ditanggungnya. Gadis yang ditolongnya merupakan putri ketujuh kerajaan Huan—Yinping. Putri Yinping adalah anak dari selir kerajaan yang sangat dicintai kaisar Huan, meski begitu tingkah lakunya tak sama seperti seorang putri di kerajaan lain yang terlihat anggun dan lemah lembut. Dia lebih memilih kebebasan dan petualangan dalam hidupnya. Sedangkan pangeran yang dipanggil kakak oleh Yinping adalah anak kedua dari permaisuri kerajaan Huan. Huan Kang memiliki karakter misterius, serta pemikiran yang tak bisa ditebak oleh orang lain. Zhang Yuan dan putri Yinping akhirnya boleh sampai di ger
“Tujuanku? Bukankah pangeran sendiri yang mengundangku kemari?” Zhang Yuan balik bertanya dengan wajah bingung. Dia tahu kalau Huan Kang mungkin saja sudah mencurigai identitasnya sejak gantungan tanda pengenal terjatuh saat bertarung. Suasana yang menegangkan itu membuat Yinping kesal karena dirinya merasa diabaikan. Apalagi saat melihat sikap Huan Kang yang tak ramah pada penolongnya. “Kakak, berhentilah bermain-main! Kau menakuti Tuan Liu Bai” “Oh! Benarkah? Bagaimana bisa orang yang pernah bertarung denganku memiliki rasa takut?” “Pangeran Huan Kang, mengenai hal itu aku hanya secara spontan saja menyerangmu. Tidak mungkin aku harus berdiam diri saat ada orang yang menyerang. Bagaimana jika kau membunuhku?” “Kamu benar! Kalau saja adikku tidak keluar, mungkin kau
“Jika dilihat orang lain kalau Tuan putri kerajaan Huan berada di dalam kamar seorang lelaki, takutnya akan sangat merugikan namamu.” Perkataan Zhang Yuan membuat Yinping meninggalkannya. Meski dia menyukai Zhang Yuan, tapi dengan cara seperti itu akan mempengaruhi nama baiknya sebagai seorang putri, dan tentu saja hal ini sangat tidak baik bagi Zhang Yuan sebab kaisar pasti tidak akan membiarkan nama baik anaknya dirusak oleh pria asing.*** “Kenapa hanya diam saja, apa kau takut makanan ini beracun?” tanya Huan Kang saat melihat Zhang Yuan hanya diam, memandang makanan di atas meja. Perkataan Huan Kang benar, Zhang Yuan tentu saja harus berjaga-jaga jika sesuatu yang akan dimakannya sudah diracuni. Namun itu hanya kecemasan awal saja sebab dia tahu kalau Huan Kang tidak mungkin menaruh racun pada hidangan makanannya sendiri, apalagi hubungan dengan putri
Zhang Yuan kembali terdiam menatap Huan Kang tersenyum misterius padanya. Tidak tahu maksud dari perkataan itu ditujukan untuk peran Zhang Yuan yang berpura-pura sebagai Liu Bai atau sebagai panglima Zhang Yuan. “Apa pujianku telah menyinggungmu, Tuan Liu Bai?” lagi tanya Huan Kang saat melihat ekspresi Zhang Yuan yang berubah. Zhang Yuan kembali menuangkan arak ke dalam gelas mereka berdua sambil menjelaskan kalau seorang pengembara sepertinya tidak terbiasa dengan pujian. Dia mengangkat cangkir dan meneguk lagi sebagai ucapan terima kasih sebelum mengakhiri makan malam mereka berdua. Dan untuk tawaran Huan Kang yang memintanya bergabung bersama pasukan kerajaan Huan, ditolak dengan alasan yang sama. Sayang sekali saat hendak beranjak dari sana, Huan Kang menahannya dan sengaja membuat dia mabuk dengan beberapa kendi arak yang baru saja diletakkan di atas meja. Mungkin bagi