Home / All / Sang Panglima Perang / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Sang Panglima Perang: Chapter 211 - Chapter 220

290 Chapters

AKHIR KATA DAN PENGUMUMAN

AKHIR KATA ....Terima kasih banyak saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah turut campur tangan dalam pembuatan novel ini sejak dari pertama hingga boleh berakhir di season 1. Sangat luar biasa berkat yang saya terima.Terima kasih banyak untuk semua pembaca yang telah mengikuti perjalanan Zhang Yuan. Harapan saya semoga dengan adanya cerita ini bukan hanya untuk menjadi bahan hiburan, melainkan boleh bermanfaat, menjadi motivasi, dan suatu dorongan bagi kita semua dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Tetap semangat, jangan pernah menyerah!Jika jatuh, bangkit lagi! Kita tak akan pernah bangkit jika tidak mengalami kejatuhan.Jika salah, maka perbaikilah! Gagal? Bangkit lagi!Selama Anda berjuang, maka akan ada proses yang terjadi!Terima kasih sedalam-dalamnya untuk seluruh pihak Goodnovel yang telah menyediakan wadah bagi saya untuk belajar, mengembangkan, dan mempublikasi tulisan saya ini. Semoga Goodnovel semakin berjaya dengan kualitas-kualitas karya yang lu
Read more

Thriller SPP Season 2

SINOPSIS Setelah berhasil menghabisi pengkhianat di dalam kerajaan, bahkan melibatkan begitu banyak nyawa prajurit untuk berperang, akhirnya kerajaan Song boleh menikmati kedamaian. Kaisar Qin Huang menikmati menjadi penguasa atas empat kerajaan di usia mudanya. Namun hal itu belum juga memuaskan sebelum lima kerajaan berhasil ditaklukkannya. Rumor yang tersebar di seluruh kerajaan tentang panglima perang yang mendominasi layaknya seorang penguasa membuat kehidupan Zhang Yuan kembali memasuki medan perang yang sebenarnya. Ditambah lagi kecemburuan Qin Huang terhadap kisah cinta Yinping adalah akar dari kehancurannya. Susah payah dia mempertahankan hidup di tengah-tengah jebakan yang mengancam nyawa, akhirnya Zhang Yuan boleh kembali lagi. Namun sayang kedatangannya ke kerajaan bukanlah hal yang baik, sebab sosok Qin Huang telah berubah menjadi sangat kejam dan bahkan mengajukan persyaratan menakutkan sebagai syarat Zhang Yuan diterima kembali olehnya. Melalui identi
Read more

Kecemburuan Qin Huang

BRAAKK!....TLINNGG!.... “Lancang!” Teriakan Qin Huang yang terdengar begitu geram membuat semua pelayan di dalam ruangan berlutut dan membungkukkan badan, tak berani mengangkat kepala mereka meski dahi telah menyentuh lantai yang dingin. Kesabaran Qin Huang tak tertahankan lagi setelah semenit lalu mendengarkan kalimat seorang pelayan yang membangkitkan kegeramannya. Semua barang di atas meja dilemparkan ke depan hingga mengenai sang pelayan. “Ampuni aku, Yang Mulia!” seru seorang wanita pelayan istana yang masih dalam keadaan membungkuk. Dengan nada terdengar ketakutan dia melanjutkan perkataannya, “ha-hamba hanya mengatakan apa yang hamba lihat dengan mata sendiri. Hamba tidak berani membohongi Yang Mulia.” Sorot mata Qin Huang memerah. Semburat nadi di pelipis terlihat bersamaan terdengarnya kertakan gigi. “Pengawal!” Bariton tegas menahan kertakkan gigi mengiring beberapa pengawal istana masuk ke dalam ruanga
Read more

Konflik Antara Qin Huang dan Yinping

Qin Huang merangkul erat pinggang kecil Yinping hingga kedua tubuh mereka menempel. Tindakan itu berlanjut, dia hendak mengecup, tapi yang didapatnya adalah penolakan dari Yinping. Tangan yang merangkul itu terlepas, tubuhnya terenyak ke belakang setelah mendapatkan penolakan yang cukup kuat di bidang datar.“Aku benar-benar lelah, yang mulia. Maaf telah mengecewakanmu, silakan keluar!” Yinping mengarahkan tangannya ke pintu keluar dengan wajah datar, “Wuhan!” teriaknya menoleh ke samping,tapi setelah lewat beberapa detik bayangan Wuhan tak juga muncul. Suasana tegang itu sedikit berubah saat Qin Huang tertawa. “Kau mendorongku dengan begitu kuat Yinping, kau tidak lelah, tapi sengaja menolakku!”“Benar! Lantas kenapa?” tantang Yinping menatap angkuh, “pernikahan ini hanya karena aliansi. Jika bukan terpaksa, aku tidak akan pernah menjadi selirmu, bahkan dalam mimpi pun tidak!”Perkataan ini membuat telinga Qin Huang panas. Dia tahu jelas apa alasan Yinping menolaknya. Mer
Read more

Seratus Prajurit Elit

“Baik!” Qin Huang berdiri. Salah satu sudut bibirnya terangkat memandangi Yinping, “lakukan saja sesuai keinginanmu. Paling tidak kerajaanku dan kerajaan Huan hanya bisa berkabung sebab selir kekaisaran Yinping meninggal karena sakit parah.”Tak peduli belati di leher Yinping telah menekan kulit halus itu, Qin Huang membungkuk, mendekati Yinping. Pikirnya tindakan itu hanya ancaman semata, tapi begitu melihat cairan merah mengalir pelan di leher, Qin Huang mulai ragu.“Ini adalah peringatan terakhir! Jika aku mati, maka kau sama sekali tidak akan pernah mendapatkan tujuan utamamu menikah denganku!”Mata Qin Huang memaku tajam. Di situasi seperti ini dia benar-benar tidak berdaya. Dari sorot mata Yinping yang begitu tegas, bahkan tangan yang memegang belati pun tak bergetar sama sekali, Qin Huang sadar kalau gadis di depannya tidak sedang mengancam.“Kau hanya jaminan perdamaian kerajaan, Yinping. Jika kau mati, aku tentu saja akan tetap memenangkan pertempuran dengan kerajaanmu!” Lagi
Read more

Kalian Tidak Sendiri

“Kalian melakukannya dengan baik,” ucap Zhang Yuan setelah selesai menatap kelima lelaki yang ada di hadapannya secara satu-persatu. Helaan napas panjang beriring ekspresi kelegaan di wajah menyatu dengan sorot mata penuh kebanggaan. Dia kembali berucap, “dengan begini aku bisa tenang.” Kalimat terakhir itu membuat kelima lelaki saling melempar pandang satu sama lain. Dari ekspresi mereka tersirat jelas kekhawatiran terhadap Zhang Yuan, seperti sedang membicarakan pesan-pesan terakhir yang sengaja disembunyikan. “Panglima Zhang, ke mana pun kau pergi, kami berlima akan selalu mengikutimu,” sosor Chen Changyi—komandan bertubuh paling kekar dan tinggi di antara mereka berlima. Keempat orang juga dengan antusiasnya mengangguk, menunjukkan keyakinan teguh mereka untuk Zhang Yuan. Suasana di saat ini membuat keraguan dan rasa tak tega Zhang Yuan muncul kembali. Namun jika harus membawa mereka berlima mengikuti keputusannya, ada ra
Read more

Permintaan Yang Terpenuhi

“Haiyaa….” Ma Jun mengambil cangkir dari tangan Zhang Yuan lalu meletakkan ke atas meja sambil berucap, “hal ini benar-benar tidak bisa ditunda, panglima Zhang. Yang mulia memanggilmu ke istana!” Melihat tindakan dan ekspresi Ma Jun, Zhang Yuan bisa mencium ada rencana licik yang tersembunyi. Senyum sandiwara Ma Jun, sorot mata itu mengungkapkan kebahagiaan atas penderitaan yang telah dinantinya.“Panglima Zhang, silakan,” ujar Ma Jun meluruskan tangannya ke arah pintu. Setelah sekian lama menunggu dan meminta untuk bertemu dengan Qin Huang, akhirnya Zhang Yuan memiliki kesempatan. Dalam perjalanan Zhang Yuan hanya terdiam sambil memikirkan perkataan Peng Boqin beberapa hari yang lalu kalau di istana beredar rumor tentang hubungan rahasia di antara Zhang Yuan dan Yinping. Mungkin ini alasan Qin Huang memanggilnya ke istana. “Salam yang mulia!” Begitu memasuki ruangan, Zhang Yuan segera memberi penghormatan. Dia bahkan tak ber
Read more

Halangan Di Perjalanan

Dalam perjalanan pikiran Zhang Yuan tidak fokus sebab tujuannya kali ini bukanlah ke benteng perbatasan Utara melainkan Barat. Perbatasan yang memisahkan antara kerajaan Song dan kerajaan Xia yang telah lama ditaklukan oleh kaisar sebelumnya. Bukankah kerajaan Xia telah ditaklukan? Apa ada alasan lain di balik ini? Kenapa sikap kaisar Qin Huang begitu aneh? Terlarut dalam pemikirannya sendiri, Zhang Yuan bahkan mengabaikan pertanyaan seorang prajurit yang berada di sampingnya. “Panglima Zhang?!” Sontak Zhang Yuan menoleh ke samping, melihat prajurit yang sedang menunggu jawaban. Meski tadi sedang terlarut dalam pikiran sendiri, tapi telinganya mendengar apa yang ditanyakan prajurit itu. Pandangan Zhang Yuan beralih ke sekitar. Dilihatnya semua prajurit yang duduk bersandar, mencari posisi nyaman untuk beristirahat. Hal ini sangat wajar sebab sudah tiga hari mereka tidak beristirahat dengan baik, apalagi sebagian prajurit telah beru
Read more

Ketakutan Hanya Ilusi

Aaarrgghhh!!!!....“Tolong!”Grrrrr!....Grrrrrhh!!!Usaha beberapa prajurit yang mencoba melawan terkaman serigala pada akhirnya tidak berhasil, di antara mereka ada yang telah digigit. Bahkan pedang saja tak dapat menghentikan keganasan kawanan serigala. Begitu target berhasil diterkam, serigala lainnya segera berkumpul dan mengoyak tangan serta kaki bersama-sama.Melihat kepungan itu, mental semua prajurit melemah. Kaki dan tangan ikut bergemetar, bahkan hampir tak sanggup untuk berdiri. Tekad untuk membantu meluntur menyaksikan keganasan serigala. Keinginan untuk menolong diurungkan sebab serigala lainnya menggertak dengan tatapan dan taring tajam.Zhang Yuan juga tak lepas dari incaran serigala. Ketika selesai membunuh lawannya, sekarang datang lagi seekor yang terbesar di kawanan serigala. Kini kedua pasang mata menatap satu sama lain, bersiap memulai pertarungan. Hewan berkaki empat itu berlari kencang dan melompat ke arah Zhang Yuan. Mulut terbuka lebar, menunjukka
Read more

Jenderal Ye Jiu

“Awalnya, aku tidak percaya ada anak muda yang memiliki keberanian sepertimu, tapi begitu menyaksikannya sendiri, aku baru mengerti kenapa kaisar Qin Huang begitu menyayangimu.” Pria yang berdiri di hadapan Zhang Yuan adalah jenderal Ye Jiu. Telah menjaga benteng perbatasan selama dua puluh tahun. Sambutan awal ini memberikan penilaian tersendiri bagi Zhang Yuan. “Jenderal Ye Jiu terlalu memuji. Tidak ada yang lebih berani sepertimu yang rela menghabiskan masa muda, meninggalkan keluarga untuk berbakti pada kaisar dan kerajaan,” balas Zhang Yuan tersenyum kecil.“Selama sepuluh tahun ini, ternyata masih ada orang yang mengingatku,” ucap Ye Jiu mengangguk haru, “Baik! Sangat baik!”Bisa dilihat ada kesedihan di mata Ye Jiu yang sengaja disembunyikan. Wajar saja. Bagaimana pun ada kerinduan besar untuk pulang ke kampung halaman dan bertemu dengan keluarga, tapi sayang, tanpa perintah panggilan dari kaisar seorang jenderal tidak diperbolehkan keluar dari benteng perbatasan. Ji
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
29
DMCA.com Protection Status