Qin Huang merangkul erat pinggang kecil Yinping hingga kedua tubuh mereka menempel. Tindakan itu berlanjut, dia hendak mengecup, tapi yang didapatnya adalah penolakan dari Yinping. Tangan yang merangkul itu terlepas, tubuhnya terenyak ke belakang setelah mendapatkan penolakan yang cukup kuat di bidang datar.“Aku benar-benar lelah, yang mulia. Maaf telah mengecewakanmu, silakan keluar!” Yinping mengarahkan tangannya ke pintu keluar dengan wajah datar, “Wuhan!” teriaknya menoleh ke samping,tapi setelah lewat beberapa detik bayangan Wuhan tak juga muncul. Suasana tegang itu sedikit berubah saat Qin Huang tertawa. “Kau mendorongku dengan begitu kuat Yinping, kau tidak lelah, tapi sengaja menolakku!”“Benar! Lantas kenapa?” tantang Yinping menatap angkuh, “pernikahan ini hanya karena aliansi. Jika bukan terpaksa, aku tidak akan pernah menjadi selirmu, bahkan dalam mimpi pun tidak!”Perkataan ini membuat telinga Qin Huang panas. Dia tahu jelas apa alasan Yinping menolaknya. Mer
Read more