Di sisa waktu yang sangat sempit, ketiga pasang mata terfokus pada alat peraga pasir di atas meja yang menunjukan situasi arena perang saat ini. Sekitar lima puluh ribu prajurit kerajaan Wei berbaris tak jauh dari pintu gerbang. Sedangkan prajurit Song yang dulunya ada sekitar seratus ribu kini tersisa empat puluh ribu, karena sebagian telah dipenjarakan. Prajurit yang tersisa juga terbagi dalam pasukan pemanah, kavaleri, dan infanteri. Jika dilihat dari jumlah, jelas sekali kalau mereka kalah banyak. Namun bagi Zhang Yuan belum tentu yang sedikit akan kalah dari yang banyak. Dia punya cara tersendiri untuk membalikkan keadaan. “Liu Bai, pertahankan gerbang kota. Aku dan jenderal Chao Yun akan maju ke medan perang!” “Tuan, apa harus aku? Bukankah masih ada beberapa komandan pasukan?” Liu Bai menolak secara halus. Tujuannya hanya satu, yaitu tak ingin membiarkan Zhang Yuan maju ke medan per
Baca selengkapnya