Home / Fantasi / Perjuangan Cinta Surga / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Perjuangan Cinta Surga: Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Part 71 Harapan Dila

 Mama Dila langsung berjalan ke arah Diki dan ia langsung melayangkan pukulan yang bertubi-tubi kepada Diki. "Mama, hentikan jangan sakiti Diki," ucap Novi yang berusaha membujuk Dila yang melanjutkan pukulannya kepada Diki. "Kami melakukannya atas unsur cinta." lanjut Novi dan Dila menghentikan aktivitasnya yang membuat Diki merasa aman dari amukan mama Dila. "Benarkah?" tanya Dila menatap ke arah Novi dan Novi tersenyum manis. "Iya Ma." jawab Novi. "Alhamdulillah, kalau kalian saling mencintai dan aku setuju kalian menikah secepatnya." sahut Dila. "Jadi, tanggal berapa kalian akan melangsung acara pernikahan?" tanya Dedi menatap ke arah Diki dan Novi. "Satu minggu lagi." jawab Diki dengan entengnya tanpa memikirkan bagaimana persiapan pesta pernikahan. "Secepat itu kah," ucap Novi dengan menyerhitkan keningnya. 
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

Part 72 Tetap Bersama

Hari yang ditunggu telah tiba. Pagi-pagi sekali, Novi telah didandani oleh para tata rias make up artis terkenal di dunia. Mama Dila menginginkan anak dan menantunya tampil sempurna di mata semua orang. Kini, Novi telah mengenakan baju pengantin berwarna ungu Lylac yang warnanya terhits saat ini. Diki yang telah menyelesaikan pakaian pengantin lelaki, ia langsung berjalan menuju ke arah ruang kamar pengantin mereka. Cekrek! Setelah pintu ruang kamarnya terbuka, ia melihat punggung wanita yang menutupi seluruh tubuhnya. Iya, Diki memberikan saran kepada Mama Dila agar konsep pesta pernikahannya bersama Novi lebih prioritas tentang agama Islam dan inilah pilihan hati Diki menatap Novi yang sedang mengenakan gaun pengantin muslim berwarna tosca. Walaupun, Diki belum melihat wajah cantik Novi. Tetapi, ia senang atas keinginannya tercapai. Diki melangkahkan kakinya menuju ke arah Novi. Novi menoleh ke arah belakang, ternyata
last updateLast Updated : 2021-10-07
Read more

Part 73 Permintaan Papa Dedi

"Ehem." deheman Dissa berhasil mengalihkan pandangan Diki yang menatap penuh cinta ke arah Novi. "Sudah waktunya makan malam, mama menyuruh kita ke ruang makan." Dissa tersenyum manis di depan kedua kakak iparnya. Diki mengangguk cepat dan ia menoleh ke arah Novi."Mari kita makan." ajak Diki sambil menggenggam telapak tangan Novi dengan mesra. "Ehem." deheman Dissa berhasil mengalihkan pandangan Diki yang menatap penuh cinta ke arah Novi. "Sudah waktunya makan malam, mama menyuruh kita ke ruang makan." Dissa tersenyum manis di depan kedua kakak iparnya. Diki mengangguk cepat dan ia menoleh ke arah Novi."Mari kita makan." ajak Diki sambil menggenggam telapak tangan Novi dengan mesra. Diki dapat melihat dengan jelas senyuman kecut Dissa saat melihat kemesraan dirinya bersama Novi. Dissa seperti obat nyamuk saja yang mengganggu mereka."Ya
last updateLast Updated : 2021-10-08
Read more

Part 74 Diva Mencari Papa Diki

Setelah menyelesaikan acara makan malam bersama dan Diki menyetujui keputusan Papa Dedi untuk menginap di mension Richard. Saat ini, Diki berada di dalam kamar pribadinya di mension Richard. Meskipun, sudah satu tahun tidak ditempatinya. Ruang kamarnya tetap bersih dan terawat dengan baik. Diki mendudukkan dirinya di atas kasur empuk dan ia menatap ke sekeliling ruang kamarnya. Diki membiarkan Novi dan kedua anaknya berada di ruang keluarga, ia merasa capek karena mengganti pakaian kedua anaknya yang selalu mau dirinya yang berganti pakaian."Huh, capeknya hari ini. Sebanyak drama yang aku lalui hingga duduk nyaman di ruang kamar lamaku." Diki mengambil foto dirinya yang masih single di atas meja yang terletak di sebelah kasur tidur. Diki tersenyum manis menatap dirinya yang sedang berpose wajah datar dan dingin."Cueknya diriku dulu, dengan memberikan senyuman di depan kamera pun aku tidak mau." Diki menar
last updateLast Updated : 2021-10-08
Read more

Part 75 Diki Salah Paham

Di dalam ruangan yang mewah itulah Diki sedang mengamati peninggalan barang-barang yang diberikan oleh mantan kekasihnya. Sebenarnya. Diki heran dengan dirinya yang tertarik menyimpan kenangan pahit itu. Diki rela mengangkut semua barang itu untuk ia bawa ke rumah kedua orang tua kandungnya. Diki membuang nafas kasar dan ia memejam kedua matanya sejenak."Ada apa denganku? Kenapa aku suka menyimpan benda rongsokan ini." lirih Diki. Entahlah, ada rasa bimbang di hati kecil Diki yang tanpa menyadari masih ada rasa cinta pada Mega."Ayolah Diki! Jangan berlarut dalam masa lalu yang suram. Bukan kamu yang meninggalkannya. Justru, Mega yang sengaja mengkhianatimu. Lupakan dia, jangan pernah memuja wanita lain kecuali istri sahmu." batin Diki untuk menyemangati diri sendiri. Diki mendengar samar-samar suara cadel dari luar ruangan, lantas, Diki langsung melangkah keluar dari ruangan dan ia melangkahkan kaki menja
last updateLast Updated : 2021-11-16
Read more

Part 76 Resiko Bercerai

Novi yang merasa diacuhkan oleh Diki, ia benar-benar menyesal mengatakan kata tajam kepada Diki."Aku menyesal atas perkataanku dapat menyakiti hatinya." batin Novi menundukkan kepalanya."Mama...""Aunty..."Novi mengangkat kepalanya menuju ke arah sumber suara cadel. Disana, ia melihat kedua anak kembarnya dan anak dari Dissa berjalan cepat menuju mendekatinya."Mama, kenapa duduk sendirian disini," ucap Diva seraya menyerahkan air putih kepada Novi."Mama capek saja." sahut Novi memberikan senyuman tulus pada Diva, Dino dan Dandi."Aunty, mama aku buatin makanan kebab dan teh poci. Enak banget harumnya, ayo kita kesana." Ajak Dandi sambil menarik lengan tangan Novi. Sehingga, pemilik tangan pun memilih berdiri dari duduknya."Iya sayang, Aunty mau mencoba masakan mama kamu." Novi mengikuti langkah kaki kecil dari ketiga anak kecil yang berjalan lebih dulu dari dirinya.Langkah kaki memasuki ruang dapur yang dimana sudah
last updateLast Updated : 2021-11-17
Read more

Part 77 Diki Menemukan Novi dan Kedua Anaknya

Setelah mendengar nasehat dari Dissa agar melupakan masa lalunya dan tidak menyakiti Novi. Diki berinisiatif ingin merencanakan sesuatu. Walaupun rencananya kali ini sedikit mainstream tapi Diki harus melakukannya."Aku memang mencintai Novi dan memiliki kedua anak dari rahimnya. Tapi, aku berhak untuk menguji cintanya padaku." batin Diki. Diki menghabiskan air minumnya dan ia pamit undur diri pada keluarganya. Diki bangun dari duduknya tapi sebelum melangkah menuju ke arah anak tangga, Diki menghentikan langkah kakinya sejenak di tempat kursi duduk Novi. Diki ingin mengajak Novi untuk berbicara empat mata di ruang kerjanya. Kelihatannya Novi mengikuti keinginan Diki dan Diki melanjutkan langkah kakinya menuju anak tangga. Cekrek! Diki membuka pintu di ruang kerjanya yang terlihat sebuah kursi kebesarannya, meja kerja yang diletakkan dengan laptop dan printer, lemari kaca, sofa untuk bersantai
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

Part 78 Novi Pergi

"Papa!" panggil Dino dan Diva secara bersamaan. Dino dan Diva turun dari kursinya, mereka berlari kecil menuju ke arah Diki. Diki melihat kedua anaknya yang memeluk kakinya, Diki menundukkan kepalanya menatap kedua anaknya dan ia mengelus kepala anaknya dengan sayang."Anak Papa yang pintar, kalian sudah makan?" ucap Diki bertanya pada kedua anaknya. "Sudah Pa, Diva sama Dino ditraktir sama om Dimetri." sahut Diva jujur begitupun dengan Dino mengarahkan mainan baru untuk dilihat oleh Diki. "Aku juga dibelikan mainan baru, Pa." balas Dino membuat Diki benar-benar geram dengan sikap Novi yang berani menerima pemberian orang lain. Diki tidak ingin melihat kedua anaknya takut dengan dirinya. Diki memanggil dua bodyguard dari empat bodyguard untuk menyuruh kedua anaknya untuk menunggu di dalam mobil dulu."Kalau anak Papa, sudah makan. Lebih baik kalian masuk ke dalam mobil dulu. Papa ingin
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

Part 79 Membawa Novi Pulang

Setelah puas menatap ruangan mewah disekelilingnya. Diki pun berjalan dengan gontai ke arah kamarnya, namun melihat kini tertuju pada pintu kamar yang dulu pernah di tempati oleh Novi.  Dengan perlahan-lahan Diki pun membuka pintu kamar itu dan menampilkan lampunya, Diki menatap kesekeliling kamar itu.  Kamar yang terlihat kosong karena barang-barang dan pakaian Novi sudah di pindah ke kamarnya setelah menikah. Tatapan mata Diki pun terhenti di laci sebelah tempat tidur yang terlihat sedikit terbuka, di bukanya laci itu ada kertas di atas sebuah kotak kecil.  Diki pun membuka selembaran kertas tersebut yang ternyata merupakan tulisan dari Novi. 'Untuk Tuan muda Diki yang terhormat.'"Jika Tuan Diki sudah menemukan kertas ini berarti Tuan sudah mengingatku, karena Tuan sudah mencari sampai ke kamar ini (jangan marah Tuan aku hanya bercanda hehehe...). Tuan maafkan aku yang harus pergi tanpamu, aku harus pergi untuk pergi  menepati janji
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

Part 80 Menemui Diki di Acara Pernikahanya

 Novi yang masuk ke dalam mansion mewah itu dengan menghiasi sekelilingnya. Selain mewah, mansion tersebut luas. Novi yang belum pernah melihat rumah sebesar dan semewah ini hanya bisa terbengong tak percaya.   "Kamu kenapa?" tanya Rangga yang melihat Novi dengan wajah yang terbengong.   "Rumahnya sangat besar dan mewah," ujar Novi dengan kedua bola mata yang terkagum-kagum melihat isi mansion utama.   "Untung Tuan Diki tidak tinggal di sini, kebayang kalau dia tinggal di sini. Aku bisa mati kelelahan hanya untuk menyapu seluruh ruangannya," ucap Novi jujur.   "Kau tidak perlu menyapu, di sini sudah ada tiga puluh pelayan di setiap bagiannya." ucap Rangga.  "Tiga puluh..!" pekik Novi dengan ekspresi wajah kaget.   "Kalian memang keluarga sultan no kaleng-kaleng," ujar Novi dengan berdecak kag
last updateLast Updated : 2022-01-19
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status