All Chapters of Lelaki Berengsek Yang Ternyata Ku Cinta: Chapter 41 - Chapter 50

66 Chapters

Bab 41 Piknik (21+)

Melody bertahan pada posisi berdirinya, menatap tak percaya sosok yang malam ini berada di kamarnya. Tubuh tegap yang hanya berbalut kaos warna gelap tanpa lengan dengan bawahan celana pendek yang pada akhirnya menampilkan pemandangan langka seorang Alfa yang berkulit putih bersih. Pemandangan langka yang baru sekali ini dia lihat dari cowok itu. Melody merasa malu menyaksikannya, tapi keterkejutannya justru membuat dia tak mengalihkan pandangan dari cowok yang duduk diam di pinggir ranjangnya. Jika boleh jujur, Alfa pun merasakan hal yang sama. Baju minim Melody yang nampak halus dan elegan melekat pas di tubuh mungil ramping dan putih itu saat ini sangat mengganggu fikirannya. Secuek apapun dirinya, dia tetaplah lelaki normal yang memiliki hasrat. Selama ini dia fine melihat penampilan Melody di rumah yang seringkali mengenakan t-shirt santai dan celana hotpants yang seringkali memamerkan kulit mulusnya. Dia sudah terbiasa melihat pemandangan seperti itu karena di luar san
Read more

Bab 42 Enggan Tapi Akan

Melody tengah membantu Pak Mat menyiram bunga ketika orang-orang kembali dari acara jogging pagi itu. Boy segera berlari menghampiri calon kakak iparnya yang pagi ini nampak cantik dan seksi dengan rok mini santai di atas lutut. “Kak Mel udah baikan?” tanya Boy dengan nada khawatir. “Udah mendingan, kok,” jawab Melody sambil tersenyum. Namun sepertinya Boy tak percaya begitu saja. Dia menoleh ke arah mamanya dan mama Melody yang baru tiba. “Eh Sayang, badan kamu sudah enakan?” tanya Nela yang mendekat dengan raut wajah penuh kekhawatiran. "Mel udah baik-baik aja, Tante," jawab Melody sambil tersenyum meyakinkan. “Tante Mei, Kak Mel kalau sakit apakah suka bohong?” tanya Boy yang sengaja bertanya pada Meira karena merasa perempuan itu adalah yang paling mengenal putrinya di banding orang lain. Tiga lelaki dewasa lainnya yang baru datang hanya duduk-duduk di teras vila menyimak percakapan pagi itu. Meira tersenyum dan mengangguk ke arah
Read more

Bab 43 Malam Kedua (21+)

Melody memilih berbaring sambil menarik selimut tebalnya sampai batas dada sebagai isyarat bahwa dia tak ingin terjadi apa-apa malam ini. Cukup Alfa tidur di sampingnya tanpa berbuat sesuatupun seperti yang terjadi kemarin malam. Di ranjang luas itu, Alfa berbaring miring menghadap Melody. Lampu tidur sudah di nyalakan, sinar temaramnya menjanjikan suasana romantis yang syahdu. Melody mencoba menahan nafas supaya tak menangkap aroma parfum maskulin yang entah kenapa berhasil membuatnya semakin gila dan berfantasi ria. Dia tak ingin pertahanan dirinya roboh, dengan sekuat tenaga menahan diri sendiri jangan sampai melihat ke arah Alfa karena takut tergoda pada dada bidang yang kenyataannya memang sungguh nyaman sebagai tempat untuk menghilangkan rasa dinginnya malam. Apalagi dada tanpa pelapis kain seperti yang dia rasakan kemarin malam. “Ahhh … tidakkkkk … kenapa anganku menjadi segini mesumnya???” keluh Melody dalam hatinya. Alfa hanya senyum-senyum melihat sikap dia
Read more

Bab 44 Malam Tahun Baru

Cuaca sedikit mendung mewarnai malam pergantian tahun baru. Gerimis sudah membasahi bumi sejak siang tadi, namun untungnya semakin malam cuaca semakin cerah meskipun tak nampak bintang ataupun rembulan di langit. Setidaknya, bukan hujan deras dan badai yang mewarnai malam ini hingga bisa membatalkan acara banyak orang yang sudah jauh-jauh hari merencanakan kebersamaan. Mungkin dengan keluarga mereka, teman-teman atau orang terkasih mereka. Malam pergantian tahun adalah saat paling istimewa untuk di habiskan bersama. Kita review kehidupan selama setahun kemarin yang sudah di jalani, yang baik di tingkatkan dan yang kurang baik untuk segera di rubah menjadi baik atau di tinggalkan. Untuk tahun yang baru datang, kita siapkan sebaik mungkin rencana-rencana terbaik untuk mencapai segala mimpi dan harapan kita, dengan doa dan usaha yang berjalan bersama niscaya semua pasti akan tergenggam kedua tangan kita. Melody beserta semua penghuni vila menghabiskan waktu dengan persi
Read more

Bab 45 Dia Tak Berhenti Mengejarnya

Libur tahun baru sudah berakhir. Rutinitas harian kembali menyapa lagi di mulai per hari ini di tanggal 2 januari. Hampir setengah hari penuh Melody tidak keluar dari ruang kerjanya. Beberapa orang manager mengajaknya diskusi mengenai pelaksanaan program kerja di tahun ini yang sudah mereka rencanakan semenjak dua bulan sebelumnya. Di usia mudanya Melody benar- benar di tuntut kecakapannya untuk memimpin banyak orang dan mengendalikan perusahaan besar keluarganya. Untuk proyek properti sendiri belum ada pembahasan. Semenjak pagi Melody belum bertemu dengan Bimo. Mungkin dia sibuk dengan program kerja perusahaannya sendiri atau mungkin sedang sibuk di ruang kerjanya yang bertempat di lantai 23. Melody sama sekali belum tahu kondisi di luar. Ketika para manager pamit undur diri dari ruangnya, gadis itu segera mengangkat kedua tangannya ke atas. Sedikit menggerakkan anggota tubuhnya untuk merileks-kan otot-otot tegangnya yang semenjak tadi di ajak serius.Diliriknya fossil mungi
Read more

Bab 46 Gombalan Pertama

Melody menatap heran ke arah Sisil.“Hari ini kan ada meeting pengusaha se-Jakarta Pusat, Mel. Nggak semua emang, tapi kebetulan perusahan keluarga kita dapat undangannya, tepatnya undangan mendadak yang baru masuk kemarin siang pas tanggal merah pula. Kevin sama Alfa kemarin malam udah teleponan juga kok, gitu juga Om Fendy dan papa gue.”Melody mengernyit heran bagaimana bisa dia tak tahu sama sekali tentang agenda hari ini. Ingatannya kembali dia layangkan ke hari kemarin ketika perjalanan balik dari Puncak ke Jakarta. Dia dan Alfa pisah mobil dan selama perjalanan Melody banyakan tidur karena merasa lelah dan pegal-pegal efek mulai pagi mereka keluar vila, ke tempat wisata kemudian siangnya langsung otw Jakarta. Mungkin itu yang membuatnya tak mengetahui apapun mengenai pertemuan mendadak para pengusaha hari ini. Melihatnya payah pasti papanya juga tak tega melibatkannya.“Trus kok elo tiba-tiba datang ke sini, tau banget kalo gue butuh elo
Read more

Bab 47 Ungkapan Bimo

Melody dan Alfa berdiri di dekat meja Dista ketika Bimo berjalan menghampiri keduanya.“Kita jadi berangkat sekarang, Mel?” tanya Bimo memastikan jadwal mereka untuk pergi ke lokasi proyek di pagi ini.Alfa menatap diam ke arah Bimo dengan kedua tangan di dalam saku. Bersikap santai dan dingin seperti biasanya.Melody mengangguk, kemudian menoleh ke arah Alfa yang bersandar pilar di sampingnya.“Al, aku berangkat dulu, ya,” pamit Melody dengan kalimat hati-hatinya. Tak mudah meminta ijin kepada lelaki posesifnya ini meski sekedar keluar untuk urusan kantor. Apalagi jelas-jelas yang berangkat bersamanya adalah Bimo.Alfa mengulurkan tangannya mengusap lembut kepala Melody. Tak ada kata, hanya mengangguk dengan tatapan matanya yang melembut, tidak seperti ketika cowok itu menatap lurus ke arah Bimo. Sedangkan cowok yang mendapat tatapan dingin itu hanya diam melihat aksi mesra Alfa kepada Melody barusan. Tak bisa tertebak apa
Read more

Bab 48 Harus Mengatakan Jujur

Pagi yang cerah ceria. Melody sedang mematut diri di depan cermin sehabis mandi ketika Meira mengetuk pintu kemudian langsung masuk ke kamarnya. “Kamu sudah selesai mandi, Sayang?” tanya Meira lembut. “Sudah, Ma, ada apa?” tanya Melody yang merasa jika mamanya ada maunya. “Setelah sarapan kamu ke rumah Tante Nela ya, antarin kue bikinan mama. Mama bikin kue kesukaan Alfa.” Melody terdiam. “Melody berangkat sendiri, Ma?” “Iyalah berangkat sendiri karena setelah ini ada teman-teman arisan mama datang ke rumah.” “Sama mama aja deh, setelah selesai arisan.” Setelah melontarkan permintaanya, Melody justru terdiam karena teringat dan mempertimbangkan sesuatu. Datang ke rumah Alfa sendirian yang artinya harus ketemu sama cowok yang satu bulan lagi akan bertunangan dengannya. Yang dia benar-benar belum pernah sama sekali melakukannya hingga belum terfikir bagaimana dia harus menghadapi cowok itu dan keluarganya. Jujur a
Read more

Bab 49 Sisi Gelap

Lain bahagia Alfa dan Melody, lain pula yang di rasakan Bimo saat ini."Mas, aku mandi dulu, ya," tanya Alisa, perempuan cantik yang saat ini tengah berbaring di sisinya, di ranjang apartemen Bimo. Perempuan yang menemaninya sejak semalam dengan suka rela. Perempuan yang Bimo kenal sejak awal berkantor di gedung Fendy Atma. Alisa adalah salah satu staf keuangan proyek di kantor Fendy. Sejak awal bertemu dengan Bimo, perempuan ini dengan terang-terangan menampakkan rasa sukanya. Dan hubungan itu mengalir begitu saja di antara keduanya. Terselubung tanpa siapapun yang tahu."Yakin tak nambah lagi?" tanya Alisa sambil mencium mesra pipi Bimo, yang di balas cowok itu dengan mencium pipinya kemudian menggeleng pelan sambil tersenyum.Sambil menunggu Alisa selesai mandi, Bimo membuka akun *****gram-nya. Ada sakit yang dia rasa setiap kali melihat posting terakhir Melody sekitar seminggu lalu. Foto penuh tawa Melody bersama Alfa ketika nampaknya mereka menghabiskan lib
Read more

Bab 50 Ketika 14 Februari Tiba

Melody duduk diam di samping Alfa yang tengah berbicara serius dengan Rheiga membahas konsep acara pertunangan Alfa dan dirinya. Sesekali cowok sahabat Alfa itu melihat ke arah Melody dengan senyum geli. Berbanding terbalik dengan sikap Alfa yang diam datar dan serius seperti biasanya. "Mel, elo nggak lagi sakit gigi, kan?" tanya Rheiga menggoda, dia sebenarnya tahu betul alasan gadis itu hanya diam tanpa komentar. Karena dalam ingatan cowok blasteran itu, Melody adalah gadis ceriwis yang ceria. Sungguh sangat berbeda dengan sikapnya hari ini yang tentu saja Alfa menjadi alasannya. Melody tertawa sambil mengedikkan bahunya, "Belum di kasih kesempatan ngomong, Mas," jawabnya singkat. "Kayaknya jiwa elo terpenjara deh, Mel," Rheiga masih melanjutkan kalimat usilnya yang hanya mendapat balasan senyum cantik Melody. Alfa menoleh sekilas ke arah Melody, "Jiwanya terpenjara di hati gue," ucap Alfa singkat yang segera membuat tawa Rheiga meledak. "Hu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status