All Chapters of Lelaki Berengsek Yang Ternyata Ku Cinta: Chapter 11 - Chapter 20

66 Chapters

Bab 11 Acara Pertunangan Sisil

 “Ayo dong, Ma, dandannya lama banget sih, ngalah-ngalahin gadis yang belum laku kawin,” celetuk Melody yang menunggui mama merias diri di kamarnya. Sudah ketiga kalinya gadis itu menengok ke kamar mama, dan akhirnya dia duduk di ranjang orang tuanya sengaja merecoki Meira yang belum selesai-selesai berdandan sejak tadi.“Aish, kamu nih, ya, sabar dikit dong ah. Ini lho wajah mama banyak kerutan, bikin nggak sempurna penampilan. Iya kalau kamu, pake make up gitu juga udah cantik banget, pasti nanti Alfa terpesona.”“Ngapain bawa-bawa nama Alfa sih, Ma. Emang dia bakal tahu secantik apa Melody malam ini?”“Ya pasti tahulah, kan nanti dia berangkat bareng kita.”“Hah, apa? Ogah ah, Ma, lagian dia nggak di undang tuh sama Sisil.”“Oh, ketahuan nih akhirnya, jangan-jangan Sisil nggak undang Alfa karena kamu, ya? Padahal semua teman sekelasnya katanya di undang, tapi kemarin
Read more

Bab 12 Sudah Sejauh Itu?

Melody mematut diri di depan cermin. Blouse pendek warna biru langit, celana jeans 7/8 warna putih, tas selempang kecil dan flat shoes putih menyempurnakan gaya santainya di minggu pagi ini. Seperti biasa, rambutnya yang tak terlalu panjang dia biarkan tergerai, kali ini sebuah jepit mungil dia sematkan di bagian samping antara rambut poninya, mempermanis tampilannya dan tampak semakin imut. Lipgloss tipis dia ulaskan di bibir pink alaminya, pun begitu dengan bedak tipis yang juga menyapu wajah cantiknya. Wajah putih dan bersih Melody sepertinya emang tak membutuhkan banyak polesan, apalagi karakter gadis itupun adalah type yang santai. Pesolek bukan, tapi di kata tomboi pun enggak. Simple, itulah keseharian Melody. Wajah oriental manadonya yang sedikit bergeser ke wajah gadis ala korea mungkin oleh-oleh dari ngidam Meira yang pada waktu hamil pengin banget pergi ke negeri gingseng yang penuh oppa-oppa cakep dan unnie-unnie cantik itu, namun tak kesampaian karena kondisi kesehatan p
Read more

Bab 13 Surprise

Melody sedang bersenda gurau bersama Sisil dan beberapa teman sekelas mereka di koridor kelas karena jadwal kuliah hari ini batal di sebabkan dosen mereka sedang berhalangan hadir karena kecelakaan ketika menuju kampus untuk mengajar. “Nanti update kondisi Pak Krisna, ya, Dik. Kalau sudah boleh di kunjungi biar kita bisa segera jenguk,” saran Melody pada Dika ketua kelasnya. “Siap, Mel. Nanti gue cari info perkembangan kesehatan Pak Krisna, semoga beliau nggak terlalu parah lukanya.” “Aamiin … “ jawaban serentak Melody dan teman-temannya. “Ke kantin yuk, mumpung kita masih ngumpul di kampus bersama, sekali-kali ngantin bareng,” usul Chacha. “Kayak mau kemana aja, Lo,” ledek Sinta yang sebenarnya tiba-tiba merasa terharu. “Skripsi kita udah pada jalan gess … semoga semua lancar, nanti semester depan tiba-tiba udah ada yang lulus aja, jadi nggak bisa ngumpul kan kayak hari ini,” bela Chacha pada usulnya tadi. “Kok, elo bikin gue
Read more

Bab 14 Acara Di Rumah Alfa

Jam tujuh malam keluarga Melody sudah duduk manis di ruang makan keluarga Alfa. Tak hanya Alfa, nampak juga Boy, cowok tanggung kelas sepuluh yang merupakan adik dari Alfa ikut bergabung di antara mereka. Sejak tadi cowok yang sedang menginjak puber itu suka sekali curi-curi pandang memperhatikan wajah imut Melody.“Ma, beneran Kak Mel ini temen kuliahnya Kak Alfa?” tanya Boy dengan suara seraknya khas remaja baligh, bocah ini sepertinya berpembawaan lebih terbuka. Nela yang sebenarnya sedari tadi memperhatikan tingkah konyol putra keduanya itu tersenyum lebar.“Iya bener, tanya aja sama orangnya mumpung ada di sini.”“Malu mau nanya langsung. Sebenarnya pengin percaya, tapi kok susah percaya, ya?”“Kenapa emangnya? Kak Melody terlalu imut, ya?” goda Melody sambil tersenyum yang sepertinya menyukai sikap terbuka Si Boy.Boy nampak sedikit malu begitu ternyata Melody yang mengeluarkan suara menanggapi
Read more

Bab 15 Gue Bingung Dengan Sikap Elo

Alfa mengajak Melody menikmati malam di balkon lantai dua rumah besar itu.Semilir angin memainkan rambut sebahu Melody. Kedua tangan gadis itu menumpu pada pagar kaca pembatas balkon yang setinggi dada. Pandangannya lurus menatap ke depan, sama sekali tak menghiraukan keberadaan Alfa di sebelahnya."Elo nggak ingin bertanya sesuatu ke gue?" tanya Alfa setelah sekian lama tak mendengar suara Melody."Gue nggak ada perlu bicara sama elo," jawab Melody ketus."Trus ngapain ikut kesini kalau nggak ada perlu sama gue?" tanya Alfa memancing pembiacaraan."Menghormati orang tua," jawab singkat Melody berusaha membuat Alfa merasa gagal tak berhasil mengajaknya bicara."Oh, kirain ada yang mau di bahas juga sama gue."Melody kembali diam. Dia berusaha keras menahan diri supaya tak banyak bicara karena sebenarnya banyak cacian, banyak pertanyaan yang ingin dia ungkapkan pada cowok itu."Elo nggak kangen sama gue?" tanya Alfa tiba-tiba y
Read more

Bab 16 Seminggu Tanpa Dia

Jam sudah menunjuk empat sore ketika Melody masuk ke kamar bernuansa putih ungu tempat istirahat ternyamannya. Kebiasaan baik gadis itu, setelah dari luar rumah dan selelah apapun dia tak akan langsung naik ranjang. Begitupun dengan sore ini, setelah meletakkan tas kuliah di tempatnya dia segera masuk ke kamar mandi. Menyegarkan tubuh dan fikirannya dengan air shower kemudian berganti pakaian rumahan, kaos lengan pendek bergambar minnie mouse di padu dengan celana pendek di atas lutut. Setelahnya barulah dia merebahkan tubuh penatnya di kasur empuk yang terasa begitu nyaman."Mbak Melody," panggil Bi Iyah dari luar pintu kamar.Melody yang baru saja memasuki dunia kaum rebahan kembali bangun dan berjalan ke arah pintu."Iya, Bi, ada apa?" tanya Melody melihat Bi Iyah yang berdiri di depan pintu dengan segelas jus mangga kesukaanya."Ini minumnya mbak, lumayan buat obat lelah," Bi Iyah menyodorkan segelas jus yang di pegangnya sambil tersenyum. Melody sege
Read more

Bab 17 Melody Vs Hesta

"Oke semuanya, kuliah hari ini saya akhiri semoga hari kalian menyenangkan," salam Hesta mengakhiri perkuliahannya di kelas Melody.Melody sedang membereskan buku dan alat tulisnya ketika dia dengar suara Hesta di dekatnya. Dan ternyata dosen cantik itu memang sedang berdiri tak jauh di depan bangkunya."Mel, bisa ke ruang saya sebentar setelah ini?" tanya Hesta dengan nada lembut dan senyuman di bibir."Ada apa ya, Bu?" tanya Melody keheranan karena jarang banget dan bahkan tak pernah Hesta ataupun dirinya saling ada keperluan selain urusan perkuliahan. Dan seingatnya kuliahnya di kelas Hesta lancar dan aman-aman aja nggak ada masalah."Ada sedikit hal yang mau aku bicarakan sama kamu, saya tunggu, ya," perjelas Hesta kemudian berlalu pergi dari hadapan gadis yang masih berfikir tentang apa yang akan di bicarakan oleh Hesta.Sisil mendekati Melody yang bersiap berdiri."Perlu gue tungguin di dekat ruang dosen?" tanya Sisil bersiap diri. Gad
Read more

Bab 18 Obat Rindu

Melody bergelung malas di tempat tidurnya. Ini adalah hari ketiga tanpa kabar dari Ansya. Begitu juga dengan Alfa, yang tak menampakkan batang hidung konyolnya. Alfa tak muncul di hidupny adalah berkah, tapi jika Ansya yang menghilang maka itu adalah musibah bagi Melody.Dari balik kaca jendela kamarnya Melody menerawang ke arah langit malam. Temaram sinar purnama menembus sela-sela korden dan kaca.Ting.Dengan begitu semangatnya Melody meraih handphone di dekatnya dan memeriksa pesan yang dia terima. Hatinya segera berubah warna menjadi pink, ungu atau purple pink begitu melihat siapa yang mengiriminya pesan."Hai, Cinta, Sayang, apa kabar?"Dengan kecepatan penuh Melody segera membalas pesan itu."Aku baik-baik saja, kangennnnnnn ... ""Haha, segitu rindunya ya sama aku?""Kamu jahat," kalimat Melody mulai merajuk."Maaf, Sayang, aku baru bisa hubungi kamu. Aku lagi sibuk banget, banyak kerjaan. Maaf, ya.""Iya
Read more

Bab 19 Antara Dua Rasa

Hati Alfa di liputi perasaan senang melihat seorang bocah laki-laki sedang bermain mobil remote control di depannya. Sesekali mata bulat si bocah melihat ke arahnya seolah mengatakan, “Aku suka dengan mainan ini,” dan sesekali juga senyum tak akan mahal terbit di bibir Alfa sebagai balasannya untuk tatapan terima kasih bocah itu. “Di minum dulu, Al,” ucap Hesta yang baru datang sambil menyuguhkan segelas jus segar di meja tamu. Perempuan itu begitu menghafal kesukaan Alfa, hingga begitu Alfa mengabarinya bahwa dia akan datang ke rumah membawakan oleh-oleh untuk Alvaro dengan segera dia menuju supermarket terdekat untuk membeli buah mangga kesukaan Alfa. Kebetulan juga saat ini sedang musim-musimnya, jadi tidak terlalu sulit mencari buah itu. “Terima kasih,” jawab Alfa singkat, matanya tak lepas memperhatikan Alvaro yang sibuk dengan mainan barunya. Berlari kesana kemari membetulkan arah mobilnya karena belum mahir mengoperasikan remote control di tangannya. H
Read more

Bab 20 Alfa = Ansya?

Melody berjalan sendiri di koridor kampus, Sisil sedang bersama Kevin di perpustakaan. Mengobrak-abrik isi perpustakaan untuk referensi skripsi Kevin. Melody yang sedikit badmood nggak mau berdekatan dengan dua sahabat konyolnya itu yang mengerjakan skripsi dengan bumbu-bumbu romantisme mereka berdua yang entah kenapa akhir-akhir ini bikin Melody sedikit baper. Dia memilih meninggalkan keduanya karena lima menit lagi kuliah terakhirnya di hari ini segera di mulai. Tergesa dia menuju kelasnya di siang panas padahal jam baru menunjukkan pukul sebelas siang. Baper Melody melanda ketika rindu mendera hatinya. Siapa lagi kalau bukan untuk kekasih dunia mayanya. Sampai dengan saat ini hubungannya  dengan Ansya masih berjalan cukup manis. Perhatian Ansya membuat gadis yang belum pernah menjejakkan kaki di dunia percintaan itu melambung ke angkasa raya. Di balik keindahan dan rasa manis sekarang ini, Melody mungkin sama sekali tak mengira jika kedekatannya dengan cowok itu akan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status