All Chapters of Lelaki Berengsek Yang Ternyata Ku Cinta: Chapter 51 - Chapter 60

66 Chapters

Bab 51 Maksudmu Apa?

Melody sedang mencari barang belanjaan di rak sebuah supermarket tak jauh dari rumahnya karena kebetulan ketika keluar dari kantor tadi Meira meneleponnya supaya mampir ke supermarket untuk berbelanja sedikit kebutuhan rumah karena Bi Iyah sedang tak enak badan.Saat ini tangannya sedang memegang minyak goreng sesuai list belanja yang di minta mamanya ketika sebuah suara menyapanya."Eh, kebetulan ketemu di sini, Mel," sapa Hesta yang berdiri tak jauh dari tempat Melody. Melody menoleh mencari sumber suara."Oh, lagi belanja juga, Bu?" tanya Melody berusaha bersikap ramah dan wajar begitu mengetahui jika yang menyapanya adalah orang yang sesungguhnya begitu ingin di jauhinya. Nampak perempuan itu sedang mendorong trolly belanjaannya yang masih nampak kosong."Iya, kamu sendirian?" tanya Hesta sambil menoleh ke beberapa arah seolah mencari seseorang yang mungkin saja sedang bersama Melody."Saya sendiri, Bu," jawab Melody malas meladeni pertanyaan H
Read more

Bab 52 Lagi-Lagi ... Apa Ini???

"Gue berangkat ke kantor dulu ya, elo baik-baik segera, biar nanti siang sudah bisa pindah ke ruang rawat inap," ucap lembut Melody sambil menggenggam tangan Sisil. Sahabatnya itu masih terbaring di ruang pemulihan, wajahnya masih nampak pucat dan tubuhnya pun masih nampak lemah."Iya, gue pasti segera kuat. Elo sudah lihat anak gue kan? Dia jagoan," tanya Sisil sambil berusaha tersenyum."Sudah lihat dari kaca, elo mama yang hebat sudah menghadirkannya ke dunia dengan perjuangan paling keren. Dia lahir dengan normal, semoga nanti jadi anak yang membanggakan sehebat elo," puji Melody dengan sangat tulus dan salut. Tak menyangka jika Sisil akhirnya benar-benar memilih melahirkan dengan cara normal dan menolak operasi caesar, meski mama dan suaminya sudah sangat tidak tega menyaksikan dari dekat perjuangannya."Nanti sore elo beneran kesini, ya," pinta Sisil manja kepada sahabatnya."Iya gue pasti kesini, mama mungkin nanti siang juga ke sini, sangat penasa
Read more

Bab 53 Maksudnya ini apa, Al?

Melody menutup mukanya dengan kedua tangan, sesekali nenyugar rambutnya dengan sedikit kasar. Nampak sekali kegundahannya. Dengan wajah yang sudah memerah dan sambil menggigit bibirnya sendiri menahan tangis, akhirnya sama sekali tak di urusinnya handphone yang tergeletak diam di depannya.Kevin mengambil perlahan handphone Melody, kemudian memperhatikan dengan teliti gambar yang tampil di layar handphone itu.Seorang perempuan dengan menggunakan baju daster seksi yang nampak jelas tanpa di lapisi lagi dengan pakaian dalam sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang sebelah tangannya merangkul pinggang perempuan itu. Mereka berdua nampak duduk di sebuah sofa dengan posisi romantis, berhadapan wajah seperti tengah berciuman.“Mel, ini siapa?” tanya Kevin setengah ragu. Di foto kedua yang di ambil dari arah lain, nampak jelas wajah si perempuan. Wajah yang sangat mereka kenal selama ini, hanya saja wajah si cowok tak bisa terlihat dengan jelas k
Read more

Bab 54 Kecewa Vs Takut Kehilangan

Alfa menyetir mobilnya dengan perasaan sangat kacau. Sesekali mengacak kesal rambutnya sendiri. Dia sama sekali tak habis fikir bagaimana bisa Hesta yang selama ini di pandangnya begitu baik bisa berulah nekat dan serendah itu. Dan, bagaimana bisa dia terjebak dalam keadaan seperti ini? Ada sesal mendalam yang di rasanya. Saat ini, bayangan Melody dengan wajah sendunya memenuhi kepalanya. Entah apa yang akan terjadi setelah ini Alfa tak bisa mengiranya. Lengangnya jalanan sepertiga malam membuatnya bisa mengemudikan mobil dengan kecepatan maksimal.Tak butuh waktu lama, menjelang pukul tiga pagi, mobil Alfa memasuki sebuah gerbang perumahan. Setelah menyerahkan KTPnya kepada satpam yang standby 24 jam, mobilnya segera melaju memasuki jalanan satu cluster yang sudah begitu akrab di lewatinya. Perumahan yang dia masuki saat ini adalah sebuah perumahan kelas menengah atas yang tidak se-elit tempat tinggalnya ataupun tempat tinggal Melody tapi memiliki penjagaan cukup ketat dan t
Read more

Bab 55 Hati Yang Kosong

Jam sepuluh pagi Alfa masuk ke kantor Fendy Atma. Setelah beristirahat sebentar di rumah Rheiga, dia memutuskan pulang dan bersiap untuk tetap datang ke kantor mengingat hari ini ada jadwal meeting bersama Fendy dan staf kantornya.Di kantor Fendy Atma, Dista sudah bersiap menuju ruang meeting ketika Alfa menghampirinya."Mas Alfa baru datang?" tanya Dista yang sudah mendekap banyak map berisi data di dadanya."Iya, Mbak, tadi ada sedikit urusan jadi datang agak telat," jawab Alfa yang mensejajari langkah Dista. Akhirnya mereka berjalan bersama menuju lift untuk ke ruang meeting di lantai 25. Dari arah berlawanan nampak Bimo yang berjalan seorang diri. Di dekat pintu lift Alfa berhenti sejenak sambil melihat sebentar ke arah Bimo yang pada akhirnya nampak berjalan juga ke arah mereka."Pagi Mbak Dista, Pak Alfa," sapa Bimo dengan wajah dan senyum yang dia buat seramah mungkin. Ada senyum terukir di bibir Bimo yang entah kenapa menarik perhatian Alfa hari
Read more

Bab 56 Perlu Bicara Dari Hati Ke Hati

"Elo bego, dodol," umpat Rheiga pada Alfa yang terduduk di sofa dengan kedua telapak tangan mengacak kasar rambutnya."Tahu ceritanya bakal begini gue nggak akan kasih tau elo kalau Melody datang ke gue. Biar gue selesaikan masalah elo dengan tangan gue sendiri, elo tahu beres, dasar bego," Rheiga marah-marah tanpa bisa tertahan. Merasa usahanya sia-sia mempertemukan Alfa dan Melody supaya mereka bisa membicarakan dan menyelesaikan masalah keduanya dengan baik-baik saja. Bukan justru menimbulkan masalah baru yang ujungnya hanya semakin menyakiti hati Melody sedalam-dalamnya.Alfa masih diam tak menyahut. Ada rasa perih mendalam yang di rasanya kini, kerinduan bercampur jadi satu dengan kecemburuan tak beralasan entah kenapa tiba-tiba saja muncul kembali di saat yang tidak tepat.Rheiga meneguk softdrink yang tersuguh di meja."Bagaimana elo tiba-tiba lepas kontrol begitu?" tanya Rheiga dengan lebih sabar.Alfa mengusap wajahnya kasar."Tiba-
Read more

Bab 57 Start Episode NOL

"Makasih ya, Non," ucap Melody menerima baju Sisil yang di angsurkan Nona kepadanya.  "Iya, Kak, sekarang Kak Mel mandi dulu. Nona mau lihat Jagoan di kamar Kak Sisil. Kakak nggak apa-apa kan aku tinggal sendiri selama mandi?" tanya Nona yang biasanya sangat manja tapi kini tiba-tiba bisa berubah begitu dewasa, membuat Melody menjadi terharu karenanya. "Iya nggak apa-apa, udah kamu ke sana aja, pasti Jagoan udah nunggu onty-nya," ujar Melody dengan lembut. Bagi Melody, Nona tak ubahnya seorang adik kandung. Dan, rumah ini adalah rumah keduanya. Seringkali ketika di masa hamil Sisil kemarin dan dia ingin menginap di rumah ini, maka kamar Nona menjadi tujuannya. Nona selalu tak memperbolehkannya tidur di kamar tamu yang selalu siap sedia untuk Melody. Gadis itu akan sangat senang ketika Melody tidur bersamananya. Melody menatap wajahnya di cermin besar kamar mandi Nona. Wajahnya nampak lebih segar dari sebelumnya, apalagi berpadu padan dengan rambut basahn
Read more

Bab 58 Sandiwara Cinta

Semenjak insiden Alfa dan Hesta pada hari itu, sepertinya Bimo benar-benar merasa peluang untuk mendekati Melody lebih terbuka lagi. Seperti yang dia lihat untuk waktu saat ini, jika dulu hubungan Alfa dan Melody nampak begitu baik dengan hal nyata bahwa Alfa tak segan menunjukkan perhatiannya untuk Melody di depan publik, yang terjadi sekarang adalah kebalikannya. Mereka berdua nampak saling diam. Melody memasang sikap cueknya, nampak begitu acuh dengan Alfa. Pun begitu dengan Alfa, yang ikut mendiamkan Melody dengan tak banyak mengajaknya bicara. Hanya satu dua kata saja mereka nampak bertukar suara, dan itupun tentang kerja. Tak banyak yang tahu rencana mereka berdua, hanya Dista satu-satunya yang mengerti semua cerita tentang Melody. Itupun Melody sampaikan di luar jam kerja, ketika mereka memutuskan pulang kerja bersama dan shoping bersama. Jika saja Dista tak melihat kejadian di ruang Melody pagi harinya, mungkin dia pun termasuk dalam orang-orang yang tidak akan Melod
Read more

Bab 59 Masih Penuh Sandiwara

Minggu pagi yang cerah. Rheiga dan Alfa sedang duduk santai di pinggir lapangan basket komplek perumahan Alfa. Pagi-pagi tadi Rheiga menyusulnya, mereka menghabiskan waktu bersama dengan jogging menikmati kebersamaan pertemanan mumpung Rheiga sedang tak ada job. Sesuatu hal langka yang terjadi pada Rheiga dan Alfa di hari minggu. Aktifitas pagi mereka awali dengan jogging dan berakhir di sport center komplek perumahan. Ikut tanding basket sebentar bersama klub lokal komplek yang kebetulan sedang menggelar latihan bersama. Sambil beristirahat mereka membahas beberapa hal dan terutama tentang kejadian yang masih hangat kemarin. Tentang Hesta dan Melody. "Jadi elo jalanin rencana sesuai obrolan kita kapan hari?" tanya Rheiga pada Alfa. "Iya, dan sepertinya dugaanku tak meleset jauh, Bimo nampak begitu gencar dan lebih antusias mendekati Melody. Gue hanya perlu menangkap basahnya saja sebagai bukti." "Yang penting elo dan Melody harus tetap hati-hati, kar
Read more

Bab 60 Tersiksa Rencana

Begitu Melody menyusul Boy ke lantai dua, Rheiga segera berjalan ke arah kamar tamu yang terletak tak jauh dari ruang keluarga. Di sofa ruang keluarga tempat biasanya di pakai untuk nonton tivi bersama, nampak Alfa dan Hesta yang sedang duduk berdua. Rheiga menahan langkahnya dan berlindung di balik almari hias tempat pajangan pernak pernik koleksi Nela. Dari tempat itu terdengar jelas pembicaraan Hesta dan Alfa.“Al, kamu sungguh bisa maafin kesalahanku, kan?” rayu Hesta tak ubahnya gadis SMA yang mau di putuskan oleh pacarnya. Entah hilang kemana urat malu perempuan itu yang pada hari ini masih nekat untuk menemui lelaki yang kemarin jelas-jelas menolaknya.Alfa diam sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.“Al, aku mohon, aku tahu kamu marah sama aku, tapi aku tahu hatimu tak sejahat itu ke aku. Apapun yang kamu katakan ke aku di rumahku kemarin bagiku tak lebih dari emosi kamu saja,” lanjut Hesta dengan nada penuh hiba. Menu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status