Seharian perut tak masuk makanan di tambah lagi indra pengecapnya mengalami luka sobekan, mau tidak mau Rizal harus menghabiskan malam di rumah sakit. Merebahkan tubuh di atas ranjang pasien, dengan pergelangan tangan kanan ia letakan diatas kedua mata yang terpejam adalah cara ternyaman baginya saat ini. "Nyosor aja si loe, kena batunya, 'kan!" goda Andika, membanting tubuh di sofa panjang. "Apa perlu gue ngecek dia?" ucap Rizal tampak tenang. "Cek aja, biar lega." "Gak, gak, gak, gue percaya sama dia. Dia gak mungkin macem-macem, dia beda. Dia bukan Ardila." Gelengkan kepala, seolah meyakinkan diri. "Gak usah di cek, gue percaya sama Raya.” “Serah loe daah … gue ngantuk!” Andika langsung memejamkan matanya. Rizal masih tak bisa tidur, mengirim puluhan pesan teks pada gadis yang dituju namun sayang gadis itu sama sekali tak membalas. Bahkan pesan terakhirnya kini berstatus tak terkirim, dan ia sangat paham apa penyebabnya. Mas
Baca selengkapnya