Semua Bab Terjerat Cinta Sang CEO : Bab 121 - Bab 130
193 Bab
Sequel Part 29 (Amarah Maria Johnson)
Siang ini Gabriel membawa gadis dengan dres di atas lutut tanpa lengan, pulang ke rumah utama. Itu semua ia lakukan karena permintaan Maria yang mendesak dirinya untuk segera datang.Wanita berusia senja itu mengeluarkan semua jurus rayuannya untuk menarik Gabriel pulang. Hingga bukan hal mengherankan jika kehadiran Gabriel disambut oleh Maria yang telah menunggu di teras rumah.“Kau benar-benar mewujudkan keinginan Grandma, Gabriel,” sambut Maria dengan wajah keriput yang berseri-seri. Sejak semalam, ia tak bisa tidur nyenyak. Memikirkan laki-laki yang kini datang bersama kekasihnya.Tak bisa dielak siapa pun jika kepulangan Gabriel ke rumah utama adalah salah satu kebahagiaan yang membuat senyum itu mengembang sempurna.Gabriel yang melingkarkan tangannya di pinggang Becca tersenyum kecil. Ketika jarak semakin menipis, ia melepaskan tangannya sejenak sebelum pada akhirnya memeluk Maria.“Grandma sehat?” Satu pertanyaan yan
Baca selengkapnya
Sequel Part 30 (Pereda Kekhawatiran)
Gabriel menatap lurus pada pemandangan yang bisa ia lihat dari balkon di kamarnya. Ia tak mengeluarkan ekspresi apa pun setelah kejadian di ruang keluarga.Pria itu masih tak habis pikir dengan jalan pikiran Daddy-nya yang bersikukuh menjodohkan ia dengan Zeline. Padahal, sejak beberapa hari yang lalu ia sudah menegaskan bahwa tak akan menerima keputusan itu.Helaan napas panjang kembali berembus ketika kegelisahan itu melanda dirinya. Jujur saja, ia lelah jika harus dikontrol seperti ini.Apakah setiap pewaris harus diatur sedemikian rupa? Tidakkah ia mempunyai pilihan untuk dirinya sendiri? Apakah ...Pertanyaan itu buyar ketika ada tangan mungil menyusup di antara kedua sisi pinggangnya, yang kemudian merayap, meraba dadanya yang polos. Ditambah kecupan-kecupan yang mendarat di punggung membuat suatu bibir Gabriel tertarik ke atas. Membentuk satu seringai tipis yang memiliki satu arti.“Sir?” Gadis yang hanya terbalut kimono itu meli
Baca selengkapnya
Sequel Part 31 (Harapan dan Kebahagiaan Para Orang Tua)
“Ke mana Gabriel dan kekasihnya?” gumam Maria yang sejak tadi tak mendapati cucu kesayangannya itu duduk bersamanya. Padahal sejak siang tadi, ia sudah meminta Gabriel untuk membawa kekasihnya duduk di sampingnya.Seorang pria berwajah keriput yang berada di belakang Maria mengulum senyum mendengar gumaman wanita itu.“Clara,” panggil Maria kepada gadis bergaun Navy yang tak jauh darinya.“Ya, Grandma.”“Kau melihat di mana Kakakmu berada?”“Kak Gabriel? Atau Kak Chris dan Delio?” tanya Clara.“Gabriel.”Gadis cantik itu menggeleng. “Clara belum melihatnya, Grandma.”Dahi Maria mengernyit. “Kalau Grandpa?”Di belakang Maria, William mengisyaratkan gelengan kepala pada Clara. Namun, gadis dua puluh satu tahun itu malah menunjuk ke arahnya.Maria berdecak sebal. Bisa-bisanya sang suami berdiri di belakangnya saat ia kebin
Baca selengkapnya
Sequel Part 32 (Ulah Albert Dominic)
Suasana pesta semakin meriah. Gabriel yang berpamitan menyapa beberapa relasi bisnisnya sejak tiga puluh menit yang lalu belum juga kembali.Sosok gadis yang sudah merasa tak nyaman karena tatapan para tamu memilih mundur. Berjalan ke belakang, menuju toilet.Embusan napas kasar sesekali terdengar kala ia menyusuri sebuah lorong menuju toilet wanita. Tak jarang ia mendapati beberapa wanita yang memandangnya tak suka.Tak usah menebak. Ini adalah salah satu akibat karena Gabriel melamarnya di atas panggung.Bayangkan saja. Bagaimana ia bisa menghadapi keadaan di luar sana setelah hal ini tersebar di berbagai media cetak dan elektronik?“Semuanya akan menjadi sulit,” gumamnya seorang diri.Masuk ke salah satu bilik toilet, gadis pemilik nama Becca itu mendengar samar-samar tangis seorang perempuan. Ia ingin abai, tapi saat nama Gabriel disebut, sudut hatinya terasa nyeri.‘Aku adalah perusak hubungan dua orang yang tel
Baca selengkapnya
Sequel Part 33 (Sentuhan Lembut Gabriel)
“Lain kali ikutlah ke mana pun aku pergi agar hal-hal seperti ini tak terulang lagi.”Gadis bermata cokelat itu berkaca-kaca. Hatinya tersentuh mendengar ucapan Gabriel.“Jangan menangis!” Gabriel melirih. Kembali mengecup punggung tangan Becca lebih lama.“Sir?”Seulas senyum tersungging di bibir Gabriel. Ia memajukan wajahnya. Memberikan satu kecupan di bibir merah itu. Hanya seringan bulu, tapi mengantarkan sengatan listrik yang membuat darah Becca berdesir.“Aku akan menjagamu dan menyayangimu,” janji Gabriel tepat di depan wajah Becca yang berubah sendu.Mereka saling menatap untuk menyelami sedalam apa perasaan masing-masing. Meyakinkan bahwa ada satu hal yang bisa dijadikan alasan untuk tetap bisa bersama. Apa pun statusnya.“Percayakan padaku!” pinta Gabriel dengan sungguh-sungguh. “Tetaplah di sampingku, apa pun yang terjadi.”Permintaan itu menghu
Baca selengkapnya
Sequel Part 34 (Perasaan Bahagia)
Tubuh mungil Becca menggeliat di dalam pelukan Gabriel saat desakan alamiah tak bisa ditunda lagi. Ia membuka mata dan berusaha melepaskan diri dari dekapan hangat pria dengan deru napas teratur itu.Ia merasa lega karena bisa lepas tanpa membangunkan Gabriel yang masih tidur dengan nyenyak. Namun, alih-alih segera bangkit dan pergi ke kamar mandi, ia mengamati lebih lekat pada wajah damai Gabriel. Mengingat semalam, wajah itu terlihat dingin dan sangat mengerikan.Gadis bermata cokelat itu mengingat betul bagaimana marahnya Gabriel pada pria yang hampir menamparnya. Kemarahan itu pun harus diredakan dengan percintaan yang tak cukup hanya sekali, tapi berlangsung hampir sepanjang malam.Katakan Becca sudah gila telah masuk dan jatuh hati begitu dalam pada Gabriel. Padahal jelas-jelas pria itu belum pernah menyatakan cinta padanya.“Apa pun yang terjadi ... aku akan berada di sampingmu, Gabriel.”Seolah itu adalah jawaban dari pernyataan
Baca selengkapnya
Sequel Part 35 (Kembali Bertemu)
“Ahh!” Becca memekik kencang kala tubuhnya diangkat tanpa aba-aba oleh Gabriel yang entah kapan sudah berada di belakangnya.Kedua tangan mungilnya memukul bahu Gabriel sebagai penyaluran rasa kesalnya. “Anda mengagetkan saya, Sir!” ucapnya menggebu dengan debaran dada yang menggila.Gabriel terkekeh. Merasa tak bersalah dan membawa wanita itu duduk di pangkuannya. Mengunci semua pergerakan dengan mengistirahatkan tangannya di lingkar pinggang ramping itu.“Sir?” Becca melirih. Ia masih belum bisa menyesuaikan keadaan intim seperti ini jika dalam kesadaran penuh.Sepasang mata Gabriel berkedip dengan satu sudut bibir tertarik ke atas, melihat wanita di pangkuannya ini sangat menggemaskan.Lihatlah bagaimana tubuh mungil itu menggeliat untuk melepaskan diri.“Panggil namaku,” bisik pria itu lirih di dekat telinga Becca.“Ga-Gabriel.”“Ya, seperti itu.” Satu
Baca selengkapnya
Sequel Part 36 (Janji)
“Gerald.”“Hm.” Kecupan bertubi-tubi dari bibir Gerald mendarat sempurna di puncak kepala Lucia. Wanita yang kini berada di dalam dekapan pria itu semakin mengeratkan tangannya.Sungguh! Hari ini bagaikan mimpi yang tak ingin ia akhiri. Bagaimana bisa pria itu sudah berada di dekatnya sekarang?“Apa yang sedang kau pikirkan, Honey?” tanya Gerald dengan suara beratnya. Seraya membelai punggung polos wanita itu, ia tak mengurangi ekstensi kecupannya.“Aku masih tidak percaya dengan hari ini.” Desahan Lucia tertahan di pangkal tenggorokannya. “Aku –“Gerald menarik kepala Lucia dengan lembut. Membuat pandangan wanita itu berfokus padanya.“Aku di sini, Lucia. Aku ... di sini.” Tatapan mata Gerald memaku bola mata Lucia. Tanpa berkedip, ia memandang cukup lama hingga kembali menutup mata sejenak untuk melabuhkan satu kecupan lembut di bibir tipis Lucia yang membuka.
Baca selengkapnya
Sequel Part 37 (Tanpa Daya)
“Aku tidak mau tau. Bereskan semua berita itu saat ini juga!” ucap Gabriel dengan rahang mengeras pada lawan bicaranya di seberang sana.“...”“Semuanya. Jangan sampai ada yang masih tersisa! Cari pelakunya dan bawa ke hadapanku secepatnya!” Gabriel langsung mematikan ponsel setelah selesai berbicara. Ia meletakkan benda itu asal dan segera menghampiri Becca yang saat ini masih terisak.Sial! Harusnya ia tadi segera menyusul gadis itu ke kamar.“Ssst ...” Gabriel yang sudah duduk di samping Becca mendesis pelan. Menggenggam lembut kedua tangan mungil yang bergetar itu. Berusaha untuk menenangkan perasaan wanitanya. “Jangan khawatir, Baby. Aku akan membereskan semuanya.”Dengan air mata yang mengalir deras dan hidung memerah, Becca menatap bola mata Gabriel, rapuh.“Be-berita itu ... ti-tidak benar, Gabriel. I-itu –““Ssst  ...” Gabriel merai
Baca selengkapnya
Sequel Part 38 (Sebuah Informasi)
Suara dengkuran lembut dari wanita dengan tubuh polos yang berada dalam dekapan Gabriel, cukup menjadi bukti bahwa ia sudah terlelap. Setelah percintaan panas mereka kedua kalinya, wanita berwajah sembab itu memejamkan matanya begitu saja setelah Gabriel mendapatkan  pelepasannya.“Kau itu menggemaskan sekali, Baby.” Itulah pujian yang Gabriel agungkan tatkala mendapati hal-hal seperti saat ini.Lihat saja! Bahkan pria bertubuh polos dan penuh keringat itu belum menarik kejantanannya yang telah layu.Satu kecupan mendarat bebas di atas bibir tipis yang sedikit membuka. Ia menarik diri dan meraih satu kotak tisu untuk membersihkan sisa-sisa cairan cinta di seputar area feminin wanitanya.Tak lama kemudian, suara getaran ponsel di atas nakas mengalihkan fokus sepasang matanya yang memandangi keindahan di hadapannya. Ia mengulurkan tangan dan menempelkan benda pipih itu ke telinganya.“Selamat malam, Tuan. Saya sudah membereskan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
20
DMCA.com Protection Status