Beranda / Semua / Klorofil / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Klorofil: Bab 101 - Bab 110

121 Bab

Lembaran baru-3

Pandangannya yang mulai pudar membuatnya hampir putus asa. Rasa sakit setelah terjatuh dan menghantam pepohonan membuatnya tak sanggup berdiri. Dia hanya bisa membuka mata dengan sisa tenaganya sambil melihat darah yang telah berceceran di mana-mana.“Rasa sakit ini … aku pernah merasakannya. Apa Ezra akan datang padaku lagi?” pikirnya.“Errrw … hishhhh-.”Suara seekor kucing sontak membuatnya terfokus pada asal suara itu. Ia tak bisa melihat keberadaannya, hanya saja dia tahu jika suara kucing itu semakin mendekat dan semakin membesar.Deg!“Errrwh … heeekh!”Bian mengangkat kepalanya dan melihat seekor kucing tengah menghadang tiga ekor buaya besar yang mendekat.“Apa yang kau lakukan? Pergilah!” ucap Bian dengan nada bergetar.“Errrrw! Hiiiish!”Melihat kucing kecil yang dalam bahaya, Bian segera memaksakan kakinya untuk berdiri dan berla
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-22
Baca selengkapnya

Lembaran baru-4

Alva sedikit mempercepat langkahnya untuk menyusul langkah Kevin yang ada di muka. Kejadian terakhir yang terjadi antara Alva dan Bian, membuat pria itu sedikit merasa canggung saat berjalan berjajar.“Jadi … untuk saat ini … kita mau ke Kerajaan Amara?” tanya Alva.“Lebih tepatnya di daerah perbatasan. Semenjak laki-laki itu pensiun dia lebih memilih untuk tinggal di tengah hutan yang tenang.”“Kenapa kau tidak menyelesaikan urusanmu terlebih dahulu?”“Itu … karena lokasinya lebih jauh dari Amara, lagian tinggal satu istana saja kok. Mungkin aku akan lebih bersemangat jika ada pamanku di tempat. Oh iya … kenapa kau tidak berjalan bersamanya?”“Kau sudah tahu jawabannya, kenapa bertanya. Oh iya … terima kasih karena sudah merawatnya saat itu. Aku benar-benar berhutang budi padamu.”“Iya … jangan sampai aku yang menyelesaikan masalahmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-22
Baca selengkapnya

Lembaran baru-5

Alva segera mengeluarkan senjatanya dengan hati-hati. Ia berjalan menyerong tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan matanya dari wanita itu. Wanita itu terus tersenyum sinis padanya.“Ini bukan mimpi, aku hanya dipindahkan ke bagian hutan yang lain. Sejauh apa aku dipindahkan? Tunggu … jika jumlah mereka ada empat orang … lalu kemana perginya satu orang lagi? Ini berarti … ada dua dari mereka yang menyerang satu orang. Tapi siapa? Apa itu Kevin? Atau Bian?” pikir Alva.“Entah kenapa aku lebih berfirasat jika itu adalah Bian karena mereka memang mengincarnya. Aku harus cepat keluar dari sini!” sambungnya.Syuut!Tak!“Kau ingin berlomba jarak jauh denganku? Apa senjatamu bisa begini?”Srak!Wuuush!Buk!“Urggggh! Bisa-bisanya aku tidak melihat arah datangnya tombak itu. Untung saja aku hanya terkena tongkatnya,” gerutu Alva.“Sebenarnya aku ingin langsung menghabisimu … hanya saja kakak melarangnya. Aku harus sedikit bermain denganmu di sini, yaa … aku harap kau tidak membosank-.”Tak!
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

Lembaran baru-6

Kevin menggenggam erat tangannya hingga gemetar. Emosi yang ia tahan membuat wajahnya memerah. Alva memeluk jasad Kira dan menciumnya, tanpa terasa air matanya menetes hingga membasahi bulu kucing itu.“Apa salah seekor hewan hingga kau tega membunuhnya?” gumam Alva.“Hei … urusanku denganmu belum selesai! Walaupun mereka berhasil menjebak wanita itu … aku akan tetap membalaskan dendam mereka!”“Sepertinya mereka berhasil mengetahui rahasianya tepat sebelum kematian mereka,” pikir wanita itu.Alva melepaskan kalung yang terbuat dari tali dan besi yang Kira kenakan, lalu memberikannya pada Kevin.“Aku percayakan padamu untuk mencarinya! Gunakan kalung ini sebagai petunjuk! Aku yang akan mengurusi wanita ini! Dan juga … bawa salah satu dari kipas Bian bersamamu … itu bisa menjadi petunjuk juga!” ucap Alva.Drap!Wuush!Wanita itu langsung bergerak menghadang Kevin.Syutt!Tak!“Lawanmu adalah aku!” sorak Alva kesal.“Haa? Jangan berpikir hanya karena kau berhasil meracuniku sekali … kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

Ikhlas

Wussssh!Tap!Bian segera menyeimbangakan dirinya setelah terlempar jauh dari teman-temannya. Dia menyadari telah dihadang oleh seorang pria dan seorang wanita.“Sebenarnya kami tidak ingin melukai teman satu ilmu kami. Karena itu beri tahu kami apa kelemahan dari ilmu ini!” ucap pria yang memegang palu.“Kelemahan?”“Ya, kami sudah bosan bertarung secara was-was! Kami mendapat berita jika inti dari ilmu ini terletak di tempat yang paling rawan. Katakan di mana itu?” sambung si wanita.Bian terdiam dan memandangi setiap mata yang tertuju padanya.“Apa untungnya bagi kalian?”“Tentu saja kami akan memiliki keuntungan! Kami bisa saling menutupi kelemahan itu dan kami bisa menjadi prajurit bayaran yang melebihi tiga prajurit terkenal yang lain. Ayolah! Katakan pada kami!” bujuk si pria.“Benda itu terletak di tempat yang paling sering berhadapan dengan musuh. Orang biasa tak akan bisa menghancurkannya dengan mudah!” jawab Bian.“Paling sering? Di mana?”Bian tak menjawab, ia mulai bersi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

Ikhlas-2

Suasana semakin memanas setelah kematian temannya itu. Dia mulai melancarkan setiap serangan yang ia miliki. Berulang kali pula Bian tersungkur lantaran tubuhnya yang mendadak lumpuh dan terasa panas yang menyakitkan.Hingga pada akhirnya, Bian mulai menyerangnya dengan tangan kosong. Adu pukulan pun tak bisa terelakkan, meskipun sesekali Bian harus berhadapan dengan palu musuhnya itu.Buk!Syuut!“Jika aku mati! Aku akan pastikan kau juga akan mati … dalam kondisi yang lebih menyedihkan dariku!” teriak pria itu dengan kepalanya yang mulai berdarah-darah.Dia memutari Bian sambil mengoleskan darahnya di sekitar pohon.“Matilah!” teriaknya sambil melempar palunya ke arah Bian.Duk!Wuuush!Angin kembali berhembus saat kepalan tangan Bian beradu langsung dengan benda yang terbuat dari besi itu.Krak!“A-apa? Bunyi itu!”Brak!“Aku masih bisa mengendalikannya meskipun terasa sulit. Ini berarti … dia hanya berhasil menghancurkan setengah dari inti itu. Aku harus mengaktifkannya ketika dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

Ikhlas-3

Mereka pun berhasil datang ke tempat itu menjelang matahari tepat di atas kepala. Mereka bisa melihat bunga yang masih segar berada di atas kuburan. Alva pun semakin bersemangat untuk memasuki tempat itu disusul Kevin.Drap!Srak!Mereka pun turun dari kuda setelah melihat Bian yang sedang duduk bersimpuh di depan kuburan Ezra. Alva segera mempercepat langkah kakinya dan merangkul gadis itu dari belakang.“Kenapa kau meninggalkan kami?” tanya Alva.“Al-va?” lirih Bian sambil mencoba melihat wajah laki-laki itu.Srak!“Kevin?” lirihnya lagi setelah Kevin datang dan ikut memberi pelukannya kepada mereka.“Maaf … aku hanya ingin memperbaiki perasaanku!”“Dia sudah bisa menjawab dengan normal,” pikir Alva.Mereka pun melepas pelukan dan melihat raut wajah gadis itu yang telah berubah.“Apa bertemu Ezra membuatmu sangat bahagia?” pikir Alva lagi.“Sekarang kamilah keluargamu! Percayalah pada kami!” ucap Kevin.“Terima kasih! Aku akan mencobanya!” jawabnya.Alva dan Kevin pun bermalam di te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

Orang lama

Drap!Alva memeluk erat pinggang Bian yang ada di depannya saat menunggang kuda bersama.“Uggh!” Bian meringis.“Kevin! Tunggu!” sorak Alva.Kuda pun berhenti dan Alva segera menurunkan Bian yang tampak pucat. Dia teringat ucapan Bian yang mengaku tidak bisa lagi menunggang kuda. Bukan tanpa alasan, melainkan karena tubuhnya sudah tak sanggup lagi menerima guncangan secara terus menerus. Alva membawa Bian ke balik pohon untuk berteduh.“Apa yang menyebabkannya begini?” bisik Kevin pada Alva.Alva sedikit melirik Bian lalu menarik Kevin agar menjauhi tempat itu.“Kau tahu penyakit Maga?”Kevin mengangguk.Deg!“M-maksudmu … dia?”“Kemungkinan besar. Dia menunjukkan beberapa gejalanya.”“B-bagaimana bisa? Apa kau sudah memberinya obat atau apapun?”“Hmm … sebenarnya dia tidak mengetahui hal ini. Aku diam-diam memasukkan setiap obat pada makanannya. Aku juga tidak ada bicara soal tindak selanjutnya!”“Maksudmu … dia tidak tahu jika telah menunjukkan gejalanya?”Alva mengangguk.“Lalu apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-10
Baca selengkapnya

Orang lama-2

Seorang pria berlari tergopoh-gopoh menuju ruang kerja ratu.“Penasehat Wale! Penasehat!” Panggilnya.“Ada apa? Kenapa kau berlari dengan kondisi seperti sekarang ini?”“M-maaf penasehat … ini mengenai Yang Mulia Ratu!”“Ada apa? Beliau baik-baik saja’kan?”“Sebaiknya Tuan segera ke ruang persalinan. Beliau-.““Kenapa? kenapa kau menangis?” sorak Wale.Tanpa pikir panjang, Wale segera mendorong pintu dan bergegas menuju ruang persalinan. Baru saja menghampiri lorong, ia telah menyaksikan para pelayan istana memenuhi ruangan itu.“Tuan … Yang Mulia Ratu … telah meninggal dunia!” ucap dokter yang mengurus persalinannya.Deg!Seketika lututnya menjadi lemas. Ia berjalan pelan ke dalam ruangan dan melihat tubuh sang ratu yang telah pucat dan tampak seperti orang yang sedang tidur lelap.“Eaaaak … eaak!”Deg!Wale langsung melihat pemilik suara yang terdengar menyayat hati itu. Seorang bayi kecil sedang menangis di dalam ranjang bayinya. Wale mendekat lalu menggendongnya.“Dia seorang Pute
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-10
Baca selengkapnya

Orang lama-3

“Pssst!”Pria yang mendengar suara itu seketika menoleh.“Apa? Ro? Kenapa kau di sini?” tanya Wale yang sebenarnya sedang menyelinap masuk istana.“Itu pertanyaanku. Kenapa tuan ada di sini?” ucap Ro.“Aku akan menjawabnya setelah kau memberitahu alasan kau ada di istana ini.”“Saya diperintahkan untuk menjaga Tuan Puteri … tuan tahu sendirikan.”“Maksudmu … dia memang benar ada di sini?”“Sebelum melanjutkan pembicaraan … lebih baik tuan ikut saya ke tempat yang lebih aman!”Saat berjalan Wale terpana dengan Istana Rubi yang terlihat berbeda.“Seperti sangkar burung ya?”“Haaah.”“Ada apa? Kau merasa tertekan juga bekerja di sini?” tanya Wale.“Peraturan mereka membuatku pusing. Saya harus menjaga orang yang bahkan tak diizinkan keluar dari kamarnya.”“Maksudmu apa?”“Seperti yang Tuan bayangkan. Puteri Ariana diasingkan setelah kelahiran Puteri Anindira. Entah apa cara petinggi membujuk Yang Mulia untuk melakukannya. Puteri seolah terlupakan begitu saja, padahal kita semua tahu … b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status