Beranda / Semua / Klorofil / Lembaran baru-4

Share

Lembaran baru-4

Penulis: MyZhafran
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-22 10:35:47

Alva sedikit mempercepat langkahnya untuk menyusul langkah Kevin yang ada di muka. Kejadian terakhir yang terjadi antara Alva dan Bian, membuat pria itu sedikit merasa canggung saat berjalan berjajar.

“Jadi … untuk saat ini … kita mau ke Kerajaan Amara?” tanya Alva.

“Lebih tepatnya di daerah perbatasan. Semenjak laki-laki itu pensiun dia lebih memilih untuk tinggal di tengah hutan yang tenang.”

“Kenapa kau tidak menyelesaikan urusanmu terlebih dahulu?”

“Itu … karena lokasinya lebih jauh dari Amara, lagian tinggal satu istana saja kok. Mungkin aku akan lebih bersemangat jika ada pamanku di tempat. Oh iya … kenapa kau tidak berjalan bersamanya?”

“Kau sudah tahu jawabannya, kenapa bertanya. Oh iya … terima kasih karena sudah merawatnya saat itu. Aku benar-benar berhutang budi padamu.”

“Iya … jangan sampai aku yang menyelesaikan masalahmu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Klorofil   Lembaran baru-5

    Alva segera mengeluarkan senjatanya dengan hati-hati. Ia berjalan menyerong tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan matanya dari wanita itu. Wanita itu terus tersenyum sinis padanya.“Ini bukan mimpi, aku hanya dipindahkan ke bagian hutan yang lain. Sejauh apa aku dipindahkan? Tunggu … jika jumlah mereka ada empat orang … lalu kemana perginya satu orang lagi? Ini berarti … ada dua dari mereka yang menyerang satu orang. Tapi siapa? Apa itu Kevin? Atau Bian?” pikir Alva.“Entah kenapa aku lebih berfirasat jika itu adalah Bian karena mereka memang mengincarnya. Aku harus cepat keluar dari sini!” sambungnya.Syuut!Tak!“Kau ingin berlomba jarak jauh denganku? Apa senjatamu bisa begini?”Srak!Wuuush!Buk!“Urggggh! Bisa-bisanya aku tidak melihat arah datangnya tombak itu. Untung saja aku hanya terkena tongkatnya,” gerutu Alva.“Sebenarnya aku ingin langsung menghabisimu … hanya saja kakak melarangnya. Aku harus sedikit bermain denganmu di sini, yaa … aku harap kau tidak membosank-.”Tak!

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Klorofil   Lembaran baru-6

    Kevin menggenggam erat tangannya hingga gemetar. Emosi yang ia tahan membuat wajahnya memerah. Alva memeluk jasad Kira dan menciumnya, tanpa terasa air matanya menetes hingga membasahi bulu kucing itu.“Apa salah seekor hewan hingga kau tega membunuhnya?” gumam Alva.“Hei … urusanku denganmu belum selesai! Walaupun mereka berhasil menjebak wanita itu … aku akan tetap membalaskan dendam mereka!”“Sepertinya mereka berhasil mengetahui rahasianya tepat sebelum kematian mereka,” pikir wanita itu.Alva melepaskan kalung yang terbuat dari tali dan besi yang Kira kenakan, lalu memberikannya pada Kevin.“Aku percayakan padamu untuk mencarinya! Gunakan kalung ini sebagai petunjuk! Aku yang akan mengurusi wanita ini! Dan juga … bawa salah satu dari kipas Bian bersamamu … itu bisa menjadi petunjuk juga!” ucap Alva.Drap!Wuush!Wanita itu langsung bergerak menghadang Kevin.Syutt!Tak!“Lawanmu adalah aku!” sorak Alva kesal.“Haa? Jangan berpikir hanya karena kau berhasil meracuniku sekali … kau

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Klorofil   Ikhlas

    Wussssh!Tap!Bian segera menyeimbangakan dirinya setelah terlempar jauh dari teman-temannya. Dia menyadari telah dihadang oleh seorang pria dan seorang wanita.“Sebenarnya kami tidak ingin melukai teman satu ilmu kami. Karena itu beri tahu kami apa kelemahan dari ilmu ini!” ucap pria yang memegang palu.“Kelemahan?”“Ya, kami sudah bosan bertarung secara was-was! Kami mendapat berita jika inti dari ilmu ini terletak di tempat yang paling rawan. Katakan di mana itu?” sambung si wanita.Bian terdiam dan memandangi setiap mata yang tertuju padanya.“Apa untungnya bagi kalian?”“Tentu saja kami akan memiliki keuntungan! Kami bisa saling menutupi kelemahan itu dan kami bisa menjadi prajurit bayaran yang melebihi tiga prajurit terkenal yang lain. Ayolah! Katakan pada kami!” bujuk si pria.“Benda itu terletak di tempat yang paling sering berhadapan dengan musuh. Orang biasa tak akan bisa menghancurkannya dengan mudah!” jawab Bian.“Paling sering? Di mana?”Bian tak menjawab, ia mulai bersi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Klorofil   Ikhlas-2

    Suasana semakin memanas setelah kematian temannya itu. Dia mulai melancarkan setiap serangan yang ia miliki. Berulang kali pula Bian tersungkur lantaran tubuhnya yang mendadak lumpuh dan terasa panas yang menyakitkan.Hingga pada akhirnya, Bian mulai menyerangnya dengan tangan kosong. Adu pukulan pun tak bisa terelakkan, meskipun sesekali Bian harus berhadapan dengan palu musuhnya itu.Buk!Syuut!“Jika aku mati! Aku akan pastikan kau juga akan mati … dalam kondisi yang lebih menyedihkan dariku!” teriak pria itu dengan kepalanya yang mulai berdarah-darah.Dia memutari Bian sambil mengoleskan darahnya di sekitar pohon.“Matilah!” teriaknya sambil melempar palunya ke arah Bian.Duk!Wuuush!Angin kembali berhembus saat kepalan tangan Bian beradu langsung dengan benda yang terbuat dari besi itu.Krak!“A-apa? Bunyi itu!”Brak!“Aku masih bisa mengendalikannya meskipun terasa sulit. Ini berarti … dia hanya berhasil menghancurkan setengah dari inti itu. Aku harus mengaktifkannya ketika dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Klorofil   Ikhlas-3

    Mereka pun berhasil datang ke tempat itu menjelang matahari tepat di atas kepala. Mereka bisa melihat bunga yang masih segar berada di atas kuburan. Alva pun semakin bersemangat untuk memasuki tempat itu disusul Kevin.Drap!Srak!Mereka pun turun dari kuda setelah melihat Bian yang sedang duduk bersimpuh di depan kuburan Ezra. Alva segera mempercepat langkah kakinya dan merangkul gadis itu dari belakang.“Kenapa kau meninggalkan kami?” tanya Alva.“Al-va?” lirih Bian sambil mencoba melihat wajah laki-laki itu.Srak!“Kevin?” lirihnya lagi setelah Kevin datang dan ikut memberi pelukannya kepada mereka.“Maaf … aku hanya ingin memperbaiki perasaanku!”“Dia sudah bisa menjawab dengan normal,” pikir Alva.Mereka pun melepas pelukan dan melihat raut wajah gadis itu yang telah berubah.“Apa bertemu Ezra membuatmu sangat bahagia?” pikir Alva lagi.“Sekarang kamilah keluargamu! Percayalah pada kami!” ucap Kevin.“Terima kasih! Aku akan mencobanya!” jawabnya.Alva dan Kevin pun bermalam di te

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Klorofil   Orang lama

    Drap!Alva memeluk erat pinggang Bian yang ada di depannya saat menunggang kuda bersama.“Uggh!” Bian meringis.“Kevin! Tunggu!” sorak Alva.Kuda pun berhenti dan Alva segera menurunkan Bian yang tampak pucat. Dia teringat ucapan Bian yang mengaku tidak bisa lagi menunggang kuda. Bukan tanpa alasan, melainkan karena tubuhnya sudah tak sanggup lagi menerima guncangan secara terus menerus. Alva membawa Bian ke balik pohon untuk berteduh.“Apa yang menyebabkannya begini?” bisik Kevin pada Alva.Alva sedikit melirik Bian lalu menarik Kevin agar menjauhi tempat itu.“Kau tahu penyakit Maga?”Kevin mengangguk.Deg!“M-maksudmu … dia?”“Kemungkinan besar. Dia menunjukkan beberapa gejalanya.”“B-bagaimana bisa? Apa kau sudah memberinya obat atau apapun?”“Hmm … sebenarnya dia tidak mengetahui hal ini. Aku diam-diam memasukkan setiap obat pada makanannya. Aku juga tidak ada bicara soal tindak selanjutnya!”“Maksudmu … dia tidak tahu jika telah menunjukkan gejalanya?”Alva mengangguk.“Lalu apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-10
  • Klorofil   Orang lama-2

    Seorang pria berlari tergopoh-gopoh menuju ruang kerja ratu.“Penasehat Wale! Penasehat!” Panggilnya.“Ada apa? Kenapa kau berlari dengan kondisi seperti sekarang ini?”“M-maaf penasehat … ini mengenai Yang Mulia Ratu!”“Ada apa? Beliau baik-baik saja’kan?”“Sebaiknya Tuan segera ke ruang persalinan. Beliau-.““Kenapa? kenapa kau menangis?” sorak Wale.Tanpa pikir panjang, Wale segera mendorong pintu dan bergegas menuju ruang persalinan. Baru saja menghampiri lorong, ia telah menyaksikan para pelayan istana memenuhi ruangan itu.“Tuan … Yang Mulia Ratu … telah meninggal dunia!” ucap dokter yang mengurus persalinannya.Deg!Seketika lututnya menjadi lemas. Ia berjalan pelan ke dalam ruangan dan melihat tubuh sang ratu yang telah pucat dan tampak seperti orang yang sedang tidur lelap.“Eaaaak … eaak!”Deg!Wale langsung melihat pemilik suara yang terdengar menyayat hati itu. Seorang bayi kecil sedang menangis di dalam ranjang bayinya. Wale mendekat lalu menggendongnya.“Dia seorang Pute

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-10
  • Klorofil   Orang lama-3

    “Pssst!”Pria yang mendengar suara itu seketika menoleh.“Apa? Ro? Kenapa kau di sini?” tanya Wale yang sebenarnya sedang menyelinap masuk istana.“Itu pertanyaanku. Kenapa tuan ada di sini?” ucap Ro.“Aku akan menjawabnya setelah kau memberitahu alasan kau ada di istana ini.”“Saya diperintahkan untuk menjaga Tuan Puteri … tuan tahu sendirikan.”“Maksudmu … dia memang benar ada di sini?”“Sebelum melanjutkan pembicaraan … lebih baik tuan ikut saya ke tempat yang lebih aman!”Saat berjalan Wale terpana dengan Istana Rubi yang terlihat berbeda.“Seperti sangkar burung ya?”“Haaah.”“Ada apa? Kau merasa tertekan juga bekerja di sini?” tanya Wale.“Peraturan mereka membuatku pusing. Saya harus menjaga orang yang bahkan tak diizinkan keluar dari kamarnya.”“Maksudmu apa?”“Seperti yang Tuan bayangkan. Puteri Ariana diasingkan setelah kelahiran Puteri Anindira. Entah apa cara petinggi membujuk Yang Mulia untuk melakukannya. Puteri seolah terlupakan begitu saja, padahal kita semua tahu … b

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-10

Bab terbaru

  • Klorofil   Kemenangan

    Syuut!Trang!Bian berhasil menangkis satu peluru yang hampir mengenainya. Ruangan itu tampak hening meskipun pasukan profesor telah bersiap-siap untuk pergi.“Dua? Tiga? Mereka hanya sedikit namun mereka menyebar dalam ruangan ini. Aku tidak tahu pasti di mana mereka. Yang bisa kulakukan adalah menunggu mereka menyerang,” pikir Bian.Profesor dan yang lain mulai bergerak.Trang!“Ketemu!”Wuush!Ngiiing!“Arrrgh!”Teriakan itu pun seketika berhenti.“Dia berniat mengejar mereka. Setidaknya itu bisa memperingatkan yang lain jika mereka lebih aman jika diam di tempat!”Syyut!Trang!“Arrgh!” Bian terduduk ketika salah satu peluru mengenai perut bagian bawahnya. Darahnya mulai mengalir deras.“Setidaknya aku menemukan satu dari mereka!”Wuush!“Arrrgh!”“Tinggal satu lagi. Aku harus mencarinya sebelum aku kehabisan darah. Di mana kau?” gerutunya. “Perasaanku mulai tidak tenang! Aku harap dia baik-baik saja!” pikir Alva.“Alva! Jangan melamun!” sorak Kevin.Dor!Suara pistol mulai kemba

  • Klorofil   Akhir-2

    Pulau Gati telah terlihat. Mereka mulai memenuhi pelabuhan yang tetap ramai seperti biasa.“Prof. Pulau ini memang memiliki banyak pelabuhan. Tetapi … melihat mereka yang sudah tahu dengan kedatangan kita. Bukannya hal yang mungkin jika mereka sudah melarikan diri atau pun mereka membunuh kita saat tiba?” bisik Alva.“Benar. Tetapi … lihatlah sekitar laut! Kapal-kapal itu bukan berlayar tanpa alasan. Mereka berpatroli dan mengepung pulau ini agar tidak ada yang melarikan diri.”“Lalu … kenapa mereka bisa menyerang kita kemaren?”“Itu karena kita sudah masuk wilayah dalam penjagaan. Maksudnya kita sudah masuk dalam sarang mereka, sedangkan para kapal hanya berjaga dalam jarak tertentu agar mereka tidak keluar. Mereka harus menjaga jarak agar tidak mudah diserang musuh. Kemungkinan besar, kemaren mereka masuk melalui penyusupan.”“Apa kalian semua tahu soal kapal penjaga itu?”“Tidak. Aku tidak percaya dengan anak buahku sekarang. Aku merasa salah satu dari teman-temanmu itu ada yang me

  • Klorofil   Akhir-1

    Angin laut mulai berhembus kencang. Dua kamar yang dipesan, satu untuk Bian dan satu untuk Alva dan Kevin secara bergantian. Cara terbaik untuk lebih menghemat uang, mengingat mereka masih harus menyewa satu kapal lagi. Namun, sebuah pertemuan yang tidak diduga. Alva kembali bertemu dengan rombongan sang profesor.“Kau … masih hidup?” tanya profesor yang melihat Bian diantara mereka.“Umurnya lebih panjang dari dugaan. Kenapa? Kalian hendak membunuhnya lagi? Jika iya, maka langkahi dulu mayatku!” terang Kevin memasang badan dengan nada tegasnya.“Kau … siapa?” tanya anggota yang lain.“Aku adalah orang yang mengobatinya setelah terjatuh dari tebing itu. Karena itu … aku tidak akan terima jika ada orang yang akan melukainya lagi!”Deg!“Sudahlah … kita tidak ada urusan lagi dengan Lingkar Hitam. Sekarang misi kita hanyalah Regu Venom,” terang profesor.“Kebetulan sekali Prof! Kami memang hendak ikut membantu penyerangan itu!” ucap Alva.“Dari mana kau tahu soal penyerangan itu?”“Seseo

  • Klorofil   Orang lama-11

    Alva sedikit menenggak ludah lantaran jendral membicarakan soal Lingkar Hijau.“Tuan … apa anda mengetahui semua urusan istana?” tanya Kevin.“Beberapa. Terkadang mereka merahasiakannya dariku!”“Apa Tuan … tahu soal Ariana?” sambung Alva.“Tentu saja. Aku sangat kecewa pada diriku sendiri yang tidak bisa ada untuknya. Saat pemindahan ke Rubi bahkan saat pengirimannya ke perbatasan … aku tidak tahu soal kebijakan itu karena aku sibuk mengurus daerah Timur. Tahu-tahu … dia sudah tidak ada di tempat. Saat aku ingin menjenguknya di Istana Rubi … aku dilarang keras oleh Petinggi. Karena itu … aku hanya bisa mengirim sedikit hadiah dariku melalui pelayan untuknya. Aku pun tidak tahu apa itu benar – benar tersampaikan padanya atau tidak.”“Bahkan anda tidak mengetahui soal pemindahan itu?”“Iya. Rasanya sedih, aku tidak tahu kenapa. Sepertinya mereka berniat menjauhkanku darinya. Padahal aku sangat menyayanginya. Meskipun banyak muncul gosip yang tidak mengenakkan, bagiku … aku sudah menga

  • Klorofil   Orang lama-10

    Ting!Bian berhasil menangkis pedang yang hampir memenggal leher pangeran.Buk!Penyusup itu tertatih – tatih lantaran kakinya yang terasa amat nyeri. Alva dan Kevin pun segera keluar dan membantu mereka.“Alva! Anak itu!” panggil Bian.Alva menoleh dan melihat pangeran yang mulai memucat. Dia mendekat dan mengecek keadaannya.Sreet!Dia pun menyobek lengan baju pangeran yang telah berlumuran darah.“Membiru!” batinnya.Dia pun menoleh kesekitaran yang terlihat sepi.“Ck … keadaan seperti ini pun tidak ada medis yang berjaga?” gumamnya.“Aku harus memberikan pertolongan pertama padanya!” sambungnya.“Arrgh!”Anindira pun mulai terkena sayatan pedang.“Mereka hanya bertiga … tetapi menjadi sulit karena mereka pengguna racun meskipun memang satu lawan satu,” batin kevin.Dengan matanya yang mulai berkunang-kunang, Anindira tetap berusaha melihat pertarungan di sekitarnya. Musuh yang mulai mengabaikannya mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang yang lain.Matanya terbelalak saat mel

  • Klorofil   Orang lama-9

    Semuanya langsung terfokus pada suara yang berasal dari tempat duduk sekitaran ratu. Pedang Ro telah menancap di langit-langit setelah dihadang oleh kipas Bian. Alva yang merupakan sasaran pedang itu seketika menjadi panas dingin setelah melihat kipas Bian yang menancap pada dinding batu. “Cerdik sekali Tuan Puteri! Sebaiknya jangan lakukan itu lagi! Jangan sembrono! Semua tempat ini dalam jangkauan kami!” gertak Kevin yang sebenarnya terkejut dengan kejadian itu. “Itu … karena kemampuannya! Kau sudah membunuhnya tadi! Dia menggunakan semacam sugesti pada Yang Mulia Ratu! Kami memang merubah sistem kerajaan semenjak pemerintahan Ratu Indriana. Kami memang mengasingkan Puteri Ariana karena kami takut ramalan itu benar. Kami hanya melakukan tugas kami untuk melindungi kerajaan!” “Ramalan ya! Sepertinya ramalan itu benar! Sebuah kebetulan! Dia datang kembali setelah enam tahun lamanya dengan kemampuannya yang tidak bisa dinalar oleh otak. Bagaimana menurutmu? Dia benar-benar datang unt

  • Klorofil   Orang lama-8

    Srak!Drap!Dua ekor kuda kembali berpacu. Bedanya kini Bian menunggangi kuda yang sama bersama Kevin. Alva yang telah kembali normal telah mendengar semua cerita beberapa hari yang lalu. Malu dan bersalah, setidaknya itulah yang dia rasakan saat menatap mata Bian.“Maaf, aku tidak pernah tahu apa yang terjadi ketika tubuhku berusaha melawan racun!”Itulah pembelaan yang dia katakan ketika tangan Bian mendadak dingin saat ia tarik agar mau mendengarnya berbicara. Sesudah itu, mereka masih belum ada bicara hingga saat ini.Canggung!“Aku penasaran siapa yang menyerang kita kemaren!” ucap Alva.“Sepertinya hanya perampok! Aku tidak menemukan apapun yang mencurigakan dari salah satu anggota mereka.”“Hmm … mereka hebat juga!”“Kuakui itu. Mungkin mereka mantan dari suatu perkumpulan!”“Ngomong-ngomong … kita akan masuk dari mana? Penjagaan di istana itu pasti sangat ketat!”“Aku sudah tahu jalan masuknya. Kita akan masuk dari Istana Rubi. Tempat itu sangat dekat dengan ruang kerja peting

  • Klorofil   Orang lama-7

    Drap!Srak!Dua ekor kuda berlari dengan kencang ke arah ibu kota Kerajaan Amara. Tempat yang harus di tempuh selama tiga hari dengan berkuda tanpa halangan.“Kau benar – benar sudah tidak apa-apa?” tanya Alva.“Tentu saja, aku baik-baik saja. Perasaanku jauh lebih baik setelah memukulmu!”“Haa? Tidak terdengar seperti pujian untukku!” jawab Alva.“Yaa … setidaknya kau harus meningkatkan bentuk tubuhmu agar bisa bertahan dengan serangan mendadakku. Kulihat tanganmu membiru!”“Tak bisakah sedikit saja kau merasa berdosa padaku setelah melakukan hal itu?”“Kenapa? Kau sendiri yang memanasiku! Kau harus terima resikonya!”Alva hanya bisa tersenyum mengiyakan pernyataan Kevin yang benar.“Pinggangmu tidak sakit duduk menyamping begitu?” tanya Alva pada Bian.“Ini lebih baik!”“Alva, awas!” teriak Kevin.“Ngiiik!” Kuda yang mereka tunggangi sontak menukik. Dengan sigap Alva memeluk Bian dan memposisikannya agar tidak langsung terjatuh ke tanah.Trak!Kevin melepas anak panahnya ke tempat k

  • Klorofil   Orang lama-6

    “Ternyata begini caramu memandangi nasib ya?” ejek Alva.Kevin hanya berdecak dan mengabaikannya.“Aku kira kau akan memilih balas dendam seperti sebelumnya!”Pria itu tampak terkejut dan memandangi Alva yang telah duduk di sampingnya.“Tidak ada yang memberitahuku. Aku hanya menebak ke mana kau pergi selama dua tahunan itu. ““Kenapa aku harus mencari jauh-jauh jika orang yang kucari ada di depan mata?” tanya Kevin dengan tatapannya yang tajam.“K-kau bercanda’kan?”Srak!Brak!“Uggh!” Alva terhempas jauh setelah berhasil menangkis serangan Kevin yang mendadak.“Sebaiknya kau jangan ikut campur!” gertak Kevin pada Bian yang hendak mendekat.“Sialan. Ternyata kau serius … baiklah jika itu maumu! Akan aku layani dengan serius!” ucap Alva riang.Syuut!Trak!Bian hanya bisa diam memandangi Alva dan Kevin saling beradu pukulan. Beberapa kali mereka saling terhempas akibat serangan bertenaga mereka. Dia pun berpindah ke atas pohon yang lebih teduh.Setelah tiga puluh menit berlalu, pertar

DMCA.com Protection Status