Beranda / Semua / Klorofil / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Klorofil: Bab 81 - Bab 90

121 Bab

Penyelinapan-6

Teng!Alva langsung melihat tempat yang menjadi asal suara itu. Sebuah tempat di samping istana telah ramai dikunjungi warga.  Mereka tampak sibuk berdesakan mengerumuni tempat itu.Deg!Mata Alva terbelalak saat melihat bendera hitam telah berkibar di tempat itu.“Tidak mungkin … eksekusi? Gawat!” gumamnya.“Apa yang harus kita lakukan? Ini baru sehari setelah penyelamatanku. Apa dia berniat memancingku untuk keluar?” tanya Alva.“Kita harus menyelamatkannya sebelum menyentuh benda besar itu,” jawab Bian.“Jumlah mereka banyak, pemanahnya juga sudah bersiap di sekitaran benteng. Bagaimana cara kita membawa Kevin dan teman-temannya keluar dengan selamat?”Alva melirik Bian yang sama-sama tertuju pada Istana Alta yang ramai dikunjungi warga.“Aku hanya punya satu rencana dan aku harap ini berhasil. Pada kali ini, aku berharap besar padamu!” ungkap Alv
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

Belum bernapas lega

Saat hari semakin menggelap cahaya api unggun terlihat semakin terang. Bian masih terlelap melepas lelah. Sedangkan Kevin sudah sadar dan ikut membantu Alva menyiapkan makanan yang telah mereka dapatkan.“Kau yakin dia tidak apa-apa?” tanya Kevin.“Tidak apa-apa, dia hanya kelelahan. Aku yakin dia tidak tidur nyenyak sejak kita diserang. Daripada itu … sebenarnya itu yang ingin kutanyakan padamu. Apa kau tidak apa-apa?”Kevin menunduk dan melempar kayu ke dalam api unggun.“Sepertinya ada yang lebih membuatmu terpukul dari kematian anak buahmu. Apa itu?” tanya Alva.“Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Aku baik-baik saja … aku hanya butuh waktu untuk melewati semua ini.”Alva berdiri dan merenggangkan tubuhnya.“Jangan pernah berpikir untuk menggunakan ilmu itu padaku lagi!” gertak Kevin.Alva menghela napas dan duduk bersila kembali.“Kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

Belum bernapas lega-2

“Hoek!”Berulang kali Kevin memuntahkan darah yang membuat perutnya terasa mual.“Akhirnya tumbang juga si keras kepala ini!” ucap seorang pria sambil melebarkan kakinya untuk turun dari kuda.“Ugggh!”Tubuhnya tertelungkup menahan beban tubuh pria yang sedang mengikat tangannya itu.Deg!Jantungnya semakin berdebar ketika melihat Bian sedang melihatnya dari atas pohon di balik dedaunan. Tanpa bersuara, bibirnya bergerak untuk memberi tahu apa yang harus gadis itu lakukan.“Dia tidak ada di sini! Mereka ini benar-benar gila! Dia tak’kan bisa melarikan diri!”Garis lengkung di bibirnya seketika tergambar begitu saja saat gadis itu melangkah pergi menjauhinya.Sehari sesudah penangkapan Kevin sang pemimpin Pasukan Fajar, dia langsung dibawa ke penjara khusus untuk mempertanggung jawabkan tuntutan yang diberikan padanya. Tebasan pedang di punggung membuat darahnya  
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

Belum bernapas lega-3

“Rawa Kara … Sungai Galanggang … Rama … Sungai Marin … Ratu Renza … dan juga … Alta. Akan kupastikan … kalian akan hidup dalam ketakutan … aku bersumpah dengan nama teman-temanku!” ucap Kevin dengan nada mengancam.Duk!Seorang penjaga memukul wajah Kevin hingga ia melepaskan raja mereka.“Sudahlah ... berhenti memanasinya. Yang Mulia dari kerajaan lain juga sudah menunggu. Dalam beberapa hari pesta kemenangan akan langsung diselenggarakan. Jadi sebaiknya Yang Mulia tidak menguras tenaga terlebih dahulu,” nasehat Jendral Rama.Secara bertahap mereka mulai meninggalkan ruangan itu. Jendral Rama, pria terakhir yang meninggalkan ruangan itu. Meski tak saling berbicara, Kevin dan pria itu saling bertukar pandang. Setelah sedikit membungkukkan badan, jendral itu melangkahkan kaki keluar dari tempat yang hina itu.Rentetan peristiwa itu tetap terulang pada ingatan Kevin. Semu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

Belum bernapas lega-4

Bibir Kevin tertarik membentuk garis lengkung pada pagi itu. Untuk pertama kalinya dia melihat Bian secara sukarela berhadapan langsung dengannya. Pagi  yang akan menjadi akhir dari pertemuan mereka setelah beberapa hari melakukan perjalanan bersama.“Ariana bolehkah aku …,” tanya Kevin sambil mengulurkan tangan kanannya.Alva memandangi Kevin yang mulai menarik telapak tangan kanan gadis yang ada di sampingnya itu.Deg!Dadanya seketika sesak saat melihat pria itu membungkukkan badan lalu mencium punggung telapak tangan Bian.“Terima kasih karena sudah mau menyelamatkanku … suatu saat … aku harap aku bisa menebus kesalahanku dan membalas budimu,” ucap Kevin.Dia melepas genggaman tangannya dan kembali berdiri tegak.“Aku sangat senang diberi kesempatan untuk bisa bertemu Puteri Ariana kembali. Hmm … dan kau Alva … terima kasih atas kerja kerasmu karena sudah mau me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

Adik dari masa lalu

Alva memandangi setiap wajah yang saling membuang maka saat menerima tatapan matanya.“Kenapa? Tidak bisa menjawab? Kalau begitu kutanya padamu Tuan Ro, apa yang sudah dia dapatkan selama dia tinggal di sana? Apa dia mendapat tempat tinggal yang layak? Bagaimana dengan pakaian dan makanannya? Bagaimana dengan pendidikannya? Apa dia sudah menerima semua itu sesuai aturan?”“I-itu … maaf … aku hanya menerima tugas dari mereka. Aku tak bisa membantah meskipun apa yang mereka lakukan itu salah. Aku tidak punya kekuatan untuk melawan!” lirih Ro.“Nah … benar’kan? Apa yang dia katakan benar! Rumah macam apa yang tidak memberikan hak kepada penghuninya? Apa tempat seperti itu layak dipanggil rumah? Tidak memenuhi hak dan hanya menuntut kewajiban! Apa menurutmu aku akan membiarkan dia kembali ke tempat seperti itu? Lelucon macam apa ini?”“Aku tahu itu salah. Tapi apa yang bisa kulakukan pada or
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

Adik dari masa lalu-2

“Ayo kita main!” sorak Anindira ke arah ruangan itu.Ro yang melihat kehadiran Anindira menjadi terkejut lalu berusaha mencari keberadaan dari para pengasuhnya.“Puteri dengan siapa ke sini?” tanyanya.“Sendiri!” jawab Anindira sambil memainkan bonekanya.“Tuan Puteri saya hantar kembali ke istana utama ya! Mereka pasti sedang pusing mencarimu!”“Anindira mau main dengan dia!”“Nanti-nanti saja ya. Minta izin dengan Ratu dulu. Sini … biar Tuan Ro antarkan!”Ro meraih lengan Anindira dan menggendong anak itu dengan lembut, lalu berjalan keluar dari Istana Rubi. Sesaat sebelum tiba di gerbang, dia bisa melihat para pengasuh sedang kalang kabut memeriksa segala tempat.“Kalian mencarinya ya? Kenapa kalian tidak memeriksanya ke dalam?” tanya Ro.“Tuan Puteri! Syukurlah … terima kasih. Kami tidak bisa sembarangan memasuki i
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

Adik dari masa lalu-3

“Apa? Kakak akan dikirim ke perbatasan? Kenapa kakak Bunda?” tanya Anindira.“Hanya dia yang punya waktu luang di istana ini. Lagian sudah sepantasnya dia mengabdi untuk kerajaan diusianya yang sudah menginjak usia lamaran ini.”“Bukannya kakak tidak pandai bertarung? Bahkan kakak tidak pandai membaca. Bagaimana caranya dia bisa bertarung nanti? Anindira tidak keberatan jika menggantikannya ke sana Bunda. Anindira siap kok bertarung untuk kerajaan.”“Hentikan omong kosongmu itu! kau tidak mengerti apa-apa soal perang ini. Lebih baik kau lanjutkan belajarmu karena kau adalah pewaris tahta. Adikmu masih sangat kecil untuk bisa menyaingi posisimu saat ini, karena itu rajinlah belajar! Semua yang dilakukannya adalah bukti pengabdiannya pada kerajaan selaku orang yang tinggal di dalam istana.”“Jadi … kakak bertarung sebagai bukti cintanya pada kerajaan?”“Iya.”&ldquo
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

Kisah Kelam

Jalanan setapak yang berdebu menampakkan bekas kaki orang-orang yang telah melewatinya. Sepertinya akan ada kabar baik setelah melihat awan mendung di atas kepala.“Kenapa kau selau menghindar darinya? Kau sudah ingat jika dia memang adikmu?” tanya Alva.“Selama aku bersamamu. Aku belum pernah sekali pun melihat kau membunuh orang-orang. Bahkan yang kudengar di pertambangan dulu, laki-laki itu mati karena perbuatannya sendiri. Apa kau menahan diri karena ada aku? Atau kau yang memang tidak bisa melakukannya?” sambung Alva.Tes!Air mulai menetes, sekejap saja hujan deras langsung membasahi mereka. Namun, bukannya mempercepat langkah Bian justru tampak menikmati hujan yang turun itu. Alva yang menyadari hal itu pun memilih untuk mengalah.“Aku benar-benar tidak mengerti dengan sifatnya. Terkadang dia terlihat ketakutan, tetapi dilain waktu dia berani-berani saja. Dia lebih seperti … tidak ingin membuat masalah da
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-10
Baca selengkapnya

kisah kelam-2

Beberapa kali Ezra berkedip menatap langit-langit kamarnya sebelum ia bangkit dari kasurnya yang terasa sangat nyaman. Ia merenggangkan kedua tangan sambil menggeliat.“Sudah dua hari sejak kedatangannya … misi untuk regu medis mendadak sepi. Tapi karena itu  aku bisa fokus menjaganya selama dua hari ini,” pikir Ezra.Dia membuka pintu kamar yang tercium bau obat-obatan itu. Ia menatap tubuh gadis yang masih belum sadarkan diri sejak kali pertama dia ditemukan. Bahkan beberapa kali dia ragu apakah gadis itu akan sanggup bertahan melawan rasa sakit yang luar biasa itu.“Seharusnya hari ini aku sudah tahu identitasmu. Hmmm … mungkin siang ini. Cepatlah bangun agar aku tahu kau akan dikemanakan!” ucap Ezra sambil memeriksa lengan Bian.Tok tok tok!“Tuan … Tuan Dio telah tiba!” ucap Aji.“Aku harap dia punya berita gembira. Suruh dia menunggu terlebih dahulu! Aku akan bersiap-s
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status