Home / Fantasi / The Last King / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of The Last King: Chapter 1 - Chapter 10

25 Chapters

Kelahiran

Raja Giovanni berjalan mondar-mandir dengan wajah yang teramat sangat cemas. Ia sudah menunggu selama hampir setengah hari tanpa kepastian di luar pintu kamarnya, menantikan kabar dari Tabib Istana. Waktu sudah mulai larut. Ditandai dengan lolongan serigala yang bersahutan malam itu. Membuatnya merasa sangat tidak tenang. Apalagi ketika Tabib Istana masih belum keluar menemuinya.   "Pasti ada yang tidak beres di dalam sana," gumamnya.   Tanpa bisa menunggu lagi, Raja Giovanni segera mendobrak pintu oak coklat besar megah itu, seraya memaksa masuk ke dalamnya. Namun, wajahnya berubah pucat pasi ketika melihat pemandangan yang teramat sangat mengerikan.   "Apa yang terjadi di sini?" pekik Raja Giovanni dengan tubuh yang bergetar hebat.  Ia mendelik tajam ke arah Tabib Istana yang sedang bersembunyi di pojok ruangan dengan tubuh yang gemetar hebat. "Bisa kau jelaskan apa yang terjadi kepadaku wahai Tabib?"
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

Pelarian

Raja mencium lengan kurus mendiang Istrinya, seraya berpisah untuk terakhir kali. Ia kemudian berjalan lunglai menuju keluar ruangan. Karena akibat peristiwa ini, ia sangat kehilangan semangat hidup. Ia selalu merenung. Berkali-kali juga ia mengumpat dan menyalahkan keadaan. Besok, ia akan mengumumkan kepada seluruh rakyatnya mengenai kejadian memilukan ini. Diiringi oleh prosesi pemakaman sang Ratu. Tanpa terasa waktu sudah beranjak pagi hari. Udara terasa dingin menusuk dan langit masih diselimuti kegelapan. Tentu karena saat itu sudah memasuki musim dingin namun salju masih belum juga turun. Ia teringat jika Jesper sudah pergi terlalu lama. Bahkan ia heran karena untuk membunuh bayi saja Jesper membutuhkan waktu yang sangat lama. Apalagi udara sudah semakin dingin. Entah mengapa Raja merasa khawatir. "Kemana Jesper? Mengapa dia lama sekali?" keluhnya. "Apa mungkin terjadi sesuatu? Dia diserang oleh Lycan? Atau justru
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more

Penyerangan

Waktu telah berganti menjadi pagi. Raja Giovanni sedikit pun belum beristirahat. Wajahnya terlihat kelelahan akibat banyak sekali peristiwa yang mendadak terjadi. Kepergian Jesper yang tidak diketahui juga menambah beban pikirannya saat ini. Jesper satu-satunya orang kepercayaannya. Entah kemana Jesper pergi. Ia masih belum mendapatkan kabar mengenainya. Bagaimanapun prosesi pemakaman Ratu harus tetap dilaksanakan. Walaupun Jesper tidak hadir. "Yang Mulia, semuanya sudah siap. Pemuka Keagamaan sudah hadir." salah seorang Pengawal melaporkan. "Baik. Aku akan menemuinya, sekaligus memulai acaranya," jawab Raja pendek. "Baik, Yang Mulia." Sejujurnya Raja Giovanni benar-benar merasa lelah. Jika Jesper ada di sini, Jesper-lah yang akan mengatur dan melakukan semuanya. Namun kini, dia harus mengurus segalanya seorang diri.  Raja berjalan cepat menyusuri korido
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more

Singgah

Jesper membuka matanya perlahan. Ia mengerjap sedikit, berusaha mengembalikan kesadarannya kembali. Setelah ia sadar sepenuhnya, ia pun bangkit dari tempatnya. Dengan panik, ia lalu memeriksa kondisi di sekitarnya. "Tuan Putri?" Jesper mencari bayinya dengan panik. Betapa leganya dia saat mendapati bayi kecil itu malah sedang bermain sendiri. Segera ia gendong bayi itu. "Syukurlah kamu tidak terluka," ucap Jesper seraya bersyukur.  Ia lalu melihat ke arah kudanya yang kini sedang berlari kecil seolah merasa gembira. "Kau sudah merasa lebih baik ya, Pil." Kuda itu seolah mengerti apa yang dikatakan oleh Tuannya. Kuda itu meringkik berirama sesekali berdengus sambil terus berlari mengibaskan ekor dan mengangkat kaki depannya. Terlihat sekali jika kuda tersebut sedang bahagia. Jesper pun menyimpan bayinya ke keranjang bayi. Lalu ia mendekati kudanya untuk memeriksa kondisinya.
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more

Laporan

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Raja tiba di Istananya ketika malam menjelang. Seluruh tubuhnya benar-benar lelah. Luka di bagian tubuhnya semakin lama membuatnya lemah. Ia bahkan harus dipapah oleh Prajuritnya untuk bisa masuk ke dalam Istana. Raja berbaring perlahan di atas ranjangnya. Sementara Tabib Istananya yang baru, mengobati lukanya dengan dedaunan tradisional yang dihaluskan.  "Aduh!" keluh Raja saat dedaunan basah itu ditempelkan pada lukanya.  "Mohon tahan sebentar lagi, Yang Mulia. Saya akan membebat tubuh anda dengan kain," kata Tabib itu. Raja berusaha menahan rasa sakit dan perih ketika Tabib mulai membebat tubuhnya dengan kain.  Tabib Istana yang ini sungguh telaten dalam melakukan pekerjaannya. Tak membutuhkan waktu yang lama hingga dia selesai. "Sudah, Yang Mulia," ucap Tabib Istana. Ia kemudian membereskan peralatannya.
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

Orang Asing

"Maaf, sepertinya aku tidak bisa ikut bersamamu," tolak Jesper pada akhirnya. "Kami harus kembali melanjutkan perjalanan." "Kalian akan pergi ke mana?" tanya wanita tadi penasaran. "Sungguh, maksudku hanya Tuan dan bayi itu saja?" "Ya," jawab Jesper cepat. "Kalau begitu selamat tinggal." "Anda serius? Bagaimana bisa Anda melakukan perjalanan panjang dengan bayi ini tanpa seorang pun yang menemani?" protes wanita tadi. Ia lalu segera menghalangi langkah Jesper. "Anda setega itu?" "Apa maksudmu, Nona?" Jesper merasa tidak suka. Sejujurnya obrolannya dengan wanita itu sangat tidak jelas dan hanya menghabiskan waktunya saja. "Maksudku, lihatlah bayi itu!" wanita itu kemudian beranjak menuju ke keranjang bayi. Ia lalu menggendong bayinya. "Kasihan sekali dia. Dia pasti merasa kedinginan dan lapar." "Letakan dia kembali! Jangan sentuh dia!" Jesper berusaha menghala
last updateLast Updated : 2021-08-06
Read more

Penyanderaan

"Selamat pagi," sapa Brynja pagi-pagi sekali. Saat itu Jesper tidak menjawab sapaan pagi dari Brynja. Dia justru sibuk menguap beberapa kali.  "Kau sudah siap pagi-pagi sekali? Mau ke mana?" tanya Jesper sambil membereskan alas tidurnya yang berantakan. Brynja tidak langsung menjawab. Dia sibuk membuka jendela, membiarkan udara dingin masuk ke dalam rumah. "Ke kebun. Sekaligus memerah susu kambing," jawab Brynja. Dia lalu keluar kamar dan mempersiapkan keranjang anyaman untuk sayuran dan gerabah tanah liat untuk susu perah. "Bolehkah aku ikut?" tanya Jesper lagi.  "Boleh saja," kata Brynja enteng. "Aku memang butuh asisten untuk membawa hasil pertanian hari ini." "Kalau begitu ayo!" ajak Jesper cepat. Dia mengenakan lagi jubah hangatnya sebelum pergi. Mereka akhirnya berjalan membelah kabut, menuju ke perkebunan. Perkebunan itu
last updateLast Updated : 2021-08-08
Read more

Kekacauan

Brynja hanya bisa gemetar di tempatnya. Apalagi ketika ujung runcing pedang ditodongkan ke wajah pucatnya. Sosok di dalam zirah besi itu tidak berkata apapun sampai akhirnya ia memerintahkan Brynja yang sudah terikat itu diangkat ke atas kuda.   "Kalian mau membawaku ke mana? Lepaskan!" Brynja berusaha memberontak lagi.   "Bawa kami ke desamu!" perintah sosok yang membawanya.   "Untuk apa? Di desaku tidak ada apapun yang bisa kalian ambil," tanya Brynja.   "Antarkan kami, atau kulemparkan kau dari atas gunung!" ancam sosok berzirah itu lagi.   "Ba-baiklah!" Brynja akhirnya menyanggupi keinginan mereka. Dia terpaksa melakukannya karena masih ingin tetap hidup. Sejujurnya dia sendiri tidak tahu apa maksud orang-orang itu menawannya dan ingin di antar ke desanya.   "Ke arah mana?" tanya sosok berzirah yang sedang mengendalikan kudanya.   "Em
last updateLast Updated : 2021-08-16
Read more

Penyesalan

Pengawal Tertinggi tak banyak bicara setelah itu. Ia hanya mengajak Anak Buahnya untuk bergegas agar bisa kembali ke Sunnmore dengan cepat. Sepanjang perjalanan, dia berkutat dengan pikirannya sendiri. Bahkan ketika mereka beristirahat di depan api unggun pun, Pengawal Tertinggi sama sekali tidak membicarakan apa-apa soal kejadian tadi. Justru salah seorang Anak Buah dari Pengawal Tertinggi lah yang membahas pembicaraan mereka dengan Jesper tadi.  "Ketua, apakah Anda menyadari ucapan Sir Jesper tadi? Mengapa dia mengatakan soal Putri?" salah seorang Anak Buah membuka pembicaraan mereka. "Ya. Aneh sekali. Bukankah Tuan Putri sudah meninggal saat dilahirkan oleh mendiang Yang Mulia Ratu?" timpal Anak Buahnya yang lain.  Pengawal Tertinggi tidak menjawab apapun. Ia menatap lurus ke arah api yang berkobar. Larut dengan lamunannya sendiri. Kedua Anak Buahnya saling menatap bingung. 
last updateLast Updated : 2021-08-17
Read more

Berkunjung

Raja Giovani menghela napas panjang. Sesungguhnya dia lega ketika mengetahui Putri semata wayangnya masih hidup dan dirawat dengan penuh kasih oleh Jesper. Sesal sudah hinggap di dalam hatinya. Ia masih tidak rela Jesper pergi darinya. Namun dia juga tidak dapat menghapuskan kebencian Jesper terhadap dirinya. "Ah, semoga mereka akan baik-baik saja," harap Raja sambil menerawang jauh. "Semoga para kesatria berhasil menyampaikan pesanku untuk Jesper." Raja kembali memfokuskan dirinya dalam menyelesaikan gulungan perkamen di meja kerjanya. Ketika itu, suara ketukan pintu menginterupsinya.  "Yang Mulia, Raja Hrossbjörn telah datang," ucap Pengawal dari balik pintu. Membuat Raja Giovanni terkejut setengah mati. "Apa? Kenapa beliau datang kemari tanpa memberitahu terlebih dahulu?" gerutu Raja dengan gusar. Ia segera membereskan meja kerjanya dan merapikan penampilannya sebelum memerintahkan Penga
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status