Semua Bab LIKA-LIKU HIDUP MAMAN: Bab 21 - Bab 30

77 Bab

Bab 21

Pak Rudy tidak memandang makanannya sama sekali, keinginannya untuk makan menguap. Sebaliknya ia langsung berdiri dengan sikap menantang didepan Pak Suryawan. "Suryawan, kamu jangan sok menjadi pahlawan. Kalau tidak, kau akan menyesal!." "Oh begitu." Kata Pak Suryawan dengan tenang."Kau menyepelekan aku?." Pak Rudy semakin emosi melihat sikap Pak Suryawan yang terlihat tenang seakan tak menganggap keberadaannya.
Baca selengkapnya

Bab 22

Pria pertama yang menyerang Maman benar-benar tak menyangka jika Maman mampu membaca arah serangannya, bahkan kini ia merasakan sakit di area perut yang kemudian menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Ia dengan sedikit berteriak untuk menahan sakit langsung jatuh dengan posisi menyamping sambil memegangi perutnya.Setelah melihat temannya ditaklukkan Maman hanya dengan sekali pukul, ia memandang Maman dengan pandangan marah yang bercampur ketakutan. Dia hanya berdiri dengan memasang kuda-kuda untuk menyerang, namun tidak melakukan apa-apa."Kenapa hanya berdiri disitu?, Majulah!." Tantang Maman dengan dingin.Pria itu jelas tidak mau dikalahkan, meskipun melihat kemampuan tadi ia merasa ragu-ragu untuk menyerang. Dengan sedikit panik ia berkata. "Kamu jangan sombong dulu anak muda!." Dalam beberapa saat pria itu kemudian menerjang ke arah Maman, ia tak mau membuat kesalahan dalam menyerang karena itu ia membuat serangan tipuan untuk mencari ruang koso
Baca selengkapnya

Bab 23

Seperti yang diperintahkan Maman tadi pagi, setelah jam pulang berbunyi, Mursalim segera menuju ke ruang kepala produksi. Saat Maman melihat Mursalim ada di depan pintu ruangannya, tanpa menunggu asisten produksi itu mengetuk pintu ia langsung membukakan pintu untuk Mursalim."Selamat sore Pak!." Sapa Mursalim dengan sedikit terkejut karena Maman tiba-tiba membukakan pintu sebelum ia sempat mengetuk."Masuklah!." Perintah Maman yang kemudian berbalik kembali duduk di kursinya. Mursalim menarik sebuah kursi plastik lalu meletakkannya di hadapan Maman dengan meja kerja sebagai pembatas antara mereka. Setelah membungkukkan badan sedikit, Mursalim lalu duduk dikursi tersebut."Mengapa tadi kawan-kawanmu sesama asisten produksi tidak ada yang datang ke rapat yang saya adakan?." Tanya Maman sambil menatap tajam ke Mursalim.Mursalim pada awalnya bingung, tapi setelah melihat tatapan atasannya ini begitu mengintimidasi ia tersadar jika saat ini s
Baca selengkapnya

Bab 24

Maman tidak berbicara lagi, matanya kini lebih fokus memperhatikan gerakan kaki August, melihat postur tubuh lawannya ia bisa memastikan andalan August saat menyerang adalah menendang. Maman tetap terlihat santai namun otaknya telah merancang sejumlah antisipasi saat lawannya menyerang.August dengan cepat mengarahkan serangannya ke Maman, dengan gerakan memukul yang mengarah ke arah wajah August sudah mempersiapkan pukulan lain yang mengarah ke arah dada. Ia mencoba menipu Maman dengan gerakan pancingan, ia yakin trik ini mampu membuat Maman takluk.Melihat gerakan August saat menyerang, Maman sudah bisa membaca apa yang dirancang August dari serangan ini. Tanpa memperdulikan arah serangan yang mengarah ke wajahnya ia hanya segera melangkahkan kakinya kedepan untuk memperpendek jarak, dengan sigap Maman membentangkan lengannya dan menghantamkannya ke leher August. "Apaa???." Mata August membeliak melihat lengan Maman mengarah ke lehernya
Baca selengkapnya

Bab 25

Richard memandangi sosok Pak Burhan dengan penasaran, membuatnya seperti anak kecil yang baru pertama kali melihat sirkus, dan wajahnya memancarkan ekspresi kebingungan. Richard tak menyangka jika Pak Burhan sampai mau repot-repot menunggunya di saat-saat seperti ini. Pak Burhan berjalan dengan acuh tak acuh ke arah Richard. "Sepertinya kamu sudah sangat nyaman di tempat barumu." Richard menjawab dengan datar. "Saya tak pernah nyaman di tempat ini, tapi kalau Pak Burhan mau mengajak saya pindah ke bagian pemasaran, saya tidak akan menolak." Setelah mendengar perkataan Richard, suara tawa mengejek terdengar dari Pak Burhan. "Mengajakmu? Jangan terlalu berharap soal itu, karena saya tak akan lama disitu."  Richard curiga dengan kehadiran Pak Burhan saat ini, dia pasti menemuinya bukan untuk bereuni, pasti ada yang lebih penting dari itu. "Mengapa kita tida
Baca selengkapnya

Bab 26

"Hah...lihat siapa yang datang?." Teriak salah satu asisten yang mengepung Mursalim.  Terlihat dia yang paling dominan, dari sikapnya Maman menyimpulkan orang ini merupakan pemimpin atau yang dituakan dari kelompok asisten itu. "Jelas aku datang jika kalian membuat masalah di lokasi ini." Kata Maman dengan tegas dan percaya diri. Melihat Maman ada dilokasi sekarang, Mursalim segera menuju ke arah Maman. Begitu berada di dekat Maman ia segera membungkuk meminta maaf. "Maafkan saya Pak Maman, bukan maksud saya membuat masalah." Sambil tetap memandang dengan dingin ke arah para asisten yang kini mulai mendekatinya, Maman bertanya ke Mursalim. "Bagaimana kejadiannya, apa kamu diprovokasi?." "Sesuai instruksi Bapak, saya memata-matai mereka terutama gerak-gerik mereka saat bekerja, saat saya menemukan banyak kesalahan dan hendak melapor ke Bapak, mereka mence
Baca selengkapnya

Bab 27

Sesaat setelah Mursalim keluar dari ruang kerjanya, Maman kemudian menghubungi Pak Sumardi melalui ponselnya, ia merasa harus harus berterima kasih atas dukungan Pak Sumardi yang mengerahkan petugas keamanan untuk mengusir para asisten pembangkang itu. "Halo?.""Selamat siang Pak Sumardi?.""Selamat siang juga Maman, ada apa?.""Saya cuma mau mengucapkan terima kasih untuk bantuan Bapak barusan."Pak Sumardi yang menerima telepon dari Maman saat ia baru saja masuk ke ruang kerjanya setelah menemui beberapa rekanan bisnis, ia langsung paham bantuan apa yang dimaksud Maman."Kau tak perlu berterima kasih soal itu, saya hanya perlu melindungi karyawan potensial seperti kamu.""Tapi Pak Sumardi tahu dari mana soal pembangkangan para asisten itu?." Maman masih penasaran jadi ia perlu meperjelas hal tersebut."Aku punya banyak mata dan telinga di lokasi produksi, dan aku suka cara dan ketegasanmu
Baca selengkapnya

Bab 28

Setelah menenangkan diri, Pak Burhan kemudian pergi meninggalkan lokasi bagian produksi tanpa berkata-kata lagi ke petugas keamanan. Dengan gusar ia lalu masuk ke dalam mobilnya kemudian melesat pergi.Saat Pak Burhan sampai di kafe tempat dia dan Richard bersantai sebelumnya, ia melihat Richard sudah tidur dengan kepala tertelungkup diatas meja. Ia lalu mendekati pria tersebut sambil menggeleng-gelengkan kepala."Maaf Pak, teman anda ini dari tadi mabuk dan sudah tidak bisa berdiri. Kami tidak tahu lagi cara untuk menyadarkannya." Seorang pelayan kafe datang menemui Pak Burhan.Pak Burhan mendengus dingin. "Huh...biarkan saja dia begitu, kalau menurutmu dia mengganggu pemandangan buang saja ia dijalanan!." Ia kemudian meninggalkan tempat itu dan tak perduli lagi dengan Richard.Baru saja Pak Burhan hendak menstater mobilnya, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada panggilan masuk ke nomernya, setelah ia melihat tampilan nama kontak yang memangg
Baca selengkapnya

Bab 29

Sementara itu. Di ruang kerja koordinator tim data control, Simon masih berkutat mengerjakan laporan harian data control, sejumlah data yang masuk per hari itu ia periksa dengan teliti. Keningnya beberapa kali berkerut, sepertinya ada yang salah dari pemasukan data hari ini. Ia mencoba membandingkannya dengan pemasukan data dua hari terakhir, namun masih tetap aneh pergerakan data hari ini. Simon kemudian mengingat-ingat, peristiwa seperti ini pernah ia alami saat Maman masih jadi koordinator tim data control. Sepertinya peristiwa lalu terulang kembali, tetapi bukankah personil tim data control saat ini orang-orang baru semua?. Berarti ada personil yang berbuat curang. Bagaimanapun ini tidak bisa dibiarkan, mungkin personil yang direkrut masih belum mampu memahami alur kerja pengambilan data, atau personil itu memang melakukan kesalahan secara sengaja?. Simon kembali mengamati secara seksama tampilan data yang ia curigai
Baca selengkapnya

Bab 30

Kata-kata Pak Suryawan membuat Pak Sumardi semakin bersemangat untuk selalu memberikan tugas-tugas berat ke Maman. Perusahaan ini membutuhkan sosok pemimpin seperti Maman untuk bisa membawa perusahaan ke arah yang lebih baik dan maju. Hanya saja untuk saat ini Maman masih perlu banyak belajar dan ujian, masih ada beberapa tahap lagi untuk membuat Maman sampai ke posisi yang ditargetkan Pak Suryawan dan Pak Sumardi.Pak Sumardi yakin hanya butuh beberapa ujian lagi untuk Maman.                                 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status