Beranda / Romansa / Musuh Tapi Menikah / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Musuh Tapi Menikah: Bab 61 - Bab 70

103 Bab

Bab 61

sudah menghabiskan dua cup ice Creamnya. Dia pun pergi ke tempat permainan perosotan berada. Dia pun memulai bermain bersama teman-temannya sebayanya yang juga sedang asyik bermain perosotan."Bagaimana keadaan kamu, Han?" Tanya Gilang setelah mereka kini duduk hanya berdua saja sambil memperhatikan Nindya yang tengah bermain perosotan."Baik. Kamu sendiri, gimana hasil seminarnya?" Jihan balik bertanya. Sambil sesekali menyuapkan ice cream ke mulutnya."Memuaskan. Banyak sekali pelajaran yang aku petik saat berada di desa terpencil.""Gimana keadaan suamimu?" Lanjutnya dengan memberikan pertanyaan pada Jihan.Mendengar pertanyaan Gilang. Jihan hanya tersenyum tipis. Dia bingung harus mengatakan apa pada Gilang, karena dia belum siap menceritakan semua yang terjadi sekarang dalam rumah tangganya. Terlebih prihal Septian yang tidak mengingatnya maupun putrinya karena Septian amnesia.****"Kenapa diam?" Tanya Gilang saat melihat Jihan
Baca selengkapnya

Bab 62 - SEASON 2 (SAGARA dan NAIRA)

18 Tahun Kemudian Sore ini. sepasang sahabat tengah pergi ke sebuah tanah lapangan.Rencananya Gara akan bertanding sepak bola bersama clubnya. "Kak Gara tunggu...!" panggil gadis yang sedari dari tadi asik memutar mutar tutup botol minuman yang kini berada di tangannya. "Hm!" Gara tidak menoleh sedikitpun. dirinya masih sibuk dengan tali sepatunya. "Ini gimana sih? Kayaknya ribet amat dari tadi nggak bisa-bisa juga." Gara kini terlihat mulai kesal. Pemuda itu mengacak rambutnya dengan sedikit prustasi. Melihat itu gadis yang kini ada dihadapannya hanya diam, pura-pura tak melihat, dalam hati gadis itu tertawa. Karena sudah sebesar itu sahabatnya itu masih belum bisa mengikat tali sepatu, dan masih saja membutuhkan bantuan orang lain. "Naira, sayang. cantiknya Kak Gara." Mendengar ucapan Gara. Gadis yang adalah Naira menatap Gara yang duduk disebe
Baca selengkapnya

Bab 63 - SAGARA dan NAIRA

Naira terlihat gelisah dalam tidurnya, dia masih mengingat senyuman Gara. Bayangan wajah tampan dan senyuman Gara, mendadak muncul bahkan terlihat nyata bukan seperti bayangannya saja.Gadis itu terbangun dari tidurnya. Lalu dia tiba-tiba tersenyum, saat mengingat senyuman manis sahabat kecilnya itu.Naira mengambil ponselnya dan dia langsung menekan tombol untuk menghubungi Gara. Tidak lama panggilan teleponnya pun diterima."Ada apa cantik?" Tanya Gara. Dari sebrang sana."Gak bisa tidur kak." Naira menjawab sambil terlentang diatas ranjang dengan menatap langit-langit kamarnya."Ya ampun kasihan, mau aku nyaiin gak?" Gara bertanya lagi."Mau, tapi nyanyiin sampai Naira tidur ya kak," Jawab Naira dengan semangat.Setelah mendengar jawaban Naira. Gara pun mulai bernyanyi. Sesekali Gadis itu ikut bernyanyi, namun tak butuh waktu lama. Suara Naira pun sudah
Baca selengkapnya

Bab 64 - SAGARA dan NAIRA

Naira memutar malas bola matanya. Selalu seperti ini jika Gara dan Bandnya Selesai manggung di cafe. Banyak gadis cabi-cabian berkerumun, untuk minta tanda tangan, minta foto bersama, dan lebih parahnya lagi. Ada sampai ada yang mendaratkan ciuman di pipi pemuda tanpan itu."Kak Gara. I love you, minta foto bareng ya kak!" Teriak salah satu fans fanaticnya.Jujur saja, Gara merasa tidak nyaman dengan keadaan ini. Ia tahu memang bukan kesalahannya jika ia terlahir dengan wajah tampan rupawan.Naira masih setia menunggu di parkiran, menunggu hingga Gara datang menghampirinya."Udah kan, Kak?" Tanya Naira. Sesaat setelah Gara menampakkan dirinya dihadapan Naira."Apanya yang udah, Nai? Lihat nih muka aku. Jadi penuh lipstick! Jijik tau nggak, geli banget ih." keluh pemuda itu, memang benar di sana tepatnya di wajah Gara begitu banyak noda-noda merah yang tercetak dengan jelas."Fans ya kakak emang pada nggak waras semua. Untung aku nggak ikut-i
Baca selengkapnya

Bab 65 - SAGARA dan NAIRA

"Selamat pagi Ma, Pa!" seruan itu terdengar dari pemuda yang berjalan menuruni tangga, kemudian di susul oleh perempuan di belakangnya yang berjalan terburu buru sambil memasukan buku-bukunya kedalam tas, hampir saja Gara terjatuh saat gadis itu menabraknya. "Woy, kecoa bunting! Jalan itu di dong matanya. Entar kalau gue nyungsep gimana. dasar kecoa bunting," Plak! Plak! Gara memegangi kepalanya yang terkena jitaka dari gadis jadi-jadian di sampingnya, kurang asem pikirnya. "Apa lo hah! ngatain kakak sendiri kecoa bunting, gak sopan tau gak?! Terus itu juga jalan di mana-mana juga pake kaki kali, bukan pakai mata. Oh lo bilang tadi jalan pakai mata kan? Coba lo praktek kin pengen lihat gue kaya apa sih kalau jalan pakai mata?"  Skak Mat. Gara kini hanya terdiam, benar juga kata kakaknya. Masa iya jalan pake mata, gimana caranya
Baca selengkapnya

Bab 66 - SAGARA dan NAIRA

Naira berpikir sejenak, seperti mengingat-ngingat sesuatu. Tapi dia lupa apa yang dia lewatkan"Eitsss tunggu dulu! Ini kan...." Gadis itu lalu mendorong tubuh Gara hinggak jatuh ke ranjang miliknya.Berlari menuju jendela kamarnya. Dia memeriksa bunga Mawarnya yang sudah lama ia nanti untuk berbunga. dan Gara dengan mudahnya memetik bunga itu. Terus dia kapan ngambilnya?"Ini kan bunga mawar aku, Kak! kenapa malah kak Gara petik. Kakak ini Bener -bener ya!" Naira pun mengejar Gara yang siap kabur karena ulahnya sudah ketahuan."Eh. Jangan di gelitikin dong. Naira udah stop! Geli tau, hahahaha." Gara pun tertawa terbahak-bahak saat Naira bisa menangkap dan dia langsung menggelitiki pemuda itu."Masa bodo, rasain nih. siapa yang suruh lancang ngambil bunga kesayangan aku."Tiba-tiba saja...."Aaaaa...!"Brukk!
Baca selengkapnya

Bab 67 - SAGARA dan NAIRA

"Jadi pacar Kakak ya?"Jna menatap Naira, dan gadis itu membalas tatapan Juna. Dia dapat melihat kesungguhan dan ketulusan di mata pemuda itu.Namun Naira tak bisa bersama Juna, tak ada rasa cinta sedikitpun untuk pria itu. Naira akui Juna memang berbeda, dia begitu pengertian dan peka dengan semua tentang Naira. tidak seperti Gara. Andai saja Naira mencintai Juna. Pasti dia akan bahagia.Tapi sekali lagi perasaan tak bisa di paksa kan? Tetaplah seorang Naira hanya Gara bukan Juna."Gue cinta sama lo. Gue tahu lo suka sama Gara. Tapi gue yang lebih bisa ngertiin lo, Nai. di bandingkan dengan Gara, dia cuma cowok payah yang gak pernah peka sama perasaan lo."Jujur apa yang Juna ucapkan tulus dari dalam hati. Namun, Naira tidak suka dengan kata-kata terakhir pemuda itu. apa dia bilang Kak Gara nya payah.Plakkk!"Kak Juna nggak berhak bilang
Baca selengkapnya

Bab 68 - SAGARA dan NAIRA

Senyum kecil Naira terbit dari bibir merahnya saat melihat isi galeri foto Gara. Yang penuh akan foto-fotonya dengan berbagai pose. Entah mengapa, pemuda itu pandai membuat hati Naira berbunga-bunga hanya dengan hal sesederhana itu."Kak Gara kebiasaan suka diam-diam motoin aku," Ucapnya dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya.Namun, tiba-tiba senyuman itu luntur saat dia beberapa foto Kirana di ponsel Gara. Walaupun tak sebanyak foto-foto dirinya, namun tetap saja Naira merasa tak rela. Ibarat sudah melayang ke angkasa, lalu di jatuh kan ke dasar jurang yang dalam. Rasanya sangat sakit.Gara memasuki kamar dengan membawa satu gelas minuman untuknya saja, melihat itu membuat Naira protes."Kok cuma satu sih, Kak? kan aku juga mau minum." Protes Naira.Gara yang baru saja duduk di sofa dan meletakkan jus melonnya lalu Gara menatap Naira."Ya kan kamu tadi nggak minta, jadinya aku bikin satu doang," Sahut Gara sekenanya. kenapa sebegitu
Baca selengkapnya

Bab 69 - SAGARA dan NAIRA

Namun mendadak Naira menghentikan Juna, tanpa sengaja gadis itu melihat sebuah pemandangan yang menyesakkan hatinya. Gara kini tengah duduk berdua dengan Kirana. Mereka tampak sedang bercanda tawa di sebuah cafe. Ya Tuhan, sudah  setengah mati Naira mencari pemuda itu. tapi apa yang terjadi, sungguh di luar perkiraannya. "Loh, itu bukannya...." ucap Juna terpotong, ia menoleh ke arah Naira yang kini tengah berdiri mematung disampingnya. Mata Naira berkaca-kaca saat melihat Gara dan Kirana. Katakan Naira cengeng, tapi dia benar-benar merasa di permainkan. Naira dari tadi terus memikirkan keadaan Gara, tapi apa yang laki-laki itu lakukan? "Kenapa Kak Gara nggak bilang yang sejujurnya sama aku," gumam Naira. Kata Gara. Naira adalah yang paling utama untuknya, tapi itu semua bohong. Nyatanya Gara hanya mengedepankan Kirana. Ucapan Gara hanyalah sebuah omong kosong belaka.
Baca selengkapnya

Bab 70 - SAGARA dan NAIRA

Mereka hanya mengangguk lemah. Gadis itulah yang meminta penyakit dirahasiakan pada Gara.'ini semua juga atas permintaan Naira. Dia tidak mau dicintai hanya karena rasa kasihan dan iba." Kini Maura mengatakan semuanya pada Gara.Mendengar ucapan Maura. Gara hanya terdiam, dia mendudukan dirinya di kursi panjang ruang tunggu rumah sakit, dia membuka perlahan lembar demi lembar buku harian milik Naira."Kak Gara. Sebaiknya Kakak makan dulu. aku tahu Kakak belum makan apa-apa sejak tadi." Kirana kini duduk di samping Gara dan mengelus tangannya."Ayo, Kak. biar aku temani," ajak Kirana. Namun Gara tidak bergeming dari tempat."Enggak, Ki. Aku mau di sini aja, aku mau nungguin Naira," Tolak Gara. pandangannya menunduk menatap tangan Kirana yang masih menyentuhnya."Tapi Kak."Gara tidak menyahut, ia malah melepaskan tangannya dari genggaman Kirana. Gadis itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status