Gara kini menggandeng tangan Naira dengan erat, seakan tak menginginkan gadis itu pergi dari sisinya. Padahal, mereka sudah sampai di halaman rumah. "Kak, lepas ih," bisik Naira pelan. Matanya masih terfokus melihat sang mama yang kini berdiri di depan pintu rumah dan terlihat begitu khawatir pada putrinya itu. "Gak ah, takut kamu kabur." Gara tetap menggenggam tangan gadis itu. Malah kini dia semakin mengeratkan gandengannya genggamannya pada Naira. Kalau sudah seperti itu, Naira hanya bisa pasrah membiarkan Gara berbuat apa yang dia inginkan. "Nai, kamu dari mana aja? Mama khawatir lho nyariin kamu. Mana ponsel kamu nggak aktif lagi, bikin Mama makin khawatir tau gak?!" "Maaf, Ma. Tadi Naira cuma jalan-jalan bentar kok. Lagian jalan-jalannya sama kak Gara." Naira menjawab sambil tersenyum manis pada sang mama. Dan senyuman itu mampu membuat mama Naira yang tadinya kesal menjadi luluh dengan waktu yang sangat singkat. "Maaf, Ma. Tadi Gara yan
Read more