Home / Romansa / Musuh Tapi Menikah / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Musuh Tapi Menikah: Chapter 71 - Chapter 80

103 Chapters

Bab 71 - SAGARA dan NAIRA

Gara terus tersenyum saat melihat Naira yang tidak henti-hentinya melengkungkan bibirnya. Gadis itu terus saja tersenyum.Naira benar-benar menikmati saat-saat seperti ini, gadis itu merasa takjub demgan keindahan kota saat di malam hari.Sekarang ini mereka sedang berada di taman hiburan dan saat ini mereka sedang menaiki biang Lala. Dan itu semua karena permintaan Naira. Setelah gadis itu puas mengerjai Gara, Naira kini ingin jalan-jalan. Tentu saja Gara mengiyakannya, karena mungkin dengan itu Naira bisa sedikit melupakan tentang rasa sakit yang dia rasakan tubuhnya.Tangan Gara merapikan rambut Naira yang berterbangan karena tertiup angin, membuat gadis itu menatapnya."Kenapa Kak Gara senyum-senyum kayak gitu?" Tanya Naira. Karena saat ini duduk berhadap-hadapan dengan Gara.Mendengar pertanyaan Naira. Gara pun tersenyum kecil, senyum Naira ternyata memang sungguh manis melebihi gula.
Read more

Bab 72 - SAGARA dan NAIRA

Gara kini menggandeng tangan Naira dengan erat, seakan tak menginginkan gadis itu pergi dari sisinya. Padahal, mereka sudah sampai di halaman rumah. "Kak, lepas ih," bisik Naira pelan. Matanya masih terfokus melihat sang mama yang kini berdiri di depan pintu rumah dan terlihat begitu khawatir pada putrinya itu. "Gak ah, takut kamu kabur." Gara tetap menggenggam tangan gadis itu. Malah kini dia semakin mengeratkan gandengannya genggamannya pada Naira. Kalau sudah seperti itu, Naira hanya bisa pasrah membiarkan Gara berbuat apa yang dia inginkan. "Nai, kamu dari mana aja? Mama khawatir lho nyariin kamu. Mana ponsel kamu nggak aktif lagi, bikin Mama makin khawatir tau gak?!" "Maaf, Ma. Tadi Naira cuma jalan-jalan bentar kok. Lagian jalan-jalannya sama kak Gara." Naira menjawab sambil tersenyum manis pada sang mama. Dan senyuman itu mampu membuat mama Naira yang tadinya kesal menjadi luluh dengan waktu yang sangat singkat. "Maaf, Ma. Tadi Gara yan
Read more

Bab 73 - SAGARA dan NAIRA

Naira duduk di tepi kasur di dalam kamarnya. Dia memandang keluar jendela yang menampakkan rintik hujan di luar sana. Ini masih pagi tapi hujan sudah mencumbu bumi. Kadang Naira merasa iri dengan bumi, hujan terlalu mencintai bumi. Hingga rela jatuh berkali-kali demi menyentuh sang bumi.Seperti Naira, yang rela jatuh berkali-kali demi Gara. Pria yang bahkan Naira tidak tahu sebenarnya hatinya untuk siapa. Dari awal, seharusnya Naira sadar. Dia salah mengambil langkah, seandainya saja ia menerima Gara dari awal mungkin pria itu tidak akan pernah jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri.Ah, Naira tak ingin mengingat itu.Naira tak bisa berhenti mencintai Gara. Seperti Juna yang tak bisa berhenti mencintai Naira.Laksh Jahat. Tapi Naira menyukai nya. Begitu pula Baura, dia bodoh dan Juna tetap mencintainya. Naira terlalu bahagia mencintai Gara sampai ia sendiri lupa membahagiakan orang yang mencintainya.
Read more

Bab 74 - SAGARA dan NAIRA

Semilir angin berhembus ringan, tampak dua insan yang sedang terduduk disebuah bangku taman.Gara tak sengaja bertemu dengan Kirana saat ia baru saja pulang dari rumah Naira. Dan ya jadilah keduanya duduk bersama di taman itu. Namun, mereka hanya terdiam, dengan lamunannya masing-masing."Kak Gara."Mendengar panggilan Kirana. Pria itu pun menoleh ke arah Kirana."Ya.""Hubungan Kakak sama Naira gimana?" Tanya Kirana. Dengan suara pelan.Ia mulai sadar diri. Sadar akan posisinya di hati pria itu. Naira adalah prioritas utama untuk Gara. Pria itu selalu menatap penuh cinta saat memandang Naira. Pria itu juga rela melakukan apapun demi kebahagiaan Naira. Apa keistimewaan seorang Naira jika dibandingkan dengannya? Entahlah Kirana pun tidak mengetahuinya."Kenapa tiba-tiba tanya kayak gitu?" Tanya Gara. Merasa heran karena tidak biasanya Kirana membahas semacam ini.
Read more

Bab 75 - SAGARA dan NAIRA

"Mama, kangen." Naira langsung berhambur ke pelukan Jihan sesaat setelah wanita paruh baya itu membuka pintu rumahnya. Jihan sudah menganggap Naira seperti anak kandungnya, dan wanita itu berharap kelak Naira bisa menjadi menantunya."Udah pulang, Nak? Kesini sama siapa?" Tanya Jihan. Tangannya membuka pintu agak lebar dan mengajak Naira untuk masuk."Sendirian, Ma.""Memang udah beneran sehat, Sayang? Kok udah berani keluyuran sendirian?" Tanya Jihan. Sembari mengelus puncuk kepala Naira."Udah, Ma. Oh ya Kak Gara mana, Ma? Kok gak kelihatan batang hidungnya sih, atau masih tidur ya?" Tanya Naira beruntun. Membuat Jihan gelagapan karena pertanyaan Naira."Ada kok sayang. masih di atas, mungkin masih tidur." Jihan menjawab yang membuat Naira mengangguk paham."Ya udah, Ma. Naira bangunin si kebo dulu ya. Kebiasaan nih kak Gara suka banget bangun siang." Naira pun la
Read more

Bab 76 - SAGARA - NAIRA

"Kamu suka ya sama, Juna?" Bukannya menjawab pertanyaan Naira. Gara malah balik bertanya dengan muka datarnya. Dia berusaha menahan emosinya yang siap meletus bak gunung Merapi."Ya enggak lah. Emangnya kenapa, Kak?""Kamu bohong sama aku?"Naira menggeleng. "Beneran kamu. gak suka sama Juna. Sumpah!" Lanjut Gara. masih dengan ekspresi datarnya."Iya beneran, Kak Gara.""Nai. Siniin deh telapak tangan kamu."Naira menatap Gara dengan bingung. Untuk apa pria itu meminta telapak tangannya?"Buat apaan, Kak?" Tanya Naira."Udah siniin aja. Nggak akan aku gigit kok."Naira pun menyodorkan telapak tangannya pada Gara seperti menulis sesuatu di atas telapak tangannya. Entahlah apa yang sedang Gara tuliskan. Naira juga tak tahu pasti."Kenapa kamu? Kok malah senyum-senyum kayak gitu. Ada yang lucu ya?" Tanya Gara
Read more

Bab 77 - SAGARA dan NAIRA

Setelah berbagai bujukan dilakukan agar Naira mau menerima lamaran Gara, dan menikah dengan Gara secepatnya. Akhirnya Naira pun setuju karena dia sedikit merasa takut kalau Gara akan berpindah haluan dan Naira mau menikah. Berekat Nindya yang terus mengompori gadis itu tentang Gara yang mungkin saja akan berpindah kelainan hati kalau sampai Naira menolak menikah dengan Gara.Dan hari ini adalah hari pernikahan  Naira bersama Gara. Karena mereka mempercepat pernikahan kedua remaja itu. Dengan alasan takut mereka berdua berubah pikiran."Aduh Neng yang rileks dong. Yang tenang ya sayang. Kalau gak tenang kapan selesai ngeriasnya soalnya keringetan terus ini. Capek eike dendongin you luntur mulu." Ucap seorang rias perias yang melambai itu."Hehe maaf Om. Aku kan deg degan Om nggak ngerasaain sih gimana rasanya. Rasanya jantung aku tuh mau copot Om." Naira berkata dengan wajah yang memang terlihat tegang."What! You panggil eike Om?!""Terus aku
Read more

Bab 78 - SAGARA - NAIRA

"Nai.""Iya sayang, kenapa?" Tanya Naira dengan bingung."Aku baru sadar." "Sadar?""Ternyata gunung kembar kamu gede." Lalu Gara pun tertawa dan langsung berlari ke kamar mandi."Kak Gara...!" Teriak Naira.Beruntungnya kamar itu kedap suara jadi meski berteriak pun tidak akan terdengar sampai keluar. Naira sangat  kesal karena masih mendengar gelak tawa Gara dari kamar mandi."Ketawa aja terus, Kak!" Naira merasa sangat geram pada Gara. Pria yang menjadi suaminya beberapa jam yang lalu. Naira yang merasa lelah pun segera mengganti pakaiannya dengan baju tidurnya dan dia segera berbaring di kasurnya. Dia berusaha agar Gara tak tidur disebelahnya.Keesokan paginya."Sayang, kamu dimana?" Gara yang kini telah tersadar sepenuhnya, namun tidak menemukan Naira disampingnya.Hening tak ada sahutan dari Naira. Gara pun segera turun dari ranjang dan segera berjalan keluar mencari Istrinya. Gara sudah mencari k
Read more

Bab 79 - SAGARA dan NAIRA

Naira hanya terdiam dan menundukkan wajahnya."Gak salah lagi. Lo ikut gue sekarang!" Bella pun menarik paksa lengan Naira."Lepasin aku Kak. Lep-lepasin." Naira terus meronta namun Bella tidak perduli dengan semua itu."Lo pasti habis di tangan gue. Dasar cewek murahan!""Ampun Kak! Apa salah aku sama Kakak?" Tanya Naira dengan terisak karena cengkraman di tangannya yang begitu kuat."Hahaha. Lo masih tanya apa salah lo? Kenapa sih Gara lebih suka deket sama lo. Dan lo! Kenapa lo deketin Juna juga? Lo itu murahan banget ya jadi cewek. Sana sini mau!" Bentak Bella sambil menatap Naira dengan jengah."Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Kak Juna. Di-""Alah udah deh nggak usah munafik lo. Lo mau bikin mereka musuhan. Ini semua gara-gara lo! Dan lo harus terima pembalasan dari gue."Bella adalah senior Naira yang seangkatan dengan Gara. Dia
Read more

Bab 80 - SAGARA dan NAIRA

"Ram. Naira sama sekali nggak bergerak." Gara berkata dengan nada penuh kekhawatiran."Yang bener lo?" Tanya Rama. Pria itu pun ikut khawatir."Gue serius! Ram. cepetan bawa mobilnya, gue gak mau terjadi sesuatu sama Istri gue."Setelah mendengar ucapan Gara. Rama pun langsung tancap gas agar  dia cepat sampai di rumah sakit untuk menyelamatkan Naira.Sesampainya di parkiran rumah sakit. Gara pun langsung keluar dari mobil dengan membopong tubuh Naira. Gara pun memasuki rumah sakit."Dok, tolong istri saya!" Gara berteriak ditengah kepanikannya karena Naira tidak bergerak sedikit pun. Mendengar teriakkan Gara, tatapan dokter pun terfokus dengan baju seragam yang masih melekat di tubuh Naira. Dokter itu masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.Istri katanya."Kalian beneran suami istri?" Tanya Dokter itu dengan ragu."Bukan saatnya mengoreksi kebenaran tentang kami, Dokter! Sekarang waktu anda tolong istri sa
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status