Home / Romansa / Ketika Calon CEO Jatuh Cinta / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Ketika Calon CEO Jatuh Cinta: Chapter 1 - Chapter 10

25 Chapters

CHAPTER 1

Mungkin aku memang pria yang tidak memiliki perasaan, tidak memiliki cinta… dan itu terjadi setelah kematiannya… ibuku… Aku pernah mendengar bahwa ibu adalah cinta pertama seorang laki-laki, sepertinya itu benar karena aku merasa ibuku adalah cinta satu-satunya yang aku miliki di dunia ini. Aku selalu ingin melakukan hal-hal yang membuatnya bangga dan senang jika melihatku. Apapun sulitnya itu… pasti akan kulakukan… hanya untuk melihatnya bisa tersenyum padaku. Aku mencintai ibuku segala-galanya. Cara dia menjagaku, mengurusku, mengajariku… bahkan saat ia memarahi dan membentakku sekalipun, cara ia tersenyum ketika bangga padaku dan mengacak-ngacak rambutku ketika aku melakukan kebodohan… rasa cintaku malah terus bertambah. Ah… dia sudah tiada, aku tidak akan pernah merasakan cinta lagi. Tidak ada harapan dan cita-cita lagi untuk membuatnya bangga. Semuanya sirna… dan kini hidupku tidak memiliki arah dan tujuan… tidak ada lagi yang bisa aku lakukan. K
Read more

CHAPTER 2

TING TONG… Dengan terhuyung-huyung Ishan menuruni tangga, efek bir semalam ternyata belum hilang rupanya dan ternyata di rumah ia hanya sendirian. Kedua putri kembarnya, Putri dan Dara sudah tidak nampak lagi di rumah. Sepertinya mereka sudah berangkat kuliah. TING TONG… "Sabar!" teriak Ishan, ia membuka pintu dan nampak pria yang bersamanya semalam, sahabatnya, Keiji. "Halo Ishan…" sapa Keiji begitu pintu terbuka, "aku ke sini untuk melihat keadaanmu." Ishan langsung mempersilahkan masuk sahabatnya itu, membuatkannya teh dan menyediakan kue-kue ringan. "Apa kau tidak ke rumah sakit, Ishan?" tanya Keiji ketika Ishan sudah duduk di sofa. "Mungkin hari ini tidak…" sahut Ishan, "kepalaku berat sekali… aku juga sudah menelpon rumah sakit dan mengatakan aku sedang tidak sehat." "Oh…" ujar Keiji, "hm… lalu… dimana putramu itu?" tanya Keiji sambil hendak meneguk teh-nya. Ishan malah mendecak. "Berandalan itu sudah masu
Read more

CHAPTER 3

Mau tidak mau akhirnya Nanda bekerja juga, sesuai rencana Keiji dan ayahnya. Nanda bekerja di perusahaan milik Hideyoshi, Kotowari Fashion, bergerak di bidang fashion dan masih di bawah naungan Kingdom Group. Di sana memang hanya mempekerjakan anak muda yang memiliki bakat dan kreatifitas yang tinggi. Nanda kini duduk di ruang kerjanya yang bersekat-sekat dan gabung bersama karyawan biasa lainnya. Ia duduk dengan kaki diangkat dan disilang ke atas meja. Ia merasa sangat bosan. Dari pagi ia hanya berdiam saja, menatap layar komputer yang terus menyala. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, setidaknya mungkin ada seseorang yang bisa membimbingnya. Seorang gadis berambut coklat pendek dan bertampang polos bernama Mira sedang sibuk mencari-cari orang untuk membantunya mem-fotocopy-kan beberapa file. Kepalanya celingak-celinguk untuk melihat karyawan yang sedang tidak ada kerjaan. "Ah… sepertinya itu karyawan baru…" gumamnya melihat Nanda dari belakang yang sep
Read more

CHAPTER 4

Tiba-tiba theme song Chappy mengalun. Cepat-cepat Ariel menghentikan langkahnya dan mengambil ponselnya."Halo? Ya… baik aku segera ke sana…" ia menyimpan kembali ponselnya lalu berbalik dan keluar dari ruangan.“Fiuh…” seketika Nanda merasa lega.***Akhirnya Nanda pulang juga dari kantornya. Begitu sampai di rumah, ia langsung menghempaskan tubuhnya di sofa. Badannya terasa sangat pegal-pegal, aneh, walau ia tidak melakukan apapun di kantor dan hanya berdiam diri saja tapi entah mengapa badannya terasa letih."Kak Nanda… Putri pijit bahu Kak Nanda, ya?" seru Putri yang kasihan melihat kakak laki-laki satu-satunya itu terlihat kelelahan."Boleh… terima kasih ya, Put…"Dara yang berdiri menyandar di dinding sambil melipat tangannya, menatap aneh kakak laki-lakinya itu. Aneh? Ya, ia merasa aneh karena saat ini pun ia tidak percaya bahwa kakak laki-lakinya itu kini bekerja.
Read more

CHAPTER 5

Ariel merasa heran, tidak biasanya Hideyoshi memanggilnya seorang diri, biasanya pasti bukan hanya Ariel saja yang ia panggil karena semua pekerjaan mereka adalah kerja tim. Sepertinya ada sesuatu hal penting yang mau ia katakana pada Ariel. Tok tok tok… Ariel mengetuk pintu sebelum ia membuka pintu ruangan atasannya . "Silahkan duduk, Ariel!" Hideyoshi langsung mempersilahkan Ariel duduk begitu Ariel masuk ke dalam ruangannya. Dengan tenang Ariel duduk di depan Hideyoshi, pria itu tampak sedang membaca suatu berkas, entah berkas apa itu. "Ariel… apa kau ingat toko butik Royal Soul yang berada di balai kota?" tiba-tiba Hideyoshi bertanya. Royal Soul? Itu kan butik tua yang kebangkrutannya tinggal menunggu waktu? Pikir Ariel. "Ya… aku tahu…" sahutnya kemudian, "butik yang sudah lama terbengkalai itu, kan?" "Ya, tepat sekali," kata Hideyoshi, "awalnya aku ingin membiarkan saja butik itu bangkrut tapi…" Hideyoshi lalu menatap Ariel serius
Read more

CHAPTER 6

"Permisi!" Ariel menyeru begitu ia dan Nanda memasuki suatu toko butik bernamakan Royal Soul. Seorang wanita yang seumuran dan tak kalah cantiknya dengan artis cantik Yuni Shara, langsung mendatangi mereka berdua. "Selamat datang…" sapa wanita itu, "mari, silahkan masuk dulu untuk lihat-lihat…" wanita itu mempersilahkan mereka berdua dengan ramah untuk melihat-lihat pakaian di sana. Wanita itu nampaknya mengira Ariel dan Nanda adalah calon pembeli. "Oh, bukan…" ujar Ariel, "perkenalkan namaku Ariel, manajer label HnT di Kotowari Fashion dan ini adalah partnerku… namanya Nanda, dia juga salah satu karyawan di Kotowari Fashion." "Oh…"gumam wanita itu, "perkenalkan aku Yohana, aku pegawai yang mengurus Royal Soul… masuk dulu!" Wanita itu pun mengajak Ariel dan Nanda masuk ke dalam dan duduk di sofa. "Kupikir toko ini akan dibiarkan saja karena sudah lama sekali toko ini tidak diperhatikan pemiliknya…" wanita itu memulai pembicaraan. "Ah, tidak,"
Read more

CHAPTER 7

Nanda dan Ariel langsung menuju ke butik milik Ryo. Ariel yang sedang menyetir mobil tidak bisa lagi menyembunyikan ekspresi kesalnya pada desainer menyebalkan itu, ia tidak membuka mulut selama diperjalanan. Nanda bisa mengira mungkin akan ada pertengkaran yang sengit antara Ariel dan Ryo. Walaupun ia sendiri tidak akrab dengan Ariel tapi Nanda juga jengkel dengan desainer sombong dan sok hebat itu. Nanda berpikir, jika ia menjadi Ariel mungkin ia akan menghajar habis-habisan gadis sombong itu karena membuat orang pusing saja. Akhirnya, mereka sampai di depan bangunan rumah barbie itu. Ariel langsung bergegas, berlari menuju butik begitu turun dari mobil, langsung-langsung ia masuk tanpa permisi lagi sementara Nanda mengikutinya dari belakang. Tampak Ryo sedang sarapan dengan sandwich dan segelas anggur merah dengan santainya. "Asyik sekali kau, santai-santai saja di sini dan meninggalkan kewajibanmu!" labrak Ariel tiba-tiba dan sukses membuat Ryo yang sedang menegu
Read more

CHAPTER 8

Nanda melirik jam tangannya, sudah jam sebelas malam lewat. Ia lalu melirik Ariel yang masih sibuk berkutat dengan mesin jahit. Gadis itu benar-benar tak patah semangat rupanya tapi Nanda tetap menunggunya, duduk melantai di dekat pintu dan menyandarkan punggung di dinding. "Huff…. akhirnya, jahitannya selesai…" gumam Ariel sambil memeriksa hasil jahitannya, "besok saja dilanjut…" ia lalu beranjak dari mesin jahit menuju lemari dan menaruh hasil jahitannya. Setelah itu, ia meregangkan kedua tangannya ke atas sambil berbalik ke arah pintu. "Lho, kau masih di sini, Nanda?" Ariel tampak heran menatap Nanda, dia tidak menyadari keberadaannya ternyata. "Ya…" sahut Nanda lalu berdiri. Gadis itu lalu terkikik. "Rupanya kau perhatian juga…" "Aku tidak enak meninggalkanmu sendirian karena aku juga bagian dari proyek ini!" terang Nanda agar gadis itu tidak salah paham. Sejenak Ariel terdiam menatap Nanda sebelum berjalan mendekatinya, sudut bibi
Read more

CHAPTER 9

Akhirnya launching Royal Soul tiba saatnya. Beruntung semua pekerjaan Ariel, Nanda dan para penjahit telah rampung. Para desainer terkenal mulai berdatangan dan disambut ramah oleh Ariel. Sedangkan Nanda mengambil tugas di belakang layar bersama Yohana. "Hei, Ariel!" seru desainer yang sangat terkenal berpenampilan eksentrik dengan kacamata persegi yang tebal dan rompi tanpa lengan, ia bernama Justin Oliver. "Aku sangat bersemangat datang di acaramu ini, waktu aku tahu kaulah yang memegang proyek ini, aku yakin pasti kau akan menampilkan karya desainer yang sangat fantastik!" Ariel hanya tertawa meringis menanggapi seruan Justin. Sebenarnya, ia sendiri tidak yakin apakah karyanya sendiri akan benar-benar fantastik. "Silahkan masuk!" ucap Ariel sambil mempersilahkan masuk desainer berpenampilan eksentrik itu. Ya, kadang-kadang beberapa desainer memang suka berpenampilan aneh bin ajaib. Semua tamu sudah berkumpul. Hideyoshi dan ibunya, ba
Read more

CHAPTER 10

Seorang gadis cantik yang duduk di depan cermin seorang diri, menyisir pelan ujung-ujung rambut panjangnya yang berwarna coklat karamel dan tergerai indah ke samping, menutupi sebelah dadanya. Mata coklatnya yang seakan-akan menatap ke arah cermin kini membayangkan sosok seorang pria bertubuh tinggi tegap, berambut silver dan memiliki mata musim gugur yang menatap tajam. Irene Wilson, seorang model cantik nan seksi, icon dari produk Kotowari Fashion, kini hatinya sedang bermekaran rupanya. Ia tidak bisa melupakan sosok pria tampan yang telah membantunya ketika terjatuh di atas catwalk. Walaupun model-model yang lain menganggap pria itu begitu menakutkan karena kening pria itu tak henti-hentinya mengerut, semuanya menduga bahwa pria itu mungkin memiliki sifat yang kasar. Namun bagi Irene, kerutan di kening pria itu malah membuat sang pria terlihat semakin tampan dan… macho. Matanya terlihat
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status