Share

CHAPTER 7

Author: J Shara
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nanda dan Ariel langsung menuju ke butik milik Ryo. Ariel yang sedang menyetir mobil tidak bisa lagi menyembunyikan ekspresi kesalnya pada desainer menyebalkan itu, ia tidak membuka mulut selama diperjalanan. Nanda bisa mengira mungkin akan ada pertengkaran yang sengit antara Ariel dan Ryo. Walaupun ia sendiri tidak akrab dengan Ariel tapi Nanda juga jengkel dengan desainer sombong dan sok hebat itu. Nanda berpikir, jika ia menjadi Ariel mungkin ia akan menghajar habis-habisan gadis sombong itu karena membuat orang pusing saja.

Akhirnya, mereka sampai di depan bangunan rumah barbie itu. Ariel langsung bergegas, berlari menuju butik begitu turun dari mobil, langsung-langsung ia masuk tanpa permisi lagi sementara Nanda mengikutinya dari belakang. Tampak Ryo sedang sarapan dengan sandwich dan segelas anggur merah dengan santainya.

"Asyik sekali kau, santai-santai saja di sini dan meninggalkan kewajibanmu!" labrak Ariel tiba-tiba dan sukses membuat Ryo yang sedang meneguk anggurnya tersedak.

"Uhuk-uhuk…" Ryo menaruh gelasnya di meja lalu menengadahkan wajahnya dengan ekspresi menggeram ke arah Ariel. "Kau ini tidak tahu sopan santun ya, Riel? Kau masuk di sini tanpa permisi!" teriaknya membentak.

"Ya, aku memang tidak tahu sopan santun jika ada orang yang diberi kepercayaan malah dengan santainya lari dari amanahnya!" timpal Ariel.

"Oh… kau menyinggungku?"

"Baguslah kalau kau sudah tahu diri!" seru Ariel marah, "apa maksudmu marah-marah kemudian pergi dan meninggalkan kewajibanmu? Apa kau masih bisa bilang dirimu seorang desainer? Oh… aku ingat waktu kau menawarkan diri untuk bisa bekerja di Kotowari Fashion, kau sering mengatakan bahwa kau desainer yang professional. Apa ini yang kau bilang professional?"

Ryo mendengus marah karena tidak terima ucapan Ariel yang terkesan mengejeknya. Ia lalu berdiri dan membusungkan dada tepat di hadapan Ariel.

"Ya, aku memang tidak professional!" kata Ryo dengan intonasi membentak, "memangnya kenapa, hah? Salah sendiri kenapa kau mengajakku ke dalam proyek murahan itu, cih!"

"Tapi kau menyetujuinya!" balas Ariel.

"Ho… benarkah?!" sergah Ryo, "mana buktinya? Kontrak saja tidak ada!"

"Kau dikontrak untuk bekerja di Kotowari Fashion, dan proyek ini adalah proyek Kotowari Fashion!"

"Yayayaya!" Dengan mata melotot Ryo mendekatkan wajahnya ke wajah Ariel, "aku tidak peduli dan itu masalahmu, Nona bangsawan!" Ia lalu mendorong bahu Ariel hingga Ariel mundur selangkah, "bukannya kau ini orang hebat, hah?" Ia mendorong lagi bahu Ariel kemudian memajuinya, "katanya kau ini bisa melakukan apa saja… semua orang memujimu sampai gendang telingaku mau pecah mendengarnya!" Ia mendorong Ariel lagi, "lalu… kenapa bukan kau saja yang mengerjakan sendiri?!" Ia lalu mendorong keras Ariel hingga punggung Ariel membentur dinding, "semua orang mengatakan kalau kau gadis yang hebat, kalau begitu… kau desain pakaian saja sendiri!"

Ryo terlihat seperti kerasukan, ia memajui Ariel dan hendak menjambak rambut Ariel. Tapi, sebelum itu terjadi Nanda menahan lengannya, mencengkramnya kuat-kuat lalu mendorongnya. Ia pun terlempar keras hingga menimpa kursi.

"Aaaaah…" Ryo meringis kesakitan setelah tersungkur di lantai.

Sebenarnya, Nanda tidak berniat bertindak keras padanya tapi karena dia mulai melakukan kekerasan pada Ariel, Nanda pun tidak bisa tinggal diam lagi pula ia juga jengkel melihat tingkah desainer sombong itu. Ia lalu menengadahkan wajahnya ke arah Nanda dan menggeram lalu ia berusaha bangkit. "ARIIIIIIIIIIIIIEL!" teriaknya menggelegar, "kau sengaja membawa preman untuk melawanku, kan?!"

"Aku memang preman!" teriak Nanda tak kalah kerasnya sambil menatapnya dengan tatapan membunuh.

Ryo shock menatap Nanda, ia diam dengan mata membelalak. Sepertinya ia ketakutan melihat reaksi Nanda tadi.

"Kau…" lalu tiba-tiba saja gadis berambut pink itu terlihat seperti mengalami sesak nafas hingga ia tersungkur kembali di lantai hingga terlentang sembari memegang lehernya. Nanda sendiri merasa aneh dengan tingkah gadis itu yang tiba-tiba. Ia sedikit membungkuk untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi padanya.

"Kenapa tiba-tiba dia seperti itu?" gumam Ariel yang sudah berdiri di samping Nanda.

Nanda pun tidak mengerti kenapa Ryo seperti itu. Masa iya karena takut atau kaget melihat reaksi Nanda tadi. Ryo mulai kejang-kejang dan sesak nafasnya semakin menjadi-jadi. Apa dia cuma acting atau apa? Entahlah, tapi dia benar-benar terlihat sesak nafas berat.

"Nona Ryo!" teriak seorang wanita bertubuh tinggi berambut hitam pendek yang tidak lain adalah asisten Ryo yang bernama Jackie, cepat-cepat ia melihat keadaaan majikannya lalu memeriksa sandwich bekas Ryo. "Astaga… sandwich ini ada selai kacangnya!" serunya berujar, "Nona Ryo alergi kacang!"

"Apa?" Nanda terperangah serentak dengan Ariel. "Kalau begitu apa yang kau tunggu lagi? Cepat panggil ambulans!" sergah Nanda pada asisten itu, dan kejang-kejang Ryo semakin parah saja.

Jackie lalu berlari ke dalam untuk menghubungi ambulans. Ariel berjongkok di samping Ryo, mengangkat sedikit dagu Ryo dengan telunjuknya agar Ryo bisa bernafas melalui mulutnya, kemudian mengecek nadi di pergelangan tangannya.

"Nadinya semakin lemah…" kata Ariel lirih, Ariel lalu membuka kancing baju Ryo hingga bra gadis itu terlihat.

"Hei, kau mau apa?" tanya Nanda tidak mengerti apa yang Ariel lakukan.

Ariel tidak memperdulikan pertanyaan Nanda, ia lalu mengambil tasnya dan mengambil sesuatu yang menyerupai pen. Nanda bisa menebak apa yang gadis itu ingin lakukan, cepat-cepat ia menahan tangan Ariel. "Kau tidak bermaksud ingin menusuk dadanya, kan?" tanyanya serius.

"Aku harus melakukannya!" Ariel melepaskan genggaman Nanda dengan paksa, "kalau terlambat nyawanya bisa melayang!" lalu ia mencelupkan pen itu ke dalam gelas berisi anggur.

Nanda kembali menahan tangannya. "Kau bukan dokter!" ucap Nanda bernada tinggi untuk memperingatkan Ariel, "kalau salah, kau bisa membunuhnya! Asisten itu tahu riwayat alergi Ryo, pasti Ryo punya obatnya. Tunggu di sini! Aku akan mencari obatnya, jangan lakukan apa pun!"

Nanda lalu bergegas menggeledah semua laci dan lemari, mungkin ada obat alergi, inhaler atau apalah itu. Tapi, ia sudah mencari dan membongkar bahkan mengeluarkan semua isi laci tapi Nanda tidak menemukan obat apa pun di sana.

"Aku sudah menelfon ambulans dan tidak lama la…. NONA RYOOOOOO!"

Teriakan Jackie mengagetkan Nanda dan saat Nanda menoleh ia pun sangat terkejut melihat kondisi Ryo, ternyata Ariel sudah menancapkan pen-nya ke dada desainer itu.

***

"Terima kasih banyak, Nona Ariel… kalau saja kau tidak ada, mungkin nyawa Nona Ryo tidak tertolong…"

"Iya sama-sama…"

"Maaf ya, kalau kami sudah banyak menyusahkan Nona Ariel… mungkin setelah ini Nona Ryo harus beristirahat penuh…"

"Iya tidak apa-apa…"

"Sekali lagi terima kasih banyak Nona…"

Jackie berkali-kali berterima kasih pada Ariel karena berkat tindakan Ariel sehubungan kegawatdaruratan telah berhasil menolong nyawa Ryo walaupun tindakan tersebut sebenarnya sangat berbahaya jika bukan dilakukan oleh ahlinya. Para dokter di UGD pun terheran-heran, awalnya mereka mengira Ariel adalah seorang dokter atau mahasiswa kedokteran. Nanda pun benar-benar tidak menyangka dia mampu melakukannya.

Nanda dan Ariel pun meninggalkan rumah sakit setelah Ariel pamit ke Jackie. Mereka kembali ke Royal Soul setelah makan siang bersama.

Nanda berdiri di tepi pintu memandangi Ariel yang sedang duduk bergeming sambil memandangi tumpukan kain-kain yang belum diproses. Tatapannya murung, bisa dibayangkan betapa pusingnya gadis itu. Dia tidak mengeluarkan kata-kata apa pun, mengeluh pun tidak. Nanda bisa menduga bahwa proyek ini tidak akan berjalan lancar, bahkan mungkin terhenti sampai di sini. Benar-benar miris, awalnya Ariel sangat semangat dan penuh keyakinan menjalankan proyek ini. Sekarang? Apa… hanya sampai di sini?

Tiba-tiba Ariel mengambil buku desain milik Ryo yang ada di atas meja, membukanya, mengambil pencil dan mulai menggambar sesuatu…

"Apa yang kau lakukan?" tanya Nanda sambil berjalan mendekati Ariel untuk melihat apa yang gadis itu gambar. Ternyata… dia mencoba mendesain…

"Kau mendesain?"

"Iya, apa lagi?" sahut Ariel sambil terus berkutat dengan pensil dan buku desain.

Nanda menghela nafas. "Ariel… jika memang kau bersikeras diri melanjutkan proyek ini setidaknya mungkin kau harus mencari desainer lagi, kau tidak bisa melakukannya sendiri," kata Nanda.

"Aku tidak yakin desainer lain bisa mengerjakannya hanya dalam waktu seminggu..."

"Lalu, kau yakin kalau kau bisa?" balas Nanda.

Ariel menghentikan aktivitasnya, ia menengadah ke arah Nanda dan menatapnya tajam, mata bulatnya berkilat-kilat menatap Nanda. "Iya, aku yakin!" sahutnya dengan intonasi yang lebih tinggi.

Nanda mengalah, gadis ini memang tipe gadis yang keras kepala dan tipe over percaya diri. Ia mundur, membiarkan gadis itu melakukan apa yang ia ingin lakukan. Tapi, Nanda tidak habis pikir dengan gadis itu, dia mencoba mencari jalan keluar sendiri, bertindak sendiri. Memang dia gadis yang pintar tapi melakukan suatu pekerjaan yang bukan keahlian sendiri sama saja bunuh diri.

Walaupun Nanda tidak setuju dengan apa yang dilakukan Ariel, ia tetap menunggunya hingga Ariel selesai. Nanda pikir, mungkin tindakan Ariel barusan karena ia sudah putus asa dan setelah berpikir jernih, ia akan berhenti lalu pulang untuk beristirahat karena hari ini banyak sekali yang terjadi. Tapi, ternyata Nanda salah, gadis itu kini sedang memotong kain dan menjahitnya, berniat membuat gaun yang telah ia desain.

.

TBC

Related chapters

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 8

    Nanda melirik jam tangannya, sudah jam sebelas malam lewat. Ia lalu melirik Ariel yang masih sibuk berkutat dengan mesin jahit. Gadis itu benar-benar tak patah semangat rupanya tapi Nanda tetap menunggunya, duduk melantai di dekat pintu dan menyandarkan punggung di dinding. "Huff…. akhirnya, jahitannya selesai…" gumam Ariel sambil memeriksa hasil jahitannya, "besok saja dilanjut…" ia lalu beranjak dari mesin jahit menuju lemari dan menaruh hasil jahitannya. Setelah itu, ia meregangkan kedua tangannya ke atas sambil berbalik ke arah pintu. "Lho, kau masih di sini, Nanda?" Ariel tampak heran menatap Nanda, dia tidak menyadari keberadaannya ternyata. "Ya…" sahut Nanda lalu berdiri. Gadis itu lalu terkikik. "Rupanya kau perhatian juga…" "Aku tidak enak meninggalkanmu sendirian karena aku juga bagian dari proyek ini!" terang Nanda agar gadis itu tidak salah paham. Sejenak Ariel terdiam menatap Nanda sebelum berjalan mendekatinya, sudut bibi

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 9

    AkhirnyalaunchingRoyal Soultiba saatnya. Beruntung semua pekerjaan Ariel, Nanda dan para penjahit telah rampung. Para desainer terkenal mulai berdatangan dan disambut ramah oleh Ariel. Sedangkan Nanda mengambil tugas di belakang layar bersama Yohana. "Hei, Ariel!" seru desainer yang sangat terkenal berpenampilan eksentrik dengan kacamata persegi yang tebal dan rompi tanpa lengan, ia bernama Justin Oliver. "Aku sangat bersemangat datang di acaramu ini, waktu aku tahu kaulah yang memegang proyek ini, aku yakin pasti kau akan menampilkan karya desainer yang sangat fantastik!" Ariel hanya tertawa meringis menanggapi seruan Justin. Sebenarnya, ia sendiri tidak yakin apakah karyanya sendiri akan benar-benar fantastik. "Silahkan masuk!" ucap Ariel sambil mempersilahkan masuk desainer berpenampilan eksentrik itu. Ya, kadang-kadang beberapa desainer memang suka berpenampilan aneh bin ajaib. Semua tamu sudah berkumpul. Hideyoshi dan ibunya, ba

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 10

    Seorang gadis cantik yang duduk di depan cermin seorang diri, menyisir pelan ujung-ujung rambut panjangnya yang berwarna coklat karamel dan tergerai indah ke samping, menutupi sebelah dadanya. Mata coklatnya yang seakan-akan menatap ke arah cermin kini membayangkan sosok seorang pria bertubuh tinggi tegap, berambut silver dan memiliki mata musim gugur yang menatap tajam. Irene Wilson, seorang model cantik nan seksi,icondari produk Kotowari Fashion, kini hatinya sedang bermekaran rupanya. Ia tidak bisa melupakan sosok pria tampan yang telah membantunya ketika terjatuh di atascatwalk. Walaupun model-model yang lain menganggap pria itu begitu menakutkan karena kening pria itu tak henti-hentinya mengerut, semuanya menduga bahwa pria itu mungkin memiliki sifat yang kasar. Namun bagi Irene, kerutan di kening pria itu malah membuat sang pria terlihat semakin tampan dan… macho. Matanya terlihat

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 11

    Nanda memasuki klub malam. Musik morena daridisc jockeymengalun begitu kencang diikuti goyangan heboh para pengunjung yang berjoget ria serta lampu warna-warni yang berkelap-kelip. Berminggu-minggu kerja ternyata membuat Nanda rindu pada dunianya. Nanda mengambil duduk di depan counter bar seorang bartender pria bertubuh tinggi besar, berambut coklat tua bergelombang dan berkulit eksotis. "Hai, Chad…" sapa Nanda ke sang bartender yang sedang beraksi dengan lemparan-lemparan botol berisi beberapa jenis minuman alkoholnya itu. "Hai, Nanda… apa kabar?" balas si bartender bernama Chad, sahabat Nanda sejak Nanda kuliah di luar negeri, tepatnya di Cambridge, Amerika Serikat. Waktu itu, Chad juga sedang menempuh pendidikan khusus untuk menjadi seorang bartender profesional karena kakeknya memiliki banyak koleksi wine yang sudah disimpannya bertahun-tahun lamanya. Sewaktu di Cambridge, apartemen mereka bersebelahan dan karena asal negara mereka sama, mere

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 12

    "Nanda… kau tidak apa-apa, Nak?" Nanda mendengar suara wanita… suara lembut dan itu adalah suara ibunya. Ini pertama kalinya lagi aku mendengar suara ibunya lagi… "Nanda…" Nanda mengerjap-ngerjapkan matanya. Ternyata tadi ia memimpikan ibunya tapi ini pertama kalinya ia memimpikan ibunya setelah ibunya tiada. Nanda terbangun dan mendapati dirinya kini berada di dalam suatu kamar yang bukan sama sekali kamarnya. Nanda tidak tahu kamar siapa itu, ia langsung bangkit duduk dan… "Aaaaaaahh…" tiba-tiba Nanda merasakan rasa sakit yang terasa menjalar di bagian betis dan mata kakinya saat sedikit menggerakkan kakinya. "Nanda, kau sudah sadar?" Nanda menoleh ke samping. Ariel duduk di kursi samping ranjang tempat Nanda berbaring sekarang, tangannya memegang bungkusan berisi bongkahan es batu. Nanda lalu mengingat kejadian waktu menunggang kuda, ia ingat kalau ia tadi terjatuh rupanya dan… Sialan kuda itu! &nbs

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 13

    Dua bulan lebih Nanda telah bekerja di Kotowari Fashion. Pelan-pelan ia mulai terbiasa dengan lingkungan kerjanya dan ia jadi berkeinginan untuk bekerja serius, bahkan ia tak segan-segan lagi bertanya pada Kiki. "Kiki, bisa jelaskan ini bagaimana?" tanyanya pada Kiki sambil memperlihatkan beberapa lembaran dokumen. Kiki pun menjelaskan sedetail-detailnya dan Nanda memperhatikan dengan seksama penjelasan Kiki. Nanda mengangguk mengerti akan penjelasan Kiki. Sementara Kiki masih menjelaskan, Nanda menengadah sebentar untuk berpikir lalu kembali menatap ke arah lembaran dokumen namun ia refleks menengadah kembali ke arah yang tadi. Dari jauh terlihat Ariel sedang berjalan bersama Wulan sambil tertawa bersama. Perhatian Nanda kini beralih ke Ariel, ia terus memandang wajah gadis itu, wajah gadis yang kini sedang tertawa lepas. Nanda bahkan enggan melepaskan pandangannya sehingga Kiki kini sedang berbicara sendiri. "Nanda… Nanda?" panggil Kiki yang sadar bahwa Nan

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 14

    Selesai acara pernikahan putra Bu Yohana, Ariel mengajakNanda ke belakang gedung. Kata Ariel, di sana ada taman dengan danau kecil dan ia sangat ingin ke sana menikmati pemandangan sambil menunggu sopir keluarga Kujo datang menjemputnya. Beberapa ranting pohon yang mulai gundul dan daun-daun kecil kering yang beterbangan, ah… benar-benar pemandangan indah. Ariel mengajak Nanda untuk duduk di kursi taman panjang yang berada di dekat danau, di danau terlihat ada sepasang angsa yang sedang mengapungkan diri. Sambil tersenyum Ariel menatap sepasang angsa itu. "Hal yang paling membahagiakan… ketika kita tahu orang yang kita cintai ternyata juga mencintai kita, mengetahui perasaan sendiri tidak bertepuk sebelah tangan lalu bersatu di pernikahan…" kata Ariel pelan, "bukankah begitu, Nanda?" "…Kurasa tidak." Ariel menoleh ke a

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 15

    Seorang wanita berambut hitam sebahu berkimono tidur berwarna putih menghentikan langkahnya begitu ia menyadari kamar yang baru saja ia lewati masih terang. Ia mundur selangkah lalu menoleh ke arah pintu kamar tersebut, mata bulatnya yang lembut menatap ke celah pintu yang tak tertutup rapat. Pemilik mata itu bukanlah milik Ariel, melainkan seseorang yang begitu identik dengannya namun lebih dewasa, Hana Kujo, kakak kandung Ariel. Hana memegang gagang pintu lalu mendorongnya pelan hingga tak menimbulkan suara, takut-takut jika si pemilik kamar yang mungkin sedang tertidur akan terbangun karenanya. "Ariel…" panggilnya dengan suara yang amat pelan, dari dalam ruangan nampak sosok adiknya yang sedang duduk menyandar di ranjang, kedua tangannya memegang buku, gadis itu sedang membaca. Yang dipanggil pun tidak memberi sahutan, pandangan Ariel begitu fokus ke arah buku, begitu seriusnya ia membaca hingga tidak menyadari kini Hana tengah memasuki kamarnya. "

Latest chapter

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 25

    Ishan berjalan dengan dagu terangkat menuju Instalasi Gawat Darurat bagian trauma. Tidur selama empat jam dan mandi pagi membuat wajah pria berusia mendekati setengah abad itu terlihat sangatfresh. Beberapa perawat dan dokter magang yang sempat berpapasan dengannya membungkukkan badan dengan segang ke arahnya, tentu saja karena Ishan termasuk dokter senior di sana.Kepala Ishan celingak-celinguk begitu berada di dalam ruangan. Di meja batu hanya ada tiga perawat dan dua orang dokter yang telah lama magang. Kesal sekali Ishan karena pagi itu ia tidak melihat seorang dokter ahli pun yang menjaga di ruangan tersebut, setidaknya harus ada satu dokter ahli yangstandbydi sana.Ishan lalu berjalan-jalan mengitari ruangan itu untuk melihat-lihat pasien yang sementara dirawat oleh dokter yang baru magang di hari pertamanya. Pagi ini tidak begitu banyak pasien, mungkin itu alasan dokter ahli yang seharusnya jaga pagi itu memilih

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 24

    Sudah hampir sejam Gerry duduk menyandar di kepala ranjang, di suatu kamar hotel, tanpa memakai pakaian dan hanya selimut yang menutupi bawahannya. Ia tidak sendirian, di sampingnya ada seorang wanita berambut blonde, panjang nan bergelombang, tanpa balutan busana, masih tertidur tengkurap dengan sangat nyenyak, punggung mulusnya terekspos karena selimut hanya menutupi bawahnya hingga sepinggang, wanita yang telah menghabiskan malam bersamanya.Gerry terlihat sedang melamun, wajahnya terlihat murung ke depan. Beberapa kali terdengar pria itu mendesah kecewa. Bukan karena wanita yang kini berada di sampingnya tidak memberikannya kepuasan, sebaliknya mereka berdua telah melakukan pertempuran yang begitu hebat dan liar. Namun, kebahagiaan itu bukanlah didapat dari kepuasaan sex, keduanya adalah hal yang berbeda. Intinya, pria itu tidak berbahagia, satu-satunya yang dapat membuatnya benar-benar merasakan kebahagiaan adalah bersama dengan gadis yang ia cintai yaitu, Ariel.

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 23

    Gerry kini duduk di suatu restoran mewah prancis, bersama dengan para pengunjung lain yang tengah menikmati hidangan makan malamnya. Bukan karena di restoran tersebut tidak menyediakan ruangan VIP namun pria itu memang sengaja makan malam bersama pengunjung lain karena ada sesuatu yang ia rencanakan.Gerry tak henti-hentinya melengkungkan senyumnya, jelas sekali bahwa pria itu terlihat sangat senang dan bersemangat. Beberapa kali ia menatap jam tangannya dengan tak sabaran dan menengok ke arah pintu masuk, menantikan kehadiran gadis yang akan ia lamar.Lamar?Yeah, pria itu berniat melamar Ariel malam ini juga walaupun masih belum resmi karena bagaimana pun dia harus menghadapi keluarga Ariel terlebih dulu sebelum menikahinya. Tapi, setidaknya jika Ariel menerimanya, Gerry akan`memiliki keberanian dan semangat yang besar untuk menghadapi keluarga Kujo, terutama kakak ipar Ariel yang kini menjadi kepala keluarga Kujo.Betapa percaya dirinya pria itu

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 22

    Ini sudah jam pulang kantor namun Ariel masih berada di dalam ruangannya. Gadis itu merenung akan sikap Nanda tadi pagi. Pria itu membuang pandangannya dan berbalik arah ketika melihat Ariel, tidak mungkin pria itu melakukan demikian tanpa alasan. Ariel berusaha mengingat-ingat apakah ia mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyinggung Nanda tapi seingatnya ia sangat jarang berinteraksi dengan pria itu dan seingatnya lagi, beberapa hari yang lalu pun saat ia menyapa Nanda, pria itu masih bersikap normal.Lalu… sebenarnya apa masalahnya? Pikir Ariel.Ariel merasa sedih jika nantinya Nanda tidak lagi peduli padanya, atau yang paling parah malah memusuhinya seperti yang dilakukan Ryan. Ariel sudah menganggap Nanda adalah teman yang baik setelah menjalankan proyek bersama.Dengan lesu Ariel menarik tasnya dan beranjak keluar dari ruangannya. Gedung KotowariFashionsudah sepi rupanya, Ariel terus berjalan menujuliftna

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 21

    Malam semakin larut namun Nanda masih saja gelisah di ranjangnya. Berkali-kali sudah ia merubah posisinya, sebentar berbalik ke kanan kemudian kembali ke kiri, begitu seterusnya untuk menemukan posisi senyaman mungkin. Nanda lalu bangkit dan duduk, ia sadar bahwa yang membuatnya sulit tidur bukanlah masalah posisinya atau ranjangnya tapi pikirannyalah yang kacau. Bukan hanya karena gosip mengenal Ariel yang telah memiliki kekasih namun sewaktu pulang kerja Nanda sempat melihat Ariel menaiki mobil mewahFerrari599xxx berwarna merah, tipe mobil pelit karena hanya menampung dua orang dan idealnya pemilik mobil itu tentunya seorang pria. Berarti, kemungkinan besar gosip tersebut memang benar.Nanda melirik ke arah laci, tangannya mencoba menjangkaunya untuk mengambil selembar foto di dalam, foto Ariel bersama dirinya. Nanda terus menatap foto tersebut, tiap kali pria itu menatap foto itu hatinya berubah menjadi melankonis."Ariel…" dengan suara l

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 20

    Rupanya, gosip bahwa Ariel telah memiliki kekasih bukan hanya Nanda saja yang dengar tapi kabar tersebut sudah terdengar oleh karyawan lainnya termasuk Ryan. Sebagai pria yang juga "diam-diam" menyukai Ariel, sama halnya Nanda, Ryan juga merasa terusik. Pikirannya begitu kacau hingga ia tidak bisa berkonsentrasi bekerja, rapat tim label miliknya yang seharusnya dijadwalnya hari ini pun dibatalkan. Terdengar tidak profesional karena ini masalah pribadi namun gosip tersebut benar-benar membuat pria bertattoo itu risau tak karuan.Berada di dalam ruangannya terlalu lama sambil memikirkan Ariel membuat kepala Ryan terasa pusing. Ia pun akhirnya memutuskan untuk beranjak dari ruangannya, mencari angin sebentar, atau mungkin ia harus membasuh wajahnya untuk menyegarkan pikirannya kembali.Sekretaris dan orang kepercayaan Hideyoshi, Sandy dan Novita, tampak tergesa-gesa sambil membawa map putih."Ryan!" panggil Novita berseru ke arah Renji. Gadis bertubuh mungil dan be

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 19

    Musim panas yang sangat cerah membuat semuanya bersemangat beraktifitas, termasuk Nanda. Pemilik rambutsilver itu bahkan telah membuat skedul semalam mengenal pekerjaan apa saja yang harus ia selesaikan untuk hari ini. Ia ingin semua pekerjaannya dapat selesai dengan tertata rapi dan penuh perencanaan. Kini gairah kerjanya semakin berkobar-kobar, apalagi di kantor ia bisa bertemu dengan sang pujaan hati. Dengan penuh percaya diri Nanda memasuki gedung KotowariFashion. Mata coklatnya bersinar cerah, menampakkan semangat dan gairah kerjanya yang sangat besar, langkahnya yang lebar-lebar dan terkesan tergesa-gesa menandakan pria itu tidak sabar ingin mengerjakan beberapa pekerjaannya yang masih tertunda kemarin. "Kemarin… aku lihat Nona Ariel bersama pacarnya di parkiran…" Nanda langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar suara seorang wanita yang asyik bergosip bersama dua wanita lainnya, indra pendengarannya begitu peka jika

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 18

    Ini sudah jam pulang kantor namun gadis pemilik mata bulat indah masih berada di dalam ruangannya. Bukan karena alasan ia masih memiliki pekerjaan hingga masih berada di ruangannya namun karena ia tidak ingin jika ia keluar sekarang ia akan bertemu dengan pria yang sering membuatkan kesal dan naik darah. Tidak ada yang ia kerjakan, ia hanya duduk berdiam diri sambil menunggu hingga kantor mulai sepi. Tok tok tok… Seseorang di luar mengetok pintu ruangan Ariel. "Siapa?!" Ariel bertanya menyeru sambil menatap ke arah pintu. "Kau masih di dalam, Riel? Ini aku… Alvin!" "Oh… masuklah!" Ceklek… Seorang pria bertubuh tinggi dengan kemeja biru langit membuka pintu ruangan Ariel, begitu ia melihat sosok pemilik ruangan yang kini duduk di sofa, pria itu tersenyum. "Tadi aku cuma ingin memastikan, di sini masih ada orang atau tidak karena ruanganmu masih terang…" ujarnya lalu melangkah masuk ke dalam, "kudengar… kau dan Ryan berte

  • Ketika Calon CEO Jatuh Cinta   CHAPTER 17

    Waktunya makan siang, Ken yang sedang merencanakan strategi "perdamaian" antara Ryan dan Ariel mengajak Ryan makan siang di kantin kantor. Kantin yang menyediakan berbagai masakan, mulai masakanWestern, Chinese food, Japanese food, Korean food,Arabian food, dan Indonesian food. "Kenapa kita masih duduk saja? Aku sudah lapar!" Ryan sudah tidak sabaran, sepuluh menit ia dan Ken hanya berduduk manis di kantin dan belum memesan makanan. "Sabar Ryan…" Ini sudah kedua kalinya Ken mengundur waktu, berusaha menahan ketidaksabaran Ryan, "sebentar lagi mereka datang…" "Mereka? Memangnya siapa yang kita tunggu?" "Nah, itu mereka!" Ken menunjuk ke arah dua gadis yang kini memasuki kantin, Elena dan… Ariel? Ryan langsung cengo, lalu menggeram ke arah Ken. Apa-apaan kau, Ken?! Batinnya. Sudah tahu Ryan dan Ariel sedang ada perang,eh malah diajak makan bersama, apa mereka ingin mencetus terjadinya perang lagi? Begitu memasuki kantin

DMCA.com Protection Status