Home / Thriller / Diary Cinta Jaksa Cantik / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Diary Cinta Jaksa Cantik: Chapter 11 - Chapter 20

91 Chapters

Senang Bertemu Denganmu Lagi, Cantik!

"Baiklah, Ryan. Kau memberiku cukup banyak PR kali ini, mungkin aku harus pulang ke kantorku sendiri sekarang untuk segera mengerjakannya!" pamit Emily seraya berpelukan dengan Kapten Ryan Falderson sebelum meninggalkan ruangan 3 x 4 meter persegi bercat dinding putih membosankan itu.Saat Emily keluar dari ruang kerja Kapten Ryan Falderson, kedua ajudannya telah menunggu di bangku yang ada di koridor depan ruangan itu."Kita kembali ke kantorku, Ron, Thomas!" ucap Emily lalu berjalan mendahului kedua pria itu menuju ke mobil dinasnya yang terparkir di depan gedung Kepolisian Chicago.Sesampainya di kantornya, Emily tak menduga dia akan kedatangan tamu yang memang sudah dia rindukan."Papaaa ..., apa sudah lama menungguku?" sapa Emily lalu memeluk mantan jaksa legendaris yang telah memasuki masa pensiunnya itu.Lincoln John Carter masih tampak gagah di usianya yang menginjak kepala 6. "Hey, Gadis Cantik Papa! Dari mana saja kau, Emily?" balasnya."Dari Kantor Kepolisian Chicago, Pa. A
Read more

Phantom on The Darkness

Aroma tubuh pria itu bercampur parfum mahal yang terhirup hidung Emily bersama air hangat shower seolah membuat paru-parunya sesak hingga ia terbatuk-batuk hebat.Tatapan nanar mata Emily mengenali siapa pria itu. 'Bagaimana dia bisa menerobos masuk ke apartmentku?!' batin Emily panik saat tubuh kekar pria itu menghimpitnya hingga punggungnya membentur dinding kamar mandi."Menerobos kediaman seorang jaksa adalah tindakan kriminal berat, kuperingatkan kepadamu—"Pria itu terkekeh dengan nada menghina lalu menjawab perkataan Emily, "Ohh ... jadi pasal-pasal hukum itu akan kau bacakan kepadaku sekarang?! Aku akan dengan senang hati mendengarkannya, tapi dengan satu syarat—""Hah? Syarat ...!" tukas Emily geli dengan nada sarkastis memalingkan wajahnya menghindari tatapan tajam nan menggoda dari pria yang tak mau menyebutkan nama kepadanya."Bacakan pasal-pasal hukum itu sambil mendesah di bawah tubuhku, Jaksa Emily Carter yang cantik. Apa kau setuju?" ujar pria dengan suaranya yang bera
Read more

Mayat Wanita Terapung di Sungai Chicago

Pukul 09.00 PM, Moira Jackson sedang mengajak Fluffy, Golden Retrievernya untuk jalan-jalan rutin di sepanjang tepian Sungai Chicago yang biasanya diwarnai hijau pada St. Patrick's Day. Untungnya setelah hujan ringan tadi, cuaca cerah juga jadi rutinitasnya membawa Fluffy buang air besar di luar flat sewaannya bisa terlaksana. Sinar lampu senternya dia pancarkan ke sekeliling jalan yang mereka lewati hingga ketika Moira menyinari ke permukaan air sungai berpermukaan tenang itu, dia merasa ada benda hanyut yang berbentuk memanjang berwarna merah tua.Rasa penasarannya pun muncul dan dia pun menarik tali kekang anjingnya menuju ke dekat sungai. "Sshhh ... Fluffy! Kemari sebentar—" serunya bernada tegas yang diikuti oleh Fluffy dengan bersemangat."AAAAAARRRHHHH!" jerit Moira Jackson ketika menyadari bahwa benda terapung berbentuk panjang itu tak lain adalah cardigan merah yang dikenakan seorang wanita yang dia yakin tak bernyawa lagi."Ohh Gosh ... ohh Gosh! A–aku harus panggil 911!" s
Read more

Kasus Pembunuhan yang Janggal

Mobil SUV Ford warna hitam itu melaju dengan kecepatan stabil di jalanan kota Chicago yang sepi, sudah lewat tengah malam ketika proses perekaman TKP pembunuhan wanita yang ternyata ditemukan identitasnya bernama Cecilia Briane Sommerhalder. Letnan Benjamin Roosevelt bersama rekannya Sersan Rodney Bradford segera mengunjungi tempat tinggal korban yang berstatus single, belum menikah. Petugas forensik juga mengikuti mobil itu menuju ke Gladious Sky apartment untuk mengambil semua sampel yang mungkin dapat dijadikan bahan penyelidikan pembunuhan itu sekalipun TKP penemuan mayat itu di Sungai Chicago.Segala kemungkinan tak boleh ada yang terlewatkan dan mereka berusaha secepatnya mengejar setiap petunjuk yang bisa mereka temukan.Akhirnya 2 mobil dinas warna hitam itu terparkir di lantai underground apartment tempat tinggal korban pembunuhan, Cecilia Sommerhalder. Para pria tegap berpakaian seragam resmi itu segera naik ke lantai lobi untuk meminta akses masuk ke unit milik wanita itu.
Read more

Kiriman Surat Kaleng

Selepas kepergian pria misterius yang sangat ia benci, Emily segera membukakan pintu untuk petugas room service yang mengantarkan makan malamnya ke unit apartment miliknya. "Silakan menikmati makan malamnya, Nona Emily Carter!" ujar pemuda itu ramah usai menerima tip dari Emily lalu menutup kembali pintu keluar.Rib Eye Steak BBQ sauce dengan kentang goreng dan tumis sayur sepertinya cukup untuk membangkitkan selera makannya sekalipun tubuhnya terasa tak nyaman usai melayani napsu bejat pria misterius tadi.Bercinta tidak seperti itu yang dia sukai, Emily membutuhkan Maximillian Darren Levine. Pria itu selalu mampu membuatnya merasa aman dan nyaman. Jiwa yang tenang dan tidak jahat, alasan itulah yang selalu membuat Emily bisa menurunkan kewaspadaannya serta tak perlu berpikir rumit ketika bersama fighter pro MMA itu.Dia meletakkan garpu dan pisaunya di piringnya lalu beranjak ke meja riasnya untuk mengambil ponselnya dari dalam tas tangannya. Sebuah pesan singkat ia ketik lalu kiri
Read more

Serangan Terdakwa di Pengadilan

"Letnan Benjamin Roosevelt, saya mengirimkan surat kerja sama penyelidikan untuk kasus yang menyeret putera Senator Crawford kepada Anda karena sebetulnya kemarin saya berbicara dengan Kapten Ryan Falderson mengenai identitas saksi kriminalitas itu karena kupikir beliau akan mau turun tangan langsung mengurus perkara itu. Namun, di menit akhir dia membatalkan niatnya. Bagiku ini sungguh mencurigakan bila di siang hari satu-satunya orang yang mengetahui identitas saksi hanya dia dan malamnya saksi terbunuh," ujar Emily mengemukakan pendapatnya di hadapan kedua petugas Kepolisian Chicago.Ben mengusap dagunya yang ditumbuhi cambang pendek sembari berpikir keras. Sebenarnya ia pun tidak menyukai kaptennya itu karena sering memilih-memilih kasus kriminal untuk ditangani. Namun, menghilangkan nyawa saksi adalah tuduhan berat untuk perwira kepolisian dengan jabatan seorang kapten."Emily, kurasa kita harus menyimpan informasi ini sebelum ada bukti yang lebih konkrit bahwa Kapten Ryan Falder
Read more

Sebelum Wanita-wanita Itu Menjadi Korban

Sesampainya di ruangan jaksa, Murat mendudukkan Emily di sofa lalu mengambilkan air minum yang ada di meja kerja jaksa wanita itu."Silakan diminum dulu, Nona Emily!" ujar Murat sembari memberikan gelas air mineral itu ke tangan Emily.Emily meminumnya setengah gelas lalu dia berkata, "Murat, pindahkan mejamu ke depan pintu ruanganku. Kunci pintu kantorku setelah kamu pulang kerja. Ada beberapa hal yang membuatku kuatir belakangan ini dengan orang-orang misterius yang menyusup ke tempatku."Sesaat Murat terdiam mencerna perintah dari atasannya itu. Kemudian ia paham dan menjawab, "Baik, segera saya laksanakan, Nona Emily. Profesi Anda sangat rawan ancaman dan serangan. Saya bertanya-tanya dimana kedua ajudan Anda saat ini, kenapa mereka tidak tampak di persidangan tadi?""Ohh, kau benar Murat. Dimana Ron dan Thomas? Emily pun merogoh kantong di baju seragam hitam jaksanya untuk mencari ponsel, dia berniat menghubungi kedua ajudannya.Nada sambung itu terdengar di nomor ponsel Ronald B
Read more

Menonton Pertandingan Chicago Bulls VS Indiana Pacers

"Letnan, saya menyerahkan bagian memberitahukan kabar duka kepada istri serta keluarga Banning dan Simpson pada Anda. Saya akan memberikan penghormatan terakhir serta ucapan belasungkawa di pemakaman mendiang Ron dan Thomas besok saat pihak forensik telah menyelesaikan tugas mereka," ujar Emily dengan tegar. Bagaimana pun kehilangan rekan setia yang biasa menemaninya menjalani aktivitas sehari-hari menyisakan rasa sedih yang mendalam bagi Emily."Tentu, Emily. Aku pasti akan segera menghubungimu mengenai perkembangan kasus-kasus pembunuhan ini. Kuharap kau bisa menjaga dirimu baik-baik. Besok pasti akan ada ajudan pengganti yang dikirim dari pihak kejaksaan, jangan kuatir!" Letnan Benjamin Roosevelt mengulurkan tangan kanannya yang disambut dengan jabat tangan oleh Emily.Selepas kepergian Letnan Benjamin Roosevelt dan Sersan Rodney Bradford dari ruang kantornya, Emily membereskan barang-barang pribadinya ke tas tangan."Nona Emily, saya yang akan menggantikan Ron dan Thomas mengawal
Read more

Menghilang dari Toilet Wanita

"Max, aku sepertinya ingin ke toilet sebentar," pamit Emily seraya bangkit dari bangku penonton stadion United Center."Apa perlu kutemani, Em?" Max sudah bersiap-siap untuk berdiri.Emily pun tersenyum dan berkata, "Jangan anggap aku gadis kecil, Max. Aku bisa ke toilet sendiri, oke! Tunggu aku di sini saja."Sepasang mata dari balik kaca mata hitam yang sedari tadi memerhatikan Emily dari bangku sebelah timur stadion memicing dan pria itu pun tersenyum tipis. Dia ikut meninggalkan bangkunya lalu melangkah cepat menyusul wanita itu.Pria itu menunggu di depan dinding toilet wanita hingga Emily selesai melakukan apa pun yang ingin dia lakukan di dalam bilik toilet. Ketika daun pintu kayu toilet terayun membuka, tangannya langsung mencekal pergelangan tangan Emily dan menyeretnya meninggalkan stadion."Lepaskan tanganku! Siapa kau? Sepertinya kau salah orang!" cerocos Emily sambil mencoba menarik lepas tangannya dari cengkraman tangan yang sangat kuat serta menyakiti dirinya.Langkah t
Read more

Berselimut Kegelapan di Tengah Badai

Badai petir kembali melanda kota Chicago malam itu. Kilat menyambar-nyambar di langit membuat para penduduk kota itu yang masih berada di luar rumah segera pulang atau memilih untuk tetap berada di dalam gedung tempat mereka bekerja.Pihak perusahaan listrik kota Chicago memilih untuk mematikan aliran listrik di beberapa tempat bertegangan tinggi untuk menghindari konsleting yang akan mengakibatkan kebakaran. Hal itu membuat hampir seluruh kota diliputi kegelapan, hanya beberapa tempat yang memang memiliki power suply mandiri yang masih dapat menjaga terang bersinar di tempat mereka.Tepat ketika lampu dipadamkan di penthouse tempat tinggalnya yang berlantai 50 itu, Rayden menggendong tubuh ramping itu sekali lagi menuju ke atas ranjangnya sendiri. Wanita itu belum sadarkan diri dari efek chloroform yang terhirup di parkiran United Center.Tanpa kata dalam remang-remang cahaya di kamarnya yang hanya diterangi oleh kilat-kilat petir yang menyambar di langit, pria itu dengan perlahan me
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status