Home / CEO / Kerasukan, Berujung Menikahi CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Kerasukan, Berujung Menikahi CEO: Chapter 81 - Chapter 90

110 Chapters

Pria dari Masa Lalu

SasikiranaShit! Kenapa ketemu sama ini orang di sini? Mana sedang bersama dengan Bang Vian lagi. Perlahan pandangan beralih kepada suamiku. Dia tampak bingung melihatku dan pria yang berdiri di depan kami bergantian.“Kamu kenal, Sayang?” tanya Bang Vian dengan kening berkerut.Mampus, bisa-bisa ini orang terancam dipecat kalau Bang Vian tahu siapa dia. Aku juga baru tahu dia bekerja di sini. Kenapa bisa kebetulan begini sih?“Teman SMA, Bang,” jawabku sedikit berbohong.Apa kalian tahu siapa sebenarnya pria itu? Dia adalah satu-satunya orang yang pernah dekat denganku. Masih ingat dengan pacar tiga hari yang pernah kuceritakan? Ya, dialah orangnya.
Read more

Virus yang Meresahkan

MelvianoRapat internal dadakan diselenggarakan menjelang makan siang. Divisi ticketing dan CS operational diundang untuk menanggulangi masalah yang akan dihadapi jika virus Corona semakin menjadi. Kita tidak bisa prediksi apa yang akan terjadi ke depannya.“Vidya, panggilkan manajer keuangan ke sini,” titahku kepada Vidya yang duduk di samping.“Baik, Pak.”Gadis itu langsung berdiri, kemudian beranjak ke meja kerja untuk menghubungi manajer keuangan. Anggaran keuangan harus dihitung untuk antisipasi penumpang yang ingin dana dikembalikan secepatnya. Pihak maskapai biasanya akan memproses pengembalian dana terlebih dahulu paling cepat 14 hari kerja. Berarti harus ada dana perusahaan
Read more

Bimbang

SasikiranaBadan terasa sedikit pegal ketika kami tiba di daerah puncak. Villa keluarga Stanley ternyata besar dan mewah banget. Lokasinya juga jauh dari perumahan. Suasananya tenang dan asri. Banyak pohon rindang yang mengitari.Aku menghirup udara segar puncak dalam-dalam. Beda banget dengan Jakarta yang polusinya nggak main-main, tapi tetap saja menjadi magnet tersendiri buat kami para perantau untuk mengadu nasib.“Gimana, Dek? Kamu suka?” Bang Vian tiba-tiba memelukku dari belakang. Sekarang kami berada di balkon lantai dua villa.Kepala ini mengangguk ketika bersandar di dada bidangnya. “Sejuk banget. Pemandangan juga indah,” sahutku dengan pandangan mengitari hamparan hijau khas daerah perbukitan.“Semoga kamu
Read more

Di Antara Dua Pilihan

MelvianoSasi marah kepadaku setelah Mama Mariana tiba di sini. Dia langsung ke kamar dan mengurung diri sejak sepuluh menit yang lalu. Aku membiarkannya di kamar, agar ia memiliki waktu untuk menenangkan diri.“Bagaimana, Vian?” tanya Mama Mariana begitu melihatku turun lagi ke bawah.Aku menggelengkan kepala pertanda Sasi belum keluar dari kamar.“Biarkan dulu dia begitu, Ma. Paling nanti juga keluar. Mood-nya gampang berubah,” jawabku tersenyum kecut.Mama tertawa pilu mendengar perkataanku. “Sepertinya kamu jauh lebih memahami Sasi dibandingkan Mama,” lirihnya dengan kepala tertunduk.
Read more

Mencoba Berdamai dengan Masa Lalu

SasikiranaAku menangis di kamar setelah mendengar percakapan Mama dan Bang Vian. Ya, aku mencuri dengar pembicaraan mereka hingga Mama mengutarakan keinginan untuk menjadi relawan ke negara konflik. Sebesar itukah rasa bersalah, karena tidak membesarkanku dengan tangannya?Ya Tuhan, kenapa aku harus berada di dalam posisi sulit seperti ini?Lo egois, Sasi. Cuma pikirkan gimana perasaan sendiri. Apa lo nggak mikir gimana perasaan Mama selama ini? racau hatiku.“Mama ingin tahu siapa namanya? Usia berapa ia bisa berjalan? Seperti apa wajahnya ketika tumbuh remaja dan ….”“Dan kalau dia dewasa, Mama ingin tahu dengan siapa dia menikah?”
Read more

Kembali Merasakan Kehangatannya

MelvianoRasanya lega setelah Sasi mau berbicara dengan Mama Mariana. Sepertinya dia juga akan melupakan apa yang telah terjadi. Aku bisa melihat kekhawatiran dari sorot mata cokelat kehijauannya, ketika berbicara tentang rencana kepergian Mama ke Timur Tengah, setelah berpisah dengan Om Jhonny.Sekarang aku bisa fokus memikirkan masalah perusahaan yang ternyata semakin pelik. Vidya baru saja menginformasikan terjadinya pembatalan penerbangan secara besar-besaran, karena beberapa negara telah membatasi kedatangan dari luar negeri. Artinya sebentar lagi Indonesia juga akan melakukan hal yang sama. Virus Corona benar-benar mewabah di seluruh dunia sekarang.“Suruh bagian refund hati-hati dengan prosedur pengembalian dana yang akan disampaikan kepad
Read more

Annoying

SasikiranaSatu minggu telah berlalu sejak aku dan Mama berbaikan. Lega rasanya bisa menerima kehadiran beliau dalam kehidupanku. Setelah kembali dari New York, kami akan tinggal bersama layaknya keluarga.“Mama akan segera kembali, setelah semua selesai,” ujar Mama sebelum melangkah ke dalam gate pada hari keberangkatan.Saat mengantarkan Mama ke bandara, aku nggak mau bertemu dengan Om Jhonny. Alhasil, Bang Vian yang menemaninya sampai gate masuk. Sementara aku dan Mama menyusul di belakang. Kami juga berangkat dengan mobil yang berbeda.Sulit banget untuk memaafkan orang yang telah merebut Mama dariku dan P
Read more

Prasangka

Melviano“Eh, siapa sih itu yang lagi sama Pak Michael? Ganteng banget ya.” Terdengar celotehan karyawan perempuan saat aku menunggu lift yang akan naik.“Itu Team Leader bagian refund. Namanya Satria. Kenapa? Naksir?” tanggap karyawan pria entah siapa.Radar langsung menyala saat mendengar nama mantan tiga hari Sasi disebut. Dia sedang ada di ruangan CCS? Buat apa?“Wajahnya itu loh, gemesin banget. Mirip sama Stefan William,” timpal satunya lagi.“Keturunan juga ya?”Aku mulai meradang ketika mereka memuji mantan pacar istriku itu. Kenapa pujian-pujian itu begitu meng
Read more

Permainan Tarik Ulur

SasikiranaTingkat kepekaan suamiku ternyata minus sekian. Masa nggak sadar dengan gelagat aneh sekretarisnya? Firasatku mengatakan Vidya suka dengan Bang Vian. Coba kalian pikir, buat apa dia datang dan berbohong waktu menjemputku ke apartemen, tepat dua jam sebelum kami menikah? Selain itu apalagi yang bisa membuat persahabatan dua orang perempuan retak, jika bukan mencintai pria yang sama?Aku berdecak sambil geleng-geleng kepala. “Abang ternyata nggak peka. Payah deh,” ledekku mengacungkan ibu jari ke bawah.“Kalau dugaan kamu benar ya biarkan aja. Yang penting saya nggak punya perasaan apa-apa sama Vidya,” tanggap Bang Vian santai.“Serius nggak ada? Masa sih sedikit pun nggak ada rasa suka? Dia udah lama loh ikut Abang kerja. Sama-sama terus tiap hari, bera
Read more

Misi yang Belum Terselesaikan

MelvianoKedatangan Michael menyelamatkanku dari kegalauan hati. Entah kenapa terasa kesal mendengar tanggapan Sasi saat aku mengajukan pertanyaan untuk mengujinya. Bukan itu yang diharapkan. Setidaknya dia bisa memberi jawaban yang lebih menenangkan, seperti:“Kalau begitu saya akan berusaha bikin Abang jatuh cinta.”Atau,“Jangan berandai-andai dulu. Bisa jadi besok benih-benih cinta tumbuh di hati Abang.”Apa yang diucapkan Sasi benar-benar di luar dugaan. Ternyata aku belum mengenalnya dengan baik. Sungguh wanita yang unik dan tidak bisa ditebak.“Gimana mau siap nikah? Orang masih ditempelin sama roh cowok.” Respons Sasi terhadap perkataan Michael barusan juga m
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status