Home / CEO / Kerasukan, Berujung Menikahi CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kerasukan, Berujung Menikahi CEO: Chapter 61 - Chapter 70

110 Chapters

Diana vs Dania

SasikiranaEmpat jam sebelumnya“Kamu bisa lihat makhluk halus?” desis Tante Diana melihatku nggak percaya.Kepala ini mengangguk pelan. “Bisa, Tan. Dari awal bertemu, saya udah curiga. Ada yang nggak beres.”Tante Dania melihatku dengan mata memerah. Terlihat amarah yang sangat besar dari pancaran indra penglihatannya. Tiba-tiba terasa hawa dingin membuatku nyaris menggigil.“Tempat Tante bukan di dunia lagi. Kenapa nggak mau terima kenyataan kalau Tante itu udah meninggal?” kataku menahan volume suara agar nggak menarik perhatian pengunjung lainnya.Tante Diana hanya diam mendengar perkataanku. Beliau mengeratkan genggaman di jemari kami yang saat ini saling bertau
Read more

Kegelisahan Sasi

MelvianoKenapa Sasi melontarkan pertanyaan yang sama sekali tidak masuk akal? Apakah aku akan membiarkan Kalila mengambil alih kehidupannya? Itu adalah pertanyaan terkonyol yang pernah didengar.Aku melonggarkan pelukan, kemudian menggenggam bahu mungilnya. Pandangan mengitari wajah Sasi yang begitu gelisah. Kenapa dia menjadi seperti ini?“Ada apa, Dek? Kenapa tiba-tiba tanya tentang itu?” tanyaku bingung.“Jawab, Bang. Apa Abang akan membiarkan Kalila mengambil alih tubuh saya? Abang ‘kan cinta banget sama dia, sama kayak Om Jhonny yang cinta banget sama Tante Dania,” lontar Sasi mulai terisak.Tangan ini segera menyeka bulir bening yang meluncur di pipinya. Aku mulai paham. Mungkin Sasi menjadi sensitif seperti in
Read more

Sekilas Percakapan Aneh

SasikiranaTiba-tiba aku terbangun dengan napas yang nggak beraturan. Mimpi apalagi barusan? Kenapa belakangan ini mimpiku aneh? Dua malam berturut-turut bermimpi mengalami kecelakaan dan tadi malam sepertinya aku bertengkar dengan seorang wanita, tapi nggak tahu wajahnya karena samar.“Kenapa, Dek? Mimpi buruk lagi?” Terdengar suara serak Bang Vian.Aku menoleh ke kiri, kemudian mengangguk pelan. “Sekarang mimpinya beda lagi, Bang. Saya bertengkar dengan seorang perempuan, tapi wajahnya nggak kelihatan. Dia marah banget sama saya.”Bang Vian menarik tangan ini, sehingga tubuhku kembali berbaring dengan kepala berada di atas dada bidangnya. Kulit kami saling bersinggungan begitu saja. Ya, sejak tiga hari belakangan kami cukup sering melakukannya, walau cuma sebelum tid
Read more

Sebuah Kenyataan Pahit

MelvianoAku duduk menatap nanar layar monitor yang menampilkan foto seorang perempuan muda berusia sekitar dua puluh enam tahun. Foto itu baru saja dikirimkan oleh detektif yang disewa tiga hari yang lalu. Hasil penyelidikan telah dikirimkan melalui email.“Tidak ada karyawan bernama Diana Sukmawati yang pernah bekerja di sini, Pak,” info dari detektif dua jam yang lalu.Pada awalnya aku sempat bingung dan meminta detektif untuk menyelidiki lagi. Setelah melihat foto ini, rasa heran terjawab sudah. Pantas saja tidak ada karyawan bernama Diana Sukmawati.Perasaan bercampur aduk ketika melihat foto tersebut. Walau lawas, namun masih terlihat jelas. Apalagi detektif mengirimkan scan foto, sehingga tampak lebih bersih.Ya Tuhan, aku h
Read more

Berbagai Keanehan

SasikiranaHari ini adalah hari pertemuan dengan Tante Diana. Setelah mengalami perdebatan sengit, aku membiarkan Bang Vian ikut bertemu dengan beliau. Suamiku tipe pria yang pantang menyerah. Lihatlah pada akhirnya dia bisa mewujudkan kemauannya. Mulai dari memintaku agar setuju menikah dengannya hingga bisa memiliki diri ini utuh.Ya, pernikahan yang pada awalnya hanya di atas kertas, kini menjadi sungguhan meski tanpa cinta. Bisakah aku masuk ke dalam hati Bang Vian secara perlahan dan menjadi satu-satunya wanita yang dicintainya?Belakangan ini, Bang Vian terlihat sedikit aneh. Dia sering melamun entah sedang memikirkan apa. Tidur pun gelisah dan nggak tenang. Ada apa dengan suamiku?“Bang,” panggilku setelah berpakaian rapi.&ldqu
Read more

Sebagian dari Kebenaran

MelvianoJujur, ada rasa deg-degan menjelang bertemu dengan Tante Diana. Khawatir jika beliau sudah mengetahui semuanya. Apalagi melihat tatapannya saat memandangi Sasi. Kenapa aku jadi egois seperti ini?Aku hanya bisa mengamati kedua wanita yang saling berpelukan itu. Tante Diana seperti membisikkan sesuatu, tapi tak bisa kudengar. Setelah pelukan melonggar mereka saling berbagi pandang.“Tante sudah tahu tentang kamu, Sasi.” Tante Diana kembali memegang dagu mungil istriku. “Beberapa orang yang Tante kenal di resort, bercerita tentang keluargamu.”Kening ini berkerut mendengar perkataan Tante Diana. Apakah itu artinya beliau sudah tahu siapa Sasi?“Tante kenal dengan Mama saya?” tanya Sasi tanpa bisa menutupi
Read more

Banyaknya Kesamaan

SasikiranaMalu banget rasanya. Masa tiba-tiba sakit perut pas asik-asik ngobrol?! ‘Kan nggak lucu. Parahnya lagi begitu tiba di toilet ternyata ada yang datang ‘bertamu’. Untung bawa pembalut untuk jaga-jaga. Memang sudah jadwalnya sih.Kira-kira reaksi Bang Vian gimana ya kalau tahu aku lagi datang bulan? Pasti itu muka bakalan ditekuk, karena dia sudah punya rencana malam ini. Kasihan.Beberapa langkah mencapai pintu kaca pembatas ruang VIP tempat Tante Diana dan Bang Vian berada, aku melihat mereka seperti sedang terlibat pembicaraan serius. Mungkin membahas Om Jhonny. Tante Diana juga tampak menangis sampai menyeka air mata dengan tisu.“Maaf lama, Tan. Sakit perutnya nyampur sih,” ucapku begitu melangkah ke dalam ruangan.
Read more

Cocoklogi

MelvianoDua jam yang lalu“Kamu sudah tahu, Vian?” desis Tante Diana dengan suara tertahan.Aku menganggukkan kepala. “Beberapa hari yang lalu, aku menyewa detektif untuk menyelidiki. Pada awalnya aku meminta mereka mencari tahu tentang Tante, karena Sasi penasaran apakah Tante bekerja di tahun yang sama dengan Mamanya atau nggak,” jelasku menceritakan sejujurnya.Tante Diana menangkup kedua tangan di depan dada dengan mata mulai berkaca-kaca.“Kemarin lusa aku menerima laporan, detektif bilang nggak ada karyawan bernama Diana Sukmawati yang bekerja di Awera Resort. Setelah itu mereka mengirimkan foto Ibu Sasi sesuai dengan permintaan Sasi.” Aku menarik napas panjang ketika tubuh kembali bersandar di punggung k
Read more

Berusaha Menyangkal

SasikiranaKenapa sih jadi kegeeran? Bisa jadi memang hanya kebetulan saja. Lagi pula nggak mungkin Tante Diana adalah Mamaku. Papa nggak mungkin bohong, apalagi sampai bilang Mama sudah meninggal. Aku menggelengkan kepala dengan cepat, menghalau pikiran yang semakin nggak menentu.“Saya hanya bingung aja dengan persamaan itu,” kataku beberapa saat kemudian.Bang Vian membelai rambut samping kepalaku sambil memandang netra ini bergantian. “Dek, saya mau tanya sesuatu. Kamu harus jawab dengan jujur.”Aku mengangguk mantap.“Kita berandai-andai ya?”Kepala ini kembali bergerak ke atas dan bawah.“Andai kamu berada di
Read more

Luapan Kemarahan

MelvianoPapa menyimpan sesuatu yang menyebabkan beliau masih terikat dengan ruang kerja? Apa itu? Kenapa tidak ada satu orang pun di rumah ini yang mengetahuinya?Selama tiga hari ini, aku dan Sasi memikirkan kemungkinan di mana Papa menyimpan benda yang dimaksud? Tapi tidak ada petunjuk yang kami dapatkan sampai sekarang. Aku juga sudah memeriksa rak buku, lemari dan meja tetap tidak menemukan apa-apa.“Abang bener-bener nggak ingat apapun?” Sasi bertanya ketika kami dalam perjalanan menuju kantor.Aku menggelengkan kepala. “Papa nggak pernah bilang apa-apa tentang itu, Dek.”Dia bergumam sambil mengetuk ujung jari telunjuk di dagu. “Ya udah, biar saya yang ngomong sama Papa aja nanti. Tapi Papa maunya berdua aja, u
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status