Home / CEO / Kerasukan, Berujung Menikahi CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Kerasukan, Berujung Menikahi CEO: Chapter 71 - Chapter 80

110 Chapters

Fakta yang Tidak diharapkan

SasikiranaPerut tiba-tiba sakit selesai menerima panggilan dari seorang pelanggan yang mengalami kendala pemesanan. Kalian tahu gimana susahnya aku menahan rasa melilit di perut ini saat telepon berlangsung? Luar biasa, bulu halus di sekujur tubuh sampai merinding.Setelah meminta izin kepada RTFM, aku langsung beranjak ke luar ruangan. Aku mengeluarkan ponsel dari dalam saku ketika berada di bilik toilet. Seperti biasa aplikasi pertama yang dibuka adalah whatsapp. Barangkali ada pesan masuk dari Anin yang ingin mengajak bertemu, karena sudah lama nggak pergi ke luar sama-sama.Kelopak mata auto melebar waktu melihat pesan masuk dari kontak Tante Diana. Senyuman langsung terukir di paras saat membacanya.Tante Diana: Maaf Tante chat, karena tahu sekarang kamu pasti sedang be
Read more

Rasa Takut Kehilangan

Melviano Sejak tadi siang perasaanku sangat kacau, pikiran juga tidak jernih. Bayangan akan kehilangan Sasi menjadi begitu menakutkan menjelang pertemuannya dengan Tante Diana. Ah, mungkin sudah seharusnya aku memanggil beliau dengan sebutan Mama Mariana. Bagaimana kehidupan ini jika Sasi menjauh, setelah apa yang dilakukan oleh pamanku sendiri? Apakah aku akan kembali seperti sebelum bertemu dengannya? Ya Tuhan, cobaan apalagi yang akan dihadapi? Ketika dalam perjalanan pulang, sebuah panggilan masuk dari Franky. Aku menekan tombol terima yang ada di layar monitor dashboard mobil. “Ya, Frank?” sahutku lesu. “Lemes amat, Mel? Pasti nggak dikasih jatah sama
Read more

Kekecewaan Mendalam

Sasikirana“Saya adalah Mama kamu, Sasi. Mariana Kusuma.”Pengakuan Tante Diana lima menit yang lalu bagaikan petir yang menyambar tubuh ini, hingga menghasilkan daya puluhan ribu volt. Saking besarnya membuat tubuh ini seakan mendapatkan tegangan tinggi nyaris sekarat. Terserah kalian menganggapku berlebihan. Faktanya memang seperti itu.Tante Diana memandangku dengan derai air mata. Tampak kerinduan mendalam dari caranya menatap. Beliau menunggu rangkaian kata yang keluar dari bibir ini.“Tante nggak lagi bercanda, ‘kan?” tanggapku akhirnya memecah keheningan.Aku bahkan nggak bisa tersenyum ketika mengucapkannya. Bagaimana jika Tante Diana serius dan foto yang ada di liontin ini benar-benar foto Papa dan dirinya? B
Read more

Don't Leave Me

MelvianoBegitu mendapatkan telepon dari Mama Mariana, aku langsung bergegas pergi dari restoran. Franky sempat ikutan panik dan berniat pergi denganku mencari Sasi, namun kutolak. Dia sendiri harus menjaga stamina dan kesehatan, karena akan menjalani program bayi tabung.Ke mana harus dicari istriku? Rumah. Ya, aku harus pulang terlebih dahulu. Barangkali dia ada di sana.Sepanjang perjalanan menuju rumah, aku berusaha menghubungi Sasi tapi tidak mendapatkan jawaban. Entah berapa kali kucoba menghubunginya, tetap tidak diangkat.“Jangan tinggalkan saya, Dek,” gumamku mengeratkan genggaman pada stir mobil. Perasaanku bercampur aduk sekarang. Marah pada diri sendiri, khawatir dengan keadaan Sasi dan takut kehilangannya.Aku mencoba mene
Read more

Kekesalan Sasi

Sasikirana Sungguh bingung dengan Bang Vian. Bisa-bisanya berpikir aku akan meninggalkan dirinya, karena kejadian ini. Bukankah dia pengusaha andal yang seharusnya bisa mempelajari karakter orang? Kenapa jadi mengira aku nggak bisa memilah masalah? Fakta bahwa paman Bang Vian telah mencuri Mama dariku, benar-benar membuat diri ini marah. Apalagi setelah apa yang dilalui bersama Papa. Belum lagi kenyataan lain, wanita yang telah melahirkanku jatuh cinta kepada si Penculik. Tapi itu bukan berarti aku harus berang juga dengan Bang Vian, kemudian meninggalkannya. Dia nggak salah apa-apa, kenapa aku harus pergi menjauh darinya? Kesal juga nih lama-lama sama Bang Vian. Dia belum mengenal siapa Sasikirana, jadi sekalian aku kerjai saja. “Jika Abang berpikir saya akan tinggalkan Abang karena masa
Read more

You Came into My Life to Change Me

MelvianoSejak keluar dari kamar mandi sampai selesai makan malam, Sasi lebih banyak diam. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Apa yang terjadi hari ini pasti sangat berat baginya. Kasihan istriku.Apa kalian tahu betapa takut diri ini ketika ia mengatakan benar-benar akan meninggalkanku? Tubuh ini terasa lemas membayangkannya. Sungguh tidak sanggup jika hal itu terjadi untuk kedua kalinya. Cukuplah kehilangan Kalila dan aku tidak mau kehilangan Sasi juga.“Kamu kenapa sih dari tadi diam aja? Bukannya mau dengar cerita saya? Cerita yang mana?” Aku membuka percakapan saat bersandar di headboard tempat tidur.Sasi menoleh kepadaku beberapa lama, sebelum merebahkan kepala di atas paha ini.
Read more

Berusaha Meyakinkan Mama Fani

SasikiranaPerlahan mata mulai mengerjap berusaha untuk terbuka. Susah banget bangun pagi ini, apa karena tadi malam tidur nggak nyenyak? Rentetan kejadian, mimpi buruk hingga penglihatan yang ditunjukkan oleh Kalila kemarin memenuhi isi kepala, sehingga mata susah untuk dipejamkan. Bang Vian nggak tahu kalau tadi malam, aku bangun lagi setelah dia tidur.“Kalila nggak hamil, Dek.” Itulah jawaban yang didapatkan dari suamiku, atas pertanyaan sebelum tidur.Menurut cerita Bang Vian, dua bulan sebelum Kalila meninggal, keduanya memang sedang program kehamilan. Tapi hingga almarhumah istri suamiku meninggal, hal itu belum terwujud.Berarti memori siapa yang diperlihatkan Kalila kemarin? Nggak mungkin kenanganku atau penglihatan masa depan, ‘kan? Karena nggak ada seorangpun
Read more

Ancaman

MelvianoOm Jhonny datang tepat waktu. Beliau bisa menceritakan yang sebenarnya kepada Mama, agar percaya bahwa Sasi dan Mama Mariana bisa melihat makhluk halus. Semoga saja setelah mendengar penjelasan dari Om, Mama jadi percaya.Ternyata aku belum bisa merasa lega dengan kedatangan Om Jhonny. Samar-samar terdengar tarikan napas berat dari samping kiri. Kepala ini menoleh ke tempat Sasi duduk dan melihatnya menatap tajam Om Jhonny. Amarahnya seakan berlipat-lipat sekarang.Sebelum tahu mengenai siapa Tante Diana sebenarnya, Sasi sudah enggan bertemu dengan Om Jhonny. Apalagi sekarang setelah tahu, pria itu merebut sang Ibu dari dirinya.“Syukurlah kamu datang, Jhon. Aku hampir pusing mendengar cerita yang tidak masuk akal dari mereka berdua,” ujar Mama begitu melihat Om Jhonny mu
Read more

Bang Vian yang Dominan

Sasikirana“Selangkah kamu keluar dari pintu kamar tanpa izin saya, kamu bukan istri saya lagi!”Kalimat yang dilontarkan Bang Vian membuat langkah kaki ini langsung berhenti. Aku memutar tubuh dengan pelan dan memberinya tatapan protes. Kenapa sih dia begini banget? Nggak ngerti apa yang dirasakan istrinya?Coba kalian bayangkan, orang yang telah merebut Mama ada di rumah ini dan ingin berbicara denganku. Jujur, aku benar-benar emosi ketika melihat Om Jhonny muncul di sini. Ya, aku sadar diri dengan posisi sebagai menantu, oleh karena itu lebih memilih menghindar dan puncak adalah tempat terbaik.“Abang jahat!” tuduhku dengan wajah mulai berkerut menahan tangis.“Kamu keras kepala, Sasi,” balas Bang Vian sepert
Read more

Go Public

MelvianoAku memperlambat laju kendaraan, kemudian meminggirkannya.“Virus apa?” tanyaku kepada Vidya.Sasi juga tampak penasaran dengan virus yang dimaksud oleh sekretarisku itu.“Virus Corona, Pak. Sekarang terjangkit di Wuhan jadi pada waspada. Kabarnya ada yang sudah sampai ke Beijing juga,” papar Vidya lugas seperti biasa.Aku dan Sasi saling berbagi pandang dalam kebingungan. Kenapa tidak tahu tentang berita besar ini?“Kamu pernah dengar beritanya, Dek?” bisikku kepada Sasi.Dia menggelengkan kepala, karena tidak terlalu suka menonton berita sama sepertiku. Isi berita online dan televisi banyak yang membuat pusing.
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status