Home / CEO / Kerasukan, Berujung Menikahi CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Kerasukan, Berujung Menikahi CEO: Chapter 91 - Chapter 100

110 Chapters

Cerita yang Tak Terduga

SasikiranaVidyaaa!!! Sumpah ini orang semakin annoying banget. Kalian tahu apa yang baru saja dilakukannya? Dia sengaja membuatku nyaris terjatuh dengan kakinya. Shit!Untung saja Bang Vian cekatan, sehingga bisa menarikku ke posisi berdiri lagi. Suami siaga juga ternyata.“Ada apa, Dek? Kenapa bisa tersandung?” tanya Bang Vian heran.“Ini, Bang. Ada orang yang nggak sopan mau coba sandung kaki saya.” Aku mengerling sinis kepada Vidya. “Untung punya suami siaga, jadi tahu kalau istrinya mau jatuh.”Astaga kenapa aku jadi emosi begini? C
Read more

Merindu

MelvianoDua hari setelah rapat internal Liburan.com diselenggarakan, tim HRD bekerjasama dengan masing-masing supervisor divisi mulai menyeleksi karyawan kontrak yang akan diberikan tawaran untuk pindah ke perusahaan outsourcing. Keputusan ini benar-benar sulit dilakukan, mengingat karyawan tidak lagi mendapatkan fasilitas seperti sebelumnya.Hari ini, aku dan Sasi akan bertemu dengan Michael dan calon istrinya. Wanita yang akan dinikahi oleh bawahanku itu tidak bisa datang pada hari yang telah ditentukan.“Bagusnya saya pakai baju apa ya?” tanya Sasi menyentakkan lamunan.Sejak tadi istriku uring-uringan memikirkan pakaian yang akan dikenakan nanti. Padahal dia selalu terlihat cantik mengenaka
Read more

Mencari Jalan Keluar

SasikiranaAkhirnya roh yang menempel dengan calon istri Pak Michael sudah pergi, setelah aku menyampaikan pesannya kemarin. Satu per satu tugas yang kerap dilakoni selesai, sekarang tinggal roh Kak Linda, Papa Jason dan Kalila. Aku menganggapnya sebagai tugas, karena gimanapun mereka harus pergi ke tempat yang seharusnya.Setelah menangani roh Kak Linda, aku harus memikirkan cara agar Bang Vian mengizinkanku bertemu dengan seseorang di daerah Sukabumi. Mama bilang ada orang pintar yang bisa membantu mematahkan sihir, agar membuat Kalila bisa berbicara lagi. Hingga saat ini, aku belum menemukan alasan yang akan diberikan.Sejak kembali dari pertemuan dengan Pak Michael dan Tiara kemarin, Bang Vian lebih banyak diam. Saat kami bercinta tadi malam juga, dia nggak kayak biasa. Hanya dua babak, selesai. Padahal sebelumnya bisa nambah berkali
Read more

Penyangkalan Cinta

MelvianoSetelah Sasi memasuki rumah tersebut, aku mencoba untuk tidur. Mengemudi dari Jakarta menuju Sukabumi cukup melelahkan, apalagi setelah ini harus kembali lagi ke Jakarta. Apa menginap saja malam ini terlebih dahulu? Sekalian ganti suasana.Selang lima belas menit kemudian, rasa kantuk tak kunjung tiba. Mata tidak bisa dipejamkan. Mungkin karena ada begitu banyak hal yang ada di pikiran, mulai dari perusahaan hingga rasa rindu kepada Kalila. Ya, meski saat ini memiliki Sasi namun Kalila tetap bersemayam di hatiku.Aku mengedarkan pandangan melihat sekitar dari kaca jendela. Suasananya terasa tenang dan nyaman. Tangan menekan tombol untuk menurunkan jendela. Semilir angin hadir menyapa kulit, sehingga aku segera mematikan AC yang menyala sejak tadi.Deringan ponsel membuyarkan konsentr
Read more

Sisi Lain Bang Vian

Sasikirana“Apa maksudnya Mbak Kalila memberi peringatan kepada saya, Ni?”Aku masih belum paham dengan perkataan Nini barusan. Bukankah sebelumnya Kalila seperti cemburu dan marah denganku?“Kita akan tahu setelah membuka segel yang dilekatkan pada roh Kalila,” sahut Nini sembari menggamit kepada Kalila.Roh yang mengenakan gaun putih itu mendekat kepada Nini. Dia berdiri tepat di samping wanita paruh bawa tersebut.Nini menutup mata dengan bibir bergerak entah sedang melafalkan apa. Aku hanya bisa duduk diam di seberang meja sambil lesehan. Lebih baik melihat daripada banyak bertanya.Nggak lama kemudian, Nini berdiri seraya mengulurkan tangan tepat di depan wajah Kalila. Dia
Read more

Pikiran yang Sedang Kalut

MelvianoTak pernah terpikir olehku Om Jhonny akan pergi untuk selamanya dalam waktu dekat. Covid-19 telah merenggut nyawa pria yang menyayangiku layaknya anak sendiri. Ya, karena tidak memiliki buah hati, Om Jhonny mencurahkan kasih sayangnya kepadaku. Seperti yang pernah dikatakan sebelumnya, di antara saudara Papa, beliaulah yang tulus terhadapku.Ketika mendengarkan kabar buruk tadi sore, aku nyaris tidak bisa mengemudi. Tubuh menjadi lemas dan jiwa juga seolah terbang. Apa yang kurasakan sekarang, hampir sama dengan waktu Papa meninggal lima belas tahun yang lalu. Beruntung Sasi mampu menenangkan, sehingga aku bisa lagi mengemudi hingga akhirnya tiba di Jakarta dengan selamat.“Abang minum ini dulu.” Sasi menyerahkan teh telur yang dibuatkan untukku. Katanya bagus untuk stamina, apalagi kondisiku sekarang sedang tidak ba
Read more

Tabir yang Mulai Terungkap

SasikiranaUdara di sekitar seakan lenyap ketika Bang Vian mengulangi kalimat yang kuucapkan kemarin, setelah tabir yang menutupi Kalila dibuka. Kenapa dia bisa mengetahuinya dengan detail? Apakah dia mendengarnya?Guncangan di bahu ini membuatku tersentak. Napas yang tersendat berubah menjadi cepat. Aku menelan ludah sambil melirik Kalila.“Jangan katakan yang sebenarnya, Sasi. Kumohon,” pintanya dengan kedua tangan menyatu di depan dada.“Jawab saya, Sasi! Jujur!!” sergah Bang Vian nggak sabar.Aku kembali melihat kepadanya.Bang Vian memandangku dengan sorot menuntut berbalut kecewa. Sklera matanya juga tampak memerah. Bulir bening juga mulai tergenang di sana. Apakah aku har
Read more

Pria Brengsek Berpikiran Picik

MelvianoPerasaanku menjadi tak menentu selepas kepergian Sasi beberapa jam yang lalu. Aku bahkan tidak menahan atau mencegahnya pergi, seperti sebelumnya. Kekecewaanku begitu mendalam, karena dibohongi mentah-mentah oleh wanita itu. Bagaimana bisa seorang Melviano Stanley dibodohi olehnya?Sungguh tak bisa dibayangkan bagaimana perasaan Kalila ketika melihatku dan Sasi tertawa, bermesraan, berciuman dan bercinta. Apa yang ada di pikirannya ketika mendengar kata-kata manis yang terucap untuk istri keduaku itu? Semua membuatku frustasi.“Maafkan aku, Kal,” ucapku lagi dengan penuh rasa bersalah, “andai tahu kamu masih ada di sini, aku nggak akan menikah lagi.”Rasa kecewa yang begitu mendalam membuatku kesal dan marah. Sasi benar-benar berhasil mempermainkanku.
Read more

Menemukan Sahabat Lainnya

SasikiranaAku termenung melihat kerlipan lampu gedung kota Jakarta dari ketinggian apartemen. Apa kalian tahu di mana saat ini aku berada? Apartemen yang dulu pernah ditempati oleh Kalila sebelum menikah dengan Bang Vian. Roh Kalila mengajakku tinggal di sebuah flat yang sudah lama nggak berpenghuni. Daripada menyusahkan Anin, lebih baik tinggal di sini untuk sementara waktu.Rasanya begitu sepi nggak ada Bang Vian dan Mama Fani. Hanya ada Kalila yang sejak tadi mengikuti ke mana diri ini pergi. Seperti yang dikatakannya tadi siang, dia akan melindungiku dari orang yang ingin berniat jahat.“Aku berusaha memberi petunjuk sama kamu, Sasi. Frustasi banget nggak bisa ngomong dan ceritakan semuanya,” tutur Kalila saat berada di pantai beberapa
Read more

Kembali Merasa Kehilangan

MelvianoMata perlahan mulai mengerjap ketika sinar matahari menembus tirai kamar. Tangan bergerak ke samping kanan tempat tidur mencari keberadaan Sasi, namun hanya hampa yang didapat. Desahan keluar dari sela bibir ketika menyadari dia tidak ada di sini sejak tadi malam.Ke mana istriku pergi? Bahkan telepon dariku tidak pernah dijawab. Kepala terasa berat ketika beranjak ke posisi duduk. Tiga gelas whiskey mampu membuatku hampir kehilangan kesadaran. Beruntung petugas bar mencarikan supir pengganti untukku, sehingga bisa pulang dengan selamat. Aku juga bersyukur Mama sudah tidur tadi malam, sehingga tidak ada pertanyaan mengenai Sasi.Aku mengurut pelipis untuk mengurangi rasa pusing, sebelum bangkit menuju kamar mandi. Tilikan mata kembali berpinda
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status