Hari Jumat. Gedung Firma Hukum milik keluarga Lehnserr tengah memberlakukan protokol baru. Perubahan ruangan-ruangan pegawai yang menjabat, serta transfer berkas lama ke kantor arsip Kejaksaan Agung akan dilakukan hari itu. Tanpa mengetuk, salah satu pintu ruangan dibuka pelan, "Hei." Lorna melirik tajam, "Mau apa?" Aneh. Lorna mengira jarak pertemuannya dengan Alex akan berkisar dua minggu, atau bahkan lebih. Bisa jadi mereka tak akan bertemu lagi, mengingat sama-sama dirundung kesibukan. Namun– tak sampai 48 jam berlalu, iris gelap kembali menatap netra terang. Lorna mengucap sumpah serapah dalam hati karena terlalu mabuk semalam, berakibat dirinya harus berurusan dengan orang ini lagi. "Galak." Alex tersenyum miring, bibir manisnya didekatkan pada telinga si gadis. "Kemarin malam saja sampai memohon-mohon minta disentuh."
Read more