Malam itu, aku tengah sibuk membereskan beberapa baju yang akan dibawa ke rumah kontrakan Mas Fadil bersama si kecil. Sedangkan dua anakku yang lain, akan dititipkan di rumah ibu. Memang berat meninggalkan kedua anakku yang masih butuh perhatian dan masih sekolah. Namun, demi masa depan mereka, aku harus mengikuti Mas Fadil agar bisa mengambil hatinya kembali. "Nggak usah banyak-banyak, secukup nya saja," ujar Mas Fadil seraya menatapku lekat. "Iya, Mas," jawabku sambil mengangguk. Lelaki itu pun kembali mnemainkan gawainya. Ia tampak asyik masyuk dengan dunia yang ada di layar benda pipih itu'Ini adalah perjuangan terakhirku, Jjka sampai hari raya idul fitri, Mas Fadil tidak kembali seutuhnya. Aku akan menyerah, mungkin dia bukan takdirku lagi,' gumamku didalam hati sambil menatapnya lekat. Malam itu, aku pergi ke rumah ibu untuk berpamitan dan menitipkan kedua anakku. "Bu nitip
Last Updated : 2021-08-23 Read more