“Kamu sudah ingat, Nak?” Bunda Adelia seakan tak percaya.“Iya Linara ingat lah, Bundakan. Bunda Adelia, Bunda kesayangan Linara.” Seketika raut wajahnya berubah, menampakan Linara yang seperti dahulu.Bunda begitu bahagia, memeluknya dengan hangat, “Bunda yakin, Kamu tidak akan pernah melupakan Bunda,” Ujarnya sambil mengecup Linara.“Linara tidak pernah melupakan Bunda, kenapa sih Bunda ngomong kaya gitu?” Jawab Linara sedikit mengerucutkan bibirnya.Bunda Adelia menangkup wajah Linara, menatapnya dengan penuh haru, “Tidak sayang, Bunda hanya bilang terima kasih sudah bertahan hingga sekarang,”Meskipun perkataan Bunda yang tidak dipahami sepenuhnya oleh Linara, tapi pelukan Bunda membungkam semua rasa ingin tanyanya. Perasaan nyaman memeluk hangat sang Bunda, rasa aman dan tentram seakan mengalir begitu saja pada diri Linara. Entah apa yang terjadi sebelumnya
Read more